Oleh : Putri Asriyani ———————
Bagi sebagian orang nongkrong terkesan menghabiskan waktu dan tidak ada manfaatnya. Apalagi jika nongkrongnya di angkringan, kedai kopi, kafe atau tempat asyik lainnya. Menghamburkan uang sudah pasti, karena tidak mungkin ketempat-tempat tersebut hanya sekedar ngobrol ngalor-ngidul tanpa pesan makanan dan minuman. Nongkrong mempunyai sisi positif yang harus dipahami, yaitu sebagai ajang silaturahmi. Saat ada teman ngajak nongkrong, sudah pasti maksudnya adalah untuk menjaga silaturahmi. Hanya saja, agar benar-benar dimaknai sebagai silaturahmi sebaiknya obrolan yang dibahas adalah mengenai hal-hal yang bermanfaat tidak bertujuan untuk ghibah apalagi saling menyakiti. Hindari saling mengunggulkan cerita diri, cari topik-topik yang menarik misalnya mengenang apa saja yang sudah dilewati bersama-sama. Diantara manfaat silaturahmi disebutkan dalam Surat An-Nisa’ ayat 36 yang artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (An-Nisa’:36). Read more
Perilaku Prolingkungan di Masa Pandemi Covid-19
/in Syiar Islam/by Widodo Hesti PurwantoroOLeh : Thobagus Mohammad Nu’man (Dosen Prodi Psikologi) —-
Semenjak awal tahun 2020 dunia dihebohkan dengan adanya virus New corona yang lebih dikenal dengan COVID-19 (corona virus diseas-19). Pada tanggal 11 Maret 2020, secara resmi World Health Organization (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai pandemi global. Penetapan status pandemi tidak terlepas dari penyebaran COVID-19 yang sangat luas. Tidak kurang dari 126.000 orang di 123 negara, di seluruh benua dari Asia, Australia, Eropa, AS, hingga Afrika. Read more
Teliti Media Layanan Publik Alternatif, Masduki Raih Hibah Penelitian Komunikasi Perkotaan
/in Berita Sorotan/by Widodo Hesti PurwantoroMelalui penelitiannya yang berjudul From Street Art to Social Media: In Search of Alternative Public Service Media for Urban Javanese in the City of Yogyakarta, Indonesia (Dari Seni Jalanan ke Media Sosial: Mencari Media Layanan Publik Alternatif untuk Masyarakat Urban di Kota Yogyakarta, Indonesia), Dr.rer.soc. Masduki, S.Ag., M.Si., M.A berhasil tampil sebagai pemenang Urban Communication Research Grant 2020 yang diselenggarakan oleh The International Association for Media and Communication Research (IAMCR) dan The Urban Communication Foundation (UFC). IAMCR merupakan asosiasi profesional global para peneliti media dan komunikasi yang pendiriannya difasilitasi oleh UNESCO pada tahun 1957. Asosiasi ini mempromosikan penelitian media dan komunikasi di seluruh dunia, dan menggelar konferensi tahunan yang dihadiri 1500 lebih akademisi komunikasi. Berkantor di Oregon, Amerika Serikat, IAMCR saat ini memiliki anggota aktif lebih dari 2.700, terdiri dari akademisi komunikasi dari lebih 100 negara di dunia. Read more
Sebuah Refleksi Penerapan Sikap Adil Guru-Siswa
/in Syiar Islam/by Widodo Hesti PurwantoroOleh : Ista Maharsi, S.S., M.Hum (Dosen Prodi PBI) —-
Manusia tidak akan pernah bisa hidup sendiri karena manusia tidak akan merasa cukup dengan dirinya. Dengan kondisi demikian, manusia membutuhkan orang lain untuk menggenapi keganjilan dirinya. Dalam hubungan antar manusia ini, pemenuhan kebutuhan yang bersifat saling menguntungkan, saling memberi, dan saling menerima menjadi tak terelakkan. Dalam istilah keilmuan, hubungan ini jamak disebut sebagai kehidupan sosial. Dalam kehidupan sosial ini, keadilan menjadi sebuah nilai yang paling penting dan utama dalam masyarakat. Read more
Nikmat Terbesar dalam Hidup Seorang Muslim: Sebuah Renungan
/in Syiar Islam/by Widodo Hesti PurwantoroOleh: Banatul Murtafi’ah (Dosen Prodi PBI) —- Terkisah dua orang sahabat karib sedang duduk sembari ngopi di depan kontrakan mereka. Tersebutlah nama keduanya Ahmad dan Salman. Keduanya memang sering bertukar pikiran sampai larut malam, bahkan sampai menjelang subuh. Seperti malam itu tetiba Ahmad bertanya pada Salman.
“Man, apa yang jadi peganganmu selama ini?” tanya Ahmad. Read more
Sehat Itu Indah
/in Syiar Islam/by Widodo Hesti PurwantoroOleh : Muslimah ————————- Kesehatan adalah salah satu nikmat dari Allah SWT yang patut untuk senantiasa kita syukuri. Sehat menurut WHO (2015) adalah adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Sedangkan menurut Ilmu Psikologi, manusia sehat adalah yang mampu mengalahkan kecemasan dan kebutuhan neurotiknya (Horney).
Kadang manusia tidak bisa merasakan nikmat sehat sebelum merasakan sakit. Seperti sabda Rasulullah SAW yang pernah dinyanyikan oleh Raihan dari Malaysia yaitu Demi Masa.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang: Read more
Menyikapi “Luapan” Informasi di Tengah Wabah Covid 19 dalam Perspektif Etika Komunikasi Islam
/in Syiar Islam/by Widodo Hesti PurwantoroOLeh : Puji Rianto (Dosen Ilmu Komunikasi UII)–
Dalam situasi krisis seperti wabah corona (Covid 19) seperti sekarang ini, kebutuhan khalayak akan informasi meningkat pesat. Ini karena krisis selalu mengundang ketidakpastian, dan manusia senantiasa berusaha untuk mengurangi ketidakpastian itu dengan bertanya. Informasi dalam situasi krisis tidak hanya penting untuk mengurangi ketidakpastian yang menimbulkan kegelisahan, tetapi sekaligus menuntun kita untuk bersikap. Berbeda dengan era komunikasi tradisional di mana sumber-sumber informasi terbatas, tidak demikian di era digital. Kita memiliki sumber informasi yang berlimpah yang bahkan menciptakan oleh apa yang disebut James Potter (2011) sebagai “kelelahan informasi”(“information fatique”). Ini terjadi karena setiap hari kita mendapatkan beragam informasi yang begitu berlimpah, tetapi sayangnya tidak mempunyai perangkat yang cukup untuk membedakan mana informasi yang benar dan mana yang salah, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak? Ironisnya, dalam situasi krisis, orang-orang bukan hanya didorong untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya, tapi sekaligus memicu munculnya kabar bohong (hoax). Di era media baru, hoax menyebar jauh lebih cepat dan luas (lihat Kapolkas, 2019; Gunawan dan Rukmono, 2018). Read more
Berhati-hati dengan Prasangka
/in Syiar Islam/by Widodo Hesti PurwantoroOleh : Diana RahmaQadari ————-
Saat ini media sosial menjadi lahan subur dan menarik bagi orang-orang yang sering memberikan judgement. Kemudahan bersosial media, membuat banyak orang menyampaikan persepsi dan ekspresi mereka secara terbuka. Yang sangat disayangkan penilaian dan prasangka terhadap orang lain menjadi hal yang lumrah untuk dilakukan di era milenia saat ini. Serangan sindiran melalui caption atau pun story dilakukan secara terang-terangan. Banyak orang yang lantas menyimpulkan sekehendak hati, berasumsi atas apa yang orang lain sedang jalani hanya dari sepotong informasi/kabar yang tampil di media sosial. Celakanya lagi, kadang asumsi yang dibangun sendiri menjadi pembenaran dan disampaikan pada teman/pihak yang lain. Read more
Merangkul Perbedaan, Merawat Tubuh Umat
/in Syiar Islam/by Widodo Hesti PurwantoroOleh : Rizki Dian Nursita (Dosen Prodi HI FPSB UII) —–
Konflik di dunia saat ini telah mengalami pergeseran tren. Berdasarkan analisis dariCenter for Systemic Peace, sejak tahun 1950-an, terjadi penurunan jumlah konflik antar-negara. Namun, konflik intra-state justru mengalami peningkatan sejak awal abad ke-21. Ironisnya, konflik dan perang saudara justru menjadi tren di kawasan MENA (Middle East and North Africa) yang notabene merupakan negara dengan mayoritas muslim. Dunia Islam dilanda sebuah “malaise”, lemas, dan tidak bertenaga. Gejala tersebut menyebar dan menimbulkan kemunduran moral serta kelumpuhan intelektual di kalangan masyarakat muslim. Read more
Agar Nongkrong Bernilai Kebaikan
/in Syiar Islam/by Widodo Hesti PurwantoroOleh : Putri Asriyani ———————
Bagi sebagian orang nongkrong terkesan menghabiskan waktu dan tidak ada manfaatnya. Apalagi jika nongkrongnya di angkringan, kedai kopi, kafe atau tempat asyik lainnya. Menghamburkan uang sudah pasti, karena tidak mungkin ketempat-tempat tersebut hanya sekedar ngobrol ngalor-ngidul tanpa pesan makanan dan minuman. Nongkrong mempunyai sisi positif yang harus dipahami, yaitu sebagai ajang silaturahmi. Saat ada teman ngajak nongkrong, sudah pasti maksudnya adalah untuk menjaga silaturahmi. Hanya saja, agar benar-benar dimaknai sebagai silaturahmi sebaiknya obrolan yang dibahas adalah mengenai hal-hal yang bermanfaat tidak bertujuan untuk ghibah apalagi saling menyakiti. Hindari saling mengunggulkan cerita diri, cari topik-topik yang menarik misalnya mengenang apa saja yang sudah dilewati bersama-sama. Diantara manfaat silaturahmi disebutkan dalam Surat An-Nisa’ ayat 36 yang artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (An-Nisa’:36). Read more
Berdoa sebagai Aktivitas yang Memediasi Proses Belajar Sepanjang Hayat
/in Syiar Islam/by Widodo Hesti PurwantoroOleh : Astri Hapsari, S.S., M.TESOL ——————
Salah satu nama-nama terbaik dari Allah SWT adalah Al-Mujib- Dia yang Menjawab permohonan hamba–Nya. Allah SWT berfirman : “…Berdoalah kepadaKu niscaya akan Aku perkenankan bagimu… “ (QS Ghafir (40) :60). Read more