Agar Nongkrong Bernilai Kebaikan

Oleh : Putri Asriyani ———————

Bagi sebagian orang nongkrong terkesan menghabiskan waktu dan tidak ada manfaatnya. Apalagi jika nongkrongnya di angkringan, kedai kopi, kafe atau tempat asyik lainnya. Menghamburkan uang sudah pasti, karena tidak mungkin ketempat-tempat tersebut hanya sekedar ngobrol ngalor-ngidul tanpa pesan makanan dan minuman. Nongkrong mempunyai sisi positif yang harus dipahami, yaitu sebagai ajang silaturahmi. Saat ada teman ngajak nongkrong, sudah pasti maksudnya adalah untuk menjaga silaturahmi. Hanya saja, agar benar-benar dimaknai sebagai silaturahmi sebaiknya obrolan yang dibahas adalah mengenai hal-hal yang bermanfaat tidak bertujuan untuk ghibah apalagi saling menyakiti. Hindari saling mengunggulkan cerita diri, cari topik-topik yang menarik misalnya mengenang apa saja yang sudah dilewati bersama-sama. Diantara manfaat silaturahmi disebutkan dalam Surat An-Nisa’ ayat 36 yang artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (An-Nisa’:36).

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa sebaiknya tetap menjaga silaturahmi secara baik dengan siapapun, baik dari yangmasih memiliki hubungan saudara maupun yang tidak memiliki hubungan saudara. Kemasan silaturahmi sendiri memang berbeda-beda, ada yang dalam keluarga mengadakan pengajian rutin bulanan, mengadakan arisan. Sedangkan dalam ranah silaturahmi pertemanan sendiri sudah pasti paling sering dikemas dalam nongkrong, jadi baik buruknya nongkrong tergantung dari bagaimana isi kegiatannya.

Kegiatan nongkrong sebagai ajang silaturahmi tidak bisa dipandang sebelah mata, dari sana akan mengalir banyak hal-hal positif yang tentunya akan berdampak baik. Bisa berbagi pengalaman, ilmu, lowongan kerja, ide, dan masih banyak lagi. Budfaya  nongkrong sebagai ajang silaturahmi bisa diawali dari perkumpulan sekelompok orang yang mempunyai hobi yang sama. Misalnya berawal dari perkumpulan para pecinta burung, perkumpulan orang-orang yang hobi mancing, perkumpulan orang-orang yang hobi traveling dengan motor, kemudian perkumpulan tersebut menjadikan silaturahmi yang akrab.

Jadikanlah nongkrong sebagai ajang silaturahmi yang baik, yang mampu membawa efek positif, sehingga nongkrong bukan lagi sesuatu yang dianggap negatif dan hura-hura, ghibah, melainkan ajang inisiasi kegiatan yang produktif. Misalnya nongkrong untuk menciptakan kegiatan social baru, ngangkring untuk rencanakan membantu ekonomi dan menyelesaikan masalah sahabat, atau untuk merencanakan berkarya produktif yang lain. Intinya silaturahim menjadi berkah apabila tujuan dan sarananya positif dan produktif.

Penulis merupakan staf Pusat Studi dan Dokumentasi Media Alternatif (PSDMA) Nadim – Ilmu Komunikasi UII