Mengurai Benang Kusut

Oleh:  Diana Rahma Qadari — “Menyelesaikan masalah itu sama seperti ngudari benang bundet (mengurai benang kusut), ibaratnya benang bundet itu adalah masalahmu. Jika kamu ingin masalahmu selesai maka bersabarlah karena Allah Ta’ala semata-mata, maka perlahan dalam mengurainya. Jangan putus asa, terburu-buru dan kesal. Jika tidak pelan-pelan benangnya semakin kusut, jika tidak sabar benangnya bisa putus, jika semakin kesal akhire ora dadi opo-opo (akhirnya tidak jadi apa-apa). Lalu siapa yang rugi? Tentu saja kamu. tatapan Ibu begitu lekat kepada saya dan seperti biasa kalimat campurannya yang khas penuh penekanan memaksa saya untuk cam kan baik-baik kalimatnya. Ibu ketika menasehati bermacam-macam caranya mulai dengan nada alto hingga sopran dan apapun pilihan nada beliau saya tetap fans garis kerasnya, buktinya kalimatnya sering saya jadikan quotes dan tercatat rapih dalam notes pada ponsel saya. Ibu dengan pribadi sederhana tapi kalimatnya sangat istimewa dan rengkuhnya mampu meredakan letupan-letupan dalam pikiran dan perasaan saya.  Read more

Muhasabah Diri

Oleh: Tri Purnama

Berapa lama umur kita?, Berkahilah sisa umur hamba Ya Allah SWT. Akhir dalam kehidupan manusia hanyalah menjadi rahasia Allah SWT, tidak satupun manusia yang mengetahui kepastian waktu kematian kita. Sebelum kematian menjemput sudahkah kita terbiasa bermuhasabah diri? Read more

Mengingat Kematian

Oleh: Surya Utama

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.”

Firman Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 185 di atas mengingatkan bahwa setiap makhluk bernyawa akan mengalami kematian, dan sebagai seorang Muslim yang beriman, kita diminta untuk mempersiapkan diri menghadapi akhirat dan mampu mengaplikasikan pesan ini menjadikan seseorang sebagai mukmin cerdas. Read more

“International Day of Solidarity of Palestine”, Sebuah Refleksi atas Nama Islam dan Kemanusiaan

Willi Ashadi

Dosen Prodi Hubungan Internasional

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya

 

Muqoddimah

Sudah sepatutnya yang mengklaim dirinya manusia pasti akan bergejolak hati, jiwa dan raganya, apabila melihat seorang individu ataupun kelompok melakukan sesuatu yang zholim seperti menindas, menganiaya bahkan sampai membunuh orang orang dari kalangan anak anak, wanita dan orang tua. Ini merupakan Sunnatullah yang artinya bagi individu ataupun kelompok melihat hal sadis tersebut pasti akan mengutuk pelakunya. Bahkan si pelaku yang melakukan hal tersebut juga akan merasakan pergolakan hati dan pikiran bahwa yang dilakukan adalah salah. Inilah yang disebut dengan nurani kemanusiaan. Rasulullah SAW sudah menyatakan dalam hadisnya bahwa setiap orang terlahir didunia tercipta dengan memiliki hati nurani (fitrah), dan hati nurani (fitrah) manusia mengarah kepada kebaikan, bukan kejahatan. Read more

Sejarah Baru, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Raih Gelar Profesor Pertama di FPSB UII

Foto: Foto Bersama (Kiri) Plt. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V DIY, (Tengah) Prof. Masduki dan Prof. Hanafi Amrani, (Kanan) Fathul Wahid Selaku Rektor UII, Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya mencatatkan sejarah baru sepanjang 28 tahun berdiri. FPSB UII kini resmi memiliki Guru Besar sekaligus Profesor pertama yaitu Prof. Dr. rer. .soc., Masduki, S.Ag., M.Si., M.A. , Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Media dan Jurnalisme, Setelah menerima surat keputusan (SK) kenaikan jabatan akademik Profesor yang berlangsung pada Senin (27/11/2023) bertempat di Ruang Sidang Datar Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito Lantai 2 Kampus Terpadu UII.

Rangkaian acara dibuka dengan pembacaan Al-Qur’an dan menyanyikan lagu kebangsaan serta Himne UII, Selanjutnya adalah pembacaan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek) tentang Kenaikan Jabatan Akademik Profesor. Kemudian sesi selanjutnya adalah serah terima Surat Keputusan Kemendikbudristek tentang kenaikan Jabatan Akademik Profesor, dari Taufiqurrahman, S.E. Selaku Kepala Bagian Umum Lembaga Layanan Dikti (LLDikti) Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta  dan diteruskan dari Rektor UII kepada Dr.rer.soc. Masduki, S.Ag., M.Si.

Acara selanjutnya adalah Sambutan oleh Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam Indonesia,  Sambutan oleh Prof. Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII serta Sambutan oleh Taufiqurrahman, S.E. selaku Plt. Kepala Bagian Umum LLDikti Wilayah V DIY.

Dalam sambutanya, Prof Fathul Wahid  menyampaikan bahwa pencapaian gelar Profesor yang diraih oleh Dosen UII ini adalah hasil investasi panen dari bibit yang ditanam puluhan tahun yang lalu serta berkat diadakanya program percepatan profesor dan lektor kepala. Beliau juga berharap program seperti ini dapat dikawal secara konsisten namun dengan tetap menjaga etika akademik tertinggi bukan sekedar ingin memperbanyak profesor dengan melanggar aturan.

Dalam sambutan ini beliau juga mengajak kepada para hadirin termasuk Dosen peraih gelar profesor baru untuk merespon dan mematangkan ide dalam refleksi lanjutan yaitu Scientific Freedom atau Freedom of Scientific, karena selama ini kita masih sangat kekurangan waktu dalam melakukan refleksi, hal ini berbeda dengan kebebasan akademik karena akademik lebih luas sedangkan scientific merupakan bagian dari kebebasan akademik, hal ini sangat penting karena dapat menjadi pondasi bagi para peneliti untuk menjelajahi Ide, mencari kebenaran dan berinovasi tanpa hambatan yang tidak perlu. Beliau menambahkan alasan mengapa perlu menjaga dan merawat scientific freedom antara lain karena dapat melahirkan ide-ide inovatif dan penemuan yang membawa kemajuan besar bagi manusia, selain itu juga dapat mendukung pertukaran ide dan pengetahuan antar ilmuwan dan ini dapat menghasilkan kerja kolaboratif untuk penemuan-penemuan bersama. Scientific freedom juga dapat mendorong pemikiran kritis karena ilmuwan memiliki kebebasan dalam mengeksplorasi ide dan tidak takut terhadap represi dan ancaman apapun.

Dalam Islam  sendiri, mengembangkan ilmu pengetahuan adalah perintah agama terutama ilmu yang mencerahkan dan dapat digunakan untuk meraih kesejahteraan seluruh manusia namun sebaliknya tidak boleh digunakan untuk mengeksploitasi sesama manusia. Dalam Scientific Freedom atau kebebasan scientific juga tetap ada batasan dan etika sehingga dapat terhindar dari potensi penyalahgunaan kebebasan, contohnya adalah ada ilmuwan yang menganggap dirinya bebas/otonom dan bermartabat dan terlalu bahagian dengan terkooptasi akhirnya hanya menjadi ilmuwan stempel sehingga Scientific Freedom ilmuwan tersebut sudah tergadai pada kepentingan dan kuasa tertentu. Scientific Freedom  ini juga perlu dibingkai dengan nilai untuk kepentingan publik, bukan hanya kepentingan personal saja, sehingga apapun itu ketika bertentangan dengan kepentingan publik maka perlu hati hati karena akan berpotensi melanggar koridor etika. Diakhir sambutan, Prof Fathul Wahid juga mengucapkan selamat kepada Prof Masduki dan keluarga, semoga tidak hanya dapat bermanfaat bagi diri sendiri namun juga khalayak luas dan tidak hanya terbatas dalam ruang lingkup universitas saja. Beliau turut mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang telah membantu proses pengusulan jabatan akademik mulai dari dosen, Tendik, Program Studi, Fakultas, Direktorat Sumber Daya Manusia, Tim Penilai Angka Kredit, Majelis Guru Besar, Senat Universitas, Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, dan apresiasi yang tinggi bagi Kepala LLDikti Wilayah 5 dan semua jajaran, Dirjen Diktiristek serta Menteri Kemdikbudristek.

Sementara Prof. Allwar, dalam sambutanya menyampaikan bahwa perlu strategi yang khusus terutama bagi Fakultas, baik Ketua Jurusan maupun Prodi agar dapat memacu dosen agar lebih aktif untuk mencapai jabatan akademik tertinggi. Beliau manambahkan bahwa gelar profesor ini dapat menjadi hal yang positif bagi UII didalam menjalin kerjasama terutama dengan mitra dari luar negeri yang selalu melihat jumlah profesor yang ada pada suatu perguruan tinggi sehingga ini adalah momen yang tepat untuk menjaring kerjasama dengan mitra Luar negeri yang lebih luas jangkauanya. Selain itu beliau juga berharap agar research  atau penelitian tidak hanya berhenti pada Jurnal, jadi bagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh profesor yang akan datang tersebut dapat diimplementasikan untuk mensejahterakan masyarakat. Terakhir dalam sambutanya beliau juga mengharapkan Dewan Profesor dapat kita ajak untuk bersama-sama memfokuskan bagaimana untuk memajukan hasil-hasil riset yang sudah ada.

Foto: Sesi Foto bersama Prof Masduki beserta Istri (Tengah), Dekan FPSB UII Dr.Phil. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si, Psikolog (Kiri), Wadek Bidang Sumber Daya FPSB UII Resnia Novitasari, S.Psi., M.A.(Kanan), Wadek Bidang KKA FPSB UII Nizamuddin Sadiq, S.Pd., M.Hum, Ph.D (Kiri), dan Perwakilan Tim Pendamping Kenaikan Jabatan Akademik FPSB UII.

 

KARENA KEHIDUPAN DUNIA SANGAT SINGKAT, JANGAN BERLEBIHAN, AMBILAH SECUKUPNYA!

Oleh: Giri Hadmoko —Dalam kehidupan di dunia, kata “bekerja” pasti tidak asing bagi setiap orang. Bekerja adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara berulang-ulang, baik dengan menggunakan fisik maupun pikiran. Tentu saja, dalam bekerja, kita memiliki harapan dan keinginan, yaitu imbalan atau upah yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan kita selama menjalani kehidupan di dunia ini. Kita sering menghabiskan sebagian besar waktu kita, dari pagi hingga sore, bahkan seringkali lembur, hanya untuk berkerja. Read more

Kalender Akademik FPSB UII Semester GENAP TA. 2023/2024

Cara unduh: Klik kanan lalu pilih save image/simpan Gambar