FPSB Workshop-kan ‘Pengelolaan Kerjasama Luar Negeri’

“Saya sangat mengapresiasi sekali workshop Pengelolaan Kerjasama Luar Negeri ini. Mudah-mudah ini kick off ya, berkesinambungan karena merawatnya memang tidak mudah…”, demikian sambutan pembuka Wiryono Raharjo, Ph.D saat menjadi pemateri workshop Pengelolaan Kerjasama Luar Negeri Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Rabu, 24 Desember 2014 di R. Audiovisual. Sedangkan Dekan FPSB UII, Dr.rer.nat. Arief Fahmie., MA.HRM menjelaskan dalam sambutannya bahwa acara yang dimoderatori oleh Libbie Annatagia, S.Psi., M.Psi dan dihadiri oleh Dosen, Karyawan serta perwakilan dari lembaga mahasiswa yang ada di lingkungan FPSB UII tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki kerjasama luar negeri.

 

Ada 3 hal penting yang disampaikan oleh pemilik sapaan akrab ‘Pak Wing’ ini, yakni sejarah internasionalisasi UII yang dimulai sejak era 1980an-sekarang, arah stratejik kerjasama luar negeri UII 4 tahun mendatang yang meliputi program mobilitas mahasiswa (ke dalam dan ke luar negeri), program mobilitas staf (ke dalam dan ke luar negeri), dan program penguatan kelembagaan untuk implementasi kerjasama. Adapun materi terakhir yang disampaikan adalah inisiasi dan etika kerjasama luar negeri yang bisa dimulai dari mana saja, lebih fokus pada implementasi (bukan MoA atau MoU), lebih komunikatif dan responsif, serta menguatkan koordinasi kelembagaan internal UII.

 

Dekan FPSB “Blusukan-Silaturrahmi” ke Lampung dan Kaltim

Penghujung akhir tahun 2014 atau tepatnya pada bulan Desember 2014, Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial BUdaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Dr.rer.nat Arief Fahmi, MA.HRM., Psikolog melakukan serangkaian kegiatan ‘blusukan-silaturrahmi’ ke Bandar Lampung dan Kalimantan. SMA N 1 Lampung, PT. Bukit Asam Lampung dan alumni Psikologi FPSB Lampung menjadi tujuan pertama ‘blusukan-silaturrahmi’ di Desember 2014. Di akhir bulan Desember, PT. Kaltim Prima Coal, SMAN 1, SMAN 2 Balikpapan dan ikatan Alumni FPSB UII Kalimantam Timur menjadi tujuan selanjutnya.

Di Bandar Lampung, meski belum sampai pada tataran MoA (memorandum of understanding) secara umum PT. Bukit Asam dan FPSB UII sepakat untuk melanjutkan kerjasama yang sudah berjalan selama ini, yakni bersedia menerima mahasiswa Magister Psikologi Profesi FPSB UII untuk melakukan kerja praktek atau magang.

Hal senada juga disampaikan pihak PT. Kaltim Prima Coal (KPC) yang sangat mengapresiasi kerjasama yang sudah terjalin selama ini dengan Program Magister Psikologi Profesi (S2) FPSB UII. Bahkan, PT. KPC juga akan memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa S1 FPSB UII (Psikologi, Komunikasi, Bahasa Inggris, Hubungan Internasional) yang berdomisili di Sangata, Kalimantan Timur.

Saat berkunjung ke SMA N 1 dan SMA N 2, Dekan FPSB UII mendapat kesempatan untuk menyampaikan materi kepada siswa, komite sekolah, guru, dan orangtua tentang motivasi (siswa), peran orangtua dalam memilihkan tempat studi serta peran orangtua dalam kesuksesan studi bagi putera-puterinya. Selain itu, dekan juga berkesempatan melakukan diskusi dengan kepala sekolah (SMA N 1 dan SMA N 2 Balikpapan) terkait dengan rencana kerjasama riset, pengembangan fungsi guru BK serta pemetaan psikologis siswa berbasis computer.

‘Harapan saya agar semua stake holder tersebut (Perusahaan, SMA, Alumni) dapat bersama-sama meningkatkan kualitas Prodi sehingga dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi Prodi tapi juga bagi masyarakat luas’, ungkap Pak Arief.

IKAPSI Beri Pembekalan Alumni FPSB UII

Perubahan status mahasiswa yang sudah lulus dari universitas menjadi seorang job seeker perlu dibekali dengan kemampuan yang memadai dan menjawab tantangan zaman. Pilihan untuk melanjutkan kuliah pasca S-1 atau pun membuka lapangan pekerjaan menjadi dua pilihan yang bisa dipilih, selain juga melamar pekerjaan. Namun, ada satu hal yang perlu diperhatikan, yaitu terkait personal branding. Demikian diungkapkan Widiasih Diana Putri, S.Psi, salah satu pengurus Ikatan Alumni Psikologi (IKAPSI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII saat menyampaikan materi Job Seeker dan Personal Branding pada Pembekalan Calon Alumni FPSB UII, Rabu (24/12) di Ruang Diskusi Magister Psikologi Profesi FPSB UII.

Disampaikan, sebuah branding sangat diperlukan untuk memberikan kesan kepada perusahaan jika pelamar menginginkan dilirik oleh perusahan. Ratri juga menambahkan karir juga bisa dimulai dengan bekerja. Dalam pembekelaan tersebut, peserta juga diberikan tips untuk menghadapi psikoters. Tips yang diberikan yaitu: pastikan telah mengasah kemampuan terlebih dahulu dengan latihan, jaga stamina sebelum psikotes berlangsung, persiapkan alat tulis lengkap, datang lebih awal, berdoa, dan perhatikan instruksi.

Tidak hanya terkait tips pekerjaan, Ratri juga memberikan sejumlah informasi terkait beasiswa pasca sarjana seperti beasiswa unggulan DIKTI, Tanoto Foundation, dan Beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP.

Di akhir sesi, peserta juga dimotivasi untuk bergabung dengan keluarga Ikatan Alumni Psikologi (IKAPSI) sebagai wadah para alumni atau lulusan S-1. Tidak kurang 30 peserta hadir pada acara tersebut.

Psikologi Kaji Profesionalisme Guru PAUD

“Jika kita ingin memasukkan anak ke sekolah PAUD, makan kita perlu menghitung proporsional jumlah guru pembimbing dengan kapasitas (jumlah) siswa yang ditawarkan. Hal ini penting untuk menjamin bahwa anak kita mendapatkan bimbingan yang baik”. Demikian ungkap Rieka Apriyani, S.Psi saat memberikan materi kolokium “Profesionalisme Guru PAUD” yang diselenggarakan Departemen Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa, 23 Desember 2014. Acara yang berlangsun di GKU. Prof. Dr. Sardjito, M.P.H Kampus Terpadu UII ini dimoderatori oleh Resnia Novitasari, S.Psi., MA.

Direktur ‘Sekolah Primagama’ KB-TK dengan 32 cabang di seluruh Indonesia yang juga alumni Prodi Psikologi FPSB UII mengawali paparannya dengan menyampaikan 4 standar kompetensi yang harus dimiliki guru menurut UU No. 14 tahun 2005, yakni kompetensi pedagogik terkait dengan kemampuan guru dalam merancang, mengelola dan menilai pembelajaran anak didik serta memberikan motivasi dan penguatan pada anak didik (verbal dan non verbal), kompetensi kepribadian yang berkait erat dengan sikap, akhlak dan keteladanan, kompetensi sosial yang berhubungan dengan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi secara intensif dan efisien dengan seluruh warga sekolah serta kompetensi profesional yang berhubungan dengan penguasaan pembelajaran secara luas dan terintegrasi sesuai dengan kehidupan sehari-hari.

Tak jauh berbeda dengan standar kompetensi tersebut, seorang guru PAUD profesional menurut Rieka juga harus mampu merancang, melaksanakan dan menyusun laporan penelitian, mampu berinovasi dalam mengembangkan model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan anak serta mampu memahami materi ajar sesuai dengan kurikulum PAUD dan mengintegrasikannya dengan materi lain yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari.

Pengasuh rubrik di koran Harjo dan Republika ini juga menambahkan bahwa seorang guru PAUD haruslah memiliki kesukaan dalam mengamati perilaku anak (dengan cermat), suka menjadi pendengar yang baik, suka menjalin hubungan intensif yang baik dengan anak, mampu berempati dan menempatkan diri pada posisi anak, suka memberikan kesempatan pada anak, memiliki ketegasan yang hangat, suka menggunakan bahasa anak, suka menggunakan alat peraga, dan lain sebagainya.

Terkait dengan pendirian lembaga PAUD menurutnya ada beberapa modal yang harus dipersiapkan, yakni membuat tujuan, misi dan misi, mempersiapkan kurikulum, membuat segmentasi peserta didik, menyiapkan sarana dan prasarana, menyiapkan biaya pendidikan, serta menyiapkan sistem evaluasi evaluasi peserta didik.

“Kesabaran, keikhlasan, serta doa merupakan bagian yang tak terpisahkan ketika Anda berkomunikasi dengan anak”, pungkasnya.

FPSB Gelar Pelatihan Relawan Bencana

Menjadi relawan bencana/musibah merupakan sebuah perbuatan yang sangat terpuji. Akan tetapi, untuk menjadi seorang relawan di daerah bencana/musibah tidaklah mudah. Tidak hanya membutuhkan kepedulian ataupun keberanian semata, namun juga butuh keterampilan atau pelatihan khusus terkait dengan hal-hal yang harus diketahui/dikuasai atau dilakukan oleh relawan di daerah bencana/musibah. Jika tidak, maka seorang relawan yang seharusnya turut membantu meringankan beban korban justeru menjadi beban bagi relawan lainnya. Hal ini diungkapkan oleh Azri Agustin S., M.Psi., Psi, (Psikolog RSJ. Ghrasia-Yogyakarta) saat memberikan pelatihan persiapan menjadi seorang relawan pada mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Jumat, 19 Desember 2014 di R. Auditorium FPSB UII.

Lebih lanjut Azri Agustin menerangkan pentingnya seorang relawan mencari informasi atau melakukan observasi terlebih dahulu akan kebutuhan yang ada di suatu daerah bencana/musibah, seperti informasi wilayah/daerah bencana itu sendiri (tingkat bahaya, jalur evakuasi), informasi terkait tindakan yang harus dilakukan agar (lebih terkoordinasi), informasi kebutuhan korban, dan informasi penting lainnya.

Di sesi kedua, peserta mendapatkan materi ‘Bantuan Awal Psikologis’ atau Psychological First Aid (PFA) yang disampaikan oleh Muhammad Novvaliant Filsuf Tasaufi,, S.Psi., M.Psi. Menurut pemilik sapaan ‘Pak Ali’ tersebut, PFA tidak hanya bisa dilakukan oleh seorang profesional saja (baca: bergelar akademis Psikologi), namun juga bisa dilakukan oleh orang-orang yang sudah mendapatkan pelatihan (PFA) sebelumnya. Namun demikian, perlu juga diingat bahwa tidak semua orang yang mendapatkan musibah memerlukan PFA. Ada kalanya mereka membutuhkan waktu untuk ‘sendiri’.

Adapun langkah-langkah dalam melakukan PFA antara lain adalah memberikan kebutuhan dasar korban (survivor/penyintas), mendengarkan keluhan, merasakan dan mengerti bahwa hal ini adalah reaksi normal terhadap situasi yang tidak normal, membantu langkah selanjutnya (seperti mempertemukan anggota keluarga, memberikan informasi yang akurat), dan juga melakukan referal kepada sistem lanjutan.

FPSB Berangkatkan Relawan ke Banjarnegara

Musibah tanah longsor di Banjarnegara atau tepatnya di Dusun Jemblung, Desa Sampang, kecamatan Karangkobar, Kabupaten Purbalingga menyisakan duka mendalam bagi kita semua, bagi para keluarga korban ataupun korban selamat. Setidaknya, dari musibah tanah longsor yang terjadi pada Jumat petang, 13 Desember 2014 lalu teridentifikasi tidak kurang dari 86 orang ditemukan tewas dan 1000 lebih warga harus menghuni barak pengungsian. Guna membantu meringankan beban para korban, lembaga kemahasiswaan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) mengirimkan Tim Relawa1 yang akan membawa bantuan (logistik) pada hari Kamis, 18 Desember 2014.

Rombongan berjumlah 9 orang mahasiswa yang dipimpin oleh ketua LEM FPSB UII, Muhammad Rahmat Hidayat dilepas oleh Wakil Dekan FPSB UII, Dr. Hepi Wahyuningsih, S.Psi., M.Si. Selain mengirimkan logistik yang sudah dikumpulkan selama beberapa hari, tim relawan juga akan melakukan observasi terkait kebutuhan para pengungsi yang akan disampaikan kepada Tim Relawan 2 yang akan berangkat usai mendapat pelatihan penanganan korban bencana yang digelar Jumat, 19 Desember 2014.

Arief Fahmie: Optimalkan Pemanfaatan Fasilitas Kampus untuk Kegiatan Kemahasiswaan

Mengusung tema ‘Menggagas Bersama Kemahasiswaan FPSB UII’, Pimpinan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) melalui tim khusus yang dibentuk (Tim Pengembangan Potensi Mahasiswa) mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari seluruh lembaga/komunitas di FPSB UII, Selasa, 16 Desember 2014 di Student Acces Centre FPSB UII. Dekan FPSB UII, Dr.rer.nat Arief Fahmi , M.A., HRM., Psikolog tampak hadir dalam pertemuan tersebut.

Dalam pesannya, Pak Arief (panggilan akrab Dr.rer.nat Arief Fahmi) mengapresiasi pertemuan tersebut sebagai langkah awal untuk kebaikan kemahasiswaan FPSB UII. “Silahkan mahasiswa untuk mengoptimalkan pemanfaatan semua fasilitas yang ada di kampus sebagai bagian dari proses belajar. Yang penting terawat dan terjaga kebersihannya. Intinya semua yang kita miliki di FPSB bisa dijadikan sebagai bagian dari proses belajar. Karena belajar tidak hanya di kelas”, ungkapnya.

Dalam pertemuan tersebut, Tim Pengembangan Potensi Mahasiswa yang diketuai oleh Nizamuddin Sadiq, S.Pd., M.Hum menampung aspirasi/masukan yang disampaikan oleh perwakilan dari lembaga mahasiswa dan atau klub-klub/komunitas yang ada di FPSB UII seperti keinginan untuk bisa menggunakan hall dengan waktu yang lebih lama (sd jam 22 malam), adanya penyelenggaraan magang bagi mahasiswa/i prodi Psikologi, keinginan untuk menghidupkan kembali teater FPSB UII, penambahan fasilitas bagi mahasiswa/i penyandang cacat/difabel, dan lain sebagainya.

Ke depan Pak Arief berharap agar seluruh kegiatan mahasiswa dapat lebih tertata dalam penjadwalannya. Dengan penataan atau penjadwalan yang lebih baik, maka ketersediaan fasilitas (tempat penyelenggaraan-Auditorium, sound system, dll) akan lebih terjamin jika dibandingkan dengan penyelenggaraan yang saling bersamaan waktu penyeleggaraannya.

Klik 18 Gelar Karya Fotografi

Guna mengapresiasi hasil karya ‘jepret-jepret’ atau hunting-hunting foto anggotanya, komunitas pecinta fotografi ‘Klik 18’ Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan gelar karya (pameran) selama 3 hari (16-18 Desember 2014) di lapangan bulu tangkis FPSB UII. Salah anggota Klik 18, Farid Iskandar mengatakan bahwa dalam gelar karya tersebut setidaknya ada 50 karya foto yang dipamerkan dengan tema landscape dan juga human interest karya anggota lama/senior. Sedangkan hasil karya anggota baru (angkatan 2014) diharapakn juga bisa secepatnya untuk dipamerkan.

Kita semua tentu berharap agar kegiatan tersebut bisa memotivasi komunitas atau klub-klub lain yang ada di FPSB UII untuk juga menggelar karya-karya atau prestasi terbaiknya sehingga banyak diketahui oleh civitas akademika FPSB UII.

 

PBI Fasilitasi Lomba Speaking dan Drama Musikal Bahasa Inggris di SMA N 1 Pakem

Meski informasi ataupun sosialisasi lomba ‘Speaking dan Drama Musikal berbahasa Inggris’ yang disampaikan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) kepada para Siswa-siswi SMA N 1 Pakem termasuk dalam kategori singkat atau familiar dengan sebutan ‘dadakan’, ternyata para siswa mampu mengikuti kedua lomba tersebut dengan sangat baik, antusias dan menarik. Hal itu terlihat saat mereka beradu/berlomba (antar kelas) pada hari Senin, 15 Desember 2014 di Aula SMA N 1 Pakem Sleman Yogyakarta. Puji Rahayu, S.Pd., MLST, dan Adam Anshori, S.S., MA dengan dibantu oleh 2 orang mahasiswa PBI hadir sebagai dewan juri.

Jalannya lomba cukup menarik. Setidaknya ada 10 peserta lomba ‘speaking’ perwakilan dari masing-masing kelas unjuk kebolehan berpidato Bahasa Inggris dengan tema kandidat OSIS. Sedangkan pada penyelenggaraan lomba drama, masing-masing kelas pun menampilkan kisah yang berbeda meski dengan tema yang sama (tema dongeng binatang). Tepuk tangan meriah pun terdengar mengiringi langkah setiap peserta yang turun dari arena/panggung lomba.

Dari lomba tersebut diambil masing-masing 3 orang pemenang lomba speaking yang berhak mendapatkan tropi/piala dan sejumlah uang pembinaan sedangkan 2 kelompok pemenang lomba drama musikal memperoleh piala tetap dan piala bergilir bagi juara 1.

PBI Selenggarakan Workshop Pengembangan Materi Pembelajaran Bahasa Inggris

Membuat atau mengembangkan materi pembelajaran bahasa Inggris (listening and speaking) ternyata bisa dengan cara yang menarik dan menyenangkan. Hal tersebut dipraktekan langsung oleh Dat Bao, Ph.D dalam acara workshop bertema ‘Material Development for Listening and Speaking Class’ bagi guru-guru bahasa Inggris, Jumat, 12 Desember 2014 di Gedung Moh. Hatta (perpustakaan pusat) UII. Akademisi asal Vietnam yang saat ini tercatat sebagai pengajar di Monash University tersebut menyampaikan materinya dengan menggunakan media gambar kartun yang cukup menarik.

 

Dengan beberapa klu berupa gambar kartun, peserta diajak untuk menebak dan sekaligus menceritakan apa yang terjadi dalam gambar tersebut. Tebakan-tebakan itulah yang membuat suasana workshop menjadi begitu cair dan menyenangkan.

“Saya senang sekali mengikuti workshop english for teacher ini. Banyak sekali yang saya dapatkan dari workshop ini, baik pengetahuan baru maupun teman baru. Harapan saya semoga acara semacam ini terus berjalan ntah satu tahun sekali gimana dan publikasinya lebih luas” ungkap salah seorang peserta asal Universitas Widya Dharma Klaten.