MAPPRO Gelar Sumpah Profesi ke-43

Dua prinsip yang harus menjadi pegangan bagi para psikolog, yakni helping profession atau profesi yeng berorientasi dalam memberikan bantuan kepada orang lain dan caring profession yakni profesi yang didasari pada kepedulian terhadap orang lain. Hal ini disampaikan oleh Ketua HIMPSI Wilayah Yogyakarta, Drs. Helly Prajitno Soetjipto., M.A pada kegiatan Sumpah Program Magister Psikologi Profesi (MAPPRO) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) periode 43, Sabtu, 30 Maret 2019 di R. Auditorium FPSB UII Lt.3 dan diikuti oleh 20 wisudawan/wati. Read more

Marcom FPSB Rekrut Anggota Baru

Tim Marketing and Communications (MARCOMM) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar rekrutmen anggota baru pada Sabtu-Ahad, 16-17 Rajab 1440/23-24 Maret 2019 yang diikuti lebih dari 100 kandidat. Read more

Istiqomah: Pengabdian Seorang Pendidik

Oleh: Rizki Farani, M.Pd – Guru, digugu dan ditiru, sebuah slogan dalam dunia pendidikan yang telah lama kitakenal. Slogan inibermakna guru harus bisa dipercaya dan ditiru (Khodijah, 2014) namun dalam aplikasinya, frase itu bukanlah sebuah slogan tetapi sebuah komitmen yang dijunjung tinggi ketika seseorang memutuskan untuk menjalani pengabdian hidupnya sebagai seorang pendidik. Pendidik di Indonesia berhadapan dengan dinamika sistem pendidikan yang kompleks dan terus berubah misalnya: pergantian kurikulum, fasilitas institusi pendidikan yang belum merata, kompetensi guru yang belum maksimal, dll. Kelakar di kalangan pendidik, “libur adalah mitos” karena pendidik di Indonesia nyaris tidak memiliki jadwal bekerja yang stabil. Perubaha nsistem yang progresif seringnya menuntut pendidik untuk menyesuaikan diri dengan regulasi-regulasi baru. Read more

Ketahanan Keluarga Benteng Antisipasi Penyimpangan Perilaku

Ketahanan keluarga terbukti menjadi kunci utama dalam mengantisipasi penyimpanangan perilaku pada anak. Hal ini ditandai banyaknya  pengakuan korban perilaku menyimpang seperti halnya pecandu narkoba, pelaku pergauluan bebas maupun para LGBT/lesbian yang diawali dari kondisi maupun lingkungan keluarga yang kurang harmonis (broken home). Perlakuan yang salah orangtua terhadap anak, misal dengan mengatakan anaknya bodoh atau anaknya banci atau tidak adanya sosok teladan (ayah/ibu) akibat dari perceraian menjadi salah satu penyebab yang sering disampaikan oleh para pelaku yang memiliki keinginan untuk kembali ke jalan yang benar (baca: bertobat). Read more

PBI Fasilitasi Pelatihan Guru BK SMA-SMK se-DIY

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan kegiatan bakti sosial pada masyarakat akademis melalui penyelenggaraan  kegiatan “Pelatihan Konseling Pembangunan Karakter Siswa pada Era Education 4.0: Literasi Pencegahan Cyber Bullying” bagi guru-guru Bimbingan dan Konseling (BK) SMA/MA se-Yogyakarta pada hari Kamis, 7 Rajab 1440 H/14 Maret 2019 di ruang Audiovisual Gedung Moh. Hatta (Perpustakaan UII) dengan menghadirkan Analisa Widyaningrum, M.Psi., Psikolog sebagai pemateri. Read more

Dian Sari Utami Raih Magna Cum Laude dari LEIPZIG Jerman

Life Quality of Families: Parenting Issues, Well-being Profiles, and Structural Relationships Among Families of Deaf or Hard-of-Hearing Schoolchildren in Germany and Indonesia. Demikian judul disertasi yang telah berhasil menghantarkan Dosen Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Dian Sari Utami, S.Psi., M.A memperoleh gelar Doctor Rerum Naturalium (Dr.rer.nat) dengan predikat magna cum laude dari institut yang dikenal sebagai pionir laboratorium psikologi pertama (didirikan oleh Wilhelm Wundt tahun 1879), Institute of Psychology, University of Leipzig, Jerman. Read more

Gandeng PUSHAM UII dan ICMI DIY, PSG UII Diskusikan RUU PKS

Rancangan Undang-Undang (RUU) Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) yang terdiri dari 15 Bab dan 152 Pasal yang saat ini sedang diproses untuk mendapatkan persetujuan DPR RI telah memantik perdebatan (baca: pro & kontra) di ranah publik, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa RUU PKS tersebut nantinya digadang-gadang mampu menjawab upaya perlindungan terhadap masyarakat Indonesia dari tindak kejahatan/kekerasan seksual dimana sepanjang tahun 2013-2017 Komnas Perempuan Indonesia menerima laporan 28.019 kasus kekerasan seksual yang dialami oleh perempuan dan anak dengan perincian 15.068 kasus kekerasan seksual di dalam rumah tangga dan 12.951 kasus kekerasan seksual di ranah publik. Sementara sebagian masyarakat lainnya merasa RUU tersebut dipandang telah melihat perilaku seksual di luar konteks perkawinan dan keluarga sehingga secara moral dasar pandangan tersebut dianggap telah meninggalkan norma-norma agama dan budaya yang diyakini sebagian besar masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, dalam rangka menggali lebih mendalam tentang tanggapan pro-kontra  terhadap RUU PKS dan juga untuk memberikan feed back kepada legislator terkait RUU PKS berupa naskah akademik atau RUU PKS tandingan bilamana diperlukan, Pusat Studi Gender (PSG) Universitas Islam Indonesia (UII) berkolaborasi dengan Pusat Studi Hak Asasi Manusia (PUSHAM) Universitas Islam Indonesia (UII) dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar Focus Group Discussion (FGD) RUU PKS pada hari Selasa, 19 Maret 2019 di R. Auditorium Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) dengan menghadirkan beberapa narasumber yakni Dr. Aroma Elmina Martha, S.H., M.H. (PUSHAM UII), Dr. Ali Abdul Mun’im (Akademisi), Sri Nurherwati, S.H (Komnas Perempuan) dan Ai Maryati Solihah, M.Si (Komisioner KPAI). Sementara moderator diampu oleh Dr. Phil. Emi Zulaifah, Dra., M.Sc.

Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D selaku Rektor  UII dalam sambutannya berharap agar diskusi tersebut bisa membedah RUU PKS  menggunakan pendekatan akademik dengan tujuan utama meningkatkan kualitas RUU PKS yang akan disahkan. Rektor juga menambahkan bahwa Islam sangat memuliakan kedudukan kaum perempuan yang di masa ini justeru banyak menjadi korban kejahatan ataupun kekerasan seksual.

Dari penyelenggaraan diskusi tersebut, cukup banyak masukan yang disampaikan oleh para peserta diskusi sebagai bahan koreksi ataupun perbaikan RUU PKS.

KEAGUNGAN PEREMPUAN DI MATA ISLAM

oleh: Dr. Faraz, MM. – Berbicara atau melakukan pembahasan konsepsi gender dalam perspektif Islam tidaklah mudah. Potensi beda pendapat sangat besar. Apalagi memahami teks-teks keagamaan yang sangat dipengaruhi latar belakang pendidikan, budaya serta kondisi sosial masyarakat. Belum lagi kemungkinan adanya kesalahpahaman memahami latar belakang teks dan sifat dari bahasanya. Shihab (1999) mengatakan bahwa kesulitan untuk menghindari beda pendapat dalam kajian gender juga disebabkan bahwa kajian itu bukanlah masalah baru. Mengkaji gender otomatis kita akan dihadapkan masalah-masalah perempuan.  Berbicara masalah perempuan. maka kita akan membuka lembaran-lembaran sejarah sebelum turunnya Al-Qur’an, dimana terdapat sekian banyak peradaban dunia, seperti Yunani, Romawi, India dan China. Read more

Upaya Menghapus Dosa

Salah satu konsep penting dalam Islam adalah pahala dan dosa. Pahala dihadiahkan untuk setiap amal perbuatan baik yang diperintahkan untuk dilakukan dan setiap perbuatan buruk yang ditinggalkan. Dosa diberikan untuk setiap perbuatan salah yang dilakukan manusia. Dosa juga didapatkan seseorang atas tindakan meninggalkan kebaikan yang diperintahkan. Pahala memberi sumbangan terhadap digapainya kebahagiaan di surga, sementara neraka mengantarkan umat manusia kepada kesengsaraan di neraka.

Sebagian besar dosa dapat diampuni. Namun, ada dosa yang sangat sulit diampuni. Salah satunya adalah dosa-dosa kepada orang-orang yang berelasi sekilas saja dengan kita dan kita tak dapat menemuinya ketika kita berharap akan pemaafannya. Read more

Membangun Sains Islam

Salah satu tugas universitas Islam, baik UII maupun universitas Islam lainnya, adalah menghasilkan dan mengajarkan sains Islam (Islamic sciences). Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Hamid Hasan Bilgrami dan Sayid Ali Asyraf dalam bukunya yang berjudul The Concept of Islamic University. Kedua penulis di atas mengungkapkan bahwa sejumlah ciri universitas Islam. Di samping ciri-ciri konsep pendidikan yang berdasar tauhid, staf pengajar yang menjunjung tinggi nilai Islam, mahasiswa yang terseleksi secara moral dan akademis, pimpinan dan staf yang berdedikasi, salah satu ciri yang penting universitas Islam adalah mengembangkan dan mengajarkan sains yang berlandaskan al-Qur’an dan al-Hadits. Pertanyaan yang diajukan dalam tulisan ini: apakah yang dimaksud dengan sains Islam dan bagaimana mewujudkannya? Read more