kegiatan Prodi Hubungan Internasional

HI Gelar Kuliah Perdana

ASEAN dan Uni Eropa merupakan dua organisasi dunia paling berhasil di bandingkan dengan organisasi internasional lainnya, meski sistem yang diterapkan berbeda. Jika Uni Eropa menerapkan aturan bagi setiap anggotanya untuk menyerahkan sebagian atau bahkan seepnuhnya kedaulatan, maka hal ini tidak berlaku bagi anggota ASEAN. Setiap anggota ASEAN tetap memiliki hak penuh atas kedaulatan negaranya. Hal ini Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, Jose Tavares pada kuliah perdana bertema Tantangan dan Peluang di Kawasan yang digelar oleh Program Studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Jumat, 14 September 2018 di R.Auditorium FPSB UII. Kegiatan yang diikuti oleh seluruh mahasiswa baru Prodi HI dan dimoderatori oleh Enggar Furi Herdiyanto, S.IP., MA tersebut secara resmi dibuka oleh Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D Read more

Kolaborasi dengan Kemenlu RI, HI Kembali Gelar Diplomatic Course

Guna memberikan pengetahuan tentang seni diplomasi bagi mahasiswanya, Program Studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) kembali menggelar Diplomatic Course yang dibagi dalam 2 bagian, yakni tingkat dasar meliputi pengantar diplomasi (khususnya di sidang ASEAN), simulasi sidang ASEAN serta table manner, dan tingkat lanjut untuk materi yang lebih spesifik ke cara teknis membuat paper position dalam persidangan. Read more

Prodi HI FPSB UII Kaji Peran Penting Hukum Internasional dan Hubungan Internasional

Dalam rangka memahamkan mahasiswa akan pentingnya belajar hukum internasional dan hubungan internasional, Program Studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) secara khusus menyelenggarakan kuliah tamu untuk MK. Hukum Internasional dan Hukum Humaniter yang diampu oleh Bapak Dodik Setiawan Nur Heriyanto, SH, MH, LLM, PhD dengan mengundang dua narasumber sekaligus, yakni  Christopher Cason, J.D. (University Washington, Amerika Serikat) dan  Kreesna Siagian, M.A (KU Leuven Belgia), Senin, 26 November 2017 di Gedung Moh. Hatta Kampus Terpadu UII.  Amerika Serikat dan Belgia sendiri saat ini dijuluki sebagai “the capital of Europe”. Read more

HI Kaji Hubungan Indonesia-Rusia

 

Negara Rusia saat ini bukan lagi negara komunis, tapi sudah ke arah kapitalis-materialistis. Bahkan Rusia pernah akan menjadi negara agamis dengan pilihan sebagai negara Kristen Ortodoks atau Negara Islam. Kenapa ada pilihan negara Islam? Hal ini ternyata dilatarbelakangi bahwa pertumbuhan umat Islam di Rusia sangatlah luar biasa. Bahkan saat ini diperkirakan umat Islam di Rusia ada sekitar 20 juta. Hal ini disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Rusia, M. Wahid Supriyadi pada kegiatan kuliah umum bertema Hubungan Indonesia-Rusia: Peluang dan Tantangan yang diselenggarakan oleh Prodi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Jumat, 13 Oktober 2017 di Gedung Moh. Hatta (Perpustakaan) Kampus Terpadu UII. Read more

HI Kaji Hubungan antara Islam dan Budha

Bertempat di GKU Prof. Dr. Sardjito Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia, Program Studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) UII menyelenggarakan Kuliah Umum bertema The Brigde to Understand Buddhism & Islam Relations dengan menghadirkan Dr. Imtiyaz Yusuf (Center for Buddhism-Muslim Understanding, Mahidol University, Thailand) sebagai pemateri. Read more

Prodi Hubungan Internasional Gelar Diplomatic Course

“Dengan pelatihan ini semoga nantinya para mahasiswa (baca: saat menjadi seorang diplomat) lebih mempunyai kepedulian dan kepekaan sosial seperti halnya dalam pembahasan kasus pengungsi maupun resolusi konflik yang terjadi. Di luar pelatihan ini, mahasiswa juga harus tetap menjaga sikap, etika seperti halnya seorang diplomat. Dan semoga pelatihan ini bisa sukses membantu Anda menjadi seorang diplomat”.  Demikian ungkap dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Dr.rer.nat. Arief Fahmie, S.Psi., MA., Psikolog saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Diplomatic Course yang diselenggarakan oleh Program Studi Hubungan Internasional FPSB UII, Senin, 30 Mei 2016 di GKU. Prof. Dr. dr. Sardjito, M.D., MPH.

 

Pelatihan Diplomatic Course yang mengundang Nur Rohmah (KEMENLU RI) sendiri sengaja diselenggarakan dalam rangka memberi pengetahuan atau pun gambaran penyelenggaraan sidang di tingkat ASEAN. Secara detil Ibu Nur Rohmah menyampaikan materi tentang struktur persidangan beserta sifat persidangan di tingkat ASEAN, seperti ASEAN Summit, ASEAN Coordinating Council, ASEAN Community Council, Ministerial Meeting (Politik, Ekonomi dan Sosial Buday), Senior Official Meeting, maupun Working Group. “Saat ini peranan diplomat perempuan juga sangat luar biasa. Kita sekarang menyaksikan sendiri di pemerintahan Presiden Joko Widodo ada Ibu Retno Marsudi sebagai diplomat perempuan pertama di Indonesia”, tuturnya.

Sementara untuk simulasi persidangan ASEAN juga dipandu langsung oleh utusan dari KEMENLU RI, yakni Bapak Andi dan Ibu Ani. Acara simulasi  berjalan dengan cukup baik meski ada beberapa hal yang dikritisi/diperbaiki. Acara diakhir dengan Table Manner di Alana Hotel Yogyakarta.

Prodi Hubungan Internasional Gelar Workshop Penulisan Akademik

Wajib bagi tiap orang (khususnya mahasiswa) untuk memiliki ketrampilan menulis guna menunjang kegiatan-kegiatan  akademiknya. Menulis bisa menjadi sarana atau media untuk mengekspresikan ide/gagasan, bisa menghasilkan uang/materi, bisa untuk mencari reputasi  ataupun bahkan bisa untuk amal jariyah bila yang ditulis merupakan kebaikan. Demikian ungkap Mohamad Rosyidin saat menyampaikan materi workshop penulisan akademik (karya ilmiah) yang diselenggarakan Program Studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Jumat, 18 Maret 2016 di R. Auditorium FPSB.

 

Staf pengajar (dosen) di Universitas Diponegoro Semarang itu juga mengajak peserta workshop dalam memanfaatkan waktu luang untuk menulis dan mencoba mengirimkannya ke media massa, baik yang level lokal maupun nasional. Dirinya mencontohkan adanya statement di kalangan para akademisi bahwa seseorang belum bisa dikatakan jago dalam menulis (meski sudah bergelar profesor) jika karyanya belum bisa tampil di surat kabar KOMPAS.

Dirinya menambahkan bahwa tulisan seseorang juga bisa menjadi cermin kepribadian seseorang. Jika tipikal bahasa dalam tulisannya melompat-lompat, biasanya orang tersebut bertipikal tidak jelas. Contoh lain adalah tulisan yang meledak-ledak. Tulisan jenis ini menurutnya bisa menunjukkan bahwa kepribadian sang penulis cenderung impulsif.

“Belajar bisa efektif dengan belajar mandiri (membaca) dibandingkan dengan mendengarkan. Namun demikian, akan lebih efektif lagi jika dilakukan dengan menulis, karena orang menulis biasanya memiliki stok pengetahuan. Untuk bisa menulis dengan baik atau memaksa kita untuk bisa menulis adalah dengan mengonsumsi atau mengisi otak kita dengan pengetahuan yang diperoleh melalui bacaan/membaca. Dan orang yang terbiasa menulis cenderung terhindar dari alzeimer atau pikun”, tambahnya.

Lebih jauh penulis buku berjudul ‘The Power of Ideas’ tersebut memaparkan materi terkait dengan definisi tulisan akademik, ciri-cirinya, maupun tips-tips atau teknik menulis akademik yang baik seraya mengingatkan peserta untuk tidak melakukan plagiasi (plagiarisme) .

Prodi Hubungan Internasional FPSB UII Gelar Diplomatic Course

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Guna memperkenalkan sekaligus memberikan pemahaman tentang aspek keilmuan dan teknik berdiplomasi antar negara kepada mahasiswanya, Program Studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) secara khusus menyelenggarakan ‘Diplomatic course: How to do in diplomacy’, Sabtu, 23 Mei 2015 di R. Audiovisual FPSB UII. Kasubdit Perindustrian dan Perdagangan, Direktorat Kerjasama Ekonomi ASEAN, Drs. Lingga Setiawan, MA hadir sebagai pembicara.

Dalam pengantarnya, Pak Lingga banyak menyampaikan peluang sekaligus tantangan seiring dengan akan segera diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yakni pasar bebas regional di kawasan Asia Tenggara. Pemberlakukan MEA tersebut nantinya akan sangat berdampak bagi bangsa Indonesia yang memiliki modal kekayaan luar biasa, baik kekayaan alam maupun kekayaan sumber daya manusia (kuantitas dan kualitas). Namun demikian, modal kekayaan tersebut tidak serta merta memberikan keuntungan bagi bangsa dan negara apabila dalam proses penyusunan aturan main yang dilakukan oleh para diplomat kurang atau tidak tepat. Oleh karena itu, perlu kiranya para mahasiswa prodi HI juga mengetahui ataupun belajar tentang cara-cara berdiplomasi yang baik.

Usai menyampaikan materi, Lingga Setiawan yang dibantu oleh asistennya juga memfasilitasi simulasi praktek berdiplomasi pada persidangan tingkat ASEAN dengan mengambil tema ‘Integritas Ekonomi ASEAN 2015’ dan mengangkat dua usulan agenda, yakni ASEAN Business Travel Card (ABTC) dan ASEAN Common Time Zone (ACTZ). Agenda sidang ASEAN sendiri merupakan agenda rutin yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali, baik tingkat kepala negara, menteri, hingga pejabat senior dengan membahasa berbagai macam isu seperti halnya isu politik, sosial budaya, ekonomi, perdagangan, keamanan dan lain sebagainya. Dalam simulasi tersebut para mahasiswa diminta untuk berperan sebagai diplomat dari negara-negara anggota ASEAN.

Tak hanya mendapatkan pengalaman dalam berdiplomasi, para mahasiswa juga mendapatkan pengalaman ‘Table Manner’ sebagai bagian dari salah satu tata cara pergaulan internasional. Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta dipilih sebagai tempat pelaksanaan.

Prodi Hubungan Internasional Rayakan Milad Pertama

Drama, stand up comedy, lagu dan beberapa tari tampak menyemarakan ulang tahun (milad) pertama Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional (HI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Jumat, 15 Mei 2015. Meski hanya dipersiapkan dalam waktu relatif singkat (3 hari), para mahasiswa prodi HI yang diberi amanah untuk menyelenggarakan acara International Relations Anniversary (IRENA) tersebut mampu menyuguhkan sajian (baca: acara) yang cukup menarik, khususnya bagi civitas Prodi HI.

Secara khusus Dekan FPSB UII, Dr.rer.nat Arief Fahmie , M.A., HRM turut hadir untuk ikut bergembira dalam acara tersebut sekaligus berpesan agar ke depan Prodi HI bisa terus menjadi lebih baik. Sedangkan Ketua Program Studi HI, Irawan Jati, S.IP., M.Hum., MSS memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berbagi cerita tentang dinamika proses ataupun sejarah berdirinya Prodi HI.

“Meski hanya diberi waktu persiapan selama 3 hari, tapi kami ingin menyajikan sesuatu yang tidak biasa-biasa saja. Kami ingin menunjukkan bahwa kami ada, karena belum tentu semua tahu kalau kami ada. Sedangkan harapan dari acara ini tentu adanya rasa persatuan dan rasa memiliki yang tinggi pada temen-temen mahasiswa HI. Perlu juga agar acara semacam ini semakin diperbanyak”, ungkap ketua panitia pelaksana, Arif Fathurrahman.

Selamat ulang tahun bagi prodi HI FPSB UII, dan kita doakan agar Prodi HI benar-benar mampu berkiprah/berkontribusi nyata bagi masyarakat di tingkat tingkat Nasional, Regional bahkan Internasional. Amiin..

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Prodi Hubungan Internasional (HI) Bahas Konflik Korea

Meski ‘Perang Korea’ sudah berakhir sejak tahun 1953, namun sejatinya ketegangan diantara kedua negara tersebut masih ada. Bahkan ketegangan juga pernah terjadi tahun 2010 lalu dan berlanjut pada tahun 2011 dengan tensi yang lebih mengkhawatirkan dengan pemicunya adalah latihan militer bersama antara Korea Selatan dengan Amerika sebagai sekutunya. Hingga saat ini memang perang Korea bisa dikatakan belum berakhir. Keadaan kedua negara yang sama-sama menghuni Semenanjung Korea tersebut masih dalam posisi ‘gencatan senjata’ hingga waktu yang tidak ditentukan.

Untuk memberikan gambaran kondisi korea saat ini pada mahasiswanya, Program Studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) secara khusus menyelenggarakan kuliah umum yang membahas ‘Konflik Korea’, Rabu, 8 April 2015 di Auditorium. Hadir sebagai pemateri adalah Prof. Francis Daehoon Lee dari Sungkonghoe University, Korea Selatan.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Francis Daehoon Lee banyak menceritakan kondisi riil korea saat ini, baik dari segi ideologi yang berbeda, politik yang berkait erat dengan keterlibatan negara sekutu/pendukung, keamanan, HAM yang kurang terpenuhi/kurang standar akibat ketegangan yang terjadi, dinamika ekonomi yang salah satunya bermuara dari pengaktifan kembali wialayah industri Gaeshong, hingga kehidupan antar keluarga yang juga terpaksa harus terpisah akibat ketegangan yang terjadi.

Menurut salah satu staf pengajar Prodi HI, Enggar Fury Herdianto, S.IP., MA dari kajian tersebut selain diharapkan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa tentang kondisi riil Korea (Korut-Korsel) saat ini, juga dapat memberi wawasan kepada mereka (mahasiswa) agar bisa melihat suatu peristiwa tidak hanya secara hitam putih saja, namun juga belajar untuk dapat melihat peristiwa dari berbagai aspek.