Berita Gembira di Balik Pilunya Islamophobia di Barat

Oleh : Hasbi Aswar (Prodi Hubungan Internasional)——–

Awal tahun 2023 menjadi kisah kurang menyenangkan bagi umat Muslim sedunia karena peristiwa Pembakaran Quran yang dilakukan oleh seorang politisi Swedia, Rasmus Paludan. Politisi ini dikenal sejak lama membenci Islam, dan sudah beberapa kali didakwa oleh pengadilan karena ulahnya tersebut. Read more

MENJEMPUT REZKI DAN BERBAGI

Oleh : Giri Hadmoko —-

Alhamdulillah sebagai manusia, kita hidup di dunia ini tidak ada kata kekurangan. Semua yang kita butuhkan dalam menjalani hidup di dunia ini akan dijamin oleh Alloh Swt. Apalagi bagi orang yang berusaha. Kebutuhan manusia di dunia ini begitu banyak dan macam macam, dari kebutuhan pokok untuk keperluan bertahan hidup, seperti sandang pangan dan papan. Sandang layak untuk kita kenakan dalam kesehariannya, setelah itu pangan untuk yang berarti makanan dan minuman yang menjadi sumber energi bagi kita, dan papan sebagai hunian tempat tinggal untuk istirahat. Alhamdulillah kita dicukupkan dengan apa yang diperlukan di dunia ini, kita tinggal berusaha untuk mendapatkannya. Kita diciptakan di dunia dengan kesempurnaan atas kehendak Alloh SWT.  Kita bersyukur dilahirkan di dunia dengan keadaan sehat tidak kekurangan satu apapun, kita diberi akal untuk berfikir, diberi tenaga untuk menjalani hidup di dunia, setiap manusia telah memiliki rezekinya masing masing. Alloh Swt telah menjamin akan hal itu. Rezeki berupa harta , teman keluarga jodoh.  Read more

Bulan Rajab-Sya’ban sebagai Garis Start untuk Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Oleh : Willi Ashadi, S.H.I., M.A. (dosen Prodi HI FPSB UII)—–

”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679). Read more

MENJADI HEBAT KARENA BERSYUKUR

Oleh : Ariyanto (Tendik FPSB)—- “Dan katakanlah, Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”(QS: At Taubah:105)

Bekerja dan Ketentraman Jiwa

Bekerja merupakan suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia baik kebutuhan induvidu, fisik, psikologis, maupun kebutuhan sosial. Bekerja juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dilakukan seseorang sebagai profesi untuk mendapatkan penghasilan, yang mana penghasilan ini akan dapat memenuhi kehidupannya agar menjadi lebih sejahtera. Dalam Islam bekerja bukan sekedar untuk mendapatkan penghasilan tetapi lebih jauh dan dalam yang mana bekerja merupakan wujud firman Allah SWT sebagai bagian keimanan kita sebagai umat muslim. Sehingga bekerja merupakan aktivitas yang mulia apabila dilakukan dengan benar di jalan Allah SWT, dan dengan bekerja kita dapat melaksanakan perintah-perintah Allah SWT seperti zakat, infak dan shodaqoh. Bahkan Rasulullah SAW bersabda : “Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah”, dengan demikian Rasulullah SAW sangat menempatkan posisi yang mulia atau terhormat bagi orang yang mau berinfak dengan hasil jerih payahnya sendiri. Read more

Mengenang Kembali : Urgensi Ilmu Pengetahuan dalam Peradaban Islam

Oleh:  M. Yopa V.P. (Tendik FPSB UII)—
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al mujadilah:11) Read more

Berbaik Sangka (Huznudzon) Kepada Allah Swt, Diri Sendiri dan Sesama Manusia

Oleh : Tri Wartoyo (Tendik FPSB)—-

“Allah berfirman sebagai berikut:”Aku selalu menuruti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berprasangka baik maka ia akan mendapatkan kebaikan. Adapun bila ia berprasangka buruk kepada-Ku maka dia akan mendapatkan keburukan.” (H.R. Tabrani dan Ibnu Hibban). Read more

Menjadikan Doa Sebagai Perisai dan Pusaka Kehidupan

Oleh: Aris Budiono (Tendik FPSB UII)—-

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.(Al baqoroh: 186) Read more

SEBUAH REFLEKSI: YA ALLAH, SUDAHKAH AKU MENCINTAI-MU

Oleh : Hartiwi, A.Md (Tendik FPSB UII)—-

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”  (Q.S. Ali Imran: 14).

Muqoddimah

Rasa cinta telah hadir sejak manusia diciptakan yakni zaman Nabi Adam dan Siti Hawa diciptakan dan dipertemukan menjadi pasangan. Cinta merupakan sesuatu yang tidak tampak oleh mata, namun cinta dapat dirasakan oleh hati. Apabila manusia tanpa cinta maka hidupnya akan terasa hampa.

Pada diri kita juga terdapat perasaan cinta tersebut.  Perasaan cinta yang tumbuh dalam diri seseorang dapat ditujukan kepada antara lain cinta terhadap sesama manusia, cinta terhadap binatang, cinta terhadap tumbuhan cinta terhadap suatu barang. Rasa cinta setiap manusia sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surah Ali Imron ayat 14 yang artinya berbunyi “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa – apa yang diinginii yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga).”Q.S. Ali Imran: 14.

Cinta Terhadap Makhluk

Apabila kita sedang memiliki perasaan cinta terhadap seseorang, pasangan misalnya, maka dalam diri kita akan timbul muncul perasaan seperti berikut:

  1. Hati merasa bahagia dan merasa tenang ketika berada didekatnya.
  2. Selalu mendukung dan menghargai kerja kerasnya dengan berterima kasih atas apapun yang diberikan dan dilakukan oleh pasangan untuk kita.
  3. Ikhlas melakukan perbuatan yang dapat membuat senang pasangan seperti menyiapkan sarapan dan bekal pasangan setiap pagi karena pasangan lebih suka membawa bekal dari rumah, dan tidak melakukan perbuatan yang tidak disukai pasangan misal berlaku hidup boros sehingga kita harus berusaha menghindari hal tersebut dengan berbelanja berdasarkan kebutuhan bukan keinginan.
  4. Berusaha selalu mnyenangkan pasangan, misal dengan selalu menyambut kehadiran pasangan dengan senyuman walaupun kita sedang dalam kondisi lelah atau bahkan sakit.

Dari uraian tersebut di atas kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa dengan adanya perasaan cinta dalam diri seseorang akan menjadikan ia rela melakukan atau tidak melakukan suatu demi untuk apa yang dicintai.

Bagaimana dengan cinta seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala?  Seberapa besar perasaan cinta kita sang khalik, Allah Subhanahu wa Ta’ala? Seberapa besar kerelaan dan keikhlasan kita untuk melakukan hal-hal yang dicintai Allah atau tidak melakukan segala yang dibenci Allah? Seberapa dahsyatnya getaran hati kita ketika asma Allah diperdengarkan? Secepat apa kita bergegas melangkah mendatangi panggilan Allah ketika adzan dikumandangkan sebagai panggilan cintaNya kepada hamba, apakah diri ini selalu bergegas untuk memenuhi panggilan cintaNya? Sudahkan diri ini mengingat akan kebesaranNya setiap saat dan dalam keadaan apapun? Apakah hati ini selalu merasakan rindu kepadaNya? Dari beberapa hal tersebut di atas kita dapat bertanya pada diri sendiri sudahkah kita mencintai Allah?

Apabila kita menyatakan cinta kepada Allah maka kita akan melakukan hal-hal yang dicintai oleh Allah dan meninggalkan hal-hal yang dibenci Allah dengan harapan Allah akan mencintai kita sebagaimana firman Allah dalam Quran surat Al Baqarah ayat 165 yang artinya “Orang-orang yang beriman akan kuat cintanya kepada Allah SWT.”

Cinta Kepada Allah SWT

Kita dalam mencintai Allah tentu tidak cukup hanya berupa ucapan lisan kita yang mengatakan bahwa aku mencintaiMu ya Allah, tetapi perasaan cinta itu harus kita buktikan selain dengan ucapan, tetapi dengan hati yang penuh dengan keyakinan dan juga dengan perbuatan kita yang menunjukkan kecintaaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadi dalam mencintai Allah dapat kita ungkapkan melalui lisan, meyakini dalam hati dan melakukan dengan tindakan. Mengapa kita cinta kepada Allah, karena Allah telah menciptakan kita dengan penuh kasih sayang.

Dalil cinta kepada Allah sebagaimana dalam firmanNya dalam surat Ali Imran ayat 31 yang artinya berbunyi: “Katakanlah jika kamu benar-benar mencintai Allah. Ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. “

Manfaat yang kita peroleh apabila kita mencintai Allah dengan sungguh-sungguh antara lain:

  1. Menjadikan hati menjadi tenang. Hati menjadi tenang karena merasa Allah selalu bersama kita dalam setiap keadaan.
  2. Mendapatkan barakah dalam kehidupan, sehingga semakin bertambah usia kita bertambah pula kebaikan dan ketaatan kita.
  3. Mendapatkan ridha dari Allah. Selama kita menjalani kehidupan ini dengan mengikuti aturan yang ditetapkan Allah maka Allah akan ridha.
  4. Meningkatkan ketaqwaan. Ketika kita menyatakan cinta kepada Allah maka kita akan berusaha maksimal untuk selalu melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah dan tidak melakukan hal yang dibenci oleh Allah SWT.

Wujud Cinta Kepada Allah

Kita dapat melakukan beberapa hal sebagai wujud cinta kepada Allah antara lain:

  1. Dengan membaca, mempelajari serta memahami firman-firmanNya sebagai pedoman hidup untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Dengan melaksanakan amalan sunah setelah mengerjakan amalan wajib seperti mengerjakan shalat sunat dhuha ketika kita akan memulai rutinitas. Bisa juga dengan menambahkan amalan shalat malam.
  3. Selalu mengingat Allah dimanapun berada dan dalam keadaan apapun. Hal ini bisa kita terapkan misalnya berdzikir dengan tasbih, tahmid dan takbir selama dalam perjalanan menuju tempat kerja kita. Selain itu, juga bisa membaca ayat kursi
  4. Mencintai Allah di atas cinta kita kepada apapun

Naik Turunnya Cinta Kepada Allah SWT

Rasa cinta yang ada dalam diri kita terkadang mengalami naik turun bagaikan gelombang di lautan yang mengalami pasang dan surut. Begitu juga rasa cinta kepada Allah tak lepas dari gelombang pasang dan surut. Sebagai seorang hamba tentu kita ingin agar rasa cinta itu selalu terpupuk dengan baik sehingga akan selalu bertambah dan bertambah subur rasa cinta kepada Allah. Namun sebagai manusia biasa tentu rasa cinta itu pernah mengalami naik turun.

Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk menjaga diri agar cinta itu selalu bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Agar kita dapat menjaga rasa cinta itu selalu bertambah, penting bagi kita untuk mengetahui apa saja yang dapat membuat cinta kita mengalami penurunan. Berkurangnya rasa cinta kepada Allah Swt bisa terjadi karena disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

  1. Kurangnya ilmu pada diri kita.

Kurangnya ilmu dalam mengenal Allah maka akan mempengaruhi rasa cinta kita kepada Allah. Namun ketika kita memiliki pengetahuan yang luas tentang Allah maka kita akan merasa lebih dekat dalam mengenal Allah yang mengakibatkan bertambahnya rasa cinta kepadaNya.

  1. Berbuat lalai / kelalaian.

Ketika ada panggilan Allah berupa adzan terkadang kita tidak segera memenuhi panggilan tersebut tetapi justru menunda dengan berbagai alasan karena sedang melakukan pekerjaan, rapat, sedang dalam perjalanan atau karena hal lain. Bahkan kita kadang dalam melakukan shalat juga dapat dianggap lalai ketika dalam kondisi shalat tetapi hati dan pikiran tidak bisa fokus sehingga kita tidak tahu apa yang kita baca dalam shalat.

  1. Melakukan perbuatan dosa dan maksiat.

Perbuatan dosa dan maksiat merupakan perbuatan yang melanggar perintah Allah sehingga akan membawa kita jauh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

  1. Godaan syetan.

Syetan merupakan musuh nyata bagi kita dimana akan selalu berusaha menyesatkan kita dari kebenaran.  Syetan akan menampakkan sesuatu yang buruk menjadi baik dan sebaliknya. Misalnya ketika kita ingin bersedekah syetan akan mengganggu kita dengan membisikkan bahwa dengan sekedah maka akan menjadikan kita miskin.

  1. Salah dalam memilih teman.

Dalam pergaulan kita harus berhati-hati dalam memilih teman karena teman akan mempengaruhi akhlak diri kita. Apabila kita salah dalam memilih teman dalam pergaulan maka kita bisa tergelincir dalam pergaulan yang salah. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan dalam memilih teman antara lain :

  1. memilih teman yang taat beribadah sehingga kita juga akan terbawa pada kebiasaan untuk taat beribadah.
  2. orang yang jujur dimana akan menyampaikan kebaikan dan keburukan sesuai dengan apa adanya. Selain itu, akan turut membentuk karakter pada diri kita untuk selalu berbuat jujur.
  3. Apabila kita berteman dengan orang yang dapat dipercaya, maka kita akan merasa aman dan nyaman ketika kita menitipkan amanah kepadanya.

Sebagai seorang hamba tentu kita sangat mengharapkan rasa cinta itu senantiasa tumbuh subur dalam hati kita. Untuk menggapai rasa cinta itu kita perlu melakukan upaya-upaya yang dapat memupuk dan menumbuhkan rasa cinta itu sendiri.

Beberapa hal yang dapat menumbuhkan rasa cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala antara lain:

  1. Lebih mengenal Allah SWT.

Bagaikan kata pepatah bahwa tak kenal maka tak sayang. Oleh karena itu, kita wajib mengenal Allah lebih dekat agar dapat meningkatkan kadar cinta kepada Allah. Kita berusaha mengenal Allah melalui ciptaanNya bahwa apapun yang ada dimuka bumi ini ada karena kuasa Allah.

  1. Selalu mengingat Allah SWT.

Hal ini harus selalu kita usahakan dalam situasi dan kondisi apapun dan berada di manapun untuk selalu mengingat Allah. Kadar dalam mengingat Allah kadang berkurang ketika kita dalam keadaan gembira. Hal ini perlu kita sadari dan usahakan agar kadar ingat kepada Allah selalu bertambah.

  1. Membaca dan Tadarus Al Qur’an.

Membaca Al Qur’an dengan berusaha mengerti, memahami dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari apa yang ada kandungan Al Quran.

  1. Melakukan puasa.

Dalam melakukan ibadah puasa, kita mendapatkan berbagai kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada kita antara lain merasakan nikmatnya minum dan makan setelah menahan dahaga dan lapar selama sehari penuh,

  1. Mengingat kematian.

Kematian merupakan pelajaran berharga yang dapat mengingatkan kita bahwa kita makhluk yang lemah yang usianya telah ditentukan oleh Allah. Banyaknya kita mengingat kematian maka hati kita akan semakin mencintai Allah.

  1. Selalu berdoa, melalui berdoa kita merasa sedang berkomunikasi dengan Allah sehingga semakin kita sering berdoa maka semakin banyak kita berkomunikasi dengan Allah
  2. Sabar dalam menghadapi ujian. Ketika kita diberikan ujian oleh Allah berupa kesenangan sudah seharusnya kita bersyukur dan ketika kita diuji dengan kesusahan, kita sikapi dengan kesabaran.

Penutup

Setelah kita mengetahui beberapa hal yang dapat mempengaruhi naik turunnya rasa cinta kita kepada Allah Swt, kita dapat menakar kadar cinta kita kepada Allah Swt antara lain dengan:

  1. Menilik diri sendiri seberapa sering kita menyebut nama Allah Swt dalam kehidupan setiap harinya.
  2. Seberapa sering kita mengingat Allah Swt di manapun kita berada dan dalam kondisi apapun.
  3. Seberapa dahsyatnya getaran hati ketika asma Allah Swt diperdengarkan.

Ya Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, bimbinglah hamba-Mu ini untuk selalu mencintai-Mu hingga akhir hayatku.

A Contemplation: Life and Islam

By: Rizki Farani (Dosen Prodi PBI FPSB UII).

 ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ

He is the One, Who created death and life in order to test which of you is best in deeds.

And He is the Almighty, All-Forgiving. (Al Mulk:2) Read more

Istighfar sebagai Gaya Hidup

Oleh : Widodo Hesti Purwantoro—

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS: Al Baqarah:30). Read more