Menjaga Keseimbangan Alam, Kunci Keberlangsungan Peradaban Umat Masa Depan

Oleh: M. Yopa V.P. – Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna karena diberikan kemampuan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainya. Yang pertama berupa akal untuk membedakan mana perbuatan yang baik dan buruk. Lalu yang  kedua adalah pikiran yaitu untuk mengumpulkan, menyaring, dan mengolah informasi serta menentukan cara pandang ketika menghadapi suatu masalah. […]

MENDIDIK ANAK LAYAKNYA TARIK ULUR LAYANG-LAYANG

Oleh: Muslimah – Di tahun 80-an, dapat kita lihat banyak anak bermain-main di sungai dengan asyiknya, begitu juga di sawah anak-anak main sepakbola begitu seru sampai kotor baju dan badannya, yang semua itu tanpa diawasi oleh orang tua. Anak-anak menemukan karakter dirinya dan juga belajar menyelesaikan masalah sosial bersama disitu. Tetapi pada masa sekarang ini […]

Joint PhD Program UQ-IITD Research Academy

Taubat Itu Keren!

Oleh:Widodo Hesti Purwantoro – Manusia diciptakan sempurna oleh Allah Swt. dengan bekal akal, pikiran, syahwat dan hawa nafsu. Ini jelas berbeda dengan malaikat yang hanya dibekali akal saja tanpa hawa nafsu sehingga mereka jauh dari perbuatan dosa. Sedangkan manusia, sudah bisa dipastikan tidak akan lepas dari kesalahan dan dosa. Tidak ada satu manusiapun yang lepas dari kesalahan dan dosa. Namun demikian, Allah Swt. adalah Dzat yang Maha Menerima Taubat. Read more

Ayah, Main Yuk!

Oleh:Farhan Al Farizi – Generasi stroberi merupakan sebutan yang muncul untuk anak-anak zaman sekarang. Kreatif dan punya segudang ide-ide solutif namun gampang “penyok” dan hancur. Sebagai ayah 1 orang putri yang cantik nan solehah, saya sedikit takut dan sedih membayangkan bagaimana keadaan lingkungan ketika anak saya tumbuh dewasa. Sesuatu yang membuat saya sedikit tenang adalah bahwa generasi ini tidak tiba- tiba muncul lalu membesar dan menjadi generasi stroberi dengan segala macam positif negatifnya.  Read more

SMA Al Azhar Syifa Budi Pekanbaru 2 Jajaki Dunia Kampus di FPSB UII

Semangat menjelajahi dunia perkuliahan nampak jelas dari raut wajah 44 siswa dan 4 guru pendamping SMA Al Azhar Syifa Budi Pekanbaru saat mengunjungi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (6/2/2024). Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya sekolah dalam membekali siswa menyambut jenjang pendidikan tinggi.

Rombongan disambut hangat oleh Nizamuddin Sadiq, S.Pd., M.Hum., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni (KKA) FPSB UII di Auditorium lantai 3 gedung FPSB UII. Acara dilanjutkan dengan presentasi profil FPSB UII dan tanya jawab.

Melalui kunjungan ini, diharapkan siswa SMA Al Azhar Syifa Budi Pekanbaru mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang dunia perkuliahan dan semakin mantap dalam menentukan langkah pendidikan di masa depan.

MENCARI PEMIMPIN YANG BERINTEGRITAS: VALUEABLE AND CAPABLE

Oleh: Willi ashadi, S.H.I.,M.A- 

كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا

 

Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah ( Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. An nisa: 59)

Muqoddimah

Saat ini sudah memasuki awal bulan Februari 2024, dimana pada tanggal 14 Februari 2024 bangsa Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan umum untuk presiden dan wakil presiden, anggota DPR, DPRD provinsi, DPD dan DPRD kota/kabupaten. Rakyat akan memilih kandidat, siapakah yang pantas terpilih menjadi pemimpin bangsa dan menjadi representasi rakyat Indonesia 5 tahun kedepan. Dalam pandangan Islam, terkait memilih pemimpin sudah digariskan melalui Alquran dan As Sunnah. Ada 2 kriteria secara umum memilih pemimpin dalam pandangan Islam yaitu pilihlah pemimpin yang bernilai dan memiliki capability (kemampuan).

Pentingnya pemimpin dalam sebuah negara diibaratkan seperti ruh dan jasad. Jika pemimpin tidak memiliki ruh, maka ia seperti bangkai yang tidak memiliki nilai. Sementara itu, jika pemimpin tidak memiliki jasad maka ia akan terombang ambing dengan ketidakmampuannya. (Willi Ashadi) Read more

Institut Daarul Qur’an Jakarta, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Banten Kunjungi Lab Psikologi UII

Institut Daarul Qur’an Jakarta, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Banten mengunjungi Laboratorium Psikologi UII

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan layanan akademik, Institut Daarul Qur’an Jakarta, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Banten, melaksanakan kunjungan studi banding ke Laboratorium Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) pada Kamis (1/2/2024).

Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari secara langsung praktik-praktik terbaik dalam pengelolaan laboratorium psikologi, khususnya yang mendukung kegiatan belajar mengajar dan penelitian. Rombongan Institut Daarul Qur’an Jakarta disambut hangat oleh tim dosen dan staf laboratorium Psikologi UII.

Studi banding ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan pengetahuan baru bagi Institut Daarul Qur’an Jakarta dalam mengembangkan laboratorium psikologi yang profesional dan mendukung terwujudnya proses belajar mengajar yang berkualitas.

Kunjungan ini merupakan salah satu bentuk komitmen Institut Daarul Qur’an Jakarta dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan menghasilkan lulusan yang berkompeten di bidangnya.

ADAB-ADAB MENASIHATI YANG LEBIH TUA

Oleh: Dwi Pranita Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita pasti pernah mengalami kendala dan permasalahan. Perbedaan pendapat ataupun prinsip kerap sekali silih berganti mewarnai hidup kita. Misalnya, perbedaan pendapat antara orang tua dengan anaknya, kakak dengan adiknya, senior dengan juniornya ataupun atasan dengan bawahannya. Dalam budaya Indonesia, seringkali yang muda lah yang diminta untuk mengalah, karena yang tua beranggapan bahwa mereka sudah banyak makan asam garam kehidupan sehingga mereka akan merasa lebih berpengalaman lalu dengan mudahnya menasihati yang lebih muda. Mau tidak mau, yang muda ini diminta untuk menerima pendapat dari yang tua. Jika tidak menerima maka disanalah konflik dimulai. Read more