Berita Gembira di Balik Pilunya Islamophobia di Barat

Oleh : Hasbi Aswar (Prodi Hubungan Internasional)——–

Awal tahun 2023 menjadi kisah kurang menyenangkan bagi umat Muslim sedunia karena peristiwa Pembakaran Quran yang dilakukan oleh seorang politisi Swedia, Rasmus Paludan. Politisi ini dikenal sejak lama membenci Islam, dan sudah beberapa kali didakwa oleh pengadilan karena ulahnya tersebut.

Kisah tentang pelecehan simbol – simbol Islam di Barat sudah sering terjadi. Bentuknya bermacam – macam, seperti pembakaran AL Quran, penyerangan terhadap Muslim, dan fasilitas ibadah, stigmatisasi melalui media dan pernyataan-pernyataan buruk yang dilontarkan terhadap Muslim terhadap publik. Seperti Maria Le Pen dari partai National Front Prancis dan Margaret Thatcher, mantan PM Inggris, yang pernah mengungkapkan bahwa semua umat Islam harus bertanggung jawab atas aksi – aksi terorisme. Juga, Silvio Berlusconi mantan PM Italia pernah mengungkapkan bahwa Islam jauh lebih terbelakang dibanding barat (Cesari 2011, 32).

Praktek Islamophobia juga terjadi melalui kebijakan seperti larangan cadar di Austria dan Rumania tahun 2017; penyelesaian penyembelihan hewan secara halal di belgia; Pelarangan pembangunan masjid, menara, azan, niqab, burqa dan burkini di sebuah kota Hungaria (Bayrakli & Hafez, 2017).

Di Amerika Serikat, angka islamofobia tertinggi terjadi di bawah kepemimpinan Donald Trump. Kata – kata Trump sejak kampanye pemilihan presiden tahun 2015 seperti, “Islam hates US”, atau “penghentian total dan menyeluruh Muslim memasuki Amerika Serikat sampai perwakilan negara kita dapat mengetahui apa yang sedang terjadi” membuat kaum anti Islam semakin punya legitimasi untuk menyerang Islam. Pew Research Center (2017) menyebutkan bahwa serangan terhadap Muslim tahun 2016 di era Trump meningkat sebanyak 127 kali lebih banyak dibanding pasca peristiwa 9/11 WTC yang berjumlah 93 kali (Kishi, 2017).

Islamophobia memang selalu menjadi cerita sedih dan menggemaskan bagi muslim di seluruh dunia.

Tapi, cerita Muslim di barat tidak selalu buruk. Melalui kampanye – kampanye negatif terhadap Islam secara tidak langsung membuat tingkat eksposur islam terhadap masyarakat semakin tinggi. Apalagi masyarakat barat dikenal sebagai masyarakat terdidik.

Banyak di antara mereka yang akhirnya belajar Islam, atau mengikuti diskusi – diskusi tentang Islam. Dan pemahaman mereka berubah dari benci menjadi cinta bahkan menjadi seorang muslim yang aktif mendakwahkan Islam. Di channel – channel youtube banyak yang bisa kita lihat testimoni – testimoni tentang cerita para mualaf barat mengenai cerita keislaman mereka.

Di Amerika Serikat, Pew Research Center, 2017 menuliskan bahwa persepsi orang Amerika terhadap Muslim semakin baik saat ini. Jika dibanding tahun 2014 persepsi terhadap Muslim di AS, yang diukur dari 0-100, hanya 40 poin, tahun 2017 meningkat menjadi 48 poin (Pewforum, 2017). Tingkat pertumbuhan muslim juga semakin cepat, dari tahun 2000 – 2010 saja jumlah muslim meningkat dari 1 juta menjadi 2,6 juta orang (Lisa Chiu, 2021). Saat ini sudah diperkirakan antara 3-6 juta Muslim yang ada di AS. Setiap tahunnya juga muallaf bertambah sekitar 100.000 (Pew Research Center, 2018).

Di kalangan pelajar, salah satu sebab meningkatnya penerimaan terhadap Islam karena penggambaran media terhadap Islam yang cenderung negatif memancing rasa ingin tahu masyarakat Amerika terhadap Islam anak-anak muda khususnya yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi (Habib, 2016) .

Di bawah ini saya akan mencantumkan kutipan Panjang dari Matija Šerić, seorang analis politik luar negeri dan geopolitik di Kroasia yang menjelaskan perspektifnya mengenai penyebab ketertarikan masyarakat barat terhadap Islam:

“Pertanyaan dari semua pertanyaan adalah: mengapa Islam begitu menarik bagi orang Barat dan orang lain yang bukan merupakan agama yang dekat dengan Islam, padahal mereka berasal dari lingkungan budaya dan sosial yang sangat berbeda? Telah diketahui dengan baik bahwa semua agama besar di dunia, termasuk Islam, telah meletakkan dasar bagi prinsip dan keyakinan moral dan etika yang membentuk masyarakat dengan cara yang positif. Pada hakekatnya, Islam memiliki potensi yang sangat besar untuk memecahkan masalah seperti ketidakadilan sosial, rasisme, ketegangan sosial dan konflik nasional. Islam membawa ketenangan dan ketentraman bagi pemeluknya yang sejati, damai dengan Tuhan dan sesama.

Seiring berjalannya waktu, orang-orang semakin tidak berprasangka, mereka lebih mau mendengarkan dan mendalami apa sebenarnya Islam pada intinya. Daya tarik dan kualitas Isilah yang menjadikan Islam sebagai agama dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Kesederhanaan, rasionalitas dan karakter universal ajaran Islam menarik banyak orang yang kecewa dengan agama Kristen atau sebelumnya tidak percaya sama sekali.

Terlepas dari Islamofobia dan penggambaran ajaran Muhammad yang sering kali negatif di media Barat, pertumbuhan Islam tetap stabil dan ajaran tersebut menarik pengikut baru lagi dan lagi. Islam adalah agama yang mengatur seluruh kehidupan individu dan masyarakat, ruang privat dan publik. Dalam pengertian tertentu, dapat dikatakan bahwa Islam tidak mengenal pembagian antara yang sakral dan sekuler. Selain itu, tentu saja, keyakinan dan ritual agama, dengan ajarannya Islam mengatur seluruh kehidupan sosial, mulai dari keluarga, bisnis, hukum perdata dan pidana, nutrisi, pakaian, dan kebersihan pribadi.

Dalam pandangan dunia Islam, hanya sedikit (jika ada) aspek kehidupan individu dan sosial yang tidak dianggap sebagai ekspresi Islam sebagai lingkungan yang kompleks di mana individu, masyarakat, dan pemerintah harus mencerminkan kehendak Tuhan. Itulah sebabnya dapat dikatakan bahwa Islam lebih dari sekadar agama, bahkan ia mewakili totalitas perilaku dan tindakan manusia.

Islam adalah agama yang tidak seperti Kristen, tidak mencoba menyesuaikan diri dengan tren saat ini, tetapi menganut prinsip-prinsip dasar yang telah berlaku selama berabad-abad. Prinsip-prinsip Islam seperti aturan, norma, dan larangan yang ketat menarik orang-orang yang sebelumnya tidak memiliki hubungan dengan Islam. Doktrin yang sederhana, prinsip umat beriman, praktik keimanan, dan hirarki keagamaan yang jelas mendukung daya tarik penganut baru. Orang beriman dalam Islam harus mengikuti tuntutan hukum Allah agar bisa masuk surga.

Bagi banyak negara maju, Islam dapat memberikan alternatif yang menarik karena memberikan makna di dunia dan akhirat. Alternatif semacam itu memberikan pandangan baru tentang dunia dan kedamaian spiritual di dunia modern di mana yang digerakkan adalah satu-satunya hal yang konstan. Islam, sebagai agama yang dielaborasi secara menyeluruh, memiliki karakter universal yang dapat diterima oleh masyarakat di seluruh dunia. Dengan semua hal di atas, misionaris agama Islam serta orang-orang beriman biasa berusaha menyebarkan Islam lebih dari yang dilakukan orang Kristen atau Yahudi dalam menyebarkan agama mereka. Selain itu, komunitas muslim sangat senang menerima anggota baru. Semua ini adalah alasan mengapa Islam adalah agama dunia yang paling cepat berkembang (Matija Šerić, 2022).

Jika Islamophobia adalah sebuah kebatilan dan Islam adalah sebuah kebenaran maka, seberapa besarnya pun upaya elit-elit politik, media dan gerakan – gerakan anti Islam di barat menjelek – jelekkan Islam, cahaya Islam akan tetap menyinari masyarakat barat. Ini sejalan dengan firman Allah SWT:

وَقُلْ جَآءَ ٱلْحَقُّ وَزَهَقَ ٱلْبَٰطِلُ ۚ إِنَّ ٱلْبَٰطِلَ كَانَ زَهُوقًا

Artinya:

Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah musnah”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti musnah (QS. Al-Isra, 81).

Selain itu, berbagai propaganda buruk terhadap Islam pun tidak akan pernah bisa membuat Islam menjadi agama terbuang dan terpinggirkan. Sebab Islam datangnya dari Allah SWT dan Dia telah menjanjikan hal itu sebagaimana Firman-Nya:

يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّطْفِـُٔوْا نُوْرirim اللّٰهِ بِاَفْوَاهِram ا¬ْ اُّ ا bers a

Artinya:

Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak disukai.

Sebagai penutup, sebagai muslim kita yakin bahwa seberapa kuat Islamophobia terus dihembuskan di negara – negara barat. Islam tidak akan padam tapi malah akan semakin cemerlang dan menuntun banyak orang menjadi muslim. Hal ini sejalan dengan berbagai prediksi dari Lembaga – Lembaga riset dunia. Bahwa Islam sebagai kelompok agama dengan pertumbuhan tercepat di dunia.

Jadi, Memang Islamophobia ada dan mengancam di barat tapi, beriringan dengan itu Islam juga membawa kabar gembira dengan meningkatnya pemeluk Muslim dari negeri kulit putih tersebut.

 

Daftar Pustaka

Bayrakli, E., & Hafez, F. (2017). Laporan Islamofobia Eropa 2017.

Cesari, J. (2011). Islamofobia di Barat: Perbandingan antara Eropa dan Amerika Serikat. Dalam JL Esposito & I. Kalin (Eds.), Islamophobia: The Challenge of Pluralism in the 21st Century (hlm. 21–46). Pers Universitas Oxford.

Habib, S. (2016). Islamofobia sedang meningkat di AS. Tapi begitu juga Islam. Diakses pada 17 Maret 2019, dari https://www.pri.org/stories/2016-09-09/muslims-america-are-keeping-and-growing-faith-even-though-haters-tell-them-not

Kishi, K. (2017). Serangan terhadap Muslim di AS melampaui level tahun 2001. Dalam pewresearch. http://www.pewresearch.org/fact-tank/2017/11/15/assaults-against-muslims-in-us-surpass-2001-level/

Lisa Chiu. (2021). Jutaan orang di AS masuk Islam setelah 9/11, temui salah satunya. https://america.cgtn.com/2021/09/09/millions-in-the-us-converted-to-islam-after-9-11-meet-one-of-them

Matija Šerić. (2022). Pesatnya Kebangkitan Islam Di Barat: Akankah Islam Menjadi Agama Terkemuka Dunia? . https://www.eurasiareview.com/17112022-the-rapid-rise-of-islam-in-the-west-will-islam-become-the-leading-world-religion-oped/

Pusat Penelitian Pew. (2018). Islam memperoleh mualaf sebanyak yang hilang di AS | Pusat Penelitian Pew. https://www.pewresearch.org/fact-tank/2018/01/26/the-share-of-americans-who-leave-islam-is-offset-by-those-who-become-muslim/

Pewforum. (2017). Muslim AS Prihatin tentang Tempat Mereka di Masyarakat, Tapi Tetap Percaya pada Impian Amerika. http://www.pewforum.org/2017/07/26/how-the-us-general-public-views-muslims-and-islam/