SMA Negeri 5 Cilegon Jalin Silaturahmi dan Eksplorasi Peluang Studi ke FPSB UII

Dalam rangka memberikan wawasan dan pengalaman nyata seputar dunia perkuliahan, SMA Negeri 5 Cilegon melaksanakan kunjungan studi ke Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Rabu (10/01/2024). Rombongan yang terdiri dari puluhan siswa dan guru disambut hangat oleh jajaran dekanat FPSB UII.

Dalam sambutannya, Dr.Phil. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si, Psikolog selaku Dekan FPSB UII menyoroti keunikan UII yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai keislaman. “Tujuan kami adalah melahirkan lulusan yang tidak hanya profesional di bidangnya, namun juga berakhlak mulia,” ujarnya.

Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa UII merupakan kampus yang terbuka untuk semua golongan, tanpa membedakan latar belakang suku dan agama.

Sementara itu, Hj. Elly Herlina, M.Pd Kepala Sekolah dari SMA Negeri 5 Cilegon menyampaikan apresiasinya atas sambutan hangat dari pihak UII. Beliau berharap kunjungan ini dapat menjadi jembatan bagi siswa untuk mengenal lebih dekat dunia perkuliahan, khususnya di FPSB UII.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan mengenai profil FPSB UII dan program studi yang ditawarkan, termasuk Program Studi Psikologi yang telah terakreditasi A oleh BAN-PT dan diakui secara internasional oleh ASEAN University Network (AUN).

Diharapkan, kunjungan ini dapat memberikan gambaran yang komprehensif bagi siswa SMA Negeri 5 Cilegon dalam menentukan langkah pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

MENYAMBUT KEHIDUPAN SESUDAH MATI

Oleh: Hadi Mustamid

وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ ٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

 “Dan tidaklah kehidupan di dunia ini kecuali hanya sebagai permainan dan sendau gurau belaka. Dan sungguh  kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka apakah kamu tidak mau memikirnya?( QS.Al An’am [6]: 32)

Begitulah Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan sebuah  gambaran perumpamaan akan kehidupan antara dunia dan kehidupan akhirat. Gambaran tersebut bisa dijadikan sebuah  renungan dan  kesadaran bersama bahwasanya tujuan hidup yang sebenarnya adalah kehidupan akhirat, tempat kita kembali. Manusia itu bagaikan musafir yang sedang melakukan perjalanan jauh asal manusia kampung akhirat pergi dan singgah ke alam dunia dan selanjutnya transit ke alam barzah hingga kita sampai dan kembali ke  kampung  akhirat.  Kehidupan dunia ini pada hakikatnya tempat singgah sebentar untuk mencari bekal sebelum melanjutkan perjalanan pulang.  Read more

Peran Orang Tua Terhadap Anak Dari Bahaya MedSos

Oleh: Imadi Sekarang memang sangat berbeda jauh dibanding dengan zaman dahulu. Pada zaman dahulu, banyak kegiatan maupun aktivitas yang dilakukan oleh banyak orang dengan cara alami dan seadanya. Banyak sekali perubahan dan perbedaan yang kita alami dan kita rasakan pada saat ini. Saat ini kita semua memasuki di era atau zaman yang serba canggih dan serba digital. Sebagai umat Islam yang hidup di dunia saat ini, mau tidak mau harus beradaptasi  dengan alur kehidupan perkembangan zaman yang berlangsung–Tentu saja dengan tetap memegang teguh rambu-rambu yang ada dalam agama Islam. Read more

Setitik Kebaikan

Oleh: FariyantoPernah mendengar istilah mengorbankan yang kecil untuk mendapatkan yang lebih besar? Dengan berbuat baik hal tersebut bisa saja terwujud.

Berbuat baik kepada orang lain, termasuk memberikan bantuan kepada orang lain merupakan cerminan seorang Muslim yang beriman dan bertakwa. Ketika ada orang yang sedang menghadapi kesusahan maka kita karena Allah Ta’ala semata-mata dianjurkan untuk membantu. Ketika ada saudara Muslim yang mengalami kesulitan ekonomi kita diajarkan untuk karena Allah Ta’ala semata-mata memberikan sedekah kepadanya. Tidaklah rugi membantu orang lain terlebih terhadap sesama muslim atau bahkan kepada kerabat terdekat kita karena Allah SWT melalui malaikat-Nya akan senantiasa mencatat kebaikan kita. Read more

Mengurai Benang Kusut

Oleh:  Diana Rahma Qadari — “Menyelesaikan masalah itu sama seperti ngudari benang bundet (mengurai benang kusut), ibaratnya benang bundet itu adalah masalahmu. Jika kamu ingin masalahmu selesai maka bersabarlah karena Allah Ta’ala semata-mata, maka perlahan dalam mengurainya. Jangan putus asa, terburu-buru dan kesal. Jika tidak pelan-pelan benangnya semakin kusut, jika tidak sabar benangnya bisa putus, jika semakin kesal akhire ora dadi opo-opo (akhirnya tidak jadi apa-apa). Lalu siapa yang rugi? Tentu saja kamu. tatapan Ibu begitu lekat kepada saya dan seperti biasa kalimat campurannya yang khas penuh penekanan memaksa saya untuk cam kan baik-baik kalimatnya. Ibu ketika menasehati bermacam-macam caranya mulai dengan nada alto hingga sopran dan apapun pilihan nada beliau saya tetap fans garis kerasnya, buktinya kalimatnya sering saya jadikan quotes dan tercatat rapih dalam notes pada ponsel saya. Ibu dengan pribadi sederhana tapi kalimatnya sangat istimewa dan rengkuhnya mampu meredakan letupan-letupan dalam pikiran dan perasaan saya.  Read more

Mahasiswa PBI UII Ikuti Workshop “Artificial Intelligence for Academic Writing: Ethics and Academic Integrity”

Puji Rahayu, S.Pd, MLST., Ph.D selaku Kaprodi PBI UII sedang memberikan sambutan dalam kegiatan workshop “Artificial Intelligence for Academic Writing: Ethics and Academic Integrity” pada Jum’at (8/12/2024) di RAV Lantai 2 Perpustakaan UII.

Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UII menyelenggarakan workshop bagi mahasiswa angkatan 2020 dan 2021 yang mengambil mata kuliah Pembelaan Proposal Tesis & Instrumen Penelitian serta Analisis Data. Workshop bertajuk “Artificial Intelligence for Academic Writing: Ethics and Academic Integrity” ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang penggunaan AI dalam konteks penulisan akademik yang bertanggung jawab dan etis. Read more

Muhasabah Diri

Oleh: Tri Purnama

Berapa lama umur kita?, Berkahilah sisa umur hamba Ya Allah SWT. Akhir dalam kehidupan manusia hanyalah menjadi rahasia Allah SWT, tidak satupun manusia yang mengetahui kepastian waktu kematian kita. Sebelum kematian menjemput sudahkah kita terbiasa bermuhasabah diri? Read more

Mengingat Kematian

Oleh: Surya Utama

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.”

Firman Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 185 di atas mengingatkan bahwa setiap makhluk bernyawa akan mengalami kematian, dan sebagai seorang Muslim yang beriman, kita diminta untuk mempersiapkan diri menghadapi akhirat dan mampu mengaplikasikan pesan ini menjadikan seseorang sebagai mukmin cerdas. Read more

“International Day of Solidarity of Palestine”, Sebuah Refleksi atas Nama Islam dan Kemanusiaan

Willi Ashadi

Dosen Prodi Hubungan Internasional

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya

 

Muqoddimah

Sudah sepatutnya yang mengklaim dirinya manusia pasti akan bergejolak hati, jiwa dan raganya, apabila melihat seorang individu ataupun kelompok melakukan sesuatu yang zholim seperti menindas, menganiaya bahkan sampai membunuh orang orang dari kalangan anak anak, wanita dan orang tua. Ini merupakan Sunnatullah yang artinya bagi individu ataupun kelompok melihat hal sadis tersebut pasti akan mengutuk pelakunya. Bahkan si pelaku yang melakukan hal tersebut juga akan merasakan pergolakan hati dan pikiran bahwa yang dilakukan adalah salah. Inilah yang disebut dengan nurani kemanusiaan. Rasulullah SAW sudah menyatakan dalam hadisnya bahwa setiap orang terlahir didunia tercipta dengan memiliki hati nurani (fitrah), dan hati nurani (fitrah) manusia mengarah kepada kebaikan, bukan kejahatan. Read more