KARENA KEHIDUPAN DUNIA SANGAT SINGKAT, JANGAN BERLEBIHAN, AMBILAH SECUKUPNYA!

Oleh: Giri Hadmoko —Dalam kehidupan di dunia, kata “bekerja” pasti tidak asing bagi setiap orang. Bekerja adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara berulang-ulang, baik dengan menggunakan fisik maupun pikiran. Tentu saja, dalam bekerja, kita memiliki harapan dan keinginan, yaitu imbalan atau upah yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan kita selama menjalani kehidupan di dunia ini. Kita sering menghabiskan sebagian besar waktu kita, dari pagi hingga sore, bahkan seringkali lembur, hanya untuk berkerja.

Namun, ada hal yang perlu kita sadari. Kehidupan di dunia ini sebenarnya hanya berlangsung sesaat, dan semuanya akan berakhir pada waktunya. Di sisi lain, ada waktu yang sangat penting dalam kehidupan dunia ini yang harus kita manfaatkan dengan baik, yaitu waktu untuk mendekatkan diri pada Sang Pencipta, yaitu Allah SWT, melalui ibadah. Karena ibadah dan amalan-amalan agama yang kita lakukan di dunia ini sebenarnya merupakan bekal yang pasti akan kita bawa ke kehidupan akhirat setelah kita meninggalkan dunia ini.

Dalil-dalil dari al-Qur’an dan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menginspirasi kita untuk tidak berlebihan dalam mengejar kehidupan dunia, melainkan mengambil apa yang secukupnya. Sebaliknya, kita didorong untuk bersemangat dan bersaing dalam mencari kebaikan di sisi Allah Azza wa Jalla di akhirat. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا 

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allâh kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (urusan) dunia [Al-Qashash/28:77]

Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا قَلَّ وَكَفَى خَيْرٌ مِمَّا كَثُرَ وَأَلْهَى

Sesuatu (harta dan perhiasan dunia) yang sedikit dan mencukupi lebih baik daripada yang banyak dan melalaikan (dari berdzikir kepada Allâh Azza wa Jalla)

Kita diajak untuk tidak terburu-buru dalam mengejar kehidupan dunia, berbeda dengan amal-amal untuk akhirat. Kita perlu bersabar dan tidak terlalu tergesa-gesa dalam mencari kehidupan dunia. Jika kita tidak mendapatkan sesuatu hari ini, kita dapat mencoba lagi besok. Ingatlah bahwa dunia hanya merupakan alat untuk mencapai kesuksesan di akhirat.

Ketika berurusan dengan dunia, tugas yang tidak selesai hari ini bisa diselesaikan besok. Jika tidak bisa besok, kita dapat mencoba lagi nanti. Jangan khawatir jika ada hal yang terlupakan atau tertunda hari ini, masih ada kesempatan untuk memperbaikinya.

Namun, ketika berurusan dengan akhirat, kita seharusnya bertindak seolah-olah kita akan meninggal besok. Artinya, kita harus segera melakukan amal baik dan tidak menundanya. Kita tidak boleh menunda-nunda persiapan untuk akhirat, karena kita tidak tahu kapan kematian akan datang. Maut bisa menghampiri siapa saja, kapan saja, tanpa pemberitahuan.

Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah menyatakan,

إذا أصبحت فلا تنتظر المساء ، وإذا أمسيت فلا تنتظر الصباح ، وخذ من صحتك لمرضك ، ومن حياتك لموتك

Jika engkau berada di pagi hari, jangan tunggu sampai petang hari. Jika engkau berada di petang hari, jangan tunggu sampai pagi. Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu. Manfaatkanlah waktu hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Bukhari). 

Mari bersemangat dan segera melaksanakan amal-amal untuk akhirat, tanpa menunda-nundanya. Sementara untuk urusan dunia, kita memiliki waktu yang lebih luas untuk mencapainya. Jika tidak berhasil hari ini, masih ada peluang di hari esok. Marilah kita waspada agar tidak terbuai oleh godaan dunia yang berlebihan, terutama yang hanya memenuhi hawa nafsu kita. Kita harus ingat bahwa kekayaan, kekuasaan, dan semua yang kita miliki hanyalah anugerah dari Allah SWT, dan semuanya dapat hilang dengan cepat jika Allah SWT berkehendak. Semua tindakan kita di dunia ini akan dihitung sebagai pertanggungjawaban kita di akhirat.

Sebaliknya, jika kita bersyukur atas apa yang kita miliki, baik itu sedikit atau banyak, dan jika kita menggunakannya dengan baik dalam jalan Allah SWT, maka kita akan mendapatkan pahala. Penyesalan sering datang terlambat, jadi sebagai orang beriman, kita harus menghargai waktu sebaik mungkin dan tidak terlalu terikat pada urusan dunia. Kita tidak perlu takut pada kenikmatan dunia yang belum kita miliki. Yang terpenting, kita harus bersyukur dan bersabar dengan apa yang kita miliki, sambil terus meningkatkan ibadah kita sebagai persiapan untuk akhirat. Dengan izin Allah, kita akan menjadi orang yang beruntung di dunia dan di akhirat. Amin.