kegiatan Prodi Hubungan Internasional

Inspiring Fair 2024: Satu Dekade Prodi Hubungan Internasional UII

Para peserta fokus menyimak kegiatan Inspiring Fair 2024 dalam rangka 1 Dekade Prodi HI. Dari Kiri: Karina Utami Dewi, S.I.P., M.A. (Dosen HI), Irawan Jati, S.I.P., M.Hum., M.S.S. (Dosen HI), Hangga Fathana, S.IP., B.Int.St., M.A. (Dosen HI), Gustrieni Putri, S.I.P., M.A. (Dosen HI), Dewi Masitoh, S.Hub.Int., M.Sos. (Dosen HI), Elyana Ade Pertiwi, S.Hub.Int., M.A (Dosen HI). Foto: Surya

Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (HI UII) dengan bangga menggelar kegiatan “Inspiring Fair 2024” dalam rangka memperingati satu dekade perjalanannya. Acara yang mengusung tema “Inspiring Tomorrow’s Leaders” ini diselenggarakan pada Sabtu, 20 Juli 2024 bertempat di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakir Kampus Terpadu UII. Read more

Uni Eropa Dorong Peran Kuat Negara Berkembang di G20 untuk Wujudkan Tata Dunia yang Lebih Adil

(Kiri) Deputy Head of Mission Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Stéphane François MECHATI sebagai pembicara, dan (Kanan) Hadza Min Fadhli Robby, S.IP., M.Sc. sebagai moderator. foto: Youtube

Dalam Public Lecture bertajuk “The European Union & Emerging Powers in the G20: A Partnership for Peace and Equality”, Deputy Head of Mission Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Stéphane Mechati, menegaskan komitmen Uni Eropa dalam mendorong peran negara berkembang di G20 guna mewujudkan tata dunia yang lebih adil. Read more

Kedaulatan vs Liberalisasi: Mengupas Perdagangan Internasional dalam Perspektif Hukum

(Kanan) Prof. Nandang Sutrisno, S.H., LL.M., M.Hum., Ph.D. sebagai pembicara, (Kiri) Farhan Abdul Majiid sebagai Moderator. foto: Youtube

Seberapa besarkah ruang gerak negara dalam mengatur perdagangan di era globalisasi? Pertanyaan krusial ini menjadi sorotan utama dalam Kuliah Terbuka Hukum Internasional “Perdagangan Internasional dalam Perspektif Hukum Internasional” yang digelar pada Selasa (25/06/2024) bertempat di Ruang Audiovisual Gedung Perpustakaan Universitas Islam Indonesia. Read more

Kuliah Tamu: Ajak Mahasiswa HI Dalami G20 dan Perannya dalam Tata Kelola Dunia

{Kiri) Pembicara Angelo Wijaya sedang memaparkan materi tentang G20 Meetings. foto:Youtube HI UII

Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar kuliah tamu bertajuk “Understanding G20 and Rule of Procedure in G20”, Senin (4/6/2024). Acara ini menghadirkan Angelo Wijaya, seorang delegasi pemuda Indonesia di berbagai forum internasional, sebagai pembicara utama.

Dalam paparannya, Angelo mengupas tuntas seluk beluk G20, mulai dari sejarah, tujuan, hingga mekanisme pengambilan keputusan. Ia juga menyoroti pergeseran kekuatan ekonomi global dari negara maju ke negara berkembang.

“Indonesia, India, dan Brazil menjadi tuan rumah G20 dalam tiga tahun berturut-turut. Ini adalah peluang emas bagi negara-negara selatan untuk menyuarakan isu-isu prioritas mereka, seperti pengentasan kemiskinan dan kesenjangan,” ujar Angelo.

Kendati demikian, Angelo mengingatkan bahwa G20 juga menghadapi sejumlah tantangan. Polarisasi politik imbas perang Rusia-Ukraina, misalnya, menghambat tercapainya kesepakatan dalam beberapa isu krusial. Belum lagi ketiadaan sekretariat permanen yang menyebabkan inkonsistensi dan kesulitan dalam implementasi hasil kesepakatan. Read more

Bedah Buku di HI UII Soroti Pentingnya Abstraksi dan Transformasi

Moch. Faisal Karim, Ph.D. Pemateri sekaligus penulis buku “Indonesia’s Regional and Global Engagement (Role Theory and State Transformation in Foreign Policy)

Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan diskusi buku “Indonesia’s Regional and Global Engagement (Role Theory and State Transformation in Foreign Policy)” pada Selasa (16/1/2024). Dipandu oleh penulisnya sendiri, Moch. Faisal Karim, Ph.D., diskusi ini mengulik peran Indonesia di kancah global dan regional melalui kacamata role theory dan state transformation.

Faisal Karim, dosen senior di Universitas Islam Internasional Indonesia, menekankan pentingnya mahasiswa HI untuk melampaui analisis empiris. “Mahasiswa harus mampu mengabstraksi isu-isu empiris ke dalam kerangka konseptual dan teoritis. Hal ini penting agar penelitian mereka lebih bermakna dan menawarkan analisis yang mendalam,” paparnya.

Diskusi menarik perhatian peserta dengan menyinggung bagaimana biographical narrative Indonesia, seperti Gerakan Non-Blok dan free and active foreign policy, turut membentuk peran Indonesia di dunia internasional. Pengaruh faktor eksternal terhadap pembentukan narasi tersebut juga menjadi sorotan menarik dalam diskusi.

Menanggapi pertanyaan mengenai peran Indonesia di era Jokowi, Faisal Karim berpendapat bahwa pemerintahan Jokowi cenderung inward looking namun cerdas memanfaatkan panggung global untuk kepentingan capitalizing foreign policy dan komodifikasi sumber daya. Hal ini, menurutnya, tercermin dari kebijakan maritim yang bergeser dari fokus penetapan jurisdiksi dan politik menjadi komodifikasi laut.

“Overall, diskusi buku ini sangat insightful. Buku ini menjelaskan Role Theory and Foreign Policy dengan apik,” ujar Risha Haiqa Rahmawati, mahasiswa Internasional Program Studi HI UII.

Mohammad Izam Dwi Sukma, mahasiswa Prodi HI UII angkatan 2020, menambahkan, “Diskusi ini mendorong kami untuk meningkatkan kemampuan abstraksi dan kebaruan dalam penelitian.”

Di penghujung diskusi, Faisal Karim memberikan tips praktis untuk meningkatkan kemampuan abstraksi. “Rajinlah membaca jurnal-jurnal internasional terkemuka dan identifikasi kerangka konseptual yang digunakan. Jangan ragu untuk mengadopsi dan mengadaptasi konsep-konsep tersebut untuk diaplikasikan dalam studi kasus yang relevan,” tutupnya.

Diskusi buku ini diharapkan dapat memicu semangat mahasiswa HI UII untuk menghasilkan karya tulis berkualitas dan berkontribusi nyata bagi peningkatan peran Indonesia di dunia internasional.

Jokowi dan Bayang-Bayang Dinasti Politik: Analisis Tajam Prof. Salim Said

(Kiri) Prof. Mochtar Mas’oed dan (Kanan) Prof. Salim Said Sebagai narasumber

Praktik dinasti politik kembali menjadi sorotan tajam dalam diskusi bertajuk “Jokowi Melawan Debt Collector” dan “Dinasti Politik dan Tren Demokrasi” yang diselenggarakan oleh Program Studi Hubungan Internasional (PSHI) Universitas Islam Indonesia (UII) pada Senin (20/11). Read more

Prodi Hubungan Internasional Wakili UII dalam Kunjungan Kemitraan dari Mathias Corvinus Collegium (MCC), Hungaria

Foto bersama antara perwakilan dan delegasi MCC dengan UII

Dosen dan mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional FPSB UII mendapatkan kesempatan sebagai perwakilan dari UII dalam menyambut kunjungan kemitraan dan diskusi riset dengan Mathias Corvinus Collegium (MCC) dari Hungaria. MCC adalah sebuah lembaga pendidikan swasta terbesar di Hungaria yang terletak di Budapest, Hungaria yang bertujuan memberikan program beasiswa, asrama, sekaligus menjadi think thank bagi pemerintah serta lembaga pendidikan yang menawarkan kesempatan ekstrakulikuler bagi mahasiswa baik dalam dan luar negeri. Kegiatan kunjungan ini diadakan pada Kamis (19/10/2023) bertempat di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII. Read more

HI Perbincangkan Hubungan ASEAN & Korea Selatan

ASEAN-Korea Relations: Progress and Opportunities. Demikian tema yang diangkat oleh Prodi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) pada acara Bincang-bincang Prodi HI (IR UII in Conversation), Selasa, 19 Juli 2022. Kegiatan yang dilaksanakan secara luring ini mengundang Prof. Kim Dong-Yeob (Direktur Korea Institute fos ASEAN Studies, Busan University of Foreign Studies), Assoc. Prof. Dr. Mohammad Zaki bin Ahmad (Direktur Asian Institute of International Affairs & Diplomacy Universitas Utara Malaysia) serta Assist. Prof. Hangga Fathana, S.I.P., B.Int., M.A (Ketua Program Studi Hubungan Internasional FPSB UII). Sedangkan moderator dibawakan oleh Karina Utami Dewi, S.IP., M.A. Read more

HI Diskusikan “Berkarir di Organisasi Internasional”

Persaingan berkarir di organisasi internasional itu sangat berat. Karena peluangnya yang sedikit tapi diperebutkan oleh banyak orang. Otomotis akan banyak yang gagal daripada yang berhasil. Jika mengalami kegagalan dalam bersaing, maka hal yang harus dilakukan tidak lain adalah terus berusaha, berdoa sambil melakukan riset (analisa peluang). Jarang ada orang yang berhasil dalam usaha pertamanya.

Demikian pernyataan dan juga tips tips atau strategi memperebutkan karir di organisasi internasional seperti halnya PBB yang disampaikan oleh Adib Zaidani Abdurrahman, SE. pada acara diskusi bertajuk “NGALIR TALK” yang diselenggarakan oleh Laboratorium Diplomasi Prodi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Rabu, 8 September 2021 secara daring. Diskusi dipandu oleh  asisten laboratorium Diplomasi Prodi HI FPSB UII, Agus Dzuriana Poetra.

Dalam penjelasannya, alumni Prodi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UII angkatan 2002 yang saat ini sedang mengemban amanah sebagai Sekretaris Pertama Perutusan Tetap RI untuk PBB di New York menerangkan bahwa untuk berkarir di organisasi internasional seperti PBB bisa ditempuh melalui 2 jalur. Jalur pertama menurutnya adalah jalur administrative, dimana pada jalur ini banyak yang berusaha bekerja dari level technical yang kemudian secara bertahap (membutuhkan waktu lama untuk menimba pengalaman) bisa mencapai posisi P, P1, P2 dan seterusnya. Sedangkan jalur kedua merupakan jalur khusus yang bisa ditempuh oleh fresh graduate dengan kompetensi tinggi.

Hal tersebut berbeda untuk jalur menjadi seorang diplomat. Khusus untuk diplomat, maka seseorang wajib melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI.

Tantangan untuk bisa bekerja di organisasi internasional selain berat akibat banyak peminat, biasanya juga berat akibat kurangnya skill atau kemampuan yang dimiliki hingga kurang memenuhi kriteria yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu usaha keras mengasah skill melalui internet sembari terus mencoba membuat porto folio diri melalui tulisan di banyak media, opini yang konstruktir, membuat analisa-analisa dan masih banyak lagi. “Saat ini lebih sulit lagi karena dituntut berdiploasi secara virtual. Ini sulit sekali tapi kita harus terus berkembang. Porto folio yang bagus akan sangat baik (sebagai modal) untuk para fresh graduate”, ungkapnya.

Sosok yang sudah berkarir di KEMENLU sejak 2008 silam ini pun berpesan agar para mahasiswa mulai mengkalkulasi masa depan dan tidak melupakan untuk berdoa dan meminta doa pada orangtua.

“Dari sekarang temen2 harus sudah melihat dan mengkalkulasikan masa depan. Itu sangat penting. Jika di luar sana nanti temen2 akan ditertawakan karena doa, maka percayalah doa itu sangat berpengaruh besar. Saya bukti hidupnya. Dalam hidup ini saya lebih banyak beruntungnya. Lebih pada doa dari orangtua dan doa dari diri sendiri”, pungkasnya.

HI Kaji Dampak Normalisasi Hubungan Bahrain, UEA, dan Israel untuk Asia Tenggara

Dalam rangka memperbaharui pengetahuan mahasiswa terhadap isu-isu antarkawasan terkini, Prodi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) secara khusus menghadirkan Dr. Mustafa Izzuddin sebagai pemateri webinar bertema  What the UAE-Israel Bahrain Deal Means for Southeast Asia, Sabtu, 17 Oktober 2020. Read more