H. Fuad Nashori, M.Si., Psikolog
Beberapa hari lalu, Sigit Prabowo dan Haffriza Sigit, dua pentolan DPM Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII, menginformasikan bahwa akan ada rencana pada lembaga mahasiswa untuk menolak kampanye partai politik dalam bentuk apapun ke kampus.
Terhadap gagasan itu, saya dapat memahaminya, yaitu biar masalah kemahasiswaan di UII tidak tercampuri urusan politik. Agar tidak muncul kelompok-kelompok politik dalam kampus yang dapat memicu ketegangan dan bahkan kekerasan antar klik-klik (clique, kelompok kepentingan yang kecil) dalam kampus. Saya dapat memahami alasan ini. Namun, sebelum gagasan tersebut diteruskan dan direalisasikan, ada baiknya didiskusikan: apakah itu tidak merugikan mahasiswa UII sendiri?
Membuka Akses
Saya percaya bahwa berkenalan dengan politisi-politisi tingkat nasional berguna dan penting bagi civitas akademika UII,. Perkenalan semacam ini akan membuka akses bagi mahasiswa UII khususnya dan civitas academika UII umumnya untuk memahami seluk-beluk politik nasional. Bagi yang memiliki naluri dan bakat politik, ini akan menjadi jalan baginya untuk memupuk naluri dan bakat itu, sehingga berkembang secara optimal. Perkenalan dengan politisi akan membuka jalan bagi mahasiswa dan civitas academika UII umumnya untuk memberi sumbangan bagi bangsa Indonesia pada umumnya, tentu saja dengan terus menghidupkan misi UII yang bertitel rahmatan lil ‘alamin. Saya rasa kedudukan politik yang besar yang pernah diraih oleh civitas academika UII pada 9 tahun pertama millennium tiga seperti menjadi mentri, ketua mahkamah konstitusi, ketua komisi yudisial, ketua komnas HAM, dan seterusnya dimulai dari langkah-langkah kecil, seperti bertemu dengan politisi.
Mengapa akses itu perlu kita buka sekarang dan tidak nanti saja kalau sudah tidak jadi mahasiswa? Sebenarnya akses dapat dibuka kapan saja, namun lebih cepat lebih baik. Kalau jalan menuju akses nasional itu kita buka sekarang, mungkin beberapa tahun lagi dampaknya akan dirasakan. Sebaliknya, kalau akses sekarang ditutup, maka boleh jadi tak akan ada lagi peluang itu, lebih-lebih kalau seorang mahasiswa sudah jadi alumni, lalu kembali ke kota kecilnya atau ke kampungnya.
Berbagai Cara
Pembukaan akses politik dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, baik dengan mendatangi mereka, mendatangkan mereka ke kampus kita, ataupun terlibat aktivitas bersama mereka di luar area mereka dan area kita. Menerima tamu para politisi, menurut saya, agak pasif sifatnya. Usaha yang lebih besar dan lebih aktif adalah mengundang para politisi itu atau mendatangi mereka. Tentu saja ketika bertemu mereka kita tidak hanya dengan kepala kosong, tapi dengan taktik, strategi dan juga konsep, biar apa yang kita sampaikan didengarkan mereka. Usaha yang lebih aktif adalah mendatangi mereka, tentu dengan segepok konsep yang sudah disiapkan matang-matang.
Beberapa hari lalu, UII melalui Rektor Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec, menerima tamu beberapa anggota DPR Pusat yang sedang menggodok undang-undang demokrasi ekonomi. Saya melihat apa yang mereka lakukan sebagai pembukaan dan pengembangan akses politik. Saya dengar gagasan ekonomi yang pro-rakyat disuarakan pakar-pakar ekonomi dan hukum UII seperti pak rektor sendiri, Dr. Jaka Sriyana, Rokhedi, MSc, Drs. Suharto, MSi (ketiganya ekonom), dan Dr. Saifuddin, SH, MH (hukum). Saya senang mendengar diskusi mereka, karena pemikiran-pemikiran positif mereka, walau terus terang saya tak dapat memahami detil pemikiran mereka.
Di masa lalu pembukaan akses yang lebih aktif telah dilakukan putra-putra terbaik UII. Saya mungkin tidak tahu banyak tetapi punya sedikit pengetahuan tentang sepak terjang yang dilakukan oleh guru besar FH UII Prof. Dr. Moh.Mahfud MD, SH, SU. Pada waktu beliau menjadi PR I UII pada pertengahan 1990-an, beliau banyak membuka akses politik ke Senayan. Saya masih ingat beberapa kali beliau memelopori penerbitan buku terbitan UII. Buku kumpulan dari ahli berbagai disiplin ilmu itu dikirimnya langsung ke Jakarta dan bertemu dengan anggota-anggota DPR. Apa yang dilakukan oleh Prof. Mahfud adalah salah satu bentuk pembukaan dan pengembangan akses ke pusat kekuasaan. Anda bisa lihat hasilnya sekarang. Prof. Mahfud sukses berat dengan menjadi seseorang yang pernah menduduki jabatan di eksekutif (mentri pertahanan serta mentri hukum dan perundang-undangan), lembaga legislatif (anggota DPR dan kalau tak salah ketua fraksi), dan yudikatif (anggota dan akhirnya Ketua Mahkamah Konstitusi). Amanat yang jarang sekali dimiliki warga Republik ini.
Berhati-hati
Saya setuju kita harus berhati-hati ketika mendatangkan politisi ke kampus atau lebih-lebih bila kampus ini jadi ajang bebas kampanye. Salah satu kekhawatirannya adalah kampus dijadikan ajang kampanye oleh sesama mahasiswa, lalu ada ketegangan dan bahkan kekerasan di antara mereka. Kalau ini terjadi, pasti tidak positif, dan memalukan!
Oleh karena itu, saya mendukung wacana yang pernah digulirkan WR III UII Ir. Sutarno, MSc. Ada renana UII untuk mengundang para politisi nasional untuk berkampanye di UII. Terbuka kesempatan bagi semua partai untuk masuk ke UII, tapi hanya melalui forum yang diselenggarakan untuk itu. Yang hadir pun harus tokoh nasional, biar manfaatnya besar bagi UII dan civitaas academika UII.
Saya mendukung bila langkah ini dilakukan bersama-sama lembaga mahasiswa, dalam hal ini adalah LEM Universitas Islam Indonesia.
Demikian. Bagaimana menurut Anda, Mas Sigit Prabowo, Mas Haffriza Sigit, dan seluruh pembaca tulisan ini?
Guru MAN Maguwoharjo dapatkan Pelatihan Achievement Motivation
/in /byMaguwoharjo Sleman, pada hari Sabtu pagi tanggal 10 Januari 2009 di Gedung MAN Maguwoharjo Sleman Yogyakarta. Acara ini dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., Psikolog.
Pelatihan Prophetic Intelligence untuk Guru MAN Maguwoharjo Sleman
/in /byAllah swt berfirman;
“Sungguh dalam diri Rasul Allah (Mhammad saw) itu terdapat suri tauladan yang baik”.
Maguwoharjo, Yogyakarta. Masih dalam rangkaian kegiatan Backstoping Programme yang merupakan kolaborasi antara Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII dengan Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Depdiknas RI, Guru-guru MAN Maguwoharjo mendapatkan kesempatan untuk menambah pengetahuannya tentang Kecerdasan Kenabian (Prophetic Intelligence) yang disampaikan oleh Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psikolog pada hari Sabtu siang, 10 Januari 2009 di Gedung MAN Maguwoharjo Sleman.
FPSB UII Selenggarakan Pelatihan Proactive Coping Bagi Guru SLB Citra Mulia Mandiri
/in /byKaliurang, Yogyakarta. Bertempat di RM. Langen Sekar Jl. Kaliurang Km. 15,5 Yogyakarta, Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia bekerjasama dengan Depdiknas RI menyelenggarakan Pelatihan Proactive Coping bagi para Guru SLB Citra Mulia Mandiri Sambilegi Maguwoharjo Yogyakarta guna meningkatkan kemampuan mereka dalam membantu mewujudkan orientasi masa depan para penyandang autis yang menjadi peserta didik mereka. Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia, H. Fuad Nashori dalam sambutannya berharap agar apa yang disampaikan oleh Tim Backstoping Programme nantinya akan membawa semangat baru dalam menangani anak berkebutuhan khusus. “Semoga nanti Bapak/Ibu para pengajar ini dapat mengubah anak-anak tersebut hingga bisa menyamai atau memiliki kemampuan yang hampir sama dengan anak-anak normal lainnya”, ungkap beliau sesaat sebelum membuka secara resmi pelatihan yang dihadiri oleh 17 orang staf pengajar SLB Citra Mulia Mandiri tersebut.
Prodi Komunikasi FPSB UII-FFTV IKJ Rencanakan Kerjasama
/in Kerjasama/by YopaDemangan, UIINews. Pertengahan Desember 2008 menjadi sebuah hari cukup istimewa bagi Prodi Ilmu Komunikasi FPSB UII. Bertempat di Rumah Makan Bumbu Pawon, JL. LPP Yogyakarta, Dekan FPSB UII, H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., Psikolog didampingi Ketua Prodi Ilmu Komunikasi, Masduki, MA., menerima kunjungan silaturrahmi Dekan Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta, Gatot Prakosa, S.Sn., M.Hum., wakil dekan sekaligus seorang penulis skenario film terkenal, RB. Armantono beserta beberapa staf pengajar lainnya.
Orangtuaku Mau Bercerai
/in /byPada kesempatan ini saya ingin mendapatkan atas pencerahan dan pemecahan masalah keluarga saya yang sangat mengganggu aktivitas belajar saya khususnya dan kehidupan saya pada umumnya. Adapun masalah yang saya hadapi adalah kedua orangtua saya pada saat ini sedang dalam proses perceraian di pengadilan agama. Bagi saya ini pukulan berat dalam kehidupan saya. Terus terang saya tak suka dengan keadaan ini. Sebagai anak, saya ingin keluarga saya utuh. Apa yang harus saya lakukan?
Anton – Yogyakarta
Tanggapan Psikolog: H. Fuad Nashori
Mas Anton, saya prihatin dengan keadaan keluarga anda. Berada dalam situasi di mana kedua orangtua akan segera mengakhiri hubungan tersebut pasti sangat tidak nyaman. Namun, saya menaruh penghargaan atas komitmen Mas Anton untuk membuat keluarga ini tetap utuh. Komitmen anda untuk menyelamatkan keluarga patut diacungi jempol. Saya dukung upaya kongkrit mas Anton untuk menyelamatkan bahtera rumah tangga anda bersama orangtua.
Selanjutnya, apa yang harus anda lakukan? Saya memiliki beberapa saran. Pertama, anda perlu menyuarakan aspirasi anda itu kepada orangtua. Semakin sering semakin baik. Semakin ekspresif semakin baik. Secara detil apa yang harus anda katakan, silakan anda kreasikan sendiri. Ibaratnya, kalau ada seseorang yang berteriak keras pasti akan lebih didengarkan dibanding kalau ia hanya memanggil dengan suara biasa. Suara yang ekspresif penting untuk anda sampaikan karena keagaan keluarga anda memang penting. Saya percaya apa yang anda suarakan akan menjadi perhatian anda. Lebih baik lagi, dengan catatan anda punya kakak dan adik, bila anda menyuarakan bersama saudara-saudara anda.
Kedua, anda libatkan orang-orang lain yang anda percayai memiliki keprihatinan seperti anda dan juga punya keinginan untuk melihat keluarga anda utuh. Paman, ibu, Pakde, bude, kakek, nenek, atau ustadz dari ayah atau ibu anda dapat dilibatkan sebagai mediator (penengah). Usahakan mediator adalah orang yang berpengaruh (the significant person) terhadap ayah an ibu anda. Semakin besar pengaruhnya semakin kuat kemampuannya untuk membuat kedua orangtua anda rujuk dalam cinta. Dalam melakukan fungsi mediasi ini, anda dapat meminta kepada mediator agar menjadikan isu pemaafan (forgiveness) sebagai salah satu titik tolak untuk merukunkan kembali dua orangtua anda. Pemaafan memiliki kekuatan untuk menjadikan perselisihan dan pertengkaran diselesaikan dan dicarikan solusi lanjutannya. Tanpa pemaaafan, masih ada ganjalan di hati orangtua anda satu terhadap yang lain.
Demikian. Selamat berjuang!
Mahasiswa UII Pun Perlu Membuka Akses Politik
/in /byBeberapa hari lalu, Sigit Prabowo dan Haffriza Sigit, dua pentolan DPM Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII, menginformasikan bahwa akan ada rencana pada lembaga mahasiswa untuk menolak kampanye partai politik dalam bentuk apapun ke kampus.
Terhadap gagasan itu, saya dapat memahaminya, yaitu biar masalah kemahasiswaan di UII tidak tercampuri urusan politik. Agar tidak muncul kelompok-kelompok politik dalam kampus yang dapat memicu ketegangan dan bahkan kekerasan antar klik-klik (clique, kelompok kepentingan yang kecil) dalam kampus. Saya dapat memahami alasan ini. Namun, sebelum gagasan tersebut diteruskan dan direalisasikan, ada baiknya didiskusikan: apakah itu tidak merugikan mahasiswa UII sendiri?
Membuka Akses
Saya percaya bahwa berkenalan dengan politisi-politisi tingkat nasional berguna dan penting bagi civitas akademika UII,. Perkenalan semacam ini akan membuka akses bagi mahasiswa UII khususnya dan civitas academika UII umumnya untuk memahami seluk-beluk politik nasional. Bagi yang memiliki naluri dan bakat politik, ini akan menjadi jalan baginya untuk memupuk naluri dan bakat itu, sehingga berkembang secara optimal. Perkenalan dengan politisi akan membuka jalan bagi mahasiswa dan civitas academika UII umumnya untuk memberi sumbangan bagi bangsa Indonesia pada umumnya, tentu saja dengan terus menghidupkan misi UII yang bertitel rahmatan lil ‘alamin. Saya rasa kedudukan politik yang besar yang pernah diraih oleh civitas academika UII pada 9 tahun pertama millennium tiga seperti menjadi mentri, ketua mahkamah konstitusi, ketua komisi yudisial, ketua komnas HAM, dan seterusnya dimulai dari langkah-langkah kecil, seperti bertemu dengan politisi.
Mengapa akses itu perlu kita buka sekarang dan tidak nanti saja kalau sudah tidak jadi mahasiswa? Sebenarnya akses dapat dibuka kapan saja, namun lebih cepat lebih baik. Kalau jalan menuju akses nasional itu kita buka sekarang, mungkin beberapa tahun lagi dampaknya akan dirasakan. Sebaliknya, kalau akses sekarang ditutup, maka boleh jadi tak akan ada lagi peluang itu, lebih-lebih kalau seorang mahasiswa sudah jadi alumni, lalu kembali ke kota kecilnya atau ke kampungnya.
Berbagai Cara
Pembukaan akses politik dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, baik dengan mendatangi mereka, mendatangkan mereka ke kampus kita, ataupun terlibat aktivitas bersama mereka di luar area mereka dan area kita. Menerima tamu para politisi, menurut saya, agak pasif sifatnya. Usaha yang lebih besar dan lebih aktif adalah mengundang para politisi itu atau mendatangi mereka. Tentu saja ketika bertemu mereka kita tidak hanya dengan kepala kosong, tapi dengan taktik, strategi dan juga konsep, biar apa yang kita sampaikan didengarkan mereka. Usaha yang lebih aktif adalah mendatangi mereka, tentu dengan segepok konsep yang sudah disiapkan matang-matang.
Beberapa hari lalu, UII melalui Rektor Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec, menerima tamu beberapa anggota DPR Pusat yang sedang menggodok undang-undang demokrasi ekonomi. Saya melihat apa yang mereka lakukan sebagai pembukaan dan pengembangan akses politik. Saya dengar gagasan ekonomi yang pro-rakyat disuarakan pakar-pakar ekonomi dan hukum UII seperti pak rektor sendiri, Dr. Jaka Sriyana, Rokhedi, MSc, Drs. Suharto, MSi (ketiganya ekonom), dan Dr. Saifuddin, SH, MH (hukum). Saya senang mendengar diskusi mereka, karena pemikiran-pemikiran positif mereka, walau terus terang saya tak dapat memahami detil pemikiran mereka.
Di masa lalu pembukaan akses yang lebih aktif telah dilakukan putra-putra terbaik UII. Saya mungkin tidak tahu banyak tetapi punya sedikit pengetahuan tentang sepak terjang yang dilakukan oleh guru besar FH UII Prof. Dr. Moh.Mahfud MD, SH, SU. Pada waktu beliau menjadi PR I UII pada pertengahan 1990-an, beliau banyak membuka akses politik ke Senayan. Saya masih ingat beberapa kali beliau memelopori penerbitan buku terbitan UII. Buku kumpulan dari ahli berbagai disiplin ilmu itu dikirimnya langsung ke Jakarta dan bertemu dengan anggota-anggota DPR. Apa yang dilakukan oleh Prof. Mahfud adalah salah satu bentuk pembukaan dan pengembangan akses ke pusat kekuasaan. Anda bisa lihat hasilnya sekarang. Prof. Mahfud sukses berat dengan menjadi seseorang yang pernah menduduki jabatan di eksekutif (mentri pertahanan serta mentri hukum dan perundang-undangan), lembaga legislatif (anggota DPR dan kalau tak salah ketua fraksi), dan yudikatif (anggota dan akhirnya Ketua Mahkamah Konstitusi). Amanat yang jarang sekali dimiliki warga Republik ini.
Berhati-hati
Saya setuju kita harus berhati-hati ketika mendatangkan politisi ke kampus atau lebih-lebih bila kampus ini jadi ajang bebas kampanye. Salah satu kekhawatirannya adalah kampus dijadikan ajang kampanye oleh sesama mahasiswa, lalu ada ketegangan dan bahkan kekerasan di antara mereka. Kalau ini terjadi, pasti tidak positif, dan memalukan!
Oleh karena itu, saya mendukung wacana yang pernah digulirkan WR III UII Ir. Sutarno, MSc. Ada renana UII untuk mengundang para politisi nasional untuk berkampanye di UII. Terbuka kesempatan bagi semua partai untuk masuk ke UII, tapi hanya melalui forum yang diselenggarakan untuk itu. Yang hadir pun harus tokoh nasional, biar manfaatnya besar bagi UII dan civitaas academika UII.
Saya mendukung bila langkah ini dilakukan bersama-sama lembaga mahasiswa, dalam hal ini adalah LEM Universitas Islam Indonesia.
Demikian. Bagaimana menurut Anda, Mas Sigit Prabowo, Mas Haffriza Sigit, dan seluruh pembaca tulisan ini?
Peta Jogja & Jalur Bis Kota
/in /byBerikut adalah Peta Daerah Istimewa Yogyakarta. Semoga dapat membantu Anda dalam menyusuri kota Pelajar, Pendidikan, Pariwisata dan Budaya ini. Peta-Jogja or peta-yogya silahkan klik disini
Jalur Bis Kota Reguler Daerah Istimewa Yogyakarta.
Terminal Giwangan — Jl. Pramuka — Jl. Menteri Supeno — Jl. Kol. Sugiono — Jl. Sisingamangaraja — Ring road selatan — Jl. Parangtritis — Jl. Brigjen Katamso — Jl. Suryotomo — Abu Bakar Ali — Jl. Suroto — Jl. Cik Di Tiro — Lingkar UGM — Kembali dengan rute yang sama
Terminal Giwangan — Ring road selatan — Jl. Sisingamangaraja — Jl. Kol. Sugiono — Jl. Tamansiswa — Jl. Gayam — Jl. Kenari — Jl. Ipda Tut Harsono — Jl. Adisucipto — Jl. Gejayan/Jl. Affandi — Ring road utara — Jl. Kaliurang — Lingkar UGM
Terminal Giwangan — Ring road selatan — Ngangkruk — Gd. Kuning — Jl. Kusumanegara — Jl. Suryotomo — Jl. Suroto — Lingkar UGM — JL. C. Simanjuntak — Jl. Jend. Sudirman — Jl. P. Mangkubumi — Jl. Malioboro — Jl. P. Senopati — Jl. Kusumanegara — Gedong Kuning — Ring road selatan — Terminal Giwangan
Terminal Giwangan — Jl. Pramuka — Pojok Beteng Wetan — Jl. Parangtritis — Jl. Mangkuyudan — Jl. Panjaitan — MT Haryono — Jl. Wahid Hasyim — Jl. Bhayangkara — Tent. Pelajar — Jl. Magelang — Terminal Jombor — Ring road utara – Lingkar UGM
Terminal Giwangan — Jl. Gambiran — Jl. Veteran — Jl. Kusumanegara — Hayam Wuruk — Yos Sudarso — Wahidin — Yohanes — Lingkar UGM
Terminal Giwangan — Jl. Pramuka — Jl. Perintis Kemerdekaan — Jl. Gambiran — Jl. Veteran — Janti Gedong Kuning — Janti — Jl. Adisucipto — Jl. Gejayan/Jl. Affandi — Ring road utara — Lingkar UGM
Terminal Giwangan — Jl. Pramuka — Ngeksigondo — Gedong Kuning — Jl. Kusumanegara — Tamansiswa — Pojok beteng Wetan — Jl. Brigjen Katamso — Jl. P. Senopati — Jl. KHA Dahlan — Jl. Wahid Hasyim — Patangpuluhan — IKIP PGRI — Jl. Wates — Ring road selatan — Jl. Bugisan — Jl. S. Parman — Jl. KHA Dahlan Pojok beteng Wetan — Jl. Tamansiswa — Jl. Suryopranoto — Mangunsarkoro — Jl. Kusumanegara — Gedong Kuning — Ngeksigondo — Jl. Pramuka — Terminal Giwangan
Terminal Giwangan — Ring road selatan — Rejowinangun — Kebun Raya — SGM — Aipda Jl. Ipda Tut Harsono — Jl. Kenari — Bausasran — Mataram — Abu Bakar Ali — Atmo Sukarto — Kusbini — Langensari — Munggur — Jl. Adisucipto — Kledokan — Babarsari — RR Timur — Terminal Condong Catur — RR Timur — Babarsari — Kledokan — Jl. Adisucipto — Urip Sumoharjo — Jl. Suroto — Mataram — Hayam Wuruk — Bausasran — Jl. Kenari — Jl. Veteran — Jl. Gambiran — Terminal Giwangan
Terminal Giwangan — Ring road selatan — Rejowinangun — Gedong Kuning — Kemasan– Pembayun — Tegalgendu — Tegalturi — Jl. Menukan — Jl. Parangtritis — Ring road selatan — Pojok beteng Kulon — Jl. S. Parman — Patangpuluhan — Jl. R.E. Martadinata — Suprapto– Jlagran Lor — Jl. Pasar Kembang — Jl. Malioboro — Jl. KHA Dahlan — Jl. R.E. Martadinata — Patangpuluhan — Jl. Bugisan — Ring road selatan — Jl. Parangtritis — Jl. Menukan — Tegalturi — Terminal Giwangan
Terminal Giwangan — Jl. Pramuka — Jl. Pandean — Jl. Glagah Sari — Jl. Kusumanegara — Sultan Agung — Jl. KHA Dahlan — Cokroaminoto — Tent. Pelajar — Borobudur Plaza — Jl. Wolter Monginsidi — Lingkar UGM — Jl. Wolter Monginsidi — Borobudur Plaza — Tent. Pelajar — Cokroaminoto — Jl. KHA Dahlan — Sultan Agung — Jl. Suryopranoto — Mangunsarkoro — Jl. Kusumanegara — Glagah Sari — Jl. Veteran — Jl. Pramuka — Terminal Giwangan
Terminal Jombor — Monumen Jogja Kembali — Jetis — Tugu — Jl. Kaliurang — Ring road utara — Terminal Condong Catur — Jl. Gejayan/Jl. Affandi — Urip Sumoharjo — Wahidin — Langensari — Gondosuli — Jl. Cendana — Jl. Kusumanegara — Jl. Veteran — P. Jl. Perintis Kemerdekaan — Jl. Pramuka — Terminal Giwangan — Jl. Imogiri — Jl. Pramuka — Jl. Pandean — Jl. Glagah Sari — Jl. Kusumanegara — Jl. Cendana — Gondosuli — Munggur — Jl. Gejayan/Jl. Affandi — Terminal Condong Catur — Ring road utara — Jl. Kaliurang — Jetis — Monumen Jogja Kembali — Terminal Jombor
Terminal Giwangan — Jl. Pramuka — Jl. Sisingamangaraja — Jl. Menukan — Jl. Mangkuyudan — Gading — Pojok beteng Timur — Jl. Brigjen Katamso — Ibu Ruswo — Jl. KHA Dahlan — Jl. Wates — Ps. Gamping — Sidoarum — Jl. Godean — Pingit — Jl. Wolter Monginsidi — Jetis — Lingkar UGM
Terminal Giwangan — Tegalturi — Jl. Sisingamangaraja — Jl. Menukan — Jl. Parangtritis — Jl. Brigjen Katamso — Jl. Suryotomo — Shopping — Jl. P. Senopati — Sultan Agung — Jl. Suryopranoto — Sukonandi — Jl. Kusumanegara — Jl. Cendana — Jl. Kenari — Jl. Ipda Tut Harsono — Jl. Adisucipto — Jl. Gejayan/Jl. Affandi — Terminal Condong Catur
Terminal Condong Catur — Jl. Gejayan/Jl. Affandi — Colombo — Yohanes — Jl. Jend. Sudirman — Tugu — Jetis — Borobudur Plaza — Pingit — Samsat — Suprapto — Wirobrajan — Tendean — Jl. S. Parman — Pojok beteng Kulon — Pojok beteng Wetan — Jl. Tamansiswa — Jl. Suryopranoto — Mangunsarkoro — Jl. Kusumanegara — Jl. Veteran — P. Jl. Perintis Kemerdekaan – Jl. Pramuka — Terminal Giwangan — Jl. Pramuka — Jl. Veteran — Jl. Kusumanegara — Jl. Tamansiswa — Pojok beteng Wetan — Pojok beteng Kulon — Jl. S. Parman — Wirobrajan — Jl. Bhayangkara — Pingit — Borobudur Plaza — Jetis — Tugu — JL. C. Simanjuntak — Terban — Colombo — Jl. Gejayan/Jl. Affandi — Terminal Condong Catur
Terminal Jombor — Ring road barat — Jl. Godean — Kyai Mojo — Tugu — P. Jl. P. Mangkubumi — Jl. Malioboro — Jl. KHA Dahlan — Wirobrajan — Jl. HOS Cokroaminoto — Jl. Godean — Ring road barat — Terminal Jombor
Terminal Jombor — Ring road barat — Jl. Godean — Kyai Mojo — Tugu — P. Jl. P. Mangkubumi — Jl. Malioboro — Jl. KHA Dahlan — Wirobrajan — Jl. HOS Cokroaminoto — Jl. Godean — Ring road barat — Terminal Jombor
Sumber : http://transjogja.net
Anda ingin berkonsultasi?
/in /byKepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Netter/Pengunjung
Website Fakultas Psikologi & Ilmu Sosial Budaya
Universitas Islam Indonesia.
Assalamu’alaikum wr.wb
Bagi Anda yang memiliki permasalahan terkait dengan bidang ilmu kejiwaan/psikologi, komunikasi dan juga Bahasa Inggris, Anda bisa melayangkan permasalahan tersebut via email ke : [email protected]
Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk memberikan jawaban/solusi atas permasalahan yang Anda sampaikan. Namun demikian, kami mohon maaf jika jawaban yang kami berikan nantinya membutuhkan space waktu tertentu. Hal ini dikarenakan kami harus menghubungi/mencarikan narasumber yang berkompeten untuk menjawab permasalahan Anda.
Kami informasikan juga bahwasannya narasumber adalah para dosen Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.
Demikian. Terima kasih atas perhatiannya dan kami tunggu pertanyaan/permasalahan dari Anda.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Hindari Kekerasan dalam Pendidikan
/in /byEmi Zulaifah Susul ke Jerman
/in /by