Refleksi Sekolah Inklusi di Indonesia

Image

Nur Haris Ali, Mahasiwa Prodi Psikologi Angkatan 2008

Berbicara tentang sekolah Inklusi, saya teringat artikel yang ditulis Prof. Dr. Frieda Mangunsong, M.Ed, Psi berjudul “Gambaran Emosional Anak Berkebutuhan Khusus.” Dalam artikel yang sebenarnya merupakan proposal penelitian itu, Prof. Frieda menyoroti perkembangan dunia pendidikan belakangan terakhir. Dalam pandangannya, saat ini semakin familiar perihal anak berkebutuhan khusus atau yang sering disebut dengan ABK.

“Berbagai artikel dan tayangan di media massa mengangkat topik tentang autism, tunagrahita, dan berbagai bentuk kebutuhan khusus lainnya. Perhatian dari pemerintah pun tampak dari layanan pendidikan khusus yang disediakan bagi mereka, sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Dirjen Manajmen Dikdasmen, 2006)” tulis Prof. Frieda dalam artikelnya itu.

Saat ini, menurut Prof. Frieda, diperkirakan sepuluh persen dari populasi anak di dunia ini adalah anak berkebutuhan khusus. “Jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia pun terus meningkat, meski tidak dapat dipastikan. Dinas Pendidikan Luar Biasa Kementerian Pendidikan Nasional mencatat terdapat 324.000 orang ABK di Indonesia. Prevalensinya yang tinggi serta kesadaran masyarakat yang semakin meningkat mengenai isu ini membuat ABK semakin mendapatkan perhatian,” jelasnya dalam artikel tersebut.

Pada faktanya di lapangan, kita mulai menjumpai—meski memang belum di semua daerah bisa kita temui—adanya institusi-institusi pendidikan yang mulai menyediakan layanan pendidikan khusus untuk anak berkebutuhan khusus. Seperti yang ada di Sleman, daerah dimana saya bertempat tinggal di Yogyakarta, di sana ada sekolah yang bernama SD Muhammadiyah Gondanglegi, Sleman. Sekolah ini adalah sekolah yang juga menerapkan system pendidikan inklusi. Kemudian di Surabaya, ada namanya SDN Klampis 1/246 Rintisan Inklusi, yang terletak di Jalan AR. Hakim 99 C Kec. Sukolilo Surabaya. Sama, sekolah ini juga mulai merintis pada ranah pendidikan inklusi. Namun demikian, tidak menampik fakta juga bahwa sekolah inklusi ini memang mulai berkembang di Jakarta tahun 2003 lalu. Di Surabaya saja baru mulai tahun pelajaran 2007-2008. Itu pun baru dua sekolah yang ditunjuk menjadi sekolah inklusi, yaitu SMK 8 dan SMA 10 Surabaya. Dan saat ini, pihak institusi sekolah baru sebatas mengakomodir hadirnya siswa berkebutuhan khusus, namun belum didukung infrastruktur dan SDM atau pengajar yang memadai.

Mungkin ada benarnya bahwa sekolah inklusi berbeda dengan Sekolah Luar Biasa (SLB). Di SLB anak anak diberi fasilitas sesuai dengan keterbatasan mereka, mulai dari guru, cara berkomunikasi, konstruksi gedung disesuaikan. Tetapi di sekolah inklusi mereka tak sepenuhnya mendapat semua itu, karena mereka berkumpul dengan anak-anak normal secara fisik, tentunya mereka harus mengikuti sekaligus menyesuaikan mulai dari guru, cara berkomunikasi, bahkan fasilitas sekolah yang memang ada beberapa yang belum terpenuhi untuk mereka. Kondisi itu bisa jadi membuat mereka semakin mandiri untuk nanti hidup di masyarakat. Namun demikian, memang ada banyak jenis sekolah inklusi.

Dalam makalah berjudul “Pendidikan Inklusi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)” yang disampaikan pada acara Festival Seminar & Pameran Pendidikan di Hotel Kartika Chandra – Jakarta, 2 Agustus 2006 lalu, Prof. Frieda memberikan definsi pendidikan Inklusi yang menarik—setidaknya demikian bagi saya—menurut Western Regional Resource Center (2002). Yaitu inklusi didefinisikan sebagai penyedia instruksi/pengajaran yang didesain secara khusus dan menyediakan dukungan untuk siswa-siswa dengan kebutuhan khusus dalam konteks setting pendidikan regular. Definisi ini, bagi saya, membuktikan adanya keinginan seorang guru atau institusi pendidikan yang tidak membeda-bedakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap siswa. Sekolah inklusi, bila mengacu pada definisi tersebut, maka dalam pandangan saya akan memberikan apa yang diinginkan dan bisa dikembangkan oleh masing-masing skill yang dimiliki siswa. Pembelajaran seperti ini, secara otomatis, akan sangat memperhatikan perbedaan individu yang dimiliki oleh setiap siswa.

Adapun tugas dari seorang guru atau pendidik ke depannya nanti, dalam pandangan saya, adalah mereka akan bertanggung jawab untuk mengupayakan bantuan dalam menyediakan dan memberikan layanan pendidikan pada semua anak (tanpa terkecuali) dari otoritas sekolah, masyarakat, keluarga, lembaga pendidikan, layanan kesehatan, pemimpin masyarakat, dan lain-lain. Disamping itu, peserta didik juga harus bisa dijamin untuk tetap bisa memperoleh kesempatan belajar yang sama sesuai dengan tempo dan kemampuan masing-masing. Dengan adanya sekolah inklusi seperti ini, diharapkan bisa menghapus dominasi sistem pendidikan yang eksklusif. Karena dampaknya tak hanya dirasakan oleh anak berkebutuhan khusus saja tetapi masyarakat tempat mereka tinggal pun bisa terbebani karena ketidakmampuan mereka dalam bermasyarakat.

Dengan sekolah inklusi seperti ini, mereka akan mendapatkan pembelajaran riil bersosialisasi dengan anak-anak normal. Mereka tidak lagi dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Terlebih jika di sekolah inklusi tersebut mereka akan bisa berprestasi melebihi siswa lainnya. Hal tersebut akan mengokohkan bahwa mereka mampu sejajar dengan anak-anak lainnya. Besar harapan bangsa akan adanya pendidikan yang berorientasi pada based on ability’s student seperti sekolah inklusi ini. Majulah terus, pendidikan Indonesia!

 

Karir di PT ASTRA per 10 Oktober 2011

PT Astra International, perusahaan raksasa dengan lebih dari 150 anak perusahaan saat ini sedang mencari orang-orang muda berbakat yang memiliki passion di bagian HR untuk menjadi management trainee HR, sebuah program pelatihan khusus yang ditujukan bagi future leader Astra. Bagi yang secara khusus berminat pada bagian training, menjadi faculty member AMDI (Astra Management Development Institute) akan menjadi tempat yang tepat bagi Anda.

Berikut saya lampirkan spesifikasi persyaratan untuk kedua posisi tersebut. Silakan kirimkan lamaran dan CV Anda via email. Please understand that only shortlisted candidate will be contacted.              

Salam,

Debbie Widjaja

Recruitment & Career Development

PT Astra International Tbk

Email: [email protected]

Phone: (021) 652-2555 ext 113

Lampiran : https://fpscs.uii.ac.id/images/Lowongan%20Kerja/AMDI%20%26%20MT%20HR.JPG

Mahasiswa Psikologi FPSB UII Adakan Aksi Simpatik dalam Rangka Hari Kesehatan Jiwa seDunia

Dalam rangka memperingati “Hari Kesehatan Mental seDunia yang jatuh pada tanggal 10 Oktober, Mahasiswa Prodi Psikologi (khususnya yang mengambil mata kuliah Psikologi Kesehatan dan Psikologi Umum) menggelar aksi simpatik berupa bagi-bagi sticker, pembatas buku, gantungan kunci dan lain-lain di beberapa titik Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia, seperti Masjid Ulil Albab UII, kantin syare’mart, boulevar, FTI-UII, parkiran depan rektorat, dan FPSB UII.

Dari Studium General D3 Bahasa Inggris: Kiat Mudah Belajar Bahasa Inggris

Image

Tiga orang mahasiswa Peserta Program PPL ke Australia Prodi D3 Bahasa Inggris sedang berbagi pengalaman

“Jika temen2 mau belajar Bahasa Inggris dengan mudah, maka kuncinya adalah sering-sering melihat film yang berbahasa Inggris, sering melihat tayangan-tayangan yang berbahasa Inggris di youtube, ataupun sering mendengar siaran-siaran radio yang menggunakan Bahasa Inggris. Selain dapat kosakatanya, kita juga dapat cara pengucapannya”, demikian kiat yang dibagikan oleh Fatiya, calon mahasiswa University of Wollongong New South Wales Australia saat memberikan materi tip-tips belajar Bahasa Inggris dengan mudah dalam salah satu sesi acara Studium General Prodi Bahasa Inggris FPSB UII, Kamis, 06 Oktober 2011 di Auditorium FPSB UII.

Komunitas Mahasiswa Psikologi Progresif Gelar Donor Darah

Image

Mahasiswa FPSB UII saat mengikuti aksi donor darah yang digelar oleh KMPP FPSB UII

Dalam rangka rekrutmen anggota baru, Komunitas Mahasiswa Psikologi Progresif (KMPP) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia yang selalu peduli terhadap nilai-nilai kemanusiaan menggelar aksi kemanusiaan “Donor Darah” di Auditorium FPSB UII, Selasa-Rabu, 4-5 Oktober 2011. Aksi ini cukup banyak mendapat simpati mahasiswa, bahkan juga tenaga kependidikan. Di hari pertama, lebih dari 40 calon pendonor mencoba mendaftarkan diri untuk mendonorkan darahnya. Namun demikian, setelah melalui pengetesan/pengecekan kondisi darah secara seksama, hanya 30 pendonor yang bisa mendonorkan darahnya. Sedangkan di hari kedua, terdapat 25 pendonor yang dinyatakan boleh mendonorkan darahnya.

Saksikan Tayangan Profil Fakultas, Orangtua Merasa Lega

Image

Suasna Pertemuan Orangtua/Wali Mahasiswa Baru FPSB UII di GKU. Prof. Dr. Sardjito UII

“Setelah menyaksikan tayangan profil tadi ditambah penjelasan yang disampaikan Bapak Dekan, saya menjadi merasa lega dan yakin kalau anak kami menimba ilmu di tempat yang tepat. Jadi kami titip anak-anak kami pada Bapak, Ibu dosen untuk dididik dengan baik”, demikian ungkap salah seorang wali murid sesaat setelah melihat tayangan Profil Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia yang berdurasi 15 menit dan mendengarkan sambutan Dekan FPSB UII, Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psikolog pada acara pertemuan orangtua/wali Mahasiswa Baru FPSB UII di GKU. Prof. Dr. Sardjito, awal Oktober 2011.

Prodi Komunikasi FPSB UII Gelar Kuliah Umum dan Diskusi Jurnalisme Radio

Image

Suasana Kuliah Umum dan Diskusi Jurnalisme Radio bersama Mike McCluesky dan Mark Hemetsberger dari ABC Australia

Pada jaman pendudukan Jepang, radio menjadi salah satu media paling berpengaruh untuk melancarkan provokasi. Dalam banyak kisah diceritakan bahwa rakyat Indonesia pada waktu perjuangan tahun 1945 benar-benar memanfaatkan radio untuk mengikuti perkembangan keadaan negara. Begitu teks Proklamasi Kemerdekaan RI dibacakan oleh Soekarno-Hatta dan di siarkan melalui radio, serentak rakyat Indonesia terprovokasi untuk mempertahankan kemerdekaan tersebut. Pekik ‘Merdeka, Allahu Akbar, Merdeka atau mati’ menggema di tanah air. Dan kemerdekaan (secara fisik) itu pun saat ini masih bisa kita nikmati.  Fakta tersebut tentu kita akui bersama sebagai salah satu fungsi ‘luar biasa’ yang diperankan oleh media radio.

Dari Jogja Edu Expo 2011: Anak-Anak Serbu Games FPSB UII

Image

Anak-anak serbu games/lomba yang diadakan oleh stand FPSB UII

Menjelang akhir tahun 2011 ini, kembali Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Propinsi DIY menyelenggarakan event bertajuk "Jogja Edu Expo 2011". Event yang digelar pada tanggal 30 September s.d 2 Oktober 2011 tersebut mengambil Taman Pintar Yogyakarta sebagai lokasi penyelenggaraan. Ameran diikuti oleh institusi pendidikan formal mulai dari TK, SD, SLB, SMP, SMA, SMK, PT, serta pendidikan non formal. Pameran ini merupakan agenda yang kedua setelah event pertama diselenggarakan bulan Oktober 2009 lalu.

FPSB UII Dapatkan Beasiswa Unggulan Lebih dari 1,3 M

Image

Para penerima BU BPKLN Serius dengarkan pengarahan akademik yang disampaikan oleh staf Kemdiknas RI

Untuk kali pertama Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (F-PSB) Universitas Islam Indonesia memperoleh Beasiswa Unggulan (BU) dari Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) Kemendiknas RI senilai lebih dari 1,3 milyar rupiah. Beasiswa tersebut diterimakan kepada 36 mahasiswa FPSB UII yang terdiri atas Prodi S1 Psikologi : 28 orang, Prodi S1 Ilmu Komunikasi : 3 orang dan Program S2 Magister Psikologi Profesi : 5 orang.

Komunikasi FPSB UII Kerjasama dengan RRI-

Image

Rektor UII dan Direktur LPP RRI berjabat tangan usai penandatangan naskah kerjasama

Menjelang peringatan setahun bencana Merapi, Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia serta Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia menyelenggarakan Seminar Nasional bertema “Refleksi Jurnalisme Warga dalam Bencana Merapi 2010, Sinergi Media, kampus dan Relawan” di sela-sela Pameran 1st USO ICT Expo 2011 pada hari Rabu, 28 September 2011 di Jogja Expo Centre Yogyakarta.