FPSB Apresiasi Perkembangan Seni dan Budaya

“Silahkan Anda hidupkan seni dan budaya di FPSB UII ini. Manfaatkan semua fasilitas yang ada di kampus ini sebaik mungkin dengan tetap memperhatikan kebersihan lingkungan dan juga timing (pemilihan) waktu yang tepat. Kami juga akan berusaha memfasilitasinya dengan sebaik mungkin. Namun demikian, saya harap komunitas-komunitas yang ada tetap harus berkoordinasi dengan Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM)”. Demikian pesan Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Dr.rer.nat Arief Fahmie, MA.HRM., Psikolog dalam acara launching Komunitas musik FPSB UII, Simphony, Kamis, 8 Januari 2015 M/17 Rabi Al Awwal 1436 H di halaman/hall FPSB UII.

 

Selain menjadi wadah menyalurkan hobi atau bakat dalam bernyanyi maupun memainkan alat musik (bagi mereka yang sudah bisa), komunitas yang diketuai oleh Nouval Pramathana (2011) juga memberikan pelatihan (coaching) bagi mahasiswa yang ‘ingin bisa’ bernyanyi ataupun bermain alat musik. Dalam launching tersebut, beberapa lagu pun dimainkan untuk dinikmati bersama.

Untuk mendukung perkembangan seni dan budaya di FPSB UII, pimpinan juga berencana akan menyediakan tempat khusus yang lebih kondusif untuk berlatih ataupun pentas. “Insya Allah tahun mendatang hall ini akan kita ubah menjadi tempat yang lebih kondusif untuk penyelenggaraan kesenian (baca:latihan, pementasan, kompetisi, dll)”, tambah Pak Arief.

Selain Komunitas Simphony, saat ini memang sudah ada beberapa komunitas yang berkait erat dengan seni dan budaya di FPSB UII, seperti Komunitas Teater Selaras, Komunitas Teater Tenun, Komunitas Borneo Malenggang, Komunitas Fotografi (Klik-18), dan juga komunitas orang-orang film atau KOMPOR.COM. Sebagian dari komunitas-komunitas tersebut memang sudah menghasilkan karya bahkan sudah memperoleh berbagai penghargaan, sedang sebagian lainnya masih dalam taraf ‘membangun’ atau baru saja dibentuk

 

FPSB Bertekad Tingkatkan Kemampuan Berbahasa Asing

Keterampilan berbahasa asing (khususnya Bahasa Inggris) di civitas akademika Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) akan menjadi menjadi salah satu faktor yang mendapat perhatian khusus untuk terus ditingkatkan atau diasah dalam rangka internasionalisasi FPSB UII. Hal ini tentu senada dengan visi FPSB UII yang bertekad akan menjadi pusat pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat bidang Psikologi, Ilmu Komunikasi, Bahasa Inggris, dan Hubungan Internasional yang terkemuka di Asia Tenggara serta berkomitmen pada keislaman dan keindonesiaan.

 

Tekad tersebut mengemuka dalam acara ‘Workshop Pengelolaan Kerjasama Luar Negeri tahap 3’ yang digelar Rabu, 7 Januari 2014 di Ruang Audiovisual FPSB UII. Dalam workshop yang difasilitasi oleh Herman Felani Tanjung, S.S., M.A ini peserta dibagi dalam beberapa kelompok, yakni kelompok staf prodi, kelompkk dosen prodi Psikologi, Kelompok dosen Prodi HI dan PBI, serta kelompok divisi umum, SIM dan Perkuliahan. Tugas kelompok-kelompok tersebut antara lain adalah menidentifikasi peran masing-masing terkait dengan proses internasionalisasi FPSB UII selama ini, kendala yang dihadapi dalam menjalankan peran tersebut serta mencoba merumuskan solusi untuk mengatasinya. Masing-masing kelompok pun diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk kemudian dikaji atau didiskusikan bersama-sama.

Sebagai salah satu langkah nyata untuk mewujudkan program internasionalisasi tersebut, pimpinan FPSB UII akan segera menindaklanjutinya dengan melaksanakan program-program penunjang pada tahun 2015 ini, salah satunya adalah penyelenggaraan pelatihan bahasa Inggris bagi karyawan FPSB UII yang akan dimulai pada pertengahan Januari 2015.

 

Hari Pertama Gelaran Karya Kreatif, Komunikasi Kaji Foto Dokumenter

Teruslah untuk berani berkarya. Banyak obyek di sekitar kita. Dengan rutin berkarya maka akan membngun hasil karya yang baik. Untuk membuat sebuah foto dokumenter yang baik memang terkadang kita terkesan kejam, misalnya saat kita ambil foto di tempat musibah atau bencana. Kita harus melihat lingkungan dari efek yang akan kita buat. Jika sudah ada orang yang memberikan pertolongan (dalam musibah/bencana), maka kita boleh untuk lanjut. Namun apabila ketika itu hanya ada kita yang bisa menolong, maka sebaiknya kita dahulukan untuk menolong. Demikian ungkap fotografer surat kabar harian Tribun Jogja, Hasan saat sharing materi tentang “Foto Dokumenter” dalam acara “Gelar Karya Mahasiswa Kreatif” Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa, 6 Januari 2015.

Acara yang diagendakan digelar selama 2 hari (6-7 Jan 2015) di auditorium Abdul Kahar Muzakkir UII tersebut sebelumnya sudah diawali dengan pemutaran film dokumenter. Direncanakan juga bahwa pada hari kedua, penyelenggara akan mengundang pembicara yang konsen terhadap film dokumenter, yakni Novian Ananta Putra, seorang peneliti dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.

Acara juga dimeriahkan dengan berbagai hiburan, pameran karya kreatif dan pameran karya fotografi.

Passage to ASEAN (P2A)

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Passage to ASEAN (P2A). Demikian nama sebuah program yang bisa dikategorikan ‘wisata edukasi’ untuk mengenal kebudayaan dari negara-negara di ASEAN yang sudah mendapat dukungan dari beberapa perguruan tinggi di 10 negara anggota ASEAN. P2A sudah mulai diselenggarakan pada pertengahan tahun 2012 lalu. P2A memiliki beberapa program menarik, seperti The ASEAN Tour, The ASEAN Game, The ASEAN Journey dan juga Ready for ASEAN. Program-program tersebut bisa diikuti oleh dosen, mahasiswa dan juga karyawan. Hal ini diungkap oleh Irawan Jati, S.IP., M.Hum., MSS dalam acara workshop pengelolaan kerjasama luar negeri (tahap 2) yang digelar Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Rabu, 31 Desember 2014.

Selain mendapat keterangan seputar P2A dari Pak Jati (panggilan akrab Irawan Jati), peserta workshop juga mendapat materi tentang persiapan teknis dalam melakukan dan menerima kunjungan dari luar negeri yang disampaikan oleh Herman Felani, S.S., M.A. Materi persiapan yang disampaikan terkait dengan kunjungan ke luar negeri meliputi penyesuaian bahasa, pengenalan kultur/budaya negara tujuan, persiapan dokumen (passport, dll), hingga memilih makanan/kuliner (halal food).

Sedangkan materi yang disampaikan terkait dengan penerimaan tamu dari luar negeri diantaranya adalah tentang dokumen, penyambutan, akomodasi, makanan, dan juga program yang akan ditawarkan selama tamu tinggal. “Sebisa mungkin kita memperlakukan atau menjamu tamu dengan sebaik-baiknya”, ungkap Herman Felani.

DPBMKM Dukung Penuh Peningkatan Prestasi Mahasiswa

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Direktorat Pengembangan Bakat/Minat dan Kesejahteraan Mahasiswa (CPBMKM) Universitas Islam Indonesia (UII) bertekad akan mendukung setiap kegiatan mahasiswa yang mengarah pada prestasi, baik bidang akademik (karya tulis, PKM, penelitian, dll) maupun bidang non akademik (olahraga, seni, dll). Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Kemahasiswaan UII, Beni Suranto, S.T., M.SoftEng bersama Wakil Rektor III UII, Dr. H. Abdul Jamil, SH., MH di hadapan civitas akademika Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Rabu, 31 Desember 2014.

Bahkan untuk Program Kreavititas Mahasiswa (PKM), Dr. Jamil sudah menargetkan 1500 proposal lolos didanai Dikti tahun 2015 ini. Target angka tersebut bukanlah ‘mustahil’ jika dibandingkan dengan total mahasiswa aktif UII yang lebih dari 14 ribu.

Selain itu, bantuan dana untuk kegiatan kemahasiswaan pun juga akan diberikan (sharing pendanaan dengan fak/prodi), seperti bantuan dana untuk mengikuti seminar/konferensi ilmiah Nasional/Internasional, pertukaran mahasiswa (Student Exchange) dan juga Keikutsertaan dalam lomba/kompetisi yang sesuai bidang keilmuan.

Semoga, skema program bantuan tersebut benar-benar bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa UII untuk mengukir prestasi.

Peran Pola Asuh Orangtua Terhadap Perkembangan Anak

Selain pola asuh orangtua, kenyamanan lingkungan psikologis (kehangatan dalam rumah tangga) juga sangat berpengaruh pada perkembangan karakter dan kepribarian seorang anak. Hal ini diungkapkan oleh Ery Surayka Puspa Dwi, Psikolog saat menyampaikan materi kolokium tentang ‘Kasus Klinis dalam Praktek Psikologi’ yang diselenggarakan oleh Departemen Psikologi Klinis Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Rabu, 31 Desember 2014 di R. Audiovisual .

Lebih jauh pemilik panggilan akrab Ibu Dwi ini berbagi pengalamannya saat melaksanakan tugas sebagai seorang Psikolog. Banyak kasus psikologis yang sudah berhasil ditangani dengan baik, seperti psikosomatis, stress, kecemasan, schizophrenia, psikotik, depresi-trauma, phobia, panic attack, gangguan tingkah laku pada anak (gangguan belajar, gangguan bahasa, slow learner, gangguan emosi, gangguan pervasif, sibling rivalry, dll) , gangguan dalam pergaulan (minder, tidak pede, jomblo, dll), anak berkebutuhan khusus, (gifted, jenius, indigo, autis, retardasi mental, down syndrom, ADHD, dll), obesitas, substance abuse, quit smoking, PSTD, kesurupan, perselingkuhan, drugs abuse, kleptomania, disleksia, dan masih banyak lagi.

Dari gangguan-gangguan atau kasus psikologis tersebut di atas yang terjadi pada usia dewasa awal lebih banyak merupakan implikasi dari pola asuh atau kondisi lingkungan psikologis yang diberikan oleh orangtua. Ibu Dwi juga menambahkan bahwa dalam beberapa kasus tertentu intervensi dilakukan juga dengan menggunakan teknik hypnotherapy.

PBI Akan Re-Branding

Dalam rentang waktu 1-2 tahun ke depan, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) mengagendakan ‘perubahan’ dengan re-branding yang baru. Hal ini terungkap saat dengar pendapat antara pengelola Prodi PBI (Ka, Sek, dosen), Ketua Tim Promo FPSB UII (Ratna Permata Sari, S.I.Kom., MA), analis komunikasi yang juga dosen Prodi Ilmu Komunikasi FPSB UII (Masduki, S.Ag., MA), dengan Wakil Rektor I UII (Dr. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.Sc), Selasa, 30 Desember 2014 di R. Audiovisual FPSB UII.

Menurut pengamatan Pak Masduki (dari sisi marketing dan komunikasi), PBI memang perlu mem-branding ulang, baik sasaran atau segmen pasar (baca: calon mahasiswa), kurikulum, ataupun kompetensi output yang akan dihasilkan. “Outputnya tidak hanya menjadi guru middle-end (menengah-bawah), tapi bisa kita perluas misalnya menjadi guru atau manajer berkelas internasional”, ungkapnya.

Pak Ilya (panggilan akrab Dr. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.Sc) sependapat dengan analisis yang disampikan oleh Pak Masduki dan akan mendukung penuh agenda perubahan yang akan dilakukan. Selain itu, dalam kesempatan tersebut Pak Ilya secara informal menyampaikan wacana penyerahan pemeliharaan Laboratorium Bahasa yang berlokasi di Gedung Moh. Hatta kepada Prodi PBI FPSB UII.

 

Menjadi Psikolog yang Beriman dan Ikhlas Menolong Sesama

“Belajar ilmu psikologi itu harus disertai keimanan. Tanpa keimanan, nanti Anda akan terjebak oleh teori-teori psikologi Barat yang hanya mengandalkan otak saja (tanpa iman)”. Demikian pesan Ketua HIMPSI Wilayah D.I. Yogyakarta, Dr. Helly Prajitno Soetjipto, MA., Psikolog kepada 7 orang lulusan Magister Psikologi Profesi (MAPPRO) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) dalam acara pengambilan Sumpah Profesi Psikolog Periode XXI, Sabtu, 27 Desember 2014. Ketujuh wisudawan yang diambil sumpahnya tersebut adalah Reni Nurhayati, S.Psi., RA. Nidya Ayu Lestari, S.Psi., Devy Hestiwana, S.Psi., Tri Vika Listyawati, S.Psi., Fisrty Ajeng Wulandari, S.Psi., Ermin Emilia, S.Psi., dan Halfizh., S.Psi.

Sementara Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc dalam pesannya juga berharap agar ilmu yang diperoleh benar-benar dapat dimanfaatkan untuk berbuat baik pada masyarakat, khususnya pada korban-korban bencana alam/musibah yang sedang banyak terjadi di negara kita. “Kelulusan dari saudara-saudara sekalian menjadi peluang untuk beramal saleh. Dan kalau kita berbuat baik pada orang lain, tidak perlu berharap banyak akan balasan dari orang yang kita bantu itu. Yakinlah akan balasan/pertolongan Allah SWT (kepada kita) melalui tangan-tangan yang lain”, ungkap Rektor.

Dekan FPSB UII, Dr.rer.nat . Arief Fahmie, M.A., HRM, Sekretaris Program Magister Psikologi Profesi, Rr. Indahria Sulistyarini, S.Psi., MA., Psikolog, beserta staf dosen dan karyawan tampak hadir menyaksikan prosesi pengambilan Sumpah Profesi Psikolog Periode XXI tersebut.

FPSB Berbeda, Bersama, Maju, Bahagia Tahun 2015

Guna meningkatkan kebersamaan, keakraban dan kerjasama yang baik antar pegawai (SATPAM, administratif, cleaning service dan petugas parkir), Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) secara khusus menyelenggarakan ‘Outbond dan Rafting’ di daerah Magelang atau tepatnya di RM. Orang Utan (outbond) dan Sungai Elo (rafting), Kamis, 25 Desember 2014. Kegiatan difasilitasi oleh Jogja Consultant dan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Magister Psikologi Profesi (MAPPRO) FPSB UII.

Dalam kegiatan outbond, peserta diajak melakukan permainan-permainan kelompok yang cukup seru dan membuat semua tampak sangat menikmati. Yel-yel ‘FPSB Berbeda, Bersama, Maju, Bahagia Tahun 2015’ pun menambah suasana lebih semangat dan penuh rasa kekeluargaan. Puas dengan berbagai permainan yang penuh dengan filosofi, kegiatan dilanjutkan dengan rafting bersama di Sungai Elo.

Tak jauh berbeda dengan outbond, dalam rafting ini pun peserta tampak sangat menikmati jeram di sepanjang sungai sambil sesekali bermain siram-siraman air antar perahu.

Komunikasi FPSB UII Diskusikan ‘Perubahan’

Kumpulkan semua bukti prestasi Anda karena nanti bukti prestasi tersebut akan menjadi diploma supplement saat lulus kuliah. Semakin bagus diploma supplement yang Anda miliki, maka Anda akan lebih mudah dalam memenangkan persaingan di dunia kerja. Demikian salah satu poin penting yang disampaikan Ka.Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Muzayin Nazaruddin, S.Sos., MA dalam acara ‘ngobrol sore atau ngobras atau diskusi’ bersama mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi FPSB UII, Rabu, 24 Desember 2014.

Dalam obrolan tersebut, Ka. Prodi juga mengingatkan adanya ‘perubahan’ terkait peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 49 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan tinggi yang salah satunya mengatur pembatasan kuliah maksimal 5 tahun untuk program S1. Perubahan lainnya ada pada alur kuliah, khususnya penyelenggaraan Kuliah Kerja Komunikasi (K3). Jika sebelumnya K3 dilakukan mahasiswa sebelum menyelesaikan skripsi, maka ke depan K3 akan dilaksanakan setelah mahasiswa menyelesaikan skripsi. Tujuannya tak lain adalah agar mahasiswa lebih siap saat perusahaan tempat melakukan K3 akan merekrutnya sebagai bagian dari SDM. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan magang ke luar negeri menjadi dua poin penting selanjutnya yang juga didiskusikan sore itu.

Acara diakhiri dengan makan ‘bakso’ bersama.