DPFA Hochschule Sachen University of Applied Sciences Kembali Gandeng FPSB UII

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

DPFA Hochschule Sachen University of Applied Sciences, Zwickau, Jerman kembali menggandeng Prodi Psikologi Fakultas Psikologi ke Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) untuk melakukan kerjasama. Kesepakatan kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan naskah kerja sama (Memorandum of Agreement-MoA), antara Prof. Dr. rer. nat. habil. Marcus Stueck (DPFA Sachen University) dengan Dr.rer.nat Arief Fahmie, MA.HRM., Psikolog (FPSB UII), Jumat, 6 Maret 2015.

Adapun konsentrasi yang akan dijadikan sebagai obyek kerjasama diantaranya adalah koordinasi kolaborasi riset (riset bersama), publikasi ilmiah, informasi maupun materi akademik, konferensi dan seminar, mengimplementasikan pertukaran mahasiswa dan tenaga kependidikan, serta kolaborasi program pengembangan akademik lainnya melalui program double degree antara kedua institusi.

Sehari sebelumnya penandatangan naskah kerjasama tersebut atau tepatnya pada hari Kamis, 5 Maret 2015, profesor yang konsen dalam bidang empati, pendidikan, pedagogi dan juga biodanza itu sempat memberikan workshop singkat tentang penggunaan alat tes Biopsikologi. Alat tes itu sendiri berguna untuk mengukur kondisi stres yang dilihat dari kondisi tubuh.

Prof . Marcus Stueck Tawarknan Kerjasama Penelitian Internasional

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Guru besar DPFA Hochschule Sachen University of Applied Sciences, Zwickau, Jerman, Prof. Dr. rer. nat. habil. Marcus Stueck kembali bersilaturrahmi ke Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa, 3 Maret 2015. Kehadiran Prof Stueck disambut oleh Ketua dan Sekretaris Prodi Psikologi, Kepala Departemen di lingkungan Prodi Psikologi, Kepala Lab. Psikologi, Ketua Puskaga, Sekretaris dan Ketua Program Magister Psikologi Profesi, Dekan dan beberapa dosen Prodi Psikologi FPSB UII.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Stueck menawarkan rencana kerjasama dalam proyek/penelitian internasional bertema “Strong Roots-Teacher Health and Quality of Life” yang bertujuan untuk mengembangkan sebuah konsep dalam melakukan diagnosis terhadap kesehatan dan kepuasan hidup guru, diagnosis berbasis intervensi dan juga penerapan metode untuk meningkatkan kesehatan guru dan kepuasan hidup melalui berbagai pelatihan, seperti school of empathy for teacher, children and parents, EMYK, STRAIMY, dan beberapa pelatihan lainnya.

Setidaknya, Prof. Stueck juga sudah menyiapkan 5 skema penelitian, yakni terjun langsung menggali pengalaman di sekolah-sekolah, wawancara, studi lapangan, penelitian laboratorium, dan juga intervensi. Prof. Stueck juga memperkenalkan BIOne, yakni para ilmuwan yang mengekpresikan dirinya dalam sebuah seni yang lengkap (integration of information, knowledge dan wisdom) yang memiliki 3 area, yakni psikologi, psikologi-kedokteran, dan pendidikan-etologi-antropologi-sosiologi.

Paparan yang disampaikan langsung mendapat tanggapan serius dari pengelola Prodi Psikologi dengan menyampaikan Rencana Induk Penelitian Orientasi Program Studi pesikologi UII pada Peningkatan Kualitas Hidup (Quality of Life) Masyarakat Indonesia Berbasis Nilai-nilai Ke-Islam-an. Paparan singkat disampaikan oleh Wandya Ayu Khrisna Dewi, S.Psi., MA.

Psikologi Gelar Konferensi Nasional Psikologi Islami

Dalam rangka meng-gaung-kan konsep Psikologi Islami yang masih sedikit peminatnya, program Studi Psikologi (Psi) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) secara khusus menggelar ‘The 1st National Conference on Islamic Psychology (NCIP) dan The 1st Inter-Islamic University Conference on Psychology (IIUCP), 27-28 Februari 2015 di Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta. Hadir sebagai pembicara dalam Konferensi Nasional Psikologi Islami tersebut diantaranya adalah Prof. Dr. Anies Baswedan (Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah RI), Prof. Dr. Mahfud MD (Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi RI sekaligus Guru Besar Tata Negara FH UII), Prof. Dr. Suhartono Taat Putra, dr., MS (Guru Besar Patologi FK. Univ. Airlangga), Dr. H. Fuad Nashori, M.Si., Psi (Direktur Program Magister Psikologi Profesi FPSB UII), Drs. Subandi, Ph.D (Ketua PP Asosiasi Psikologi Islam-API), dan H. Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psikolog (dosen Prodi Psikologi FPSB UII yang konsen pada penelitian Profetik Leadership). Secara resmi kegiatan dibuka oleh Wakil Rektor I UII, Dr. Ing. Ir. Ilya Fajar Maharika, MA, IAI yang sangat mengapresiasi kegiatan tersebut.

Dalam paparannya, Prof. Anies Baswedan menegaskan perlunya membangun karakter pemimpin yang didasarkan pada sifat kepemimpinan kenabian, seperti sidik, amanah, tabligh dan fathanah. Dari sifat kepemimpinan tersebut, saat ini yang perlu ditekankan untuk didorong adalah sifat amanah. Hal ini penting dalam rangka memunculkan kembali kepercayaan antar masyarakat maupun masyarakat dengan pemimpin (pemerintah).

“Indonesia membutuhkan ikhtiar serius untuk melakukan pengembalian kepercayaan di masyarakat kita. Dan ini hanya bisa dilakukan dengan berame-rame dan jika ada kepemimpinan yang dipercaya. Maka saat ini yang mendasar untuk dimunculkan di Indonesia dari kita semua adalah AMANAH. Trust (kepercayaan) itu mungkin bisa dimunculkan dan rasanya bisa dibangun”, ungkapnya.

Lebih jauh, inspirator ‘Indonesia Mengajar’ tersebut memberikan rumusan simpel dalam membangun kepercayaan, yakni :

Trust=Competence+Integrity+Intimacy (kedekatan)-Self Interest.

“Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang bisa dipercaya. Seorang pemimpin dia harus mempunyai follower (pengikut) yang hadir karena apa yang dikatakan dan diperbuat oleh pemimpin tersebut dipercaya. Ini hal yang paling penting untuk di dorong. Diantara keduanya haruslah ada trust. Maka seorang leader mendapat kepercayaan dari followernya untuk membuat sebuah keputusan/kebijakan. Akan tetapi jika dalam perjalanannya ada kebijakan yang salah, maka trust itu bisa ditarik dan diberikan kepada orang lain. Mengelola trust itu dibutuhkan leadership dan followership. Leader tidak akan pernah ada tanpa adanya follower. Beri waktu (kepada leader) untuk membuat sebuah kebijakan/langkah. Tidak ada sebuah langkah yang selalu bisa dinilai saat itu juga. Ini sering sekali dalam konteks keseharian kita dimana kita sering menilai seakan-akan menilai hanya dalam frame saat ini saja. Maka saya sering mengatakan bahwa saya dalam banyak hal tidak khawatir dengan opini hari ini, tapi khawatir dengan opini para sejarawan masa depan. Krn mrk akan membaca peristiwa hari ini dalam konteks waktu dan lebih jernih dalam memasukan seluruh faktor”, tambahnya.

Di akhir paparannya, Prof. Anies berharap agar ke depan akan ada proses penumbuhan kedewasaan di Indonesia, baik dalam memunculkan bibit-2 leadershipnya maupun kepemimpinan untuk memunculkan kesadaran followershipnya.

Sementara Pakar Hukum Tata Negara, Prof. Dr. Mahfud MD dalam kesempatan tersebut mengkritisi kepemimpinan saat ini yang dianggap gagal, khususnya dalam pemberantasan korupsi dan penegakan hukum. Menurutnya, sampai sekarang proses penegakan hukum tersebut ada kemungkinan mundur total, sementara jual beli kasus masih marak terjadi. Hal tersebut tidak terjadi di jaman rasul karena rasul menegakan hukum dengan benar. Indonesia harus belajar untuk ini.

Beliau juga menambahkan tentang kriteria seorang pemimpin yang baik, seperti beriman, berani dan bersih. Ketiganya merupakan paket yang tidak bisa dipisahkan. Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah memiliki warisan konsep kepemimpinan dari nenek moyang yang sangat baik dan sama dengan yang diajarkan oleh Islam yang disebut sebagai Hasta Brata yakni, ‘surya (matahari-ketegasan), candra (rembulan-lambang empati), kartika (bintang-memberi arah), buwana (bumi-konsisten), angkasa (lapang-terbuka terhadap kritik, masukan, informasi), bayu (angin-selalu menyejukan), banyu (air-menyuburkan/memberi harapan), geni (api-ketegasan dalam mengakan hukum). “intinya adalah itu, tapi yang terpenting adalah memang revolusi mental”, tandasnya.

Materi kepemimpinan kenabian secara lebih detil disampaikan oleh H. Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psikolog yang menyampaikan hasil penelitiannya yang sudah dirintis sejak tahun 2006 silam. Menurutnya seorang pemimpin harus terlebih dahulu bisa memimpin dirinya sendiri, baru memimpin orang lain untuk mencapai tujuannya di dunia dan di akhirat dengan meneladani kepemimpinan para nabi.

Di sesi kedua, Prof. Suhartono Taat Putra menyampaikan paparan tentang peran Islam terhadap perubahan psikoneuroimunologis yang dimulai dengan bahasan tentang agama (konsepsi, persepsi, emperi), moral-akhlak, kecerdasan otak sehat, perilaku yang berkepribadian dan berkebudayaan, komposisi tubuh manusia, gaya hidup sehat, dan terapi sel panca.

Perkembangan penerapan Psikologi Islami menjadi kajian berikutnya yang disampaikan oleh ketua Asosiasi Psikologi Islami (API), Drs. Subandi yang disusul kemudian dengan paparan dari Dr. H. Fuad Nashori tentang Intervensi Psikologi Islami.

Pada hari kedua, selain menggelar presentasi ‘call for paper’ bertema ‘Psikologi Islam Menjawab Problematika Integritas, Kepemimpinan dan Kesejahteraan’, Prodi Psikologi juga menggelar workshop ‘Islamic Motivation Training’ yang diampu oleh Dr. Bagus Riyono, MA.

FPSB Gelar Workshop Penulisan Proposal Penelitian Bagi Dosen Muda

“Penelitian yang baik adalah penelitian yang multi disiplin, sehingga bisa mengatasi masalah secara lebih luas. Penelitian itu dihargai dari segi kemanfaatan dan diseminasi (publikasi). Ujung dari diseminasi adalah jurnal ilmiah. Sebuah penelitian belum bisa dikatakan selesai apabila belum diregistrasikan atau tersertifikasi (jurnal, buku atau paten). Anda juga harus mentaati pedoman yang sudah digariskan. Jangan menawar..!”. Demikian beberapa hal penting yang disampaikan Dr. Jaka Sriyana, SE., M.Si saat memberikan materi Workshop Penulisan Proposal Penelitian bagi Dosen Muda Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa, 24 Februari 2015. Workshop dibuka secara langsung oleh Dekan FPSB UII, Dr.rer.nat Arief Fahmie, MA.HRM., Psikolog.

 

Selain itu, Pak Jaka juga menambahkan pentingnya seorang peneliti untuk menguasai lapangan atau latar belakang masalah. Hal ini disinyalir akan mampu meningkatkan kuantitias maupun kualitas penelitian. “Kalau anda tahu betul masalah yang terjadi, maka anda akan dapat membuat penelitian yang berguna. Mulailah membangun roadmap penelitian sendiri sesuai bidang keahlian yang spesifik. Spesialisasi itu penting!”, tandasnya. Sebuah penelitian yang baik agar layak dipublikasikan secara berkala menurutnya juga harus memiliki kebaruan, metode maupun publikasi paper.

Secara teknis Pak Jaka juga menyampaikan beberapa hal penting dalam membuat judul penelitian, membuat pendahuluan (latar belakang-rumusan masalah-tujuan penelitian), kajian pustaka, metode penelitian, daftar pustaka hingga jadwal dan anggaran penelitian. Disesi akhir, Pak Jaka menyampaikan materi Etika Penulisan Karya Ilmiah yang membahas plagiasi/plagiarisme dengan disertai beberapa kasus yang terjadi, seperti kasus Presiden Hongaria maupun Menteri Pendidikan Nasional Jerman. Bahkan dalam rentang tahun 2012-2013 ada sekitar 100 dosen setingkat lektor, lektor kepala, maupun guru besar di Indonesia yang tertangkap melakukan plagiarisme. Untuk mengantisipasi hal tersebut, materi penanggulangan plagiasi pun turut disampaikan kepada peserta.

 

Mappro FPSB Gelar Sumpah Periode XXII

“Bukan sesuatu yang mudah untuk menjalani profesi Psikolog. Jika kita menyalahi perilaku kita yang tidak sesuai dengan sumpah yang baru saja diucapkan, maka naudzubillah mindzalik. Saya tidak menakut-nakuti, tapi sumpah itu Anda ucapkan kepada Allah SWT”. Demikian peringatan yang disampaikan oleh Ketua HIMPSI Wilayah D.I. Yogyakarta, Dr. Helly Prajitno Soetjipto, MA., Psikolog kepada 7 orang lulusan Magister Psikologi Profesi (MAPPRO) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) dalam acara pengambilan Sumpah Profesi Psikolog Periode XXII, Sabtu, 21 Februari 2015.

Dalam kesempatan tersebut Pak Helly sempat juga menyampaikan adanya kasus hukum yang pernah melibatkan kesaksian seorang Psikolog dengan tidak mengindahkan asas praduga tak bersalah. Beliau juga mengkritisi adanya proses praperadilan yang saat ini lebih terkait dengan proses teknis dan bukan materinya.

Sementara Rektor Universitas Islam Indonesia, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc dalam sambutannya menegaskan semakin banyaknya stressor yang saat ini melanda Indonesia, tak terkecuali yang berkait erat dengan dunia perpolitikan. “Disini peran psikolog yang sangat penting dalam memberi rasa nyaman di sekitar kita”, ungkapnya. Rektor juga menegaskan kembali agar para alumni dalam kiprahnya senantiasa melandasinya dengan niatan sebagai sarana beribadah kepada Allah SWT.

Nilai Lebih Lulusan FPSB UII

‘Sebagai lulusan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) ini, kita memiliki banyak kelebihan. Selain belajar secara teori, kita juga belajar praktek yang dikombinasikan dengan aturan atau syariat Islam yakni Al Quran & Al Hadist. Kita juga memiliki kemampuan beradaptasi dan keilmuan yang baik. Kita disiapkan untuk menjadi sosok yang kompetitif”. Demikian ungkap Anisia Puspitasari S.Psi saat memberikan materi pembekalan bagi alumni (fresh graduate) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Jumat, 20 Februari 2015 di R. Audiovisual FPSB UII.

 

Menurut alumni Prodi Psikologi FPSB UII angkatan 2008 itu, usai studi S1 para alumni memiliki beberapa alternatif rencana lanjutan yang semuanya secara prinsip adalah baik, seperti studi lanjut S2, bekerja dilembaga/institusi atau pun berwirausaha. “Kalian harus bisa mengejar mimpi kalian yang juga menjadi passion kalian”, tambahnya.

Kepada mereka yang berencana untuk studi lanjut S2, pemiliki sapaan Anisia tersebut berbagai informasi seputar program beasiswa yang bisa diraih, seperti Beasiswa LPDP, AMINEF (Amerika), AUS AID (Australia), Visit Japan Foundation (Jepang), Erasmus Mundus (eropa), Chevening (inggris) dan beberapa beasiswa lainnya.

Sedang bagi mereka yang ingin melanjutkan dengan bekerja di sebuah perusahaan, lembaga, atau instansi, staf HRD Coorporate PT. Tempo Scan Pacific. Tbk, Jakarta ini memberikan beberapa tip dalam memenangkan persaingan, seperti pembuatan CV (Curriculum Vitae) yang ‘menjual’, cara berpenampilan saat mengikuti atau menghadiri seleksi, mempersiapkan pengetahuan tentang perusahaan yang akan dituju (dilamar), ataupun cara menjawab pertanyaan saat seleksi wawancara.

Acara diakhiri dengan sambutan dari ketua IKAPSI (Ikatan Keluarga Alumni Psikologi) FPSB UII, Rocky Valentino, S.Psi., M.Psi.

 

Lomba ‘Ala 17-an’ Warnai Milad FPSB ke-20

Meriah ! Demikian satu kata yang tepat untuk menggambarkan kegiatan ‘Lomba’ civitas akademika (dosen, karyawan, SATPAM, petugas kebersihan, petugas parkir) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia, Jumat, 13 Februari 2015 di Halaman Gedung Soekiman Wirjosandjodjo UII. Selain sebagai media keakraban, lomba yang dikonsep ‘ala 17-an’ tersebut sengaja diselenggarakan sebagai salah satu rangkaian Milad FPSB UII yang ke 20.

Adapun macam lomba yang diselenggarakan (baik individu ataupun kelompok) diantaranya adalah sepeda lambat, topi letus balon, sumpit kelereng, badminton kompak, bola berjalan, puzzle, celebrity game dan juga balap bakiak. Hampir semua peserta tampak sangat antusias dan menikmati setiap permainan yang dilombakan, meski terkadang mereka harus bisa menerima kemenangan peserta lainnya.

FPSB Sosialisasikan Beasiswa LPDP

Bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi (studi lanjut) tentulah menjadi harapan sebagian besar warga negara Indonesia. Namun demikian, faktor biaya (relatif mahal) masih menjadi permasalahan tersendiri. Dalam hal ini, beasiswa menjadi salah satu solusi jitu untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dan saat ini banyak sekali program beasiswa yang bisa diperoleh/diraih, baik dari pihak swasta maupun pemerintah. Salah satunya adalah Beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Kependidikan) yang diinisiasi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tahun 2010-masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) dan berada di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

 

Oleh karena itu, untuk mengetahui peluang memperoleh beasiswa LPDP tersebut, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) secara khusus mengundang Kepala Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan LPDP, Ratna Prabandari, S.Psi., M.Ed, untuk berbagi informasi dengan para dosen dan mahasiswa FPSB UII, kamis, 12 Februari 2015 di Auditorium FPSB UII. Acara dimoderatori oleh Sonny Andrianto, S.Psi., M.Si.

Dalam kesempatan tersebut, pemilik sapaan mbak Ratna ini menjelaskan tentang sejarah LPDP, visi dan misi LPDP (menyiapkan calon pemimpin bangsa yang profesional), program-program pendanaan (Beasiswa & Pendanaan Riset), syarat-syarat pendaftaran, tahapan seleksi dan lain sebagainya. “Beasiswa ini tidak mensyaratkan ikatan apapun. Anda cukup kembali ke Indonesia dan berkaya pada bidang masing-masing, itu sudah cukup bagi kami”, ungkapnya. Terkait dengan linearitas studi lanjut, Mbak Ratna menegaskan bahwa hal tersebut tidak menjadi syarat utama. “Yang penting mahasiswa yang bersangkutan memiliki dasar yang kuat pada studi lanjut yang akan ditempuh. Misal mau ke jurusan Psikologi, maka yang bersangkutan (saat S1) harus kuat dalam statistiknya”, tambahnya. Mbak Ratna juga menambahkan bahwa saat ini sudah terbentuk ikata alumni LPDP yang diberi nama Mata Garuda.

Dalam acara tersebut, peserta tampak sangat antusias untuk bertanya banyak seputar beasiswa LPDP.

 

Prodi Ilmu Komunikasi Kalbis Silaturrahmi ke FPSB UII

Dalam rangka menimba pengetahuan sekaligus berbagi informasi mengenai pengelolaan Program Studi Ilmu Komunikasi, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komputer dan Ilmu Komunikasi Kalbis Institute Jakarta Timur, Davis Roganda P., S.Sos., M.Si beserta staf pengajar dan beberapa mahasiswanya melakukan perjalanan studi banding ke Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, Kamis, 12 Februari 2015.

Kedatangan rombongan disambut hangat oleh Dekan, Sekretaris Prodi, dosen beserta staf kependidikan Prodi Ilmu Komunikasi FPSB UII. Usai saling memperkenalkan diri, pembicaraaan diawali dengan selayang pandang tentang pemanfaatan laboratorium Prodi Ilmu Komunikasi FPSB UII secara maksimal yang disampaikan oleh Anang Hermawan, SoS., MA. Optimalisasi pemanfaatan tersebut biasanya terintegrasi dengan Unit-unit Kegiatan Kemahasiswaan yang memiliki ikatan secara langsung dengan laboratorium, seperti Klik-18 (fotografi), Kompor.com (film), Red-Aksi (jurnalistik) ataupun Galaxy (radio).

Sementara pihak Kalbis Institute berbagi informasi tentang keseriusannya dalam mendorong mahasiswa maupun dosen untuk banyak melakukan penelitian/riset. Bahkan, ada pengurangan beban sks dosen agar cukup waktu untuk melakukan banyak riset. Motivasi untuk menggalakan riset tersebut, ditanggapi oleh Anang Hermawan dan Zaki Habibi (dosen Prodi Ilmu Komunikasi FPSB UII) yang juga menerangkan peran penting riset dalam proses akreditasi. Pembicaraan pun berlanjut ke hal penting lainnya sebelum diakhiri dengan penandatangan naskah kesepahaman/kerjasama bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi oleh kedua belah pihak.

Mahasiswa FPSB Ikuti AUYS 2015 di Malaysia

Sintok, Kedah Malaysia. Mahasiwa Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali berpartisipasi di kancah ASEAN dengan mengikuti Asean University Youth Summit (AUYS) 2015 yang diselenggarakan di Universiti Utara Malaysia bertema Forging 1-ASEAN Youth Network Through Volunteerism, 26-29 Januari 2015. Ada lima orang mahasiswa FPSB UII yang tercatat sebagai peserta dalam kegiatan ini, yakni Jaka Farid Agustian, Sindi Novriana, dan Noer Ayufika Nulul dari Progran Studi Ilmu Komunikasi serta Roslifa dan Asrah Wadjo dari Program Studi Psikologi.

Informasi yang diperoleh dari kelima mahasiswa FPSB UII peserta AUYS 2015 tersebut, tema yang diangkat bertujuan untuk membangun kekuatan jiwa kesukarelawanan pemuda ASEAN dalam membantu dan membangun negaranya masing-masing serta negara lain di ASEAN dengan tetap menjalin hubungan baik antara komunitas sukarelawan disetiap negara ASEAN.

Kegiatan AUYS 2015 terbagi dalam 2 kegiatan inti, yaitu diskusi round table dari seluruh perwakilan Univeritas di setiap negara (27 Januari 2015) dan Community Engagement Programme untuk merealisasikan hasil diskusi dalam bentuk penerjunan langsung peserta ke sekolah-sekolah yang berada di FELDA Bukit Tangga yang merupakan sebuah Desa Binaan Universiti Utara Malaysia (28 Januari 2015).

“Seru banget, acaranya bermanfaat buat sharing-sharing pengalaman jadi sukarelawan, sharing apa aja yang bisa dilakuin sebagai sukarelawan. Seru karena banyak temen juga se-ASEAN”, ungkap Sindi Novriana. Kebahagiaan serupa juga disampaikan oleh Noer Ayufika Nulul. “Ini acara yang seru banget dan banyak manfaat! Disana kita bener-bener jadi satu walaupun berbeda negara. Kekeluargaannya erat banget disana. Yuk keluarga UII tahun depan ikut berpartisipasi di AUYS 2016 di Sumbawa! Kenalkan UII di negara ASEAN!”, ungkap pemilik sapaan Nulul ini.

Tanggapan positif juga datang dari peserta lainnya, yakni Jaka Farid Agustian dan Roslifa. Keduanya juga sangat menikmati acara tersebut. Menurut keduanya, acaranya tersebut dapat bermanfaat untuk seluruh delegasi dari masing-masing negara. Selain berharap agar mahasiswa FPSB UII dapat mengglobal di ASEAN dan dunia, keduanya juga berharap agar kegiatan tersebut bisa menjadi rekomendasi bagi Universitas Islam Indonesia untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan negara ASEAN sekaligus menjalin kerjasama antar universitas di negara ASEAN.