Kegiatan Prodi Psikologi

Magister Psikologi Profesi FPSB UII Gelar Pengambilan Sumpah

Image

Dekan FPSB UII, Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psikolog menyaksikan ?Pengambilan Sumpah? terhadap 8 orang Psikolog Baru lulusan Magister Psikologi Profesi FPSB UII

Bertempat di Ruang Auditorium FPSB UII, Program Pascasarjana Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia menggelar acara “Pengambilan Sumpah Magister Psikologi Profesi” untuk Periode-2 Tahun Akademik 2011/2012. Acara yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 10 Desember 2011 ini dihadiri oleh para dosen, karyawan, Ketua Program Magister Psikologi Profesi, Dekan FPSB UII, Rektor UII dan juga Perwakilan dari HIMPSI.

FMP-PIO, Adakan Regenerasi Kepengurusan

 

Image

Brenda Laurencia (biru), Ketua FMP-PIO Periode 2011-2012 menerimaima laporan pertanggungjawaban Pengurus FMP-PIO Periode 2010-2011, Ruri Ervina Siregar disaksikan Dekan FPSB UII, Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psikolog

“Saya berharap agar pengurus yang baru ini tetap melanjutkan ‘Program-program bagus’ dari pengurus lama, seperti Kunjungan Industri dan juga pemberian pelatihan kepemimpinan ataupun outbond kepada siswa-siswi SMP maupun SMA. Saya juga berharap agar para pengurus dan anggota FMP-PIO menambahkan satu program lagi, yaitu magang di perusahan-perusahaan sekaligus sebagai bahan pembuatan skripsi. Perusahaan tempat magang tersebut tidaklah harus sebuah perusahaan yang besar, melainkan perusahaan yang diridhai oleh Allah swt. Demikian juga saat nanti lulus hendaknya teman-teman FMP-PIO mencari atau bekerja di perusahaan yang diridhoi Allah swt. Perusahaan yang diridhoi Allah swt itu maksudnya adalah perusahaan yang tidak mendzolimi masyarakat (khususnya masyarakat sekitar perusahaan). Atau bahasa mudahnya perusahaan yang membawa rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil ‘aalamiin).  Maka lebih bagus kalau Anda sendiri yang menciptakan pekerjaan itu” harap Dekan FPSB UII, Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psikolog saat memberikan sambutan mengawali agenda Serah Terima Kepengurusan Forum Mahasiswa Pecinta Psikologi Industri dan Organisasi atau ATAU sering disebut dengan FMP-PIO yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 19 November 2011 di Auditorium FPSB UII.

Psikolog Puskesmas Harus ?Mumpuni?

Image

Seorang Psikolog Puskesmas dan juga alumni Prodi psikologi FPSB UII, Mar’atul Khusna, S.Psi., Psikolog saat menyampaikan materi tentang “Psikolog Puskesmas” di depan peserta kolokium

Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Sleman untuk mewajiban adanya tenaga Psikolog di setiap puskemas memang bukan sekedar “gaya-gayaan’ semata. Fakta di lapangan membuktikan bahwa cukup banyak kasus ‘kejiwaan’ di Puskemas yang membutuhkan layanan jasa psikolog untuk menyelesaikanannya, seperti gangguan kecemasan, psikosomatis, gangguan jiwa, depresi, gangguan perkembangan, gangguan penyesuaian, gangguan tingkah laku, gangguan emosi, Schizophrenia , maupun gangguan neurotik lainnya. Gangguan-gangguan tersebut didapati dalam berbagai rentang usia, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun orangtua.

Undangan Temu Alumni FPSB UII Tahun 2011

Image

Yuukk… Kita Sambung Silaturrahmi Melalui Acara TEMU ALUMNI FPSB UII Tahun 2011 ini…. Sebarkan..!!

Kepada Yth.

Rekan-rekan Alumni Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya

(Prodi Psikologi, Ilmu Komunikasi, Bahasa Inggris)

Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta

 

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh

Puji dan syukur senantiasa kita haturkan kepada Allah SWT atas limpahan nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita SEMUA. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan umatnya yang senantiasa istiqomah mengamalkan ajarannya.

Bersama ini kami mengundang Rekan-rekan ALUMNI Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII (Prodi Psikologi, Ilmu Komunikasi, Bahasa Inggris) untuk hadir dalam TEMU ALUMNI FPSB UII Tahun 2011 yang insya Allah akan kami selenggarakan pada :

Prof. Dr. Hora Tjitra Sambangi Prodi Psikologi FPSB UII

Mungkin masih banyak yang belum tahu jika ada salah satu warga negara Indonesia asal Kota Perjuangan Surabaya saat ini tengah menjalani perannya sebagai seorang Guru Besar Psikologi Terapan di sebuah Perguruan Tinggi terbaik ketiga dan terbesar kedua di China, Zhejiang University. Profesor kelahiran 24 September 1969 ini berkunjung ke Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia pada hari Senin, 7 November 2011 dalam rangka memberi materi acara qollokium sekaligus

untuk bertemu langsung dengan salah seorang dosen Prodi Psikologi FPSB UII, Sonny Andrianto, S.Psi., M.Si yang sebelumnya telah mengajukan permohonan kepada Prof. Hora Tjitra untuk menjadi Promotor Studi S3-nya di Zhenjiang University.

Sang Motivator itu telah Berpulang. Selamat Jalan Roy…!!

Image

Foto : Alrmahum Roy Juliardhana

Selasa, 1 November 2011 Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia kehilangan salah seorang mahasiswa Program Magister Psikologi Profesi angkatan 2010 bernama Roy Juliardhana. Almarhum meninggal di Rumah Sakit JIH setelah sebelumnya mengalami kecelakaan tunggal di ruas Jalan Magelang . Di  kalangan dosen, karyawan dan teman-temannya, almarhum dikenal sebagai sosok yang baik, cerdas, santun dan senantiasa memberi motivasi kepada teman-temannya yang sedang menghadapi masalah. “Roy itu orangnya baik mas. Dia juga sebagai motivator terbesar bagi temen-temennya. Contohnya saat kita sedang menghadapi suatu permasalahan, maka biasanya dia menghibur dan memotivasi kita untuk tetap tenang dalam menghadapi masalah”, ungkap Dwi Wahyuni Lestari, mahasiswa Prodi Psikologi yang merupakan teman seangkatan Roy.

FPSB UII Akan Gelar Temu Kangen/Reuni Tahun 2011

Image

Sukseskan Acara Ini Yaaaa….!!!

Dalam rangka menyambung tali silaturrahmi antara alumni dengan mahasiswa, alumni dengan dosen, alumni dengan mantan dosen,  alumni dengan karyawan, maupun antar alumni, Pimpinan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial  Budaya Universitas Islam Indonesia (FPSB-UII) berencana menggelar ‘Hajatan’ besar berupa ‘Temu Kangen/Reuni’  yang insya Allah dengan mengharap ridha Allah SWT akan dilaksanakan pada Sabtu, 10 Desember 2011 Pkl. 08.00 – 14.30 WIB di Gedung FPSB UII (R. Auditorium). Adapun garis besar acaranya adalah sebagai berikut :

 

Mahasiswa Psikologi FPSB UII Aktif Kampanyekan Kesehatan Mental

Bersama dengan Mahasiswa Perguruan Tinggi Penyelengara Program Studi Psikologi lainnya, lebih kurang 20 mahasiwa Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia (FPSB UII) turut aktif mengkampanyekan kesehatan mental dengan slogan “Tetap Semangat untuk Hidup Bahagia dan Produktif” dalam rangkaian kegiatan memperingati Hari Kesehatan Mental se-Dunia yang jatuh pada tanggal 10 Oktober lalu.

Refleksi Sekolah Inklusi di Indonesia

Image

Nur Haris Ali, Mahasiwa Prodi Psikologi Angkatan 2008

Berbicara tentang sekolah Inklusi, saya teringat artikel yang ditulis Prof. Dr. Frieda Mangunsong, M.Ed, Psi berjudul “Gambaran Emosional Anak Berkebutuhan Khusus.” Dalam artikel yang sebenarnya merupakan proposal penelitian itu, Prof. Frieda menyoroti perkembangan dunia pendidikan belakangan terakhir. Dalam pandangannya, saat ini semakin familiar perihal anak berkebutuhan khusus atau yang sering disebut dengan ABK.

“Berbagai artikel dan tayangan di media massa mengangkat topik tentang autism, tunagrahita, dan berbagai bentuk kebutuhan khusus lainnya. Perhatian dari pemerintah pun tampak dari layanan pendidikan khusus yang disediakan bagi mereka, sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Dirjen Manajmen Dikdasmen, 2006)” tulis Prof. Frieda dalam artikelnya itu.

Saat ini, menurut Prof. Frieda, diperkirakan sepuluh persen dari populasi anak di dunia ini adalah anak berkebutuhan khusus. “Jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia pun terus meningkat, meski tidak dapat dipastikan. Dinas Pendidikan Luar Biasa Kementerian Pendidikan Nasional mencatat terdapat 324.000 orang ABK di Indonesia. Prevalensinya yang tinggi serta kesadaran masyarakat yang semakin meningkat mengenai isu ini membuat ABK semakin mendapatkan perhatian,” jelasnya dalam artikel tersebut.

Pada faktanya di lapangan, kita mulai menjumpai—meski memang belum di semua daerah bisa kita temui—adanya institusi-institusi pendidikan yang mulai menyediakan layanan pendidikan khusus untuk anak berkebutuhan khusus. Seperti yang ada di Sleman, daerah dimana saya bertempat tinggal di Yogyakarta, di sana ada sekolah yang bernama SD Muhammadiyah Gondanglegi, Sleman. Sekolah ini adalah sekolah yang juga menerapkan system pendidikan inklusi. Kemudian di Surabaya, ada namanya SDN Klampis 1/246 Rintisan Inklusi, yang terletak di Jalan AR. Hakim 99 C Kec. Sukolilo Surabaya. Sama, sekolah ini juga mulai merintis pada ranah pendidikan inklusi. Namun demikian, tidak menampik fakta juga bahwa sekolah inklusi ini memang mulai berkembang di Jakarta tahun 2003 lalu. Di Surabaya saja baru mulai tahun pelajaran 2007-2008. Itu pun baru dua sekolah yang ditunjuk menjadi sekolah inklusi, yaitu SMK 8 dan SMA 10 Surabaya. Dan saat ini, pihak institusi sekolah baru sebatas mengakomodir hadirnya siswa berkebutuhan khusus, namun belum didukung infrastruktur dan SDM atau pengajar yang memadai.

Mungkin ada benarnya bahwa sekolah inklusi berbeda dengan Sekolah Luar Biasa (SLB). Di SLB anak anak diberi fasilitas sesuai dengan keterbatasan mereka, mulai dari guru, cara berkomunikasi, konstruksi gedung disesuaikan. Tetapi di sekolah inklusi mereka tak sepenuhnya mendapat semua itu, karena mereka berkumpul dengan anak-anak normal secara fisik, tentunya mereka harus mengikuti sekaligus menyesuaikan mulai dari guru, cara berkomunikasi, bahkan fasilitas sekolah yang memang ada beberapa yang belum terpenuhi untuk mereka. Kondisi itu bisa jadi membuat mereka semakin mandiri untuk nanti hidup di masyarakat. Namun demikian, memang ada banyak jenis sekolah inklusi.

Dalam makalah berjudul “Pendidikan Inklusi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)” yang disampaikan pada acara Festival Seminar & Pameran Pendidikan di Hotel Kartika Chandra – Jakarta, 2 Agustus 2006 lalu, Prof. Frieda memberikan definsi pendidikan Inklusi yang menarik—setidaknya demikian bagi saya—menurut Western Regional Resource Center (2002). Yaitu inklusi didefinisikan sebagai penyedia instruksi/pengajaran yang didesain secara khusus dan menyediakan dukungan untuk siswa-siswa dengan kebutuhan khusus dalam konteks setting pendidikan regular. Definisi ini, bagi saya, membuktikan adanya keinginan seorang guru atau institusi pendidikan yang tidak membeda-bedakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap siswa. Sekolah inklusi, bila mengacu pada definisi tersebut, maka dalam pandangan saya akan memberikan apa yang diinginkan dan bisa dikembangkan oleh masing-masing skill yang dimiliki siswa. Pembelajaran seperti ini, secara otomatis, akan sangat memperhatikan perbedaan individu yang dimiliki oleh setiap siswa.

Adapun tugas dari seorang guru atau pendidik ke depannya nanti, dalam pandangan saya, adalah mereka akan bertanggung jawab untuk mengupayakan bantuan dalam menyediakan dan memberikan layanan pendidikan pada semua anak (tanpa terkecuali) dari otoritas sekolah, masyarakat, keluarga, lembaga pendidikan, layanan kesehatan, pemimpin masyarakat, dan lain-lain. Disamping itu, peserta didik juga harus bisa dijamin untuk tetap bisa memperoleh kesempatan belajar yang sama sesuai dengan tempo dan kemampuan masing-masing. Dengan adanya sekolah inklusi seperti ini, diharapkan bisa menghapus dominasi sistem pendidikan yang eksklusif. Karena dampaknya tak hanya dirasakan oleh anak berkebutuhan khusus saja tetapi masyarakat tempat mereka tinggal pun bisa terbebani karena ketidakmampuan mereka dalam bermasyarakat.

Dengan sekolah inklusi seperti ini, mereka akan mendapatkan pembelajaran riil bersosialisasi dengan anak-anak normal. Mereka tidak lagi dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Terlebih jika di sekolah inklusi tersebut mereka akan bisa berprestasi melebihi siswa lainnya. Hal tersebut akan mengokohkan bahwa mereka mampu sejajar dengan anak-anak lainnya. Besar harapan bangsa akan adanya pendidikan yang berorientasi pada based on ability’s student seperti sekolah inklusi ini. Majulah terus, pendidikan Indonesia!

 

Mahasiswa Psikologi FPSB UII Adakan Aksi Simpatik dalam Rangka Hari Kesehatan Jiwa seDunia

Dalam rangka memperingati “Hari Kesehatan Mental seDunia yang jatuh pada tanggal 10 Oktober, Mahasiswa Prodi Psikologi (khususnya yang mengambil mata kuliah Psikologi Kesehatan dan Psikologi Umum) menggelar aksi simpatik berupa bagi-bagi sticker, pembatas buku, gantungan kunci dan lain-lain di beberapa titik Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia, seperti Masjid Ulil Albab UII, kantin syare’mart, boulevar, FTI-UII, parkiran depan rektorat, dan FPSB UII.