Kegiatan Prodi Psikologi

Prodi Psikologi Selenggarakan Kuliah Umum dan Bimbingan Akademik

Agar Kuliah Bermanfaat Seumur Hidup. Demikian tema yang diangkat pada kegiatan Kuliah Umum dan Bimbingan Akademik Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Sabtu, 21 September 2019 di GKU. Prod. Dr. Sardjito, M.Ph. Read more

Prodi Psikologi Gelar Workshop RPS

Dalam rangka meningkatkan kecakapan atau ketrampilan dosen dalam menyusun Rencana Pembelajaran Semester (RPS) sebagai panduan pada proses pengajaran, Program Studi Psikologi (Psi)  Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan 2 workshop dalam waktu berdekatan. Workshop pertama berupa Pengukuran Kurikulum Outcome Based Education (OBE) pada 12 Agustus 2019 dan pada hari kedua digelar workshop  Strategi Pembelajaran pada 13 Agustus 2019 di GKU. Prof. Dr. Sardjito, M.Ph. Kedua worksop tersebut memang diperuntukan bagi segenap dosen prodi Psikologi. Read more

Prodi Psikologi Terima Kunjungan Asesor AUN QA

Dua orang asesor  ASEAN University Network on Higher Education for Quality Assurance (AUN-QA), Prof. Dr. Yahaya Md.Sam dan Dr. Nguyen Quoc Chinh melakukan visitasi pada Program Studi Psikologi (Psi), Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa-Kamis, 12-14 Februari 2019. Sebelum ke Prodi Psikologi, keduanya bersama asesor AUN QA Kehadiran kedua asesor ke Prodi Psikologi pun disambut hangat oleh Dekan beserta Tim SAR yang terdiri dari unsur Dosen dan Tenaga Kependidikan FPSB UII. Read more

Mahasiswa Psikologi Kreasikan Limbah Plastik sebagai Tas Jali Unik

Berawal dari ide ingin menciptakan sebuah produk yang bermanfaat bagi lingikungan dengan memanfaatkan bahan-bahan yang juga berasal dari lingkungan sekitar, akhirnya mahasiswa Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) yang terdiri dari Adi Muliya Nurcahyo (Psi-2014), Riska Pratama (Psi-2012), Mora Sukma Rizkiyani (Psi-2014) dan Wahyu Meka Rihlati (Psi-2014) dengan dibantu dosen pembimbing berinisiatif menciptakan produk Tas Jali (tas belanja lipat). Rencana itu pun akhirnya dikembangkan sebagai gagasan dalam proposal PKM-K.

“Setelah proposal kami lolos dan kami mulai untuk merealisasikan program ini, kami sedikit mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku produk. Bahan baku produk kami sendiri antara lain limbah sampah plastik (dikhususkan untuk sampah kemasan minuman sachet), kain, resleting, pita dan pengait. Kesulitan kami adalah justru dalam mendapatkan sampah tersebut. Hal pertama adalah karena bank sampah yang sebelumnya dikelola oleh komunitas ketua kelompok kami ternyata sudah tidak ada. Sehingga akhirnya kami mencari informasi kepada teman yang jurusan teknik lingkungan mengenai bank sampah yang ada di sekitar Sleman-Yogyakarta. Kemudian kami menyurvey beberapa bank sampah yang terdekat namun hasilnya nihil. Ada bank sampah yang telah menjual semua sampah yang telah dikumpulkan berbulan-bulan, ada bank sampah yang telah memproduksi sendiri produk tas plastik, dan bank sampah yg kebanyakan tidak memiliki sampah plastik kemasan minuman sachet. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari jalan lain yaitu dengan bekerja sama dengan kantin di FPSB, dimana kami meminta pemilik kantin untuk mengumpulkan sampah bekas minuman sachet tersebut. Alasan kami menggunakan sampah plastik jenis itu adalah karena menyesuaikan dengan desain tas kami yang tidak sepenuhnya terdiri dari plastik sehingga berbeda dengan produk lainnya”, ungkap Wahyu Meka Rihlati.

Wahyu Meka Rihlati menambahkan bahwasannya selain memiliki desain yang unik, mudah dibawa kemana saja karena bentuknya yang mudah dilipat, digantung, dan kecil serta berbeda dengan tas belanja plastik yang biasa diproduksi oleh industri rumahan lainnya, produk mereka juga tidak memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Hal tersebut dikarenakan selain produk yang dihasilkan bukan merupakan makanan, produk mereka juga dapat mengurangi limbah sampah plastik. Pembuatannya ternyata tidak terlalu sulit, yakni hanya menjahit kain yang digabungkan dengan limbah plastik dan bahan lainnya.

“Tas Jali menguntungkan secara finansial karena tidak membutuhkan modal yang terlalu banyak. Tiap satu tas yang terjual sudah mampu menutupi modal yang dibutuhkan untuk membuat satu tas tersebut. Jika Tas Jali diproduksi dalam skala besar maka keuntungan yang diperoleh pun semakin besar. Kami juga bermitra dengan penjahit-penjahit kecil di sekitar kampus UII sehingga dapat membantu mereka dalam melebarkan usaha jahit. Kedepannya Tas Jali akan terus mengalami inovasi desain-desain yang lebih bervariatif. Harapan kami melalui Tas Jali ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Sesuai tujuan awal kami yaitu untuk memberdayakan masyarakat sekitar, terutama ibu rumah tangga agar dapat menambah penghasilan keluarga. Kami juga berharap dapat lolos hingga ke PIMNAS 2017 agar dapat mengharumkan nama UII, khususnya bagi FPSB dan Psikologi”, pungkasnya.

Dosen Prodi Psikologi Raih Best Paper ICIBSoS 2016

Paper berjudul Effectiveness of Sabr (Patience) and Salat (Prayer) on Resilience, Psychopathological symptoms, Just World Belief, and Coping after Merapi Eruption 2010 in Yogyakarta  milik dosen Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Dr. Phil. Qurrotul Uyun, S.Psi., M.Si., Psikolog berhasil meraih Best Paper dalam konferensi internasional yang diselenggarakan oleh International Congress on Interdisciplinary Behavior and Social Science 2016 (ICIBSoS 2016) di Eastparc Hotel Yogyakarta, 5-6 Shafar 1438 H/5-6 November 2016.

Menurut sang pemilik, paper tersebut berisi tentang efektifitas terapi dari kesabaran dan sholat untuk mengurangi gejala-gejala psikopatologis korban erupsi merapi tahun 2010 silam. Adapun gejala-gejala psikopatologis yang dimaksud antara lain adalah depreesi, kecemasan, gangguan panik dan somatisasi. “Setelah korban diberikan pelatihan itu mereka mengalami penurunan gejala2 psikopaologis tersebut ”, ungkapnya.

Selanjutnya, lulusan program doktoral Institute of Psychology, Faculty of Biosciences, Pharmacy and Psychology, University of Leipzig, Jerman ini berharap agar karyanya dapat bermanfaat bagi diri sendiri, bagi keluarga dan bagi para pembaca untuk kemudian bisa dilanjutkan dengan pengembangan model-model intervensi melalui pendekatan Islam untuk mengurangi gejala-gejala psikopatologis ataupun meningkatkan kesehatan mental pada kasus-kasus lain.

“Semoga ini juga dapat memberikan semangat pada temen-teman untuk terus meneliti dengan menggunakan pendekatan Islam atau menggunakan referensi dari Al Quran dan hadist sebagai dasar teori-teori psikologi”, pungkasnya. 

Dosen Prodi Psikologi Banyak Terlibat di API, APSI dan HIMPSI

Wadah para ilmuwan Psikologi Islam yang didirikan pada Tahun 2002 lalu, Asosiasi Psikologi Islami (API) memasuki tonggak sejarah baru dengan berganti nama sebagai Asosiasi Psikologi Islam (API). Pelantikan pengurus baru dan rapat kerja API dilakukan pada Kamis, 14-04-2016  di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dalam susunan pengurus baru API yang diketuai oleh Prof. Subandi (UGM)  tersebut, Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) yang dosen Prodi Psikologi, Dr.rer.nat. Arief Fahmie, S.Psi., MA. Psikolog dipercaya untuk mengemban amanah sebagai Ketua Dewan Pertimbangan.

Selain dalam kepengurusan API beberapa dosen Prodi Psikologi juga terlibat dalam kepengurusan Asosiasi Psikologi Sekolah Indonesia (APSI) wilayah Yogyakarta, seperti Ibu Mira Aliza Rachmawati, S.Psi., M.Psi yang dipercaya sebagai Sekretaris dan Ibu Uly Gusniarti, S.Psi., M.Si selaku bendahara. Sedangkan di kepengurusan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) wilayah Yogyakarta, R. Sumedi Priyana Nugraha, Ph.D dipercaya untuk mengemban amanah sebagai koordinator Bidang Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat.

Selain sebagai pengurus inti beberapa dosen prodi psikologi FPSB UII juga terdaftar sebagai anggota di kepengurusan API, HIMPSI maupun APSI wilayah Yogyakarta.

Keterlibatan tersebut tentu menjadi satu paramater ‘kepedulian’ para dosen prodi psikologi terhadap pengembangan disiplin ilmu psikologi itu sendiri, baik yang bernafaskan Islam maupun  psikologi secara umum.

 

 

Prodi Psikologi Tambah Doktor Baru

Keluarga besar program studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali tersenyum bahagia setelah salah satu staf pengajarnya, Emi Zulaifah, Dra., M.Sc berhasil menyelesaikan studi S3 dan berhak menyandang gelar ‘Dr. Phil’ dari Institute for Psychology,  Leipzig University, Jerman. Sosok yang akrab disapa Bu/Mbak Emi ini berhasil mempertahankan disertasinya berjudul ‘Work-Family interface among family with Work separation. Testing the spillover and crossocer effect of work -family interference on personal and family domain’ di hadapan tim penguji yang terdiridari  Prof. Evelin Witruk, Prof Konrad Reschke dan Prof. Schroeger (dekan dari Faculty of  Pharmacy, Bioscience and Psychologie) pada 11 Februari 2016.  Hasilnya pun sangat membanggakan, yakni ‘Magna Cumlaude’.

Menurut bu Emi, hasil analisis data penelitiannya menunjukkan bahwa beban pekerjaan bagi mereka yang harus mengalami pisah keluarga karena bekerja ternyata memberikan efek psikologis yang negatif tidak hanya bagi karyawan yang bersangkutan tetapi juga bisa ke anggota keluarga lainnya, termasuk pasangan dan anak anak.  Dampak psikologis ke anggota keluarga (anak-anak) memang tidak secara langsung tapi melalui proses apakah orang tuanya yang bekerja memandang situasi pisah kerja tersebut mengusik ‘keseimbangan interaksi’ antara pekerjaan dan keluarga atau tidak, iklim di dalam keluarga dan kondisi psikologis ayah dan ibunya.  Kondisi psikologis yang dimaksud adalah kondisi emosi (positif/negatif), serta kepuasan terhadap keluarga dan kehidupannya. Sedangkan dampak psikologis kepada pasangan cukup melalui kondisi psikologis sang suami.

Bu Emi juga menambahkan bahwa orang tua yang banyak bersyukur dan ridho ternyata membantu pasangan untuk menjadi lebih tenang dan berbahagia.

“Penelitian ini didedikasikan kepada keluarga-keluarga di Indonesia. Semoga senantiasa mendapatkan kekuatan dalam menghadapi tantangan hidup di jaman yang terus menerus berubah”, harap bu Emi.

Psikologi Uhamka Lakukan Studi Laboratorium ke Prodi Psikologi

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA atau sering disingkat UHAMKA mengirimkan dua (2) orang utusannya untuk melakukan studi laboratorium di Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Senin, 12 Oktober 2015. Kedua utusan,  yakni Dewi Tri Handayani, S.Psi., M.Si (pengelola lab. Psikologi Uhamka ) dan Puti Archianti, S.Psi., M.Psi (staf pengajar Psikologi Industri dan Organiasi) disambut hangat oleh Dekan FPSB UII, Dr.rer.nat Arief Fahmie, MA., Psikolog , Kepala Laboratorium Prodi Psikologi FPSB UII, Libbie Annatagia, S.Psi., M.Psi beserta staf laboran di ruang sidang Prodi Psikologi FPSB UII.

 

Setelah beramah tamah sekaligus menyampaikan maksud dan tujuannya, kedua utusan kemudian diajak untuk melihat langsung kondisi lab milik Prodi Psikologi FPSB UII yang menempati lantai IV Gedung Soekiman Wirjosandjojo. Usai melihat-lihat ruang pengelola laboratorium, keduanya segera menuju lab psikoterapi dan berkesempatan mencoba alat biopsikologi, yakni ‘Stress Pilot’ dan ‘Smard Watch’.

Sejurus kemudian, keduanya segera beranjak ke lab. Klasikal, lab individual, lab anak, lab eksperimen dan terakhir berkunjung ke lab. Observasi dan wawancara atau sering disebut lab. OW.  

Prodi Psikologi Adakan Temu Alumni

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;}

Program Studi Psikologi bekerjasama dengan pengurus IKAPSI (Ikatan keluarga Alumni Psikologi) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Temu Alumni Psikologi bertema “Membangun Kekeluargaan Yang Ramah, Bersahabat, dan Sinergi”, Sabtu, 15 Agustus 2015 di Kampus Terpadu UII. Selain dihadiri oleh para alumni Psikologi, tampak hadir pula beberapa pegawai dan dosen purnatugas yang pernah mengabdikan dirinya di FPSB UII.

Acara diawali dengan jalan sehat di lingkungan Kampus Terpadu UII yang dilanjutkan dengan tour ke Museum UII dan Candi Kimpulan di komplek Perpustakaan Pusat UII. Sejurus kemudian, acara berlanjut dengan sambutan dari Dekan FPSB UII, sambutan Ka. Prodi Psikologi, dan sharing time dengan menghadirkan dosen-dosen senior maupun dosen purnatugas yang merupakan perintis pendirian Fakultas Psikologi UII (sebelum FPSB UII), seperti Dr. H. Fuad Nashori, Msi, Drs.H. Muh. Bachtiar dan juga Hj. Ratna Syifa’a Rachmahana, M.Si. Sementara pihak alumni diwakili oleh Sonny Andrianto, S.Psi., M.Si yang saat ini juga tercatat sebagai staf pengajar (dosen) di Prodi Psikologi FPSB UII.

Musyawarah Anggota IKAPSI UII, Pelantikan Pengurus IKAPSI Pusat, dan Pembentukan IKAPSI Wilayah menjadi agenda terakhir sebelum kegiatan resmi ditutup.

Prodi Psikologi Kaji Program Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ)

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) merupakan pengembangan dari konsep Desa Siaga yang pernah digulirkan ataupun ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/IV/2000. Desa Siaga sendiri merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat pada umumnya seperti kurang gizi, bencana alam, termasuk didalamnnya gangguan jiwa, dengan menafaatkan potensi masyarakat setempat secara bergotong royong. Sedangkan Desa Siagam Sehat Jiwa merupakan suatu pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas. Demikian diungkapkan oleh Herlini Utari, S.Psi., M.Psi (Psikolog Puskesmas Kalasan, Sleman, Yogyakarta) saat menyampaikan materi kolokium bidang Psikologi Klinis bertema ‘Peran Psikologi dalam Program DSSJ yang diselenggarakan oleh Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Jumat, 26 Juni 2015.

Lebih lanjut Herlina Utari menjelaskan tentang keterlibatan dan juga peran dari setiap komponen pendukung pelaksana program DSSJ, seperti keterlibatan dan peran Kader Kesehatan Jiwa (KKJ), keterlibatan dan peran tokoh masyarakat serta keterlibatan dan peran Tim Pemegang Program Jiwa Puskesmas (perawat, psikolog, dokter, bidang desa) termasuk pola rekrutmen seorang kader kesehatan jiwa. Khusus untuk Kader Kesehatan Jiwa (sifatnya sukarela) menurut Herlini Utari yang diutamakan adalah mereka yang mau. “Kadang banyak yang mampu, tapi mereka tidak mau”, ungkapnya.

Adapun ciri-ciri/perilaku seseorang dikatakan mengalami gangguan kejiwaan diantaranya ditandai dengan sedih berkepanjangan dalam waktu lama, berkurangnya kemampuan dalam berkatifitas sehari-hari (makan, minum, bersih-bersih), malas, marah-marah tanpa sebab, bicara atau tertawa sendiri, mengamuk, menyendiri, tidak mau bergaul, atau bahkan sampai dengan mencoba untuk bunuh diri.

Oleh karenanya, untuk menekan atau mencegah timbulnya penyakit ganggan kejiwaan tersebut, DSSJ melakukan serangkaian aktifitas/pelatihan pada kelompok-kelompok beresiko, seperti pada kelompok prolanis, kelompok Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular-POSBINDU PTM, kelompok masyarakat dengan kejadian bunuh diri, konseling kelompok korban KDRT, dan juga konseling pada kelompok remaja beresiko.

Sesi tanya jawab seputar DSSJ menjadi penutup kolokium.