Taubat Itu Keren!
Oleh:Widodo Hesti Purwantoro – Manusia diciptakan sempurna oleh Allah Swt. dengan bekal akal, pikiran, syahwat dan hawa nafsu. Ini jelas berbeda dengan malaikat yang hanya dibekali akal saja tanpa hawa nafsu sehingga mereka jauh dari perbuatan dosa. Sedangkan manusia, sudah bisa dipastikan tidak akan lepas dari kesalahan dan dosa. Tidak ada satu manusiapun yang lepas dari kesalahan dan dosa. Namun demikian, Allah Swt. adalah Dzat yang Maha Menerima Taubat.
“Setiap anak Adam pernah berbuat salah dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah yang bertobat dari kesalahannya.”
(HR. At-Tarmidzi no. 2499).
Menurut Bahasa Arab, taubat sendiri memiliki arti kembali. Sehingga secara istilah bisa diartikan sebagai kembali ke jalan yang diridhoi Allah Swt. setelah sebelumnya menempuh jalan yang tentunya tidak diridhoi Allah Swt. atau mudahnya meninggalkan perintah Allah Swt. dan justru melanggar larangan Allah Swt. Taubat dilakukan untuk menghapuskan dosa dan kesalahan serta mendapatkan rahmat dan surgaNya Allah Swt.
Perintah untuk bertaubat kepada Allah Swt. dengan bersungguh-sungguh bisa kita temukan di dalam Al Quran Surat At Tahrim ayat 8 (QS. At Tahrim:8) yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya (Taubatan Nasuha), mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Dari QS. At Tahrim: 8 tersebut di atas maka sepintas kita bisa mengetahui bahwa manfaat kita bertaubat tidak lain adalah untuk mendapatkan ampunan atas kesalahan-kesalahan yang sudah kita lakukan serta meraih reward berupa surgaNya Allah Swt, .
Di ayat lain secara umum disebutkan manfaat taubat adalah agar kita menjadi orang yang beruntung (QS. An-Nur: 31)., menjadi hamba yang disukai Allah Swt. (QS. Al Baqarah: 222), tidak dimasukan dalam golongan orang zalim (QS. Al Hujurat: 11) yang dibenci Allah Swt., tidak dimasukan dalam golongan orang yang tidak diberi petunjuk oleh Allah Swt. (QS. Al Maidah: 51) dan tidak menjadi penghuni nerakaNya Allah Swt. (QS. Maryam: 71-72.).
Sedangkan menurut Imam al-Ghazali beliau menekankan bahwa para pelaku ibadah diharuskan untuk bertaubat dalam rangka memperoleh pertolongan Allah SWT untuk mencapai ketaatan, menghindarkan perbuatan dosa yang dapat mengakibatkan bencana atau musibah serta menghindarkan kita dari kesulitan beribadah kepada Allah SWT.
Taubat yang keren tentu harus diawali dengan taubat yang bersungguh-sungguh dengan segala keikhlasan hati mengakui setiap kesalahan dan dosa, serta dilakukan dengan cara-cara yang benar termasuk berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama atau dalam bahasa ringkasnya diartikan sebagai Taubatan Nasuha. Jika syarat mendasar tersebut sudah terpenuhi dengan baik, taubat bisa dikembangkan lagi hingga membawa dampak lebih luas (tidak hanya individual). Taubat ‘berdampak luas’ ini penulis istilahkan sebagai Taubat yang Keren.
Taubat yang keren ini pernah dicontohkan oleh sahabat nabi Muhammad Saw, Umar bin Khattab. Umar bin Khattab adalah orang terpandang dan pemuka kaum Quraisy. Umar bin Khattab digambarkan memiliki ukuran tubuh besar, tinggi badan di atas rata-rata, berkulit coklat, berkumis tebal, jalannya cepat, suaranya keras, dan memiliki pukulan yang sangat kuat. Umar bin Khattab sangat membenci Rasulullah termasuk dengan ajaran yang dibawanya. Bahkan Umar bin Khattab pernah suatu kali sangat berambisi untuk membunuh Rasulullah saw. Namun demikian, karena hidayah Allah Swt juga akhirnya Umar bin Khattab mengakui kesalahannya (membenci Nabi Muhammad Saw dan ajaran Islam) dan bertaubat secara sungguh-sungguh. Bahkan pada akhirnya, sosok yang dikenal mudah marah tersebut menjadi pembela dan pelindung Rasulullah saw.
Dari kisah Umar bin Khattab tersebut, taubat yang beliau lakukan sangatlah luar biasa hebatnya. Beliau bertaubat bukan di saat beliau sudah lemah dan sudah tidak berkuasa, namun justru terjadi saat beliau masih mempunyai kekuasaan, pengaruh dan kekuatan fisik yang luar biasa. Taubat yang beliau lakukan juga sangat berdampak pada kelancaran dakwah Nabi Muhammad Saw dan juga berdampak pada ketenangan umat Islam dalam belajar agama kepada Nabi Muhammad Saw.
Taubat yang keren di masa sekarang bisa dilakukan oleh para penguasa (raja, kepala negara, kepala pemerintahan, dll) yang mungkin sudah ‘khilaf’ menerapkan kebijakan yang hanya berorientasi pada duniawi sehingga mengesampingkan dan atau bahkan melanggar norma atau syariat agama, seperti mengizinkan prostitusi, melegalkan judi, melarang berbagai aktivitas beribadah/keagamaan, dll. Taubat keren yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan upaya-upaya pencabutan berbagai kebijakan yang melanggar syariat agama tersebut hingga tercipta kehidupan masyarakat lebih baik, yakni masyarakat yang damai, saling menyayangi, rajin beribadah, saling berempati dan juga saling berbagi dengan sesama (zakat/sedekah).
Sedangkan untuk kita yang saat ini bukan siapa-siapa atau bukan seseorang yang memegang sebuah kekuasaan, taubat yang hebat bisa kita awali dengan bertaubat secara sungguh-sungguh tanpa harus menunggu diri kita tua, menunggu kita miskin dan atau menunggu saat raga kita mulai rapuh. Kita lakukan taubat tersebut sesegera mungkin selagi kita masih sehat, masih kuat, masih mampu berbuat apapun, masih diberi kesempatan dan yang pasti kita lakukan taubat itu dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan sehingga menghasilkan perubahan perilaku kita ke arah yang lebih baik. Menghasilkan pribadi yang pandai bersyukur, pribadi penyabar, pribadi yang memiliki motivasi tinggi untuk memberi manfaat bagi lingkungan dan atau orang-orang di sekitar kita.
Selain itu, kita juga bisa mengajak orang-orang di sekitar kita, mulai dari keluarga, rekan kerja, atau rekan dalam komunitas yang kita ikuti untuk juga bisa melakukan taubat atas kesalahan dan dosa yang sudah dilakukan. Kita ajak mereka untuk senantiasa berusaha kembali ke jalan Allah Swt. dengan menjalankan semua perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Wallahu a’lam bishawab.
Sumber: