MAPPRO Gelar Workshop Internasional : Kaji Intervensi Psikologi Islami

Beragam perspektif dikemukakan oleh para ahli terkait dengan pembentukan perilaku manusia. Ada yang meyakini bahwa dasar perilaku manusia terbentuk semata sebagai respon atas stimulus lingkungan (perspektif behaviorisme), ada yang meyakini bersumber dari pikiran dan keyakinan yang dimilikinya (perspektif kognitif), ada juga sebagian yang meyakini bersumber dari pengalaman masa lalu yang mengendap dalam ingatan bawah sadarnya (psikoanalisis), dan juga ada yang meyakini bahwa manusia bebas berkehendak dalam memilih suatu perilaku (perspektif humanisme). Namun demikian, dari berbagai perspektif yang ada tersebut, pada dasarnya sepakat terhadap nilai-nilai empirisme dan positivisme yang berkonsekuensi bahwa manusia akan dilihat sebatas makhluk material tanpa dikaitkan dengan spiritualitas atau dengan kata lain meminggirkan peran Tuhan (agama) dalam pembicaraan psikologi.

Oleh karena itu, sebagai bagian dari perguruan tinggi yang meyaikini adanya peran Tuhan (Allah SWT) dalam berbagai aspek kehidupan manusia (perspektif Islam), MAPPRO FPSB UII secara khusus menyelenggarakan workshopIntervensi Psikologi Islam dengan mengundang Presiden Asosiasi Psikolog Muslim Internasional (International Association of Muslim Psychologists-IAMP), Prof. Rahmatullah Khan sebagai pemateri, Jumat, 4 Shafar 1438 H/ 4 November 2016 di Gedung Moh. Hatta (Perpustakaan Pusat) Kampus Terpadu UII dengan tujuan untuk menguatkan pengembangan intervensi psikologi dalam perspektif Islam (secara konsep dan aplikasi/intervensi).

 

Di hadapan peserta workshop yang terdiri dari para akademisi, praktisi psikolog, dan juga mahasiswa itu, Prof. Rahmatullah Khan menyampaikan materi Islamic Behavior Therapy (i-CBT) yang sedang ia kembangkan dan merupakan modifikasi dari Cognitive Behavior Theray (CBT) yang berkembang dalam tradisi sains Barat. Beliau mengawali paparannya dengan menyampaikan beberapa kontribusi besar yang diberikan oleh para ilmuwan muslim di dunia sains, termasuk psikologi. Menurutnya, intervensi Psikologi Islam memang sangat dibutuhkan dalam mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik.

 

Beberapa penelitian intervensi menggunakan pendekatan Psikologi Islam pun telah terbukti efektif, seperti terapi zikir untuk meningkatkan resiliensi penderita gangguan low back pain-LBP (Khairiyah, 2012), terapi zikir Al-Fatihah untuk meningkatkan kesejahteraan subjektif rehabilitasi narkoba (Muzkiyyah, Nashori, Sulistyarini, 2015), efektivitas penghayatan dan zikir Surat an-Naas untuk mengurangi gejala obsessive-compulsive disorder (Fakhruddiana, 2011), efektivitas pelatihan mendengarkan Al-Qur’an dalam menurunkan kecemasan menghadapi masa depan pada remaja (Utami & Urbayatun, 2015), pengaruh mendengarkan murattal Al-Qur’an dalam menurunkan tingkat insomnia mahasiswa Program Studi Psikologi (Wulandari, 2012), efektivitas pelatihan tadabbur al-Qur’an untuk menurunkan stres penderita diabetes milletus (Habibah, 2015), efektivitas terapi Tadabbur Al-Qur’an untuk mengurangi kecemasan menghadapi persalinan pertama (Prapto, Nashori, & Rumiani, 2015) dan beberapa intervensi shalat ternyata juga terbukti efektif dalam menurunkan stres dan perilaku yang negatif. 

Mahasiswa FPSB UII Raih Best Paper Presenter ICSSH 2016

“Ja9oan Sebaya as an agent of change in Dealing with the Threat of Demographic Bonus in 2020”. Demikian judul paper karya mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) yang telah mengantarkan kedua orang penulisnya, Dewi Isma Rikya Ihsan (prodi Ilmu Komunikasi) dan  Wira Setya Dharma  (Prodi Psikologi) meraih Best Paper Presenter pada perhelatan 11th International Conference on Social Science and Humanities yang diselenggaakan oleh Imperial College London, South Kensington, Inggris, 19-20 September 2016.

Menurut keduanya, gagasan yang ada dalam paper sendiri berupa pembentukan komunitas bernama “Ja9oan Sebaya” yang terdiri dari remaja usia 15 tahun sebagai peer counsellor bagi teman sebayanyadalam upaya menumbuhkan kesadaran akan bahaya merokok. Komunitas ini nantinya akan mendapatkan pelatihan terkait bahaya merokok dan peer counsellor, sehingga diharapkan di masa mendatang akan semakin banyak remaja yang sadar terhadap bahaya merokok,  mau berhenti merokok, bisa  menjadi remaja yang sehat, produktif, berprestasi serta dapat memberikan pengaruh positif disaat Indonesia mengalami bonus demografi.

 

“Saya sangat bersyukur atas kesempatan ini. Alhamdulilah presentasi berjalan dengan lancar. Pertanyaan dua peneliti dari Afrika Selatan dan Saudi Arabia dapat terjawab dengan baik. Jujur dalam hal ini kemampuan sangat diuji, tetapi dalam menjawab pertanyaan kita harus tetap tenang sehingga jawaban yang kita berikan sistematis dan menjawab pastinya. Terima kasih kepada Allah SWT. Terima kasih juga kepada kedua orang tua, universitas, dan teman-teman semua atas doa dan dukungannya.”, ungkap Dewi Ihsan mengenang momen konferensi yang diikutinya.

Hal senada juga disampaikan oleh Wira Setya Dharma. Ia senang dan bersyukur dapat memiliki pengalaman ini. “Semoga pengalaman ini dapat menginspirasi teman-teman semua untuk terus berkarya dan menjadi mahasiswa yang produktif. Perjalanan kita masih panjang, terus melangkah dan semangat meraih cita-cita”, tambah Wira.

Konferensi sendiri diikuti oleh peserta dari berbagai negara, seperti, Inggris, Indonesia, Jepang, Thailand, Malaysia, Cina, Afrika Selatan, Singapura dan juga Saudi Arabia. Sejumlah praktisi dan peneliti pun hadir dalam konferensi ini.

 

Film Motivasi Masuk 10 Pemenang Lomba Video Psikoedukasi Kesehatan Mental HIMPSI

Film bergenre edukasi karya mahasiswa Prodi Psikologi Fakultas Psikologi (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Muhammad Taufik Akbar Wibowo (angkatan 2014) berjudul Motivasi berhasil masuk 10 pemenang Lomba Video Psikoedukasi Kesehatan Mental bertema Psikoedukasi untuk Indonesia Sehat: Tunjukkan dan Bagikan yang diselenggarakan oleh Himpunan Psikologi Indonesia (HMPSI) dalam rangka  Hari Ulang Tahun Himpunan Psikologi Indonesia ke-57 (11 Juli 2016). Bersama 9 (individu maupun kelompok)  pemenang lainnya, pria kelahiran 1996 ini berhak memperoleh hadiah berupa sertifikat dan sejumlah uang pembinaan.   

Adapaun yang bertindak sebagai tim penilai ataupun dewan juri dalam lomba tersebut diantaranya adalah Juneman Abraham, S.Psi., M.Si. (Ketua), Dr. Ayu Dwi Nindyati, Psikolog (Anggota), dan Margaretha, S.Psi., P.G.Dip.Psych., M.Sc. (anggota). Keputusan ketiga tim tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Ketua Umum Himpunan Psikologi Indonesia No. 031/SK/PP-HIMPSI/X/16, tanggal 12 Oktober 2016.

Saat dimintai tanggapanya, Ketua Program Studi Psikologi FPSB UII, Mira Aliza Rachmawati, S.Psi., M.Psi  selain mengungkapnya rasa syukur juga berharap agar capaian tersebut dapat memacu teman-teman mahasiswa yang lain untuk bisa ikut berpretasi.

Peserta PPL Australia Pamit Wakil Rektor III

Didampingi beberapa staf pengajar (dosen) yang juga panitia seleksi Paktek Pengalaman Lapangan (PPL) Australia Periode X, 6 (enam) orang mahasiswa Calon Peserta PPL Australia Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) yang terdiri dari Gebri Adinda, Egista Pregi Fetimaghribi, Mila Minhatul Maula, Siti Maryam, Kinanthi Tiasadi dan Muhammad Ardan Firdaus Kusuma W. menghadap Wakil Rektor III UII, Dr. Abdul Jamil, SH., MH untuk berpamitan, Kamis, 5 Muharram 1438 H/6 Oktober 2016. Keenamnya dijadwalkan akan terbang ke Australia pada hari Minggu, 08 Muharram 1438 H/09 Oktober 2016 dan pulang kembali ke tanah air pada 22 Muharram 1438 H/23 Oktober 2016.

Dalam pesannya sosok yang dikenal sebagai pembela kepentingan mahasiswa ini berharap agar para mahasiswa bisa memanfaatkan sekaligus menikmati keikutsertaan di program PPL tersebut secara optimal. “Semoga bisa menjadi pengalaman yang luar biasa bagi mahasiswa, karena yang paling penting dan paling bermakna dalam proses pembelajaran itu adalah eksperimennya. Pengalaman adalah hal yang paling membekas (akan berkesan sepanjang sejarah hidup seseorang). Teori di kelas tidak akan bermakna kalau tidak dipraktekan”, ungkapnya.

Kepada pengelola Prodi PBI pak Jamil juga berharap agar waktu pelaksanaan PPL Australia bisa diperpanjang atau ditambah. Tidak hanya 1 minggu, tapi bisa satu bulan, 2 bulan atau bahkan lebih. Selain memang untuk lebih mendapatkan banyak pengalaman bagi mahasiswa, perpanjangan waktu tersebut juga dimaksudkan agar lebih sepadan dengan proses seleksi PPL yang membutuhkan waktu cukup lama dan cukup melelahkan bagi peserta maupun panitia seleksi. “Prosesnya kan panjang. Jadi eman-eman kalau hanya 1 minggu”, tambahnya.  Kepada pengelola Pak Jamil juga mengharapkan agar PPL Australia tersebut bisa dikonversikan ke mata kuliah tertentu supaya ada kesan dan semangat tersendiri. .

Tak lupa kepada para peserta Pak Jamil juga berpesan agar senantiasa menjaga nama baik UII.

Menjadi Mahasiswa yang Bertanggung Jawab

Be Responsible. Menjadi Mahasiswa yang Bertanggung Jawab. Demikian tema kuliah umum yang diselenggarakan oleh Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Sabtu, 1 Oktober 2016 dengan menghadirkan Dinda Denis P. Putrantya, S.Psi sebagai pemateri dan Ibu Fani Nur Tjahjo, S.Psi., M.Psi sebagai moderator.

Dalam paparannya, penulis buku “Bikin Belajar Selezat Coklat” tersebut mengajak peserta untuk senantiasa mensyukuri banyak hal, banyak nikmat yang sudah diberikan Allah SWT. “Kenikmatan yang kita dapatkan adalah ujian bagi kita pada setiap harinya. Jadi bukan hanya ujian sekolah saja”, ungkapnya. Dan terkait dengan tema kuliah umum, Denis mengatakan bahwa kunci tentang sebuah tanggung jawab adalah saat kita mempunyai tugas, baik tugas yang diamanahkan oleh sesama manusia ataupun tugas yang diamanahkan oleh Allah SWT. Sosok yang pernah tinggal di Honolulu tersebut juga mengajak peserta kuliah umum yang didominasi mahasiswa baru Prodi Psikologi tersebut untuk memiliki cita-cita yang tidak hanya berorientasi kepada dunia saja, namun juga pada akhirat.   

 

Selain cita-cita, mahasiswa juga perlu menetapkan visi hidup dimana visi yang kuat akan menciptakan sense of pupose & direction dalam mengelola diri. “Visi besar memberi energi untuk selalu melakukan yang terbaik”, tegasnya. Denis menambahkan bahwa puncak kesuksesan seseorang bisa dilihat atau diraih saat mencapai usia 40 tahun. Hal itu berarti pada usia 40 tahun tersebut, hendaknya seseorang sudah mapan dalam berbakti kepada kedua orangtua, mapan dalam melakukan proyek-proyek kebaikan, serta mapan dalam mempersiapkan keturunan (keturunan yang cukup mapan dalam material maupun spiritual saat ditinggalkan menghadap Ilahi), mapan secara spiritual (apapun yang dilakukan memiliki nilai spiritual), serta mapan secara finansial yang dimungkinkan bisa untuk mendanai proyek-proyek kebaikan, proses kaderisasi dan bentuk amal kebaikan lainnya.

Oleh karenanya, dalam kuliah tersebut mahasiswa juga diminta untuk membuat tangga impian ataupun proyeksi hidup yang hendak dicapai hingga usia 40 tahun. 

Tim Basket Putra FPSB Raih Juara 2 Psychology Summit 2016

Sempat unggul di babak perempat final atas Tim Basket Putra Universitas Atma Jaya Jogjakarta dengan skor tipis 45:42, Tim Basket Putra Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) akhirnya harus puas menduduki peringkat/juara 2 pada kompetisi cabang Bola Basket  2nd Annual Psychology Summit 2016 yang diselenggarakan oleh BEM Fak. Psikologi Universitas Indonesia Jakarta. Dalam laga final yang berlangsung di Gelanggang Remaja Pasar Minggu (30/09/2016) tersebut Tim Basket Putra FPSB UII  harus mengakui ketangguhan Tim Basket Putra Universitas Surabaya (UBAYA) dan menyerah kalah dengan skor 52:43.

“Saya sebagai manajer sekaligus player FPSB Basketball team bangga dengan prestasi yang telah kami dapatkan diajang Psychosummit 2016 di Universitas Indonesia, karena dengan komposisi pemain yang bisa dibilang baru dan persiapan latihan yang hanya dalam waktu sekitar 1 bulan, kami dapat meraih posisi kedua dalam ajang ini dan saya berterima kasih kepada pihak kampus khususnya FPSB yang telah mendukung FPSB Basketball team di ajang Psychosummit 2016. Harapannya pihak kampus lebih memperhatikan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan UKM kampus khususnya FPSB, sehingga UKM yang ada dikampus lebih berkembang dan lebih berprestasi”, ungkap Raharjo Fajar.

Perlu kami informasikan bahwa perhelatan 2nd Annual Psychology Summit Fakultas Psikologi Universitas Indonesia “Together Towards Unity and Equality” yang menyelenggarakan berbagai cabang lomba dan diikuti oleh mahasiswa psikologi dari perguruan tinggi negeri maupun swasta dari seluruh Indonesia tersebut sejatinya  merupakan penggabungan dari tiga acara tahunan yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jakarta, yakni PIASTRO (Psychology in Art and Sport through Competition), Psychology Festival, dan Psychopedia.

Selamat dan tetap semangat agar Tim Basket Putra FPSB UII bisa kembali meraih Juara 1 seperti halnya pada PIASTRO 2014, PIASTRO 2009, dan PIASTRO 2008.

 

Psikologi Kaji Teknik Menulis Artikel di Jurnal Internasional

“Untuk menembus jurnal internasional itu tidak mudah, tapi ada caranya. Tema adalah salah satu hal yg penting. Tema adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar.  Itu lebih penting daripada memikirkan ketidaksempurnaan berbahasa Inggris yang kita miliki”. Demikian ungkap Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D saat mengawali penyampaian materi workshop berjudul  “How to : Writing High-Impact Scientific Articles” yang diselenggarakan oleh Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Jumat, 23 September 2016 di Ruang Audiovisual FPSB UII.

Managing Editor of Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tersebut menambahkan bahwa penekanan dalam menulis sebuah artikel ilmiah terletak pada jawaban atas pertanyaan terkait dengan manfaat dan tambahan pengetahuan baru apa yang akan diperoleh setelah seseorang setelah membaca artikel kita? Apa pentingnya bagi keilmuan psikologi? Metodologinya seperti apa?

 

Beliau juga menambahkan agar penulis mau memilih area interest yang strategis dan bukan area yang mudah. Sehingga kita akan menjadi ahli di arena yang kita teliti (keahlian yang spesifik). Selengkapnya workshop mengupas tentang alasan penulisan karya ilmiah, konsep-konsep yang kurang tepat saat akan menulis sebuah artikel ilmiah di jurnal internasional, prinsip dasar penulisan karya ilmiah, membangun argumen, struktur penulisan karya ilmiah, paragraf dalam penulisan karya ilmiah, serta pengiriman karya ilmiah.

Beliau juga menegaskan bahwasannya sebuah karya/artikel dikatan berkualitas jika memiliki konten yang baik, terbukti (kuat) secara scientific, mempromosikan masa depan dan dan mengikuti prinsip dasar menulis artikel ilmiah. 

Komunikasi Kaji Serdadu Belanda di Indonesia

Dalam rangke memberikan tambahan pengetahuan dan pemahaman tentang dunia tulis-menulis (jurnalistik) bagi mahasiswa baru khususnya, Prodi Ilmu Komunikasi secara khusus menggelar Kuliah Umum bertajuk “Serdadu Belanda di Indonesia 1945-1950” dengan menghadirkan Prof. dr. Gert. J.  Oostinde sebagai pembicara dan Herman Felani Tandjung, MA sebagai Moderator di Gedung Moh. Hatta (Perpustakaan UII), Kamis, 22 September 2016.

Dalam  paparannya, Direktur Koninklijk Instituut voor Taal-, Land-en Volkenkunde  (KITL-KNAW) yang juga Guru Besar Sejarah  pada Universitas Leiden, Belanda tersebut mencoba menyampaikan perspektif sejarah kemerdekaan Indonesia dari sudut pandang pihak Belanda melalui sebuah buku karyanya berjudul “Serdadu Belanda di Indonesia 1945-1950” yang digali dari pengalaman/testimoni para serdadu Belanda dan didasarkan pada “dokumen-dokumen ego”, seperti buku harian, surat, kesaksian maupun memoar. Berikut sebagian testimoni dari serdadu Belanda yang tercatat dalam buku tersebut:

 

  • Kami sekarang dibebaskan tetapi masyarakat di Hindia-Belanda masih menderita di bawah pendudukan musuh Jepang. Kami harus datang melakukan pembebasan di sana. Sebagian adalah idealisme, sebagian lainnya petualangan. (Willem Dijckmeester, dalam Van de Kamp 2001: 51, int.)
  • Visi saya tentang Hindia adalah, seperti yang dinyatakan kepada kami: Hindia termasuk Belanda; para nasionalis adalah pemberontak yang harus dilumpuhkan, atau harus menyerah kepada kekuasaan Belanda. (Cornelis Weststrate, dalam Van Wijk dan Bosch 2001: 159, bk.)
  • Bahwa kami di sini bukan untuk melakukan perang tetapi untuk menjaga ketertiban dan ketenangan, sangat dihargai oleh masyarakat setempat. (Jan van de Voorde, dalam Van Wijk dan Bosch 2001: 200, bk.)
  • Pertama-tama menghajar gerombolan revolusioner Soekarno dan Hatta, kemudian membangun kembali tanah jajahan ‘kami’. (Charles Destrée, dalam Bak dan Kout 2010: 13, bk-kpln.)
  • Pemerintah Belanda menipu anak-anaknya. Pasukan-pasukan militer dikirim ke Hindia, resminya untuk memulihkan ketertiban dan ketenangan setelah kalah dari musuh Jepang: penduduk sipil harus dilindungi dari para pencuri, pembunuh, dan penjarah. Ternyata tidak ada satupun yang benar: para pasukan militer itu diterjunkan masuk dalam perang gerilya yang nyata. (A. van Helvoort, dalam Van Helvoort, Van Oerle dan Schotanus 1988: 19, bh.)
  • Hindia kita! Begitulah kami diajari sejak kecil; dengan ini kami diindoktrinasi, demikian bisa dikatakan […]. Namun, pelan-pelan mata kami membuka untuk hak-hak resmi dari rakyat Indonesia untuk benar-benar merdeka berdiri di atas kaki sendiri di tanah sendiri […]. Bahwa kami, para pemuda-di-lapangan yang sederhana di tahun 1946 belumlah matang dalam cara berpikir, tidaklah dapat disalahkan. Bahwa banyak pejabat tinggi kerajaan di Belanda yang pada waktu itu tidak jauh dalam berpikir, saya sesalkan. (Bé Ronner, dalam Ronner 1993: 79-80, mem-bh-srt.)
  • Namun, nafsu kami bertempur menjadi sedikit berkurang kalau kami sadari bahwa kami berperang melawan orang-orang yang menginginkan kebebasan untuk negeri mereka. (Sietze Winjeterp, dalam Mooij 2007: 77, kpln-bk.)

“Tak terhindarkan dalam buku Serdadu Belanda di Indonesia ada banyak perhatian terhadap masalah kekerasan dan kejahatan perang. Tetapi juga ada tema-tema lain yang dibahas. Buku ini adalah buku dengan banyak ruang untuk nuansa, dengan memperhatikan kompleksitas dan kontradiksi dari masa lalu. Buku ini tidak memiliki pesan moral, tetapi mengajak pembaca untuk memikirkan tentang politik dan moralitas”, ungkapnya.

Prof. dr. Gert. J.  Oostinde berharap agar ke depan akan ada penelitian bersama (bilateral)  tentang pendudukan Belanda di Indonesia dengan tujuan utama untuk memahami dan menjelaskan masa lalu. Hal ini tentu akan berdampak atau memiliki implikasi etis, politik dan bahkan hukum. Kesan kejahatan perang Belanda pun diharapkan akan bisa diminimalisir atau bahkan dihilangkan dan diganti dengan aksi polisional atau penertiban keamanan.    

Undangan WAJIB Mengikuti Kuliah Umum Asistensi Agama Islam 2016/2017

Seluruh Mahasiswa angkatan 2016 (MAHASISWA BARU) dan angkatan SEBELUMNYA Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) yang mengambil Mk. Agama Islam semester Ganjil 2016/2017 dan Asisten Asistensi Kuliah Agama Islam FPSB UII DIWAJIBKAN HADIR mengikuti Studium General/Kuliah Umum Asistensi Mata Kuliah Agama Islam yang akan diselenggarakan pada : 

Hari, Tgl : Sabtu, 24 September 2016

Waktu   : Pkl. 07.30 wib – 10.30 wib

Tempat  : Masjid Ulil Albab UII Lt.2

Adapun undangan resminya adalah sebagai berikut : 

1. Undangan untuk Mahasiswa Mk. Agama Islam Sem. Ganjil 2016/2017 

2. Undangan untuk Asisten Asistensi Kuliah Agama Islam

 

PBI Terima Tim Akreditasi BAN PT

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas islam Indonesia (UII) menerima 2 (dua) orang utusan/asesor dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) Perguruan Tingg (PT) untuk melakukan asesmen lapangan terhadap berkas borang akreditas yang sudah diajukan. Beliau adalah Prof. Dr. Baso Jabu,  M. Hum dari Universitas Negeri Makassar (UNM) dan Dr. Ngadiso, M.Pd. dari Universitas Negeri Surakarta (UNS). Keduanya diterima dengan hangat oleh Rektor  UII (Dr. Harsoyo, M.Sc. Ph.D), Wakil Rektor I UII (Dr. Ing. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI), Dekan FPSB UII ( Dr.rer.nat Arief Fahmie, MA. HRM., Psikolog), Wakil Dekan FPSB UII (Dr. Hepi Wahyuningsih, M.Si,) Ketua Prodi. PBI (Irma Windy Astuti, S.S., M.Hum), Sekretaris Prodi PBI (Rizki Farani, S.Pd., M.Pd) beserta segenap staf pengajar dan kependidikan FPSB UII di Laboratorium Bahasa, Gedung Moh. Hatta (Perpustakaan UII), Rabu, 17 Dzul Hijjah 1437 H/19 September 2016.

Dr. Harsoyo, M.Sc. Ph.D dalam sambutannya menegaskan komitmen UII yang terus berupaya berbenah/ meningkatkan kualitas UII bukan hanya untuk memperoleh akreditasi nasional tapi juga akreditasi internasional seperti halnya yang sudah didapatken oleh Prodi Teknik Sipil FTSP UII dari JABEE (Jepang). Adapun upaya-upaya yang sudah dilakukan UII antara lain memotivasi dosen-dosen untuk melakukan penelitian dengan memberikan bantuan dana yang cukup besar, mendorong dan memfasilitasi (beasiswa) bagi dosen untuk studi lanjut S3, menambah jumlah dosen agar diperoleh rasio yang lebih tepat, serta pembangunan infrastruktur yang terus dilakukan dalam rangka memberikan fasilitas/layanan yang lebih baik.    

Dalam penyambutan tersebut, kedua utusan juga memperoleh penjelasan serta ‘demo’ singkat seputar smart class  yang disampaikan langsung oleh Ka. Prodi PBI, irma Windy Astuti, S.S., M.Hum. Sejurus kemudian, keduanya menyempatkan diri meninjau koleksi buku dan sistem peminjaman yang ada di perpustakaan UII, meninjau ruang kelas, ruang dosen PBI, ruang pertemuan mahasiswa (SAC) sebelum akhirnya melakukan verifikasi dan validasi berkas borang prodi PBI di ruang audiovisual dan berkas borang fakultas di ruang sidang dekanat FPSB UII. Jelang siang, Prof. Dr. Baso Jabu, M.Hum yang sudah selesai melakukan verifikasi berkas fakultas melakukan wawancara dengan para mahasiswa dan alumni prodi PBI.

Proses verifikasi data diakhiri dengan penyerahan hasil pemeriksaan dari kedua asesor kepada Ka. Prodi PBI dan Dekan FPSB UII.