
Berharap di Tahun 2009 ?!?!
Oleh: Fuad Nashori- Ketika kita memperhatikan orang-orang yang ada di sekitar kita, kita akan mendapati beragam capaian orang. Ada yang melesat bagaikan bintang yang terang benderang di langit. Ada yang dari waktu ke waktu stagnan, gitu-gitu aja. Ada yang dari hari ke hari semakin menukik ke bawah.
Contoh orang UII yang karirnya melesat adalah Prof. Dr. Moh. Mahfud MD, SH, SU, Ketua Mahkamah Konstitusi saat ini, orang yang amat penting saat-saat menjelang pemilu seperti sekarang ini. Saya sering bertemu dengan guru besar UII ini waktu saya menangani Majalah Warta Kampus di Kantor Rektorat Cik Di Tiro pada tahun 1996-1998. Waktu itu beliau menjadi Pembantu Rektor I. Potensi besar beliau sudah tampak pada waktu itu. Sering saya dengar dari orang-orang di lingkungan rektorat bahwa beliau adalah salah seorang yang paling komunikatif kalau berbicara di UII, bersama-sama dengan Drs. Syafaruddin Alwi, MM. Yang pasti beliau menjadi pembawa acara keagamaan pagi hari di SCTV. Saya masih ingat dengan sebutan senor saya Suparman Marzuki tentang tokoh kita ini. Nama lengkap Pak Mahfud, kata Pak Parman, adalah Prof. Dr. Moh. Mahfud MD, SH, SU, SCTV.
Yang saya tahu pasti lagi adalah beliau bisa menulis dalam situasi apapun. Saat rapat atau yang lain. Beliau juga rajin datang ke kampus, ini saya lihat sendiri, saat hari minggu. Ketika saya tanya beliau jawab: mau menulis. Saya juga terkesan dengan sebuah peristiwa kebaikan hati Prof. Mahfud ini. Suatu saat ada seorang mahasiswa yang tidak dapat membayar SPP dan mengharapkan ada keringanan atau pembebasan SPP. Saya menemani mahasiswa ini. Yang luar biasa, beliau bisa membantu mahasiswa tersebut bebas dari masalahnya.
Di samping orang yang berkibar, masih kita temukan orang yang terpuruk. Dulu, mereka mungkin menjadi presiden, mentri, dirjen, anggota KPU, dan sekarang merasakan pahitnya kehidupan dihujat orang atau bahkan masuk penjara. Saya kenal salah seorang di antara orang yang terhormat itu. Bulan-bulan terakhir ini dia merasakan sengsaranya hidup di penjara.
Akankah kita akan menjadi orang yang meningkat kualitas hidup kita? Ataukah kita akan termasuk orang-orang yang terpuruk dan tenggelam dalam pusaran sejarah?
Gagasan utama yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini adalah ada baiknya kita membuat indikator untuk menilai apakah selama ini dan esok hari kualitas hidup kita dalam level yang tinggi atau sebaliknya. Setelah menetapkan indikator, kita dapat gunakan indikator itu untuk menilai capaian kita selama 2008. Setelah itu, kita akan bekerja dan menggunakan indikator itu setiap buklan untuk mengevaluasi peningkatan kualitas hidup kita. Di akhir 2009, kita lihat total capaian kita sepanjang 2009.
Apa saja indikatornya?
Saya usulkan sekurang-kurangnya tujuh indikator untuk menilai keberhasilan kita meraih sukses. Pertama adalah ketaatan beragama. Ketaatan beragama terlihat dari sejauh mana kekuatan ketauhidan kita, kerajinan dan kualitas shalat kita, kemampuan kita membaca dan memahami isi al-Qur’an, besarnya zakat fitrah dan zakat mal kita, dan pengalaman keagamaan. Anda bisa menambahkan sub-indikator yang lain sesuai dengan keyakinan keagamaan anda.
Indikator kedua adalah kemampuan intelektualitas. Kemampuan intelektualitas ini dapat kita ketahui dari banyaknya dan kualitas tulisan kita, kemampuan mengajar/menangkap pelajaran yang dicerminkan oleh ipk (mahasiswa) dan nkd (dosen), kemampuan kita berbicara kepada publik secara lisan, kemampuan kita berbicara kepada media, dan sebagainya.
Indikator ketiga adalah kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi dapat diketahui dari kemampuan kita memahami emosi diri, kemampuan mengendalikan emosi, dan kemampuan mengekspresikan emosi kepada orang lain secara tepat. Apakah masih sering kita dengar ungkapan orang bahwa kita adalah pemarah dan emosional?
Indikator keempat adalah kepemimpinan. Kemampuan kepemimpinan terlihat dari kemampuan kita menggerakkan orang-orang untuk mencapai tujuan bersama. Ini terlihat dari kemampuan menggerakkan orang mengerjakan proyek bersama (makalah, proposal, penelitian, dsb), kemampuan untuk mendelegasikan tugas, kemampuan untuk mengoperasionalkan tugas dari pimpinan, dan sebagainya. Kepemimpinan ini saya masukkan sebagai indikator, karena ini merupakan salah satu amanat founding fathers UII.
Indikator keempat adalah kemampuan teknis keilmuan. Kalau ini bergantung pada disiplin ilmunya masing-masing, tapi terutama adalah kemampuan teknis di bidang ilmu yang ditekuni. Kalau dia adalah seorang ahli psikologi, terlihat dari kemampuan merencanakan tes, kemampuan memberi konsultasi face-to face, kemampuan melakukan depth interview, kemampuan memberi e-konseling, dan sebagainya.
Indikator keenam adalah kemampuan bermasyarakat. Kemampuan bermasyarakat terlihat dari kemampuan terlibat dalam kehidupam bermasayarakat yang bersifat rutin dan insidental (hadir dalam rapat rt/rw, hadir dalam undangan tetangga, menjadi panitia pengantin, dsb), mengambil inisitif bermasyarakat untuk membangun, menjalin persahabatan dengan teman kerja, memelihara komunikasi dengan orang lain dari luar kota atau mancanegara, dan seterusnya.
Indikator ketujuh adalah kemampuan berkeluarga. Kemampuan berkeluarga terlihat dari kemampuan untuk menyediakan/membantu menyediakan keperluan keluarga, kemampuan mendampingi anak belajar, kemampuan memotivasi suami/istri/orangtua untuk mencapai kemajuan diri, kemampuan memberi dukungan sosial kepada anggota keluarga, dan sebagainya.
Action, Self Monitoring dan Self Evaluation
Kata orang bijak, perencanaan yang baik adalah separuh keberhasilan. Tetapi, rencana hanya akan berarti kalau kita melaksanakannya. Ketika melaksanakannya, prinsip yang paling penting adalah menjadi pembelajar secara terus-menerus. Prinsip penting lainnya adalah kita hanya menjadi orang beruntung bila tahun 2009 lebih baik dari tahun 2008.
Saya sarankan agar anda membuat sekor dengan rentang 1-10 untuk tiap indikator per tahun. Pemberian skor berdasar pada frekuensi dan kualitas dari apa yang anda lakukan. Misalkan, saya memberi skor sepuluh bila semua shalat saya kerjakan tepat waktu dan berjamaah, bisa menghafal semua juz amma dan memahami sepertiga juz amma, membayar zakat lima juta setahun, serta sekurang-kurangnya punya tiga pengalaman keagamaan yang mengesankan.
Anda bisa melihat capaiannya setiap bulan. Bulan pertama boleh jadi anda mencapai nilai 0 koma sekian untuk indikator tertentu. Untuk indikator lain barangkali ada yang langsung berhasil menembus angka 5. Sebagai contoh, ada seorang bos yang pekerjaannya marah-marah setiap hari, seakan-akan setiap hari adalah hari senin (nyeneni). Kemudian dia ikut training pengelolaan emosi. Dia mempraktikkannya. Pada bulan kedua semua orang melihat perubahannya. Dia sendiri melihat diri menjadi berbeda. Ia mungkin akan memberi sekor 5 untuk dua bulan pertama tahun 2009.
Di samping melaksanakan rencana, yang tak kalah pentingnya adalah rajin-rajin melakukan self monitoring dan self evaluation. Self monitoring dan self evaluation dilakukan setiap tiga bulan sekali, misalnya, pokoknya periodik.
Penutup
Siapa tahu kita nanti termasuk orang-orang yang meroket di udara menjadi rising star. Baik rising star di mata publik, di mata tetangga, di mata keluarga, atau di mata teman kerja.
Demikian. Selamat berjuang!
Akankah Tahun 2009 Kita Mengalami Peningkatan Kualitas Hidup?
/in Arsip Pengumuman Agenda Kegiatan-out off date, Prodi Psikologi/by YopaOleh: Fuad Nashori- Ketika kita memperhatikan orang-orang yang ada di sekitar kita, kita akan mendapati beragam capaian orang. Ada yang melesat bagaikan bintang yang terang benderang di langit. Ada yang dari waktu ke waktu stagnan, gitu-gitu aja. Ada yang dari hari ke hari semakin menukik ke bawah.
Contoh orang UII yang karirnya melesat adalah Prof. Dr. Moh. Mahfud MD, SH, SU, Ketua Mahkamah Konstitusi saat ini, orang yang amat penting saat-saat menjelang pemilu seperti sekarang ini. Saya sering bertemu dengan guru besar UII ini waktu saya menangani Majalah Warta Kampus di Kantor Rektorat Cik Di Tiro pada tahun 1996-1998. Waktu itu beliau menjadi Pembantu Rektor I. Potensi besar beliau sudah tampak pada waktu itu. Sering saya dengar dari orang-orang di lingkungan rektorat bahwa beliau adalah salah seorang yang paling komunikatif kalau berbicara di UII, bersama-sama dengan Drs. Syafaruddin Alwi, MM. Yang pasti beliau menjadi pembawa acara keagamaan pagi hari di SCTV. Saya masih ingat dengan sebutan senor saya Suparman Marzuki tentang tokoh kita ini. Nama lengkap Pak Mahfud, kata Pak Parman, adalah Prof. Dr. Moh. Mahfud MD, SH, SU, SCTV.
Yang saya tahu pasti lagi adalah beliau bisa menulis dalam situasi apapun. Saat rapat atau yang lain. Beliau juga rajin datang ke kampus, ini saya lihat sendiri, saat hari minggu. Ketika saya tanya beliau jawab: mau menulis. Saya juga terkesan dengan sebuah peristiwa kebaikan hati Prof. Mahfud ini. Suatu saat ada seorang mahasiswa yang tidak dapat membayar SPP dan mengharapkan ada keringanan atau pembebasan SPP. Saya menemani mahasiswa ini. Yang luar biasa, beliau bisa membantu mahasiswa tersebut bebas dari masalahnya.
Di samping orang yang berkibar, masih kita temukan orang yang terpuruk. Dulu, mereka mungkin menjadi presiden, mentri, dirjen, anggota KPU, dan sekarang merasakan pahitnya kehidupan dihujat orang atau bahkan masuk penjara. Saya kenal salah seorang di antara orang yang terhormat itu. Bulan-bulan terakhir ini dia merasakan sengsaranya hidup di penjara.
Akankah kita akan menjadi orang yang meningkat kualitas hidup kita? Ataukah kita akan termasuk orang-orang yang terpuruk dan tenggelam dalam pusaran sejarah?
Gagasan utama yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini adalah ada baiknya kita membuat indikator untuk menilai apakah selama ini dan esok hari kualitas hidup kita dalam level yang tinggi atau sebaliknya. Setelah menetapkan indikator, kita dapat gunakan indikator itu untuk menilai capaian kita selama 2008. Setelah itu, kita akan bekerja dan menggunakan indikator itu setiap buklan untuk mengevaluasi peningkatan kualitas hidup kita. Di akhir 2009, kita lihat total capaian kita sepanjang 2009.
Apa saja indikatornya?
Saya usulkan sekurang-kurangnya tujuh indikator untuk menilai keberhasilan kita meraih sukses. Pertama adalah ketaatan beragama. Ketaatan beragama terlihat dari sejauh mana kekuatan ketauhidan kita, kerajinan dan kualitas shalat kita, kemampuan kita membaca dan memahami isi al-Qur’an, besarnya zakat fitrah dan zakat mal kita, dan pengalaman keagamaan. Anda bisa menambahkan sub-indikator yang lain sesuai dengan keyakinan keagamaan anda.
Indikator kedua adalah kemampuan intelektualitas. Kemampuan intelektualitas ini dapat kita ketahui dari banyaknya dan kualitas tulisan kita, kemampuan mengajar/menangkap pelajaran yang dicerminkan oleh ipk (mahasiswa) dan nkd (dosen), kemampuan kita berbicara kepada publik secara lisan, kemampuan kita berbicara kepada media, dan sebagainya.
Indikator ketiga adalah kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi dapat diketahui dari kemampuan kita memahami emosi diri, kemampuan mengendalikan emosi, dan kemampuan mengekspresikan emosi kepada orang lain secara tepat. Apakah masih sering kita dengar ungkapan orang bahwa kita adalah pemarah dan emosional?
Indikator keempat adalah kepemimpinan. Kemampuan kepemimpinan terlihat dari kemampuan kita menggerakkan orang-orang untuk mencapai tujuan bersama. Ini terlihat dari kemampuan menggerakkan orang mengerjakan proyek bersama (makalah, proposal, penelitian, dsb), kemampuan untuk mendelegasikan tugas, kemampuan untuk mengoperasionalkan tugas dari pimpinan, dan sebagainya. Kepemimpinan ini saya masukkan sebagai indikator, karena ini merupakan salah satu amanat founding fathers UII.
Indikator keempat adalah kemampuan teknis keilmuan. Kalau ini bergantung pada disiplin ilmunya masing-masing, tapi terutama adalah kemampuan teknis di bidang ilmu yang ditekuni. Kalau dia adalah seorang ahli psikologi, terlihat dari kemampuan merencanakan tes, kemampuan memberi konsultasi face-to face, kemampuan melakukan depth interview, kemampuan memberi e-konseling, dan sebagainya.
Indikator keenam adalah kemampuan bermasyarakat. Kemampuan bermasyarakat terlihat dari kemampuan terlibat dalam kehidupam bermasayarakat yang bersifat rutin dan insidental (hadir dalam rapat rt/rw, hadir dalam undangan tetangga, menjadi panitia pengantin, dsb), mengambil inisitif bermasyarakat untuk membangun, menjalin persahabatan dengan teman kerja, memelihara komunikasi dengan orang lain dari luar kota atau mancanegara, dan seterusnya.
Indikator ketujuh adalah kemampuan berkeluarga. Kemampuan berkeluarga terlihat dari kemampuan untuk menyediakan/membantu menyediakan keperluan keluarga, kemampuan mendampingi anak belajar, kemampuan memotivasi suami/istri/orangtua untuk mencapai kemajuan diri, kemampuan memberi dukungan sosial kepada anggota keluarga, dan sebagainya.
Action, Self Monitoring dan Self Evaluation
Kata orang bijak, perencanaan yang baik adalah separuh keberhasilan. Tetapi, rencana hanya akan berarti kalau kita melaksanakannya. Ketika melaksanakannya, prinsip yang paling penting adalah menjadi pembelajar secara terus-menerus. Prinsip penting lainnya adalah kita hanya menjadi orang beruntung bila tahun 2009 lebih baik dari tahun 2008.
Saya sarankan agar anda membuat sekor dengan rentang 1-10 untuk tiap indikator per tahun. Pemberian skor berdasar pada frekuensi dan kualitas dari apa yang anda lakukan. Misalkan, saya memberi skor sepuluh bila semua shalat saya kerjakan tepat waktu dan berjamaah, bisa menghafal semua juz amma dan memahami sepertiga juz amma, membayar zakat lima juta setahun, serta sekurang-kurangnya punya tiga pengalaman keagamaan yang mengesankan.
Anda bisa melihat capaiannya setiap bulan. Bulan pertama boleh jadi anda mencapai nilai 0 koma sekian untuk indikator tertentu. Untuk indikator lain barangkali ada yang langsung berhasil menembus angka 5. Sebagai contoh, ada seorang bos yang pekerjaannya marah-marah setiap hari, seakan-akan setiap hari adalah hari senin (nyeneni). Kemudian dia ikut training pengelolaan emosi. Dia mempraktikkannya. Pada bulan kedua semua orang melihat perubahannya. Dia sendiri melihat diri menjadi berbeda. Ia mungkin akan memberi sekor 5 untuk dua bulan pertama tahun 2009.
Di samping melaksanakan rencana, yang tak kalah pentingnya adalah rajin-rajin melakukan self monitoring dan self evaluation. Self monitoring dan self evaluation dilakukan setiap tiga bulan sekali, misalnya, pokoknya periodik.
Penutup
Siapa tahu kita nanti termasuk orang-orang yang meroket di udara menjadi rising star. Baik rising star di mata publik, di mata tetangga, di mata keluarga, atau di mata teman kerja.
Demikian. Selamat berjuang!
Humor dalam Perkuliahan
/in Prodi Psikologi/by YopaPerkuliahan model klasikal merupakan salah satu media transfer pengetahuan dari dosen kepada mahasiswa. Dari media perkuliahan inilah terjadi interaksi langsung antara mahasiswa sebagai pencari ilmu dan dosen sebagai pemberi ilmu. Semua dosen tentu berharap agar proses transfer pengetahuan tersebut dapat berjalan dengan baik, sehingga pengetahuan apapun yang dimiliki oleh seorang dosen dapat sepenuhnya pula dimiliki oleh para mahasiswa. Namun demikian, apakah proses tersebut dapat berjalan dengan baik ?
Apakah proses transfer pengetahuan tersebut benar-benar dapat berhasil sesuai dengan apa yang diinginkan? Bagaimana agar proses tersebut dapat dilakukan dalam suasana yang nyaman? Hal inilah yang disampaikan oleh Dr. Yapsir Gandi Wirawan kepada para dosen FPSB UII pada tanggal 24 Desember 2008, di Ruang Audiovisual FPSB UIIHati-hati..! Banyak Kasus Pencurian
/in Prodi Psikologi/by YopaKaliurang, UII Terpadu. Pencurian..! Tindakan tidak terpuji ini kian marak terjadi. Dari pencurian kelas ’ecek-ecek’ atau kelas ’teri’ hingga kelas ’berdasi’ atau ’kakap’ ada di negeri ini. Tak perlu kita jauh-jauh untuk melihat kasus pencurian tersebut. Di kampus tercinta ini pun, cukup sering kita dengar kasus pencurian yang terjadi. Mulai dari pencurian HP, Komputer, Laptop bahkan motor pernah terjadi di sini. Belum lama ini, kembali terjadi pencurian sebuah laptop milik Rumiani, S.Psi (dosen FPSB UII) yang diletakkan dalam mobil salah seorang staf Pusat Psikologi Terapan sesaat setelah menyelenggarakan sebuah training. Peristiwa yang terjadi pada hari Kamis, 18 Desember 2008 sekitar Pkl. 14.30 Wib ini, terjadi di halaman parkir mobil sebelah selatan Gedung Unit XII (FPSB UII). Sebuah kaca mobil pecah seiring dengan kasus pencurian laptop tersebut. Menurut Rimbar Prista Santi si pemiliki mobil, kejadian tersebut terjadi begitu cepat. Hanya dalam beberapa menit saja
Dari Pengelola
/in /byAssalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT, Rabb yang telah melimpahkan kenikmatan tak terhingga banyaknya kepada kita semua. Salawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah menjalankan ajarannya dengan sebaik-baiknya.
Dalam kesempatan ini, kami selaku pengelola website www.fpscs.uii.ac.id mengucapkan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr yang telah meluangkan waktu sejenak untuk mengikuti/menyimak berbagai informasi yang telah kami sajikan. Terima kasih pula kami sampaikan kepada semua pihak yang dengan telah rela bersusah payah membantu dalam pembuatan dan pengembangan website ini. Harapan kami, semoga website ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Tak lupa kami juga mohon doa restu Bapak/Ibu/Sdr agar kami tetap diberi kekuatan oleh Allah swt untuk terus dapat berbuat dan memberikan yang terbaik bagi negeri ini, khususnya bagi Universitas Islam Indonesia.
Akhirnya, dengan segenap ketulusan hati kami menengadahkan tangan seraya memohon maaf apabila dalam perjalanan kami mengawal/mengelola website ini, ada kata-kata atau hal-hal yang kurang berkenan. Dengan senang hati kami akan menerima setiap saran yang diberikan.
Terima kasih….
Wassalamu’alaikum wr.wb
Infotainment: Jurnalisme atau Entertainment?
/in /bySeturan, Yogyakarta. Saat ini, banyak sekali kita temukan berita-berita infotainment (Informatioan and Entertainment) di televisi. Di RCTI kita bisa temukan Go Spot, Silet, dan Kabar Kabari. Di SCTV kita bisa nikmati Waswas, Halo Selebriti, dan juga Ada Gosip. Di Indosiar dengan Kiss dan Intermezo-nya. TPI yang menyiarkan Go Show dan Blak-blakan Selebriti. TransTV yang menjual Insert Pagi, Insert Siang, Insert Sore setiap hari. TV7 dengan Star7 dan Kabar Idola. StarANTV yang tawarkan Espresso, dan Double Espresso serta di TVOne kita bisa saksikan Expose.
Quo Vadis tentang istilah infotainment, perdebatan praktik jurnalisme dalam infotainment serta maraknya sajian ‘sensasional’ yang kebanyakan mengobok-obok kehidupan rumah tangga para artis ini, menggelitik mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi FPSB UII dengan menggandeng LPM HIMMAH UII untuk mengupasnya dalam talkshow bertema “Infotainment: Jurnalisme atau Entertainment”, pada hari Ahad, 21 Desember 2008 dan diikuti oleh lebih dari 30 peserta. Talkshow yang digawangi oleh Ricky Riadi Iskandar dkk (angkatan 2007) ini mengambil setting lokasi di B-Young Steak & Resto, Jl. Seturan Yogyakarta. Hadir dalam acara tersebut Fajar Junaedi, S.Sos., M.Si. (Dosen dan Praktisi Komunikasi), Bambang M.B.K (Aliansi Jurnalis Independen-AJI) dan Dra. Susilastuti, M.Si (Persatuan Wartawan Indonesia) sebagai pembicara. Sedang Abdul Rohman, S.Sos tampil sebagai moderator untuk lebih menghangatkan suasana.
D3 Bhs. Inggris FPSB UII, Sosialisasikan English Testing System
/in /byLowongan Kerja
/in /byKepada Yth. Para Pengunjung website FPSB UII
Assalamu'alaikum wr.wb
Berikut daftar lowongan pekerjaan yang telah kami terima. Semoga bermanfaat dan dapat menghantarkan Anda meraih kesuksesan.. Amin.
Demikian dari kami. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb
Catatan :
Lowongan pekerjaan yang lain bisa Anda dapatkan juga di website ini. Silahkan Anda buka menu "Karir di Perusahaan Nasional/Multi
Lowongan 1.
Pengirim : Pergiwati Pristiana Kusuma – HRD Margaria Group
Dikirim : Tanggal : 27 Januari 2009 Kadaluarsa : 09 Februari 2009
HRD RECRUITMENT & TRAINING STAFF (HRS)
Kualifikasi :
Sumber : www.myquran.org
/in /byAssalamu'alaikum.wr.wb.
Kami beritahukan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan website ini khususnya yang berkenaan dengan jadwal waktu sholat, bahwa sumber jadwal waktu sholat yang ada dalam website ini diambil dari www.myquran.org dengan tujuan untuk kemaslahatan umat (kami hanya turut membantu mensosialisasikan jadwal tersebut). Jika di kemudian hari ada pihak yang tidak berkenan dalam pemuatan jadwal tersebut (baca: pengelola www.myquran.org), kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan kami bersedia untuk menghapusnya dari website kami. Terima kasih kepada pengelola website www.myquran.org yang telah menyediakan jadwal sholat tersebut untuk kepentingan umat Muslim. Jazakumullah khairan katsiira…
Wassalamu'alaikum.wr.wb
Hormat kami
Widodo HP
(Pengelola website www.fpscs.uii.ac.id)
Bintang Basket FPSB UII
/in Prodi Psikologi/by YopaKaliurang, UIINews. ”Om Fajar’ adalah panggilan akrab Fajar Styo Pambudi, Mahasiswa S1 Prodi Psikologi FPSB UII yang lahir di Malang pada tanggal 12 Juni 1987. Pemuda yang memiliki tinggi sekitar 175 cm ini telah memberikan penampilan terbaiknya dalam ajang turnamen basket Psikologi se-Indonesia yang diselenggarakan oleh BEM Universitas Indonesia Jakarta tanggal 1-8 November lalu. Turnamen bergenngsi yang diberi label Psychology in Art and Sport Through Competitions 2008 (PIASTRO) 2008 tersebut merupakan turnamen yang sudah secara rutin diselenggarakan setiap tahunnya.
Membangun Cinta di Ajang Spiritual
/in Kemahasiswaan dan Alumni, Prodi Psikologi/by YopaKaliurang, UIINews. “Membangun Cinta di Ajang Spiritual”, demikian tema yang diangkat oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi (HMJ-TP), Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang dalam kunjungan Study Comparative ke Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, Rabu 10 Desember 2008.
Rombongan yang dipimpin oleh Presiden HMJ-TP, Umi Hani’atul Afifah dan seorang penulis buku “Kecerdasan 99” sekaligus Sekretaris Prodi Tasawuf dan Psikoterapi Fak. Ushuluddin IAIN Walisongo, Sulaiman Al Kumayi tersebut diterima langsung oleh H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., Psi., (Dekan FPSB UII), Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psi (Sekretaris Prodi Psikologi FPSB UII), Miftahun Ni’mah Suseno, S.Psi., MA (Ka. Lab Psikologi FPSB UII), Widodo HP (Humas) dan Segenap Pengurus DPM/LEM FPSB UII.