PBI UII Kembali Adakan Konferensi Internasional

Dari kiri ke kanan: Nizamuddin Sadiq, S.Pd., M.Hum., Ph.D., Dr.Phil. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si., Psikolog., Associate Professor Lynde Tan, Associate Professor Dat Bao, Puji Rahayu S.Pd. MLST., Ph.D.

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) Melalui Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Kembali menyelenggarakan International Conference on Language Teaching, Technology, and Culture (ICOLTEC) pada Jum’at (01/11). Diadakan dalam format bauran, konferensi internasional yang telah memasuki tahun ke-3 penyelenggarannya ini Kembali menghadirkan jajaran pembicara kunci dari kampus-kampus ternama global.

Read more

Prodi ILKOM Gelar 7th CCCMS 2024, Bahas Hybrid Media, Democracy, and Future of Communication

Prof. Dr. rer. soc. Masduki, S.Ag., M.Si., M.A. sebagai Keynote Session 2 7th CCCMS 2024 dengan Judul: Hybrid Media and Democracy in Post-authoritarian Indonesia. foto: Rizka

Program Studi Ilmu Komunikasi UII kembali sukses menyelenggarakan 7th Conference on Communication, Culture and Media Studies (CCCMS) 2024. Acara yang digelar selama tiga hari, 27-29 Agustus 2024, di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII ini mengusung tema “Hybrid Media, Democracy, and Future of Communication.”

Acara ini dibuka dengan serangkaian workshop menarik yang membahas topik-topik seperti menulis untuk jurnal internasional, metode sensori dalam urban walking, dan photobook & design thinking.

Keynote Session: Menuju Demokrasi Hibrida

Puncak acara CCCMS 2024 adalah sesi keynote yang menghadirkan pembicara ternama. Nico Carpentier, pakar media dan demokrasi dari Belgia, memberikan paparan menarik tentang “Democratic Hybridities: A Model to Emphasize Struggles of Democracy and Media” pada hari Rabu (28/08/2024). Sementara itu, pada hari Kamis (29/08/2024), Prof. Dr. rer. soc. Masduki, S.Ag., M.Si., M.A. , pakar komunikasi politik, memaparkan pemikirannya tentang “Hybrid Media and Democracy in Post-authoritarian Indonesia.” Read more

Passage to ASEAN (P2A Ice Cream) 2024: Menjelajahi Budaya Digital dan Lingkungan Perkotaan dalam Ekosistem Kreatif

Program pertukaran pelajar Passage to ASEAN (P2A Ice Cream) 2024 kembali digelar, kali ini dengan tema “AWARE: Exploring Digital Culture and Urban Environment in Creative Ecosystem”. Program yang diinisiasi oleh Prodi Ilmu Komunikasi (Program Internasional) UII bersama Universiti Utara Malaysia (UUM) ini berlangsung selama 11 hari, dari tanggal 19 hingga 29 Agustus 2024.

Perjalanan di Yogyakarta:

Pada hari pertama, 19 Agustus 2024, rombongan peserta dari UUM tiba di Yogyakarta. Keeseokan harinya, 20 Agustus, mereka disambut hangat oleh tim Prodi Ilmu Komunikasi UII di FPSB UII. Di sana, para peserta mengikuti campus tour dan diskusi menarik bersama Dr. Zaki Habibi, membahas “Introduction to Urban Walking Workshop and Multisensory”.

Hari ketiga, 21 Agustus, peserta menjelajahi Malioboro dalam Urban Walking Workshop. Mereka tidak hanya mengamati lingkungan perkotaan, tetapi juga mempraktikkan fotografi jalanan. Read more

IICIP 2024 Sukses Digelar Secara Virtual, Mengangkat Tema “Faith & Compassion As The Basis of Resilience”

Foto bersama peserta dan pembicara kegiatan The 6th IICIP 2024 melalui aplikasi Zoom Meeting. foto:Panitia IICIP 2024

 

Sejak 14 Agustus hingga 20 Agustus 2024, Prodi Psikologi menyelenggarakan The 6th International Intensive Course In Islamic Psychology (IICIP) 2024 bertema “Faith & Compassion As The Basis of Resilience”. Acara yang digelar secara daring melalui Zoom Meeting ini menghadirkan para pakar dan peneliti terkemuka dari berbagai negara untuk membahas pentingnya psikologi Islam dalam menghadapi tantangan masa kini.

Rangkaian diskusi yang berlangsung sepanjang seminggu ini menawarkan pemikiran menarik tentang relevansi psikologi Islam dalam konteks kehidupan kontemporer. Beberapa topik utama yang diangkat antara lain:

  • Opening Lecture: The Relevance of Islamic Psychology for the Current Condition of The Ummah (Prof. Suleyman Derin, Marmara University, Turkiye)

  • Islamic World View: Its Urgency for Islamic Psychology (Prof. Abdelaziz Berghout, International Islamic University Malaysia (IIUM))

  • Understanding the Human Faculties to Become a More Resilient Human Being (Prof. Zuleyha Keskin, Charles Sturt University, Australia)

  • From Integration to Application of Islam and Science (Prof. Ilya Fajar Mahardika, UII)

  • Human in Islamic Psychology Perspective (Dr. Agus Abdul Rahman, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung)

  • Resilience and Compassion in Islamic Psychology (Prof. Subandi, Universitas Gadjah Mada (UGM)

  • Measurement of Islamic Psychological Constructs (R. Sumedi P. Nugraha, MA., M,Sc., M.Ed., Ph.D & Dr. Ahmad Rusdi, S.Psi., S.Sos.I., M.A.Si Dosen Psikologi UII)

  • Shabr in Time of Calamity (Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., Psikolog Dosen Psikologi UII)

  • Building Children’s Compassion in School (Assoc. Prof Masturah Badzis, Ph.D. , International Islamic University Malaysia (IIUM)

  • Family with Special Children: The Role & Impact of Patience & Resilience. (Dr. Ahmad Hidayat & Dr. Lisfarika Napitulu, Universitas Islam Riau (UIR)

  • Religion in Workplace “(Dr.rer.soc.oec. Jaya Addin Linando, UII)

 

IICIP 2024 diharapkan mampu memberikan kontribusi positif dalam mengembangkan pemahaman dan aplikasi psikologi Islam untuk menciptakan masyarakat yang lebih tangguh dan berakhlak mulia. Acara ini didukung oleh Prodi Psikologi UII, International Institute of Islamic Thought, International Association of Muslim Psychologists dan IIUCP Forum.

 

 

Uni Eropa Dorong Peran Kuat Negara Berkembang di G20 untuk Wujudkan Tata Dunia yang Lebih Adil

(Kiri) Deputy Head of Mission Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Stéphane François MECHATI sebagai pembicara, dan (Kanan) Hadza Min Fadhli Robby, S.IP., M.Sc. sebagai moderator. foto: Youtube

Dalam Public Lecture bertajuk “The European Union & Emerging Powers in the G20: A Partnership for Peace and Equality”, Deputy Head of Mission Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Stéphane Mechati, menegaskan komitmen Uni Eropa dalam mendorong peran negara berkembang di G20 guna mewujudkan tata dunia yang lebih adil. Read more

Kedaulatan vs Liberalisasi: Mengupas Perdagangan Internasional dalam Perspektif Hukum

(Kanan) Prof. Nandang Sutrisno, S.H., LL.M., M.Hum., Ph.D. sebagai pembicara, (Kiri) Farhan Abdul Majiid sebagai Moderator. foto: Youtube

Seberapa besarkah ruang gerak negara dalam mengatur perdagangan di era globalisasi? Pertanyaan krusial ini menjadi sorotan utama dalam Kuliah Terbuka Hukum Internasional “Perdagangan Internasional dalam Perspektif Hukum Internasional” yang digelar pada Selasa (25/06/2024) bertempat di Ruang Audiovisual Gedung Perpustakaan Universitas Islam Indonesia. Read more

Kuliah Tamu: Ajak Mahasiswa HI Dalami G20 dan Perannya dalam Tata Kelola Dunia

{Kiri) Pembicara Angelo Wijaya sedang memaparkan materi tentang G20 Meetings. foto:Youtube HI UII

Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar kuliah tamu bertajuk “Understanding G20 and Rule of Procedure in G20”, Senin (4/6/2024). Acara ini menghadirkan Angelo Wijaya, seorang delegasi pemuda Indonesia di berbagai forum internasional, sebagai pembicara utama.

Dalam paparannya, Angelo mengupas tuntas seluk beluk G20, mulai dari sejarah, tujuan, hingga mekanisme pengambilan keputusan. Ia juga menyoroti pergeseran kekuatan ekonomi global dari negara maju ke negara berkembang.

“Indonesia, India, dan Brazil menjadi tuan rumah G20 dalam tiga tahun berturut-turut. Ini adalah peluang emas bagi negara-negara selatan untuk menyuarakan isu-isu prioritas mereka, seperti pengentasan kemiskinan dan kesenjangan,” ujar Angelo.

Kendati demikian, Angelo mengingatkan bahwa G20 juga menghadapi sejumlah tantangan. Polarisasi politik imbas perang Rusia-Ukraina, misalnya, menghambat tercapainya kesepakatan dalam beberapa isu krusial. Belum lagi ketiadaan sekretariat permanen yang menyebabkan inkonsistensi dan kesulitan dalam implementasi hasil kesepakatan. Read more

Lulusan FPSB UII Dibekali Strategi Hadapi Persaingan Dunia Kerja Modern

Pemateri Agus Dzuriana Putra Alumni Prodi Hubungan Internasional angkatan 2017

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan acara pelepasan alumni dan seminar karir bertajuk “Strategi Menghadapi Persaingan Dunia Kerja Modern” pada Selasa, (21/05/2024)  di Auditorium Lantai 3 gedung FPSB UII. 

Dalam sambutannya, Dekan FPSB UII, Dr.Phil. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si., berpesan kepada para wisudawan untuk menjadi insan Ulil Albab yang mengamalkan ilmunya untuk kemaslahatan umat. Beliau juga menekankan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan fokus pada pengembangan potensi diri.

“Mengenali potensi diri, fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan, serta tetap rendah hati dan bersyukur dalam setiap keadaan merupakan kunci meraih kesuksesan di era modern ini,” tutur beliau.

Sesi seminar karir menghadirkan Agus Dzuriana Putra, S.Hub.Int., seorang alumni Hubungan Internasional UII yang sukses merintis lembaga kursus Bahasa Inggris. Agus membagikan pengalaman dan strateginya dalam membangun karir dari nol, termasuk bagaimana ia memanfaatkan teknologi untuk mencapai kesuksesan.

“[Merintis karir] harus dimulai dengan mengenali minat dan bakat, lalu menggabungkannya menjadi sebuah profesi yang potensial,” ujar Agus. “Jangan terjebak dalam siklus mencari pengalaman kerja, tapi fokuslah untuk membangun portofolio dan menunjukkan karya nyata.”

Agus juga menekankan pentingnya membangun jejaring melalui platform digital. “Aktif di media sosial, menghadiri seminar dan acara, serta bergabung dengan komunitas adalah beberapa cara efektif untuk memperluas koneksi dan peluang,” tambahnya.

Menariknya, Agus juga membagikan pengalamannya memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam menyelesaikan pekerjaan administratif. Menurutnya, AI dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.

“Namun, jangan lupa untuk terus mengembangkan soft skill karena hal itu tetap menjadi pembeda utama antara manusia dan AI,” pungkas Agus.

Acara ditutup dengan sesi tanya jawab dan permainan tebak gambar yang interaktif. Para alumni tampak antusias mengikuti seminar ini dan mendapatkan banyak insight berharga untuk menghadapi persaingan dunia kerja modern.

Kebebasan Berekspresi di Era Digital: Mitos atau Realitas? Komnas HAM dan UII Gelar Diskusi Panel

Kebebasan berpendapat dan berekspresi, hak fundamental yang dijamin konstitusi, diuji di era digital. Apakah internet benar-benar membebaskan atau justru menjadi alat baru untuk membungkam suara kritis? Pertanyaan ini menjadi fokus diskusi panel yang digelar oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Komnas HAM RI) dan Universitas Islam Indonesia (UII) pada Rabu, (04/10/2024).

Galileo Galilei hingga UU ITE: Refleksi Kebebasan Berekspresi

Dalam pidato kuncinya, Ketua Komnas HAM RI, Atnike Nova Sigiro, menyinggung kasus Galileo Galilei yang dihukum karena teorinya dianggap menentang dogma. “Tanpa kebebasan berekspresi, tujuan mulia kemanusiaan sulit dicapai,” tegas Atnike. Dia juga menyoroti banyaknya pengaduan terkait pelanggaran kebebasan berekspresi, terutama yang berkaitan dengan UU ITE.

Panelis: Mengawal Kebebasan di Tengah “Musim Dingin” Demokrasi

Lima panelis dari berbagai latar belakang memaparkan perspektif mereka tentang dinamika kebebasan berekspresi di Indonesia. Herlambang P. Wiratraman (KIKA & UGM) secara daring menyoroti tekanan terhadap kebebasan akademik, baik dari internal maupun eksternal kampus. Abdul Haris Semendawai (Wakil Ketua Komnas HAM RI) mengajak masyarakat sipil untuk aktif mengadvokasi kebijakan yang membatasi kebebasan.

Fatia Maulidianti (FIDH & KontraS) mengingatkan tentang civic shrinking space dan berbagai bentuk pembungkaman, termasuk melalui UU Ormas dan stigma “antek asing”. Suparman Marzuki (UII) menekankan korelasi antara kebebasan dan kualitas manusia serta bangsa. Masduki (UII & Forum Cik Ditiro) menyajikan data yang menunjukkan bahwa internet bukanlah ruang yang sepenuhnya bebas dan Indonesia hanya dikategorikan sebagai partly free oleh Freedom House. Dia juga menyoroti fenomena kekerasan digital terhadap jurnalis dan aktivis.

Sesi Tanya Jawab: Mahasiswa UII Pertanyakan Peran Komnas HAM dan Masa Depan Demokrasi

Mahasiswa UII aktif menyuarakan pertanyaan kritis, mulai dari respon Komnas HAM terhadap serangan di media sosial, kasus Prabowo Subianto dan aksi Kamisan, hingga strategi merawat demokrasi di tengah tantangan. Panelis memberikan jawaban yang lugas dan inspiratif, mengajak mahasiswa untuk tetap kritis dan berani bersuara.

“Berpendapat dan Berekspresilah!” – Seruan untuk Melawan Pembungkaman

Diskusi panel ini ditutup dengan seruan inspiratif dari para panelis. “Berpendapat dan berekspresilah, tidak ada cara lain!” tegas Suparman Marzuki. “Mari kita tetap berada di luar rumah, bersuara dan berekspresi untuk melawan otoritarianisme,” seru Masduki. Fatia Maulidianti menambahkan, “Jika kita takut, kita berkontribusi pada pembungkaman.”

Diskusi panel ini menjadi pengingat penting bahwa kebebasan berpendapat dan berekspresi, meskipun dijamin konstitusi, tetap rentan terhadap pelanggaran. Peran aktif seluruh elemen masyarakat, termasuk mahasiswa dan akademisi, sangat dibutuhkan untuk mengawal dan merawat demokrasi di era digital.

 

Jokowi dan Bayang-Bayang Dinasti Politik: Analisis Tajam Prof. Salim Said

(Kiri) Prof. Mochtar Mas’oed dan (Kanan) Prof. Salim Said Sebagai narasumber

Praktik dinasti politik kembali menjadi sorotan tajam dalam diskusi bertajuk “Jokowi Melawan Debt Collector” dan “Dinasti Politik dan Tren Demokrasi” yang diselenggarakan oleh Program Studi Hubungan Internasional (PSHI) Universitas Islam Indonesia (UII) pada Senin (20/11). Read more