Mappro Gelar Sumpah Profesi Psikolog ke-55

Program Studi Magister Psikologi Profesi (MAPPRO) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar prosesi pengambilan sumpah profesi psikolog secara daring, Sabtu, 26 Maret 2022. Ada 8 lulusan Program Studi MAPPRO yang diambil sumpahnya pada pengambilan sumpah periode ke-55 ini, yakni Anggita Nadya Yulanda, S.Psi., M.Psi., Psikolog, Dita Amalia Rahmawati, S.Psi., M.Si., Psikolog, Husna Astria Aritonang, S.Psi., M.Psi., Psikolog, Nikki Khoirunnisa, S.Psi., M.Psi., Psikolog, Nurin Baroroh, S.Psi., M.Psi., Psikolog, Amellia Rozza Destyani, S.Psi., M.Psi., Psikolog, Indy Cita Aisyah, S.Psi., M.Psi., Psikolog, dan Khairul Fadhilah Mahfuzatillah, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

Dra. Retno Suhapti, SU., M.A., Psikolog selaku perwakilan dari HIMPSI Pusat berpesan kepada para lulusan MAPPRO untuk menjaga profesi psikolog mengingat saat ini profesi psikolog sudah berkembang sangat pesat dan sudah memiliki kepercayaan dari masyarakat. Jangan sampai kepercayaan tersebut sia-siap karena tidak melakukan pekerjaan secara baik dan profesional. Untuk bisa menjadi profesioan, Retno Suhapti mengajak lulusan untuk menjaga kode etik, terus berproses untuk meningkatkan kapasitas diri melalui berbagai pengalaman dan pengetahuan (mengikuti webinar2 dan lain-lain), menjaga nama baik almamater, menjaga nama baik organisasi profesi, menjalin hubungan yang baik dengan organisasi profesi, aktif di organisasi profesi serta menjaga kepercayaan klien dengan sebaik mungkin.

“Jika kita menemui kesulitan, bisa kembali (berbagi kesulitan) dengan almamater ataupun organisasi profesi. Jangan sampai mencari solusi atau melakukan penanganan terhadap kasus yang sulit tanpa ada pengalaman. Saat bekerja sebagai psikolog kita terapkan prinsip-prinsip psikolog”, pesannya.

Sementara Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII, Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc mengajak peserta sumpah untuk mengsyukuri nikmat yang sudah diperoleh dengan melakukan pekerjaan atau menjalankan profesi dengan sebaik mungkin. Ke depan akan banyak tantangan sekaligus peluang untuk membantu permasalahan yang ada di masyarakat. Kondisi paska pandemi dimana masyarakat sudah terbiasa tidak bertemu (kebiasaan saat pandemi) pun tentu akan menjadi sebuah tantangan tersendiri.

Para psikolog baru juga diminta untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi dimanapun mereka bekerja dan berkarya serta menjaga nama baik institusi dan organisasi profesi dengan cara menjaga diri dengan sebaik mungkin khususnya dalam menjalankan tugas sebagai psikolog baru.

Dalam kesempatan tersebut juga diisi dengan kesan, pesan dan harapan para alumni yang ditayangkan dalam bentuk video.