PBI Gelar Workshop Digital Literacy bagi Siswa SMA Jogja
Kabar hoak sebenarnya ditujukan bukan untuk anak-anak ataupun remaja. Kabar hoak tersebut ditujukan pada orang-orang tua yang memiliki waktu kosong lebih banyak dari para remaja. Namun demikian, remaja juga tak salah untuk mengetahui sebuah berita itu hoak atau bukan serta bisa menentukan sikap atas berita hoak tersebut. Hal ini disampaikan oleh Ratna Permata Sari, S.I.Kom., M.A saat menyampaikan materi di kegiatan Workshop Digital literacy yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Senin, 13 November 2017 di Laboratorium Bahasa UII, Gedung Moh. Hatta Kampus Terpadu UII. Kegiatan diikuti oleh perwakilan dari beberapa SMA di Yogyakarta.
Dalam paparannya, Ratna Permata Sari tak menampik bahwa media internet yang saat ini mudah diakses oleh siapa saja melalui gadget (bahkan oleh anak kecil sekalipun) juga punya banyak manfaat, meski tentu juga punya banyak sisi negatif. Sisi negatif inilah yang yang harus dihindari oleh para siswa. “Kita harus bisa lebih bijak dalam ber-media sosial, apalagi seiring dengan sudah diberlakukannya UU ITE. Jangan sampai kita terkena jerat hukum UU ITE. Think before you click!”, katanya.
Senada dengan Ratna Permata Sari, Ibu Siti selaku guru pendamping pun berharap agar para siswa bisa lebih bijak dalam menggunakan media internet. “Kita punya dasar agama yang bisa mencegah kita untuk berbuat kejelakan melalui internet tersebut”, pintanya.