Berbaik Sangka (Huznudzon) Kepada Allah Swt, Diri Sendiri dan Sesama Manusia
Oleh : Tri Wartoyo (Tendik FPSB)—-
“Allah berfirman sebagai berikut:”Aku selalu menuruti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berprasangka baik maka ia akan mendapatkan kebaikan. Adapun bila ia berprasangka buruk kepada-Ku maka dia akan mendapatkan keburukan.” (H.R. Tabrani dan Ibnu Hibban).
Pernah kita melihat atau bahkan mengalami sendiri peristiwa dimana disuatu waktu ketika mau berpergian tiba tiba kendaraan yang mau kita pakai mengalami masalah atau macet padahal waktu sudah hampir terlambat dan jika terlambat kita akan mendapatkan sangsi dari atasan. Tentu perasaan kita campur aduk karena takut terlambat dan takut akan mendapatkan sangsi. Berbagai macam keluh kesah keluar dari perkataan dan pikiran kita. Bahkan tak jarang kita menyalahkan situasi yang seperti itu dan berprasangka negatif tentang situasi yang kita alami.
Didalam situasi seperti ini tentu kita harus mengambil hikmah dari peristiwa tersebut, Pertama kita harus selalu berbaik sangka atau Huznudzon mungkin dengan kejadian tersebut jalan masih macet atau ada halangan yang menjadikan kita kalau berangkat akan mendapatkan masalah. Kedua kita harus meyakini bahwa ada rahasia, hikmah dan pertolongan Allah Swt yang kita tidak tahu sebelumnya. Diatas adalah salah satu contoh berprasangka baik kepada Allah Swt.
Didalam kehidupan didunia ini tentu banyak beragam fenomena kehidupan, baik itu kehidupan yang berupa kebahagiaan, kesenangan, kesedihan, masalah dan cobaan, Semua kejadian yang telah kita jalani tentu itu bukan karena kebetulan semata tapi karena semua telah diatur oleh Allah Swt, semua ada hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil dibalik semua yang telah Allah Swt berikan kepada Hamba-Nya. Untuk itu kita selalu dianjurkan mengambil hikmah dari setiap apa yang diberikan Allah Swt dan selalu berprasangka baik atau Huznudzon kepada Allah Swt dan selalu meyakini bahwa dalam Setiap apapun yang diberikan Allah Swt baik berupa cobaan, Musibah atau bahkan nikmat kebahagian pasti ada hikmah dan tujuannya kita harus selalu bersyukur, dengan bersyukur dan berprasangka baik (Huznudzon) dengan apa yang telah diberikan Allah Swt maka akan menjadikan kita semakin bertakwa.
Huznudzon ialah salah satu sifat yang sangat terpuji yang harus dimiliki oleh umat muslim, kita sebagai umat muslim harus memiliki kewajiban untuk selalu Huznudzon atau berbaik sangka kepada Allah Swt. Secara garis besar berprasangka Baik atau Huznudzon ada 3 bagian antara lain:
Pertama, berprasangka baik kepada Allah Swt.
Sebagai seorang muslim sangatlah penting meyakini bahwa apa yang telah Allah Swt berikan kepada kita tentu ada hikmahnya.
Kedua, Berprasangka baik kepada diri sendiri.
Menerima segala kelebihan dan kekurangan yang telah diberikan Allah Subhanahu wa Ta’alla kepada kita dan selalu bersyukur apa yang telah diberikan kepada kita tentu ada hikmahnya. Huznudzon kepada diri sendiri bisa menjadikan kita semakin percaya diri dalam menjalankan kebaikan kebaikan.
Ketiga, Berprasangka baik kepada sesama manusia.
Berprasangka baik kepada sesama menimbulkan perasaan senang, nyaman dan tentram tanpa timbul iri, dengki, kebencian yang mengakibatkan hubungan dengan sesama menjadi tidak harmonis, berprasangka baik juga akan tercipta saling tolong menolong, dapat menjalin silahturahmi tetap terjaga.
Dalam sebuah Hadis, Baginda Rasulullah SAW memberikan nasehat: “Jauhilah dari kalian prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta pembicaraan. Janganlah kalian saling memata-matai, saling mencari aib orang lain, saling berlomba-lomba mencari kemewahan dunia, saling dengki, saling memusuhi, dan saling memutuskan. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.”
Berbaik sangka atau Huznudzon sangat dianjurkan didalam ajaran agama Islam, maka dari itu hendaklah kita selalu berprasangka baik. Perbuatan berbaik sangka atau huznudzon ke semua orang termasuk sikap yang sangat terpuji. perbuatan ini akan selalu membuat kita berpikiran positif kepada orang lain sehingga tidak akan memandangnya dengan prasangka buruk ataupun negatif (Suudzon). Adanya kecurigaan juga akan hilang dengan sendirinya sehingga membuat hidup berjalan dengan indah tanpa iri, dengki dan tidak tenang. Hidup akan bermakna, saling toleransi dan saling tolong menolong.
Berbaik sangka dalam ketaatan kepada Allah Swt dibagi menjadi empat bentuk:
- Berbaik sangka dalam ketaatan kepada Allah swt
Berprasangka Baik kepada Allah Subhannahu Wata’ala menjadi hal yang utama yang harus tertanam dalam hati dan pikiran umat muslim. Apapun ketetapan Allah Subhannahu Wata’ala pasti ada hikmah besar dibalik Allah Subhannahu Wata’ala turunkan kepada umat manusia.
- Berbaik sangka dalam Nikmat dari Allah Swt
Allah swt akan memberikan nikmat kepada semua umat manusia baik yang beriman ataupun yang tidak beriman. Nikmat yang berupa kecukupan harta, nikmat kesehatan, nikmat kepandaian dan lain sebagainya. Berbaik sangka atas nikmat Allah Swt dapat kita lakukan dengan selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan dan bertakwa kepada Allah Swt.
- Berbaik sangka dalam menghadapi setiap ujian dari Allah Swt
Setiap cobaan dan ujian dari Allah Swt pasti ada hikmahnya, kita dianjurkan untuk selalu bersabar, berfikir positif dan menerima setiap cobaan yang di berikan Allah Swt dengan demikian kita akan semakin bertambah nilai ketakwaan dalam kehidupan.
Hali ini senada dengan sikap yang dianjurkan Rosulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam yang bersabda “Allah Subhannahu wa Ta’alla berfirman: “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku, Aku akan bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku.”
4. Lawan dari Berbaik sangka / Huznudzon adalah berburuk sangka atau Suudzon.
Berprasangka Buruk adalah akhlak tercela yang merusak hati dan keimanan seorang muslim. Islam mengajarkan untuk menjauhi sifat sifat akhlak yang tercela karena pondasi keislaman dan kesempurnaan iman adalah Akhlak Mulia.
Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Tarmizi:
“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya,”
Selain itu Allah Swt juga berfirman didalam Surat Al Hujarat ayat 12 yang artinya:“Wahai orang-orang yang beriman, Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”
Di dalam Firman Allah Swt di atas menjelaskan bahwa prasangka ialah tuduhan yang bukan bukan dan tidak beralasan, hanya semata-mata tuduhan yang tidak pada tempatnya. “Karena sesungguhnya sebagian daripada prasangka itu adalah dosa.” Karena dia adalah tuduhan yang tidak beralasan dan bisa saja memutuskan shilaturrahmi di antara dua orang yang berbaik.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam sangat mencegah perbuatan prasangka yang sangat buruk dengan sabdanya:
“Sekali-kali janganlah kamu berburuk sangka, karena sesungguh buruk sangka adalah perkataan yang paling bohong. Dan ianganlah kamu mengintai-intai, dan janganlah kamu merisik-risik, dan ianganlah kamu berganding-gandingan, dan janganlah kamu berdengki-dengkian dan ianganlah kamu berbenci-bencian dan janganlah kamu berbalik-belakangan, dan jadilah kamu seluruh hamba Allah bersaudara.” (HR. Bukhori, Muslim, dan Abu Dawud).
Hikmah dan Manfaat berbaik sangka/ Huznudzon antara lain:
Beberapa manfaat dan hikmah dan manfaat berbaik sangka (husnudzan) di antaranya sebagai berikut:
- Terciptanya keharmonisan baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
- Terhindar dari segala bentuk persengketaan khususnya dalam kehidupan bermasyarakat
- Hidup tenteram tanpa rasa curiga, dendam dan dengki
- Semakin kokohnya ikatan kekeluargaan karena tumbuh rasa saling percaya
- Prasangka baik menghilangkan kecurigaan yang biasa timbul pada diri orang-orang yang hatinnya berpenyakit Menurut Syeikh Al-Misri “Hati yang bersih akan memudahkan umat untuk menjalin ukhuwah
- Menumbuhkan kesadaran bahwa segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini berjalan sesuai aturan Allah Swt.
- Mendorong untuk beramal dengan sungguh sungguh bahwa untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di dunia dan di akhirat.
- Menjadikan jiwa menjadi tenang dan tentram karena percaya bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah Swt.
Penutup
Allah Swt melarang agar menjauhi sifat berburuk sangka karena sesungguhnya sebagian dari berburuk sangka adalah dosa. Prasangka yang tidak sesuai itu tentu akan meresahkan kehidupan bermasyarakat karena satu sama lainnya akan saling mencurigai dan akan mengakibatkan perpecahan, permusuhan, peperangan dan lain sebagainya yang akan merusak tatanan kehidupan bermasyarakat atau bahkan bernegara. Untuk itulah mari kita selalu berusaha dan bersungguh-sungguh berbaik sangka, berhuznudzon kepada siapapun agar terhindar dari dosa-dosa dan akan menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt.
Mudah-mudahan kita terhindar dari sifat-sifat yang dapat merusak keimanan kita, dijauhkan dari fitnah. Akhirnya kita sebagai umat muslim selalu terjaga lisan dan perilaku, terhindar dari pikiran negatif / buruk sangka dan selalu berbaik sangka dan selalu dalam lindungan Allah Swt. Aamiin Ya Rabbal ’Alamiin
Sumber:
https://kumparan.