Mengenang Kembali : Urgensi Ilmu Pengetahuan dalam Peradaban Islam

Oleh:  M. Yopa V.P. (Tendik FPSB UII)—
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al mujadilah:11)

Agama Islam telah disyiarkan sejak lama yang diawali dengan munculnya peristiwa diturunkannya wahyu pertama kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hashim pada abad ke 7. Semenjak saat itu agama Islam mulai berkembang pesat dan mengalami Zaman Keemasan terutama dalam Ilmu pengetahuan atau Sains, hal ini ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh dan ilmuwan jenius dan cerdas antara lain: Al-Kindi (807-873 M), Al-Khawarizmi (863 M), Al-Razi (865-925 M), Al-Farabi (870-950 M), Ibnu Sina (980-1037 M), Al-Biruni (973-1051 M), Al-Ghazali (1058-1111 M) dan masih banyak lagi tokoh ilmuwan muslim yang mendunia. Kejayaan Islam tersebut bahkan mampu melebihi bangsa Eropa dan Barat yang kala itu masih berada pada Zaman Kegelapan. Secara garis besar sejarah perkembangan Islam khususnya dibidang ilmu pengetahuan dibagi menjadi 3 fase antara lain:

1. Zaman Klasik (650-1250 M)
Pada zaman ini selain kemajuan ilmu pengetahuan dan sains, islam mencapai masa keemasan, dibuktikan dengan luasnya wilayah mulai dari Afrika utara sampai ke Spanyol hingga bumi bagian barat sedangkan pada bagian timur mulai dari persia hingga ke India. Lalu lahirlah tokoh yang sangat produktif dalam ilmu pengetahuan yaitu:
Al-Battani yang mengoreksi dan memperbaharui sistem astronomi Ptolemy dengan pengamatan dan mengkaji pergerakan bulan dan matahari, menciptakan kalkulasi baru, merancang katalog bintang dan pembuatan pelbagai instrumen observasi serta jam matahari dan alat ukur mural quadrant. Bahkan karya buku beliau sempat diterjemahkan ke dalam bahasa latin yaitu De Scientia stellarum, yang dijadikan bahan rujukan oleh tokoh barat yaitu Kepler sang penemu konsep hukum pergerakan planet dengan orbitnya, dan juga Tokoh lain yaitu Copernicus sang penemu teori heliosentrisme yaitu matahari sebagai pusat tata surya kita. Kemudian muncul tokoh islam dalam bidang Fisika yaitu:
Ibnu Bajjah, beliau sangat berperan dalam bidang astronomi, pada tahun 1106M beliau melakukan pengamatan terhadap dua planet, yaitu Jupiter dan Mars. Dan Beliau menemukan bahwa Galaxy Bima Sakti merupakan bintang-bintang yang sangat banyak yang nyaris berdekatan satu sama lain. Kumpulan cahaya bintang tersebut membentuk sesuatu yang disebut “Khayal Muttasil”, yakni hasil pembiasan atau refraksi. Dalam bidang fisika, beliau termasuk fisikawan pertama yang mengatakan selalu ada gaya reaksi untuk setiap gaya yang mempengaruhinya dan beliau mengungkapkan teori bahwa “Kecepatan= Gaya Gerak – Resistensi Materi”. Buah pemikiran Ibnu Bajjah sangat berpengaruh terhadap pemikiran fisikawan barat abad pertengahan seperti Galileo Galilei dan juga Thomas Aquinas mengenai analisis gerakan. Inilah bukti bahwa peradaban barat sangat dipengaruhi oleh sains yang ditemukan oleh para Ilmuwan Muslim. Selain itu Ibnu Bajjah juga sangat berjasa dalam bidang psikologi Islam salah satunya lewat risalah yang berjudul “Recognition of The Active Intelligence”, beliau mengemukakan bahwa intelegensia aktif adalah kemampuan yang paling penting bagi manusia. Tidak cukup dengan pikiran sehat saja dalam memperoleh pengetahuan, melainkan dengan intelegensia aktif yang dapat mengatur intelegensia alami. Menurut Beliaupun juga membahas tentang jiwa yang ia tulis dalam kitab berjudul Al-Nafs, menurut beliau seseorang memiliki kebebasan apabila mampu bertindak dan berpikir secara rasional. Pada abad ke delapan lahirlah tokoh islam cerdas lainya yaitu:
Abbas Ibnu Firnas, baliau adalah manusia pertama yang dapat melakukan penerbangan meskipun masih belum sempurna dan sempat mengalami cedera. Beliau mendemonstrasikan mesin penerbangan sederhana yang terbuat dari kerangka bambu yang dilapisi dengan kain sutra dan bulu burung elang asli. Beliau terinspirasi oleh Armen Firman pada 852M yang mencoba melompat dari menara masjid agung Qurtuba dengan alat yang dibuat dari bingkai kayu dan sutra. Alat tersebut berhasil mengurangi kecepatan jatuh namun Armen tetap mengalami luka ringan. Hal inilah yang kemudian hari menjadi cikal bakal parasut pertama di Dunia. Belajar dari kesalahan dan kekurangan sebelumnya, Abbas Ibu Firnas membuat kesimpulan bahwa ia memerlukan ekor sebagai alat kemudi untuk menstabilkan penerbangan. Selain penerbangan beliau juga menghasilkan penemuan gelas transparan dengan kualitas tinggi yang digunakan untuk membuat gelas andalusia untuk menampung air minum. Itulah contoh beberapa tokoh sains islam beserta karyanya yang lahir pada zaman klasik. Namun seiring berjalanya waktu pada tahun 1000-1250 M kekuasaan khalifah mengalami kemunduran akibat perpecahan politik hingga akhirnya mengalami kehancuran akibat ekspansi dan penaklukan oleh bangsa mongol yang dipimpin Hulagu Khan di wilayah Timur Tengah termasuk Kota Baghdad yang kala itu dikenal sebagai pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan dunia sekitar tahun 1258 M.
2. Zaman Pertengahan (1250-1800 M)
Setelah peristiwa penaklukan dan penghancuran oleh Hulagu Khan di wilayah Baghdad hingga tidak menyisakan sedikitpun dari ilmu pengetahuan yang dihimpun di perpustakaan Baghdad, banyak terjadi pemisahan dan perpecahan wilayah dari kekuasaan pusat. Namun seiring berjalanya waktu, kekuasaan Islam mulai pulih kembali yaitu dimulai tahun 1500-1800 M dengan munculnya tiga kerajaan yaitu Usmanidi di Turki, Syafawi di Persia, dan Mughaldi di India yang sangat maju dalam bidang literatur dan arsitektur.
3. Zaman Modern (1800 M- Sekarang)
Pada zaman ini peradaban Islam berbanding terbalik dengan era klasik, dimana yang awalnya menjadi pusat peradaban, namun saat ini justru terpecah belah dan berusaha dengan caranya masing-masing. Pada era ini munculah tokoh-tokoh pembaharu muslim yang berusaha memberantas penyimpangan yang telah dilakukan agar umat muslim kembali ke jalan yang di ridhoi Allah antara lain:
Rifa’ah Badawi Rafi Al Tahtawi, Lahir pada 15 Oktober 1801 di Mesir, salah satu tokoh pembaharu muslim pertama yang mendialogkan dan mengkritik paham Sekulerisme, selain itu beliau menyerukan islamisasi dalam berbagai ilmu termasuk hukum. Selain itu beliau juga mengimbau para muslim untuk mengembangkan ilmu fikih Islam kontemporer sesuai dengan konteks Zaman agar mampu menyelesaikan masalah pada masayarakat modern yang belum ada diwaktu sebelumnya, serta mengajak umat untuk menyeimbangkan antara dunia dan akhirat agar selain selamat diakhirat, juga selamat dari penjajahan di dunia.
Jamaluddin Al-Afghani, Salah satu tokoh pembaharu islam yang lahir pada tahun 1839 di negara Afghanistan. Termasuk tokoh penting dalam gerakan politik Islam Modern, Semenjak kecil beliau sudah menekuni berbagai cabang ilmu keislaman yaitu hadis,tasawuf,tafsir, dan filsafat islam, ketika beranjak remaja beliau belajar ilmu eksakta sesuai sistem pelajaran eropa modern. Salah satu pemikiran beliau yg terkenal yaitu menyerukan ide pembentukan Pan Islamisme yang bertujuan mempersatukan dunia Islam, memperbaiki kondisi politik dan sosial, serta menyebarkan pemahaman agama yang benar dikalangan generasi muda. Menurut beliau, penyakit kronis yang menggerogoti Islam antara lain: Absolutisme dan despotisme penguasa muslim, Sikap penolakan dan keterbelakangan umat islam dalam sains dan peradaban, menyebarnya pemikiran takhayul, bid’ah, dan khurafat yang dapat merusak cara berpikir, dan juga Kolonialisme dan Imperialisme Barat.
Langkah-langkah mewujudkan Kemajuan Islam di masa kini
Berdasarkan sejarah panjang peradaban Islam mulai tahun 650M-1800M, maka umat Islam pada saat ini perlu mawas diri atau bermuhasabah untuk dapat menemukan solusi agar dapat kembali berjaya seperti zaman keemasan terdahulu, dan berikut adalah beberapa hal yang perlu untuk dibenahi.
Umat islam perlu menghargai kemanusiaan secara universal, karena saat ini kita masih terjebak dalam dialektika internal yang masih berdebat membahas antara halal haram, bid’ah dan tidak bid’ah, kafir dan tidak kafir atau malah saling mengkafirkan antar sesama dan juga menyempitkan keberagaman dalam kehidupan beragama. Selain itu kita perlu kembali merenungi sebuah kaidah yang berbunyi Al-Mukhafadzotu Alal Qodim As-Sholih Wal Akhdzu Bil Jadid Ashlah yaotu menjaga warisan lama yang masih relevan dan mengadopsi sesuatu yang baru sesuai perkembangan zaman yang dianggap baik dan membawa maslahah, kalau perlu justru menciptakan sesuatu yang baru tersebut. Sebagaimana yang dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan muslim di masa kejayaan peradaban Islam.
Umat islam perlu mengembangkan tradisi berpikir, bebas, dan independen. Tradisi ini bisa memicu orang untuk mencari dan menggali informasi dalam rangka membentuk ilmu pengetahuan yang dikehendaki.
Umat Islam saat ini lebih menekankan untuk menghafalkan ayat, hadist, ilmu fiqih dsb, dibandingkan dengan mengamalkan atau melaksanakan ilmu tersebut. Inilah penyebab mengapa pada jaman kepemimpinan sahabat nabi, peradaban islam sangat maju karena banyak ilmu bermanfaat yang dikembangkan sekaligus dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari sebagai contoh dalam hal kebersihan. Banyak sekali dalil islam tentang kebersihan salah satunya adalah sabda Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah ta’ala membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih. (HR Ath-Thabrani)

Namun diera milenial saat ini mirisnya justru negara-negara dengan mayoritas islam termasuk dalam negara paling kurang bersih sedunia. Seandainya seluruh umat islam saat ini dapat menerapkan satu dalil saja tentang kebersihan maka pasti orang islam akan memenuhi dunia ini dengan kebersihan dan bahkan mereka akan berjuang habis-habisan untuk menciptakan teknologi yang ramah lingkungan serta teknologi untuk mengurangi polusi lingkungan.
Majunya peradaban Islam sangat erat hubungannya dengan pengaruh politik. Perpecahan politik yang terjadi di dunia islam telah melemahkan etos filsafat keilmuan dan saat ini keilmuan yang bertahan adalah ilmu fiqih dan tasawuf sehingga sebaiknya jangan memisahkan antara ilmu agama dan ilmu umum menjadi ilmu Islam dan selain Islam. Macam-macam ilmu yang berkembang seperti ilmu alam, ilmu sosial, dan teologi sebetulnya membahas mengenai ayat-ayat Tuhan namun dengan metode yang berbeda, namun cabang ilmu selain teologi dan fiqih masih dianggap sebagai ilmu sekuler. Selain itu kita perlu menghilangkan pertentangan-pertentangan ideologis dan politik di antara sesama anak manusia dari berbagai bangsa dan negara.
Umat Islam harus mengembangkan sistem pendidikan yang dapat memperkuat pengetahuan dan sosial. Dengan cara ini, ilmu pengetahuan yang berkembang dalam Islam tak hanya berguna bagi agama kita, tapi juga berguna bagi sesama manusia.
Negara dengan mayoritas islam saat ini perlu untuk fokus dalam memberikan bantuan pendanaan riset terutama bagi para peneliti muslim. Karena menurut data dari Wikipedia, tentang urutan pendanaan riset suatu negara, dimana negara-negara maju adalah negara yang memiliki pendanaan riset terbesar dalam penelitian dan pengembangan ilmu sains. Dan negara mayoritas muslim paling peduli dengan ilmu pengetahuan adalah Turki dengan paham sekulernya dan negara muslim lainya masih berada dibawahnya atau bahkan tidak masuk dalam daftar karena minim dalam pendanaan riset.

Penutup
Dari uraian diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan merupakan bagian dari syariat/ajaran Islam dan sangat penting selain sebagai cara untuk memecahkan masalah, juga agar umat Islam semakin maju sekaligus menjadi tugas pokok manusia sebagai khalifah dimuka bumi untuk berkontribusi terhadap sesama manusia dan menjaga alam. Hal ini sesuai dengan ayat Alquran Al Imron ayat 190-191 yang artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.
Akhirnya sebagai umat Islam marilah kita menjalankan syariat islam dengan cara berjihad mengeluarkan seluruh potensi pada diri kita untuk melaksanakan apa yang sudah diajarkan didalam Al-Quran.
Sumber:
Solikhin, Akhmad.”Perkembangan Islam Pada Masa Modern”, Diakses pada 2 Juni 2022, https://visiuniversal.blogspot.com/2014/04/perkembangan-islam-pada-masa-modern.html
Maisari,Wika.”Perkembangan Sains di Dunia Islam”, Diakses pada 2 Juni 2022, https://oif.umsu.ac.id/2020/05/perkembangan-sains-dalam-dunia-islam/
Wahid,Fathul.” Muslim Perlu Merekonstruksi Sejarah Lampau”, Diakses pada 2 Juni 2022, https://www.uii.ac.id/muslim-perlu-merekonstruksi-sejarah-lampau/
Wikipedia, “List of countries by research and development spending”, Diakses pada 2 Juni 2022, https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_research_and_development_spending
Gembul, Guru, “ Eps 283| Mengapa Peradaban Islam Begitu Tertinggal?”, Diakses pada 2 Juni 2022, https://www.youtube.com/watch?v=YdSG6OiUp-Q&list=PLugV8BA12RA93J5y7YRVanikKRC1KQ9KP&index=2&t=71s