Kelas Alumni di Buka
_Assalamu’alaikum wr. wb_
Halo teman-teman semua! semoga teman-teman dalam keadaan sehat dan bahagia yaa!
Ngomongin tentang karir sebagai lulusan psikologi di masa depan, gimana gambaran teman2 tentang berkarir nanti? Nah, yuk kita ikuti Webinar yang diadakan oleh Prodi Psikologi UII berikut:
*CAREER DEVELOPMENT CLASS*
?Tema:
“Career Agility : Leverage Your Strengths & Design Your Work”
?Pemateri Utama:
Moch Johan Pratama, S.Psi., M.Psi., Psikolog
(Dosen Prodi Bimbingan dan Konseling Universita Lampung)
— *Kelas Alumni* —
Experience and Knowledge Sharing with Alumni
?Pemateri :
– Nur Haris Ali, S.Psi., M.Sc(Psych.)
– Mirza Muhammad Iqbal, S.Psi
– Fajrul Falah, S.Psi
– Rama Sahid, S.Psi
– M. Soleh, S.Psi., MM., CLNP., CRGP.
– Monica Tiara, S.Psi
– Jaan Pamuji, S.Psi., M.Si
– Hikmah Putri, S.Psi
– Tisna Eka Darwati, S.Psi., S.Sos
– Dona Paramita, S.Psi., M.Pd
– Novin Aliah, S.Psi
.
Webinar akan diselenggarakan pada:
?Hari/Tanggal: Sabtu, 27 Maret 2021
?Waktu : 08.00 – 12.00 WIB
? Tempat : Via Zoom Meeting (ID Meeting: 451 016 5689)
.
Pendaftaran dapat dilakukan melalui link dibawah ini:
https://bit.ly/KelasAlumniPsikologi2021
.
*Maksimal Pendaftaran hari Kamis, 25 Maret 2021*
.
Yuk teman-teman segera daftar, ya! ? pastinya seru banget, dan ada banyak perspektif baru tentang karir sebagai sarjana psikologi yang bisa kita dapatkan dari alumni-alumni kita. Sampai jumpa teman-teman! ☺️
DAISY #8 : IICIP 2020 PENUH HARU
Psikologi Universitas Islam Indonesia mengadakan International Intensive Course on Islamic Psychology (IICIP) untuk kedua kalinya. Pada tahun ini kegiatan yang diusung berupa workshop internasional dengan topik umum yang diangkat yaitu psikologi islam. Kegiatan dilakukan selama 5 hari secara terpisah yaitu pada tanggal 7, 8, 14, 15 dan 21 November 2020, dimana satu hari terdiri dari 2 sesi acara.
Kegiatan ini membuka 2 paket kelas yaitu short course (full package) dan independen (daily package). Kegiatan ini berkolaborasi dengan International Association of Muslim Psychologists (IAMP). Sehingga pemateri yang turut hadir tidak hanya berasal dari UII tetapi juga beberapa kampus lain di Indonesia dan luar negeri seperti dari Doha Qatar, Turki, Australia, Amerika Serikat, India, Rusia, dll. Sedangkan jumlah peserta yang hadir yaitu 137 orang dari 15 negara diantaranya yaitu Indonesia, Brunei, Malaysia, Australia, India, Rusia, Uruguay, Amerika Serikat, Swedia, Prancis, Kazakhstan, dll.
Acara ini terbuka untuk umum sehingga peserta yang turut hadir berasal dari berbagai jurusan seperti manajemen, psikiater, psikologi serta juga ada peserta yang berasal dari non-muslim. Mereka semua tertarik dengan kesehatan mental menurut perspektif islam. Hal ini sesuai dengan tujuan dari kegiatan yaitu menyediakan media untuk belajar dan mengkaji psikologi islam mulai dari basic sampai ke konsep dan aplikasi bagi peserta yang berminat terhadap konsep psikologi islam. Topik yang diangkat mulai dari foundation of islamic psychology, integrated of islamic psychology, epistemology of islamic psychology, contract well being of islamic psychology dan topik-topik lain yang lebih mendalam dengan konsep dan aplikasi psikologi islam di berbagai bidang seperti psikoterapi, pendidikan, moral excellence, PIO sumber daya masyarakat, asesmen dan intervensi.
“Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar dan Alhamdulillah pesertanya juga cukup banyak. Mengingat bahwa ini adalah workshop yang diadakan selama 3 pekan dan berbayar. Tujuannya supaya peserta berkomitmen dengan acara ini” kata bu Annisa selaku panitia acara IICIP saat diwawancarai Minggu malam 13/12/2020.
Karena peserta dan pemateri yang berasal dari berbagai negara, alhasil terjadilah perbedaan waktu pada saat acara berlangsung. Ada beberapa peserta yang tidak bisa mengikuti acara karena di negaranya sudah tengah malam. Hal itu menyebabkan ketidakmungkinan peserta untuk turut hadir sehingga pihak panitia memberikan izin. “Karena itu sangat dibutuhkan komunikasi yang baik antara peserta dan pemateri. Alhamdulillah acara berlangsung selalu on time” kata bu Annisa. “Untuk kendala saat acara berlangsung tidak ada, hanya saja terjadi kendala kecil di pekan pertama mendekati acara yang dimana terjadi lonjakan pendaftar dari Indonesia. Hal ini cukup membuat panitia menjadi kewalahan untuk mendata para peserta tersebut” sambung bu Annisa.
Pada saat closing ceremony terdapat sesi participant remarks yang dimana peserta diminta untuk menyampaikan kesan dan pesan selama mengikuti acara IICIP. Rata-rata peserta memiliki kesan yang baik dan sangat mengapresiasi acara ini. Seperti peserta dari luar negeri, mereka sangat senang dan sangat mengapresiasi acara ini apalagi mereka sangat tertarik dan berminat dengan psikologi islam.
Salah satunya, penyampain kesan dari peserta asal Swedia yang menceritakan mengenai bagaimana aplikasi psikologi islam di negara minoritas muslim. Beliau juga mempunyai tujuan untuk membuka wawasan bahwa psikologi islam juga dibutuhkan untuk membangun kesehatan mental pada muslim. Topik ini masuk di materi workshop IICIP dengan pemateri Dr. Hanan Dover dari Australia dan Dr. Olga Pavlova dari Rusia yang menjelaskan aplikasi psikologi islam ini untuk kesehatan mental muslim. Dimana muslim juga menghadapi tantangan-tantangan seperti bekerja di tempat yang suasananya tidak islami, kemudian ada tekanan sebagai minoritas, dsb. Sehingga beliau tertarik dan juga ikut menawarkan riset dan pengembangan psikologi islam. Hal ini juga disampaikan oleh peserta dari Rusia yang juga membahas hal yang sama terkait aplikasi psikologi islam.
Kemudian pada acara penutupan ini banyak peserta yang terharu apalagi peserta dari Indonesia. Hal ini dikarenakan kebanyakan dari mereka adalah pemula yang baru belajar atau baru mengenal psikologi islam. Salah satunya penyampaian kesan dari Ibu Nani Nurahman yang merupakan dosen psikologi Universitas Katolik Atma Jaya. Beliau mengatakan bahwa dengan mempelajari psikologi islam, ia menemukan sesuatu yang hilang dari pembahasan psikologi mainstream. Dimana konsep tentang “soul” tidak banyak dibahas di psikologi mainstream tetapi kemudian ia menemukan itu di psikologi islam.
“Hal ini menjadi tinjauan ulang, bahwa psikologi islam nanti bisa masuk melalui celah itu untuk melengkapi yang tidak banyak dibahas dalam psikologi mainstream” kata bu Annisa.
Kemudian juga ada salah satu peserta yang merupakan dosen manajemen di salah satu kampus di Indonesia mengatakan bahwa, yang disampaikan selama workshop sangat related dengan ketertarikan beliau selama ini. Karena selama ini beliau merasa bahwa tidak banyak orang yang mengkaji psikologi dalam perspektif islam. Hal itu yang membuat beliau sangat antusias ketika mengikuti workshop IICIP.
Kemudian ada hal yang menarik juga, dimana ada paper yang ditulis kolaborasi antara peserta dari Rusia dan peserta dari Indonesia. “Ini adalah capaian yang positif karena peserta juga antusias terhadap keseluruhan acara” kata bu Annisa.
Author : Salsa Maulidya Nur Russandari
Editor : As’ad Royan
DAISY #7 : BAGAIMANA CARA MAHASISWA BARU PRODI PSIKOLOGI UII MENINGKATKAN KETERAMPILAN STUDINYA?
BAGAIMANA CARA MAHASISWA BARU PRODI PSIKOLOGI UII MENINGKATKAN KETERAMPILAN STUDINYA?
Mahasiswa baru angkatan 2020 Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) menjadi angkatan pertama yang mengikuti pelatihan Study Skill secara daring. Study skill merupakan program rutin yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa baru Prodi Psikologi UII. Pelatihan Study Skill merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memberikan strategi belajar dan pemahaman kepada mahasiswa dalam belajar di perguruan tinggi. Pelatihan Study Skill inilah yang menjadi salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan ketrampilan studi sekaligus motivasi mahasiswa untuk terus belajar.
Pelatihan Study Skill diikuti oleh seluruh mahasiswa baru angkatan 2020 Prodi Psikologi via zoom meeting pada tanggal 21 November 2020. Meskipun terdapat beberapa kendala, pelatihan Study Skill yang dilaksanakan daring untuk pertama kalinya ini tetap berjalan dengan optimal. Pelatihan Study Skill tahun ini memiliki perbedaan durasi dari tahun-tahun sebelumnya. “Kegiatan Study Skill pada tahun-tahun sebelumnya selalu dilaksanakan secara luring, dari pagi hingga sore, tahun ini karena daring dibuat menjadi pagi hingga siang. Kegiatan dimulai pukul 08.00 hingga pukul 13.00” ungkap Latifatul Laili, S. Psi., M. Si., selaku ketua tim Study Skill.
Berdasarkan evaluasi yang sudah dilakukan, pelatihan Study Skill secara daring tidak memungkinkan untuk dilaksanakan dari pagi hingga sore karena terbatasnya atensi dan kestabilan jaringan mahasiswa. Akan tetapi, pelatihan Study Skill tahun ini tetap interaktif. “Mahasiswa tetap didorong untuk On Camera, aturan ini juga sudah disampaikan di surat undangan mahasiswa. Kegiatannya sendiri kan memang dibuat interaktif, banyak diskusi dan sharing sehingga tetap aktif sampai akhir. Terkait kendala teknis seperti internet yang tidak stabil, atau misal ada yang tiba-tiba mati lampu dan keluar zoom ada tim Study Skill yang memang selalu siap bila ada peserta yang perlu di admit atau perlu dimasukkan kedalam breakout room lagi” paparnya.
Terakhir, kegiatan Study Skill tahun ini juga mengangkat materi yang berkaitan dengan situasi belajar mahasiswa selama pandemi. “Total ada 4 sesi: (1) Psikologi (ekspektasi dan realita), (2) Learning to learn, (3) Memetakan potensi diri dan lingkungan, dan (4) Manajemen diri. Khususnya di sesi 2 Learning to Learn, sesi ini memberi kesempatan mahasiswa baru untuk merefleksikan kembali pengalaman belajarnya selama setengah semester ini, khususnya pengalaman pembelajaran daring, mendiskusikan cara-cara belajar yang efektif dan kurang efektif, hingga merencanakan strategi belajar yang akan dilakukan” terangnya.
Author : Annisa Syahnaz Sechan
Editor : Pambudi Wicaksono
DAISY 6# POTMA
Pertemuan Orang Tua Mahasiswa (POTMA) Dilakukan Secara Daring dan Berlangsung dengan Lancar
Ketua panitia POTMA, Rizki Dian Nursita, mengatakan, POTMA yang sudah menjadi kegiatan rutin yang diselenggarakan 1 tahun sekali oleh Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya tetap dilaksanakan walaupun secara daring yaitu melalui media zoom meeting. Kegiatan tersebut berupa pengenalan fakultas, pengenalan program studi, pemilihan Ikatan Orangtua atau Wali Mahasiswa (IKAMA) dan talkshow. Walaupun dilaksanakan secara daring, kegiatan berjalan dengan lancar meski terdapat beberapa kendala teknis.
“Pertemuan dilaksanakan pada 5 Desember 2020 hari Sabtu dari jam 7.30 melalui zoom, Alhamdulillah yang hadir itu lebih dari 400 orang. Kalau ditanya urgensi nya apa, pastinya untuk mempererat silaturahim antara fakultas dengan orangtua/wali, karena disini fakultas bisa dikatakan selaku orang tua/orang dewasa yang lebih dewasa daripada mahasiswa yang baru masuk ke fase dewasa awal, maka dari itu kita juga ingin berkenalan, silaturahim, dan ingin orangtua juga mengenal fakultas. Kemudian, pada acara POTMA itu juga dari setiap PRODI melakukan pemilihan Ikatan Orangtua atau Wali Mahasiswa (IKAMA). Kemudian disamping tadi, kita juga ada kegiatan talkshow dengan topik : Mandiri berprestasi, peran orangtua pada fase dewasa awal anak. Bagaimana orang tua bisa menjalankan perannya ketika anak sudah mencapai masa atau fase tersebut.” ujar Rizki Dian Nursita, dalam wawancara terkait POTMA, Kamis (10/12/2020), malalui media Whatsapp.
Terdapat beberapa hal menarik pada pelaksanaan POTMA kali ini. Pelaksanaan secara online menjadi salah satunya, penyelenggara berpikir sekali-kali tidak hanya mahasiswa saja yang merasakan bagaimana rasanya masuk zoom, tetapi orang tua juga harus tahu bagaimana rasanya ketika anak-anak mereka melakukan kuliah jarak jauh. Kemudian sisi menarik yang kedua, materi parenting yang disampaikan saat kegiatan talkshow dinilai sangat menggugah orang tua. Dikarenakan waktu yang singkat, penyelenggara memikirkan untuk membuat suatu hal yang menggugah dan bisa memperkuat bonding antara orang tua dengan mahasiswa. Hal tersebut di realisasikan dengan membuat vidio yang isinya berupa surat apresiasi sejumlah mahasiswa dari setiap prodi yang diminta untuk menuliskan isi hati serta apresiasi terdalam mereka untuk orang tua.
Selain hal menarik, terdapat pula beberapa hambatan yang terjadi, misalnya saja koneksi internet yang tidak stabil dikarenakan partisipan yang berada di berbagai daerah, sehingga menyebabkan jaringan tidak lancar. Terdapat pula beberapa kendala teknis seperti, partisipan merasa bingung ketika akses ke fitur-fitur tertentu dalam zoom, contohnya pada sesi talkshow yang membagi orangtua ke dalam breakout room sesuai program studi.
Author : Ulfa Huzatul Ulum
Editor : As’ad Royan
DAISY #5 : Psypreneurship
Psypreneurship: Wadah bagi Insan Ulil Albab untuk menggali jiwa kewirausahaan di Era Pandemi
Kegiatan Psypreneurship atau lebih singkatnya Psypreneur terpaksa tetap dilakukan oleh mahasiswa dimasa Pandemi secara daring. Hal ini dikarenakan mahasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan tersebut selama kuliah. Psypreneurship sendiri merupakan sebuah kegiatan dimana mahasiswa mengembangkan ide-ide kreatifnya dalam berbinis kemudian akan dilombakan bersama mahasiswa lainnya dalam kurun waktu tertentu. Dengan kegiatan tersebut kegiatan Psypreneurship bisa menjadi sebuah wadah dalam menggali jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa UII. Pada tahun ini mahasiswa hanya ditugaskan untuk membuat sebuah proposal bisnis dan belum dalam bentuk barang. Berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana mahasiswa wajib melombakan setiap bisnisnya dalam bentuk barang.
“Kegiatan Psypreneur ini alhamdulillah tetap berjalan lancar walaupun dilakukan secara virtual. Selain itu mahasiswa juga cukup antusias dalam mengikuti acara ini. Walaupun dilakukan berhari-hari karena dibagi dalam lima sesi, alhamdulillah yang ikut zoom juga konsisten angkanya tidak berubah-ubah sekitar 200an anak. Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa bisa membangun usaha diusia mudanya sehingga bisa menjadikan investasi yang berharga dimasa depan” Ujar Putri Mali Ulfa, peserta Magang dikegiatan Psypreneur.
Pelaksanaan kegiatan Psypreneur ini diikuti oleh beberapa mahasiswa, yakni mahasiswa Psikologi angkatan 2018 dan mahasiswa dibawah tahun 2018 yang belum mengikuti kegiatan Psypreneur ditahun sebelumnya. Sebenarnya psyprenenur ini merupakan tugas mahasiswa dalam menyelesaikan mata kuliah Kewirausahaan yang dipegang oleh dosen psikologi Meika Hazim. Kegiatan ini sudah menjadi kegiatan rutin bagi mahasiswa psikologi tiap tahun di UII khususnya di fakultas Psikologi. Perbedaan yang paling signifikan yaitu terlihat dari berlangsungnya acara expo Psyprenenur yang biasanya dilaksanakan di auditorium KHA. Kahar Mudzakir, sekarang dilakukan secara virtual melalui zoom. Ditahun ini psypreneur diadakan pada pertengahan bulan November sampai pertengahan bulan Desember.
Selain itu, walaupun peserta dalam zoom konsisten dalam mengikuti beberapa acara tersebut pasti tetap terdapat kendala. Salah satu kendala yang didapatkan yaitu terdapat mahasiswa yang telat masuk zoom ketika acara berlangsung. Mayoritas alasan mahasiswa mengalami hal tersebut karena susahnya jaringan didaerah masing-masing.
Putri Malia Ulfa, peserta magang psypreneur mengatakan bahwa “kegiatan psypreneur ini sudah cukup mengesankan bagi para mahasiswa. Hal ini dikarenakan ide-ide yang dituangkan dalam lomba cukup beragam”. Pemenang dari acara Psypreneur ini yaitu terbagi menjadi 6 pemenang. Yaitu 3 pemenang berdasarkan jumlah like yang terdapat di instagram Psypreneur dan 3 pemenang harapan yang asli dari penilaian dosen.
Author :Sheris Vivan
Editor : Pambudi Wicaksono
DAISY #4 : Ketika Ilmu Agama dan Ilmu Pengetahuan Bersinggungan
Ketika Ilmu Agama dan Ilmu Pengetahuan Bersinggungan
Melihat kembali pada sejarah, ada masa dimana Islam memegang pusat kendali ilmu pengetahuan. Di masa kejayaan tersebut ilmu agama berjalan beriringan dengan berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti kedokteran, filsafat, sains dan ilmu bumi. Sebutlah konsep jiwa menurut pandangan Al-Ghazali yang menjadi acuan dari banyak psikolog barat. Namun, sejak runtuhnya Turki Usmani pada tahun 1923, pusat kendali ini bergerak menuju dunia barat. Mereka terus melakukan ekspansi dan membuat banyak gebrakan di berbagai bidang dengan penelitian serta penemuan di berbagai bidang, terutama dengan adanya teori evolusi Darwin. Seiring berjalannya waktu penyebaran sekulerisme semakin menyebar dan memunculkan sebuah stigma bahwa ilmu agama dan ilmu pengetahuan adalah dua bidang yang memiliki jalur sendiri, tidak boleh bersinggungan apalagi dicampur adukkan. Kenyataannya ilmu agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sudut yang saling terhubung. Bagaimanapun berkembangnya Ilmu pengetahuan, ia tidak bisa dilepas dari satu dasar yaitu Tauhid. Dalam islam, segala pengetahuan di dunia ini tidak boleh mengingkari konsep ke-tauhidan. Sebab kembali pada konsep dasar bahwa akal dan pengetahuan manusia datangnya atas seizin Allah Swt.
Terjadinya perbedaan pola pikir ini memunculkan banyak perdebatan antara pada ilmuwan dan intelek di abad ke-21 ini. Terutama pada muslim muncul rasa bimbang dan keraguan, ini tidak bisa dilepas dari pola pikir sekulerisme yang terus di sebarkan bangsa barat. Seakan lupa tugasnya sebagai muslim, banyak yang memilih ambil jalur aman dengan mengabaikan pengaruh ilmu agama pada setiap bidang pengetahuan. Tanpa disadari mereka turut menerima penyebaran sekulerisme dan semakin menjauhkan kedua ilmu tersebut.
Meskipun demikian, Banyak diantara pendiri bangsa sudah menyadari hal tersebut sejak zaman perjuangan kemerdekaan, untuk menyikapinya para pendiri bangsa mulai membangun sekolah bernuansa dan berlandaskan islam. Gerakan ini juga mendapat sambutan hangat dari alim ulama, mereka turut serta dalam membangun kembali semangat belajar agama bagi masyarakat yang saat itu mulai jauh dari ilmu agama. Sehingga sekolah-sekolah agama mulai dibangun, kurikulum pengajaran mulai disusun, lalu pada akhirnya beberapa pendiri bangsa membangun sekolah tinggi islam (yang nantinya akan berganti nama menjadi Universitas Islam Indonesia).
Universitas Islam Indonesia terus berusaha melanjutkan cita-cita para pendirinya, baik dalam bentuk formal dan pelaksanaannya yang terus diperkuat. Contohnya Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya yang membuat rancangan kegiatan mahasiswa seperti PNDI dan Taklim berbasis keilmuan agama. Tidak hanya pada mahasiswa, para dosen di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya juga terus meningkatkan kualitas kurikulum dan staff pengajar yang memiliki basis pengetahuan ilmu agama. Selain kegiatan-kegiatan di atas, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya juga menerbitkan buku yang berjudul “Ilmu Sosial dan Humaniora dalam Perspektif Islam”. Buku ini bertujuan untuk mengembalikan posisi ilmu agama pada ilmu yang dekat dengan manusia (ilmu sosial dan humaniora). Meski pada realitanya masih ada beberapa kekurangan, namun Universitas Islam Indonesia khususnya Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya terus berupaya memperbaiki dan mensukseskan cita-citanya.
Semua usaha dan kerja keras UII ini menunjukkan tindakan mereka dalam mengambil peran untuk meluruskan pola pikir yang mengesampingkan ilmu agama. Namun, apakah tepat jika hanya institusi saja yang bergerak mengembalikan ilmu agama dan ilmu pengetahuan kembali berjalan bersisian? Jawabannya adalah tidak.
Hariz Enggar Wijaya, S.Psi., M.Psi., Psi. (salah satu penulis buku ilmu sosial dan humaniora) menyebutkan bahwa mengembalikan posisi ilmu agama sebagaimana mestinya adalah tanggung jawab seluruh umat muslim. Memperjuangkan ini bersifat fardhu ain untuk setiap umat muslim. Dengan demikian, usaha yang dilakukan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya saat ini tidak akan lengkap jika para mahasiswa tidak turut andil dalam perjuangan ini.
Penulis : Marcel Daffa Kusuma & Tsurayya Kamilah Suregar
DAISY #3 : Berkenalan dengan Juara 1 Psy Movie Kimpsi
DAISY #3 : Berkenalan dengan Juara 1 Psy Movie Kimpsi
10 Oktober 2020 merupakan hari yang membahagiakan bagi Lidiniya Ferentica dan tim karena telah mengharumkan nama UII pada lomba KIMPSI cabang Psy-Movie yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Riau pada tanggal 1 Agustus 2020 – 30 September 2020. Tidak tanggung-tanggung Lidiniya dan tim berhasil meraih juara 1 pada cabang lomba mengenai short movie ini.
Kami mewawancarai tiga orang perwakilan Psy-Movie, yaitu ada Lidiniya Psikologi angkatan 2017 Sebagai, Riska Ilmu Komunikasi angkatan 2017 sebagai Sutradara dan script writer serta Richo Ilmu Komunikasi angkatan 2017sebagai camera man melalui media zoom selama 1 jam.
Alasan mereka mengikuti lomba ini pun cukup beragam. Riska memiliki tujuan menulis film sebagai tugas akhir. Sedangkan Lidiniya dan Richo beralasan mengambil kesempatan yang ada.. Tetapi tidak ada salah satupun dari mereka yang menyangka akan mengukir pengalaman pada hari itu, mengingat peralatan yang mereka gunakan serta latar pengambilan scene yang hanya bertempat di rumah sakit, rumah pribadi, dan di dalam taksi untuk membuat short movie dirasa cukup terbatas.
Short Movie berdurasi kurang lebih 8 menit yang berjudul “Mbak!!?” menceritakan tentang orang yang memiliki kekurangan yaitu tuna rungu, dengan tokoh seorang perempuan yang biasanya melakukan check-up di rumah sakit ditemani oleh saudaranya, namun pada suatu hari saudaranya menyarankan untuk menggunakan taksi.. Driver taksi berusaha untuk mengajak ngobrol dan berkomunikasi terhadap perempuan tuna rungu, namun tidak ada respon. Ketika sampai rumah perempuan itu ditanya oleh saudaranya bagaimana check-up tadi? Perempuan ini menceritakannya dengan bahasa isyarat. Judul “Mbak!!?” sendiri diambil dari salah satu scene disaat supir taksi memanggil sang pemeran utama yang tuli dengan agak sedikit kesal karena tidak merespon saat diajak berbicara.
Riska selaku penulis cerita, mengaku jika dirinya mendapatkan ide topik film ini dari kampanye Surya Sahetapy yang menyerukan agar Indonesia lebih ramah penyandang disabilitas. Jadi memang penulis ingin ikut serta untuk menyampaikan pesan positif melalui jalan cerita film “Mbak!!?” ini.
Tentu saja proses pembuatan film ini tidak selalu berjalan mulus. Ada beberapa hambatan mulai dari penentuan judul, pengaturan jadwal shooting, tidak tepat waktu, dan lainnya. “kendala yang paling menonjol adalah menghafal bahasa-bahsa isyarat dan kendala eksternal berupa perizinan tempat syuting di rumah sakit. Saat take di rumah pribadi tidak ada kendala mana kebetulan pemeran utamanya memiliki saudara perempuan, jadi langsung gas aja “Ujar Richo sambil tertawa”. Namun hebatnya, teman-teman tim Psy-Movie sama sekali tidak pernah absen kuliah untuk mengerjakan film ini. “Kuliah tetap nomor satu” ucap Richo. Tim Psy-Movie juga mengatakan suka yang dirasakan saat pembuatan film ini lebih banyak daripada duka yang mereka rasakan. “Gak ada dukanya kayaknya” ujar Richo sambil tertawa.
Di era pandemi ini tetap berkarya adalah suatu pilihan. Tim Psy-Movie adalah salah satu diantara ribuan mahasiswa yang memilih untuk tetap berkarya. Oleh karena itu, Tim Psy-Movie menyampaikan salam cinta penyemangat agar tetap berkarya, jangan menyerah, dan selalu berdoa untuk teman-teman semua.
Namun, bagi teman-teman yang sudah penasaran untuk menonton film ini, harap bersabar lebih lama lagi, karena film “Mbak!!?” ini masih belum bisa dinikmati secara umum.
“Jangan terpaku terhadap pilihan jika Plan A tidak berjalan dengan lancar sesuai ekspektasi, maka masih ada Plan B untuk mencari jalan keluarnya”
- Richo
”Jangan mudah menyerah dan ambil kesempatan yang ada, serta kunci kesuksesan adalah doa dari orang tua”
- Lidiniya
”Ketika menjalani sesuatu apapun itu harus yakin terlebih dahulu serta mengimbangkan dengan usaha dan doa”
- Riska
dari penulis berpesan, pandemi bukan suatu halangan untuk melahirkan sebuah karya. Sekarang saatnya pilihan kita semua untuk produktif dan mengharumkan nama UII serta Prodi kita yaitu PSIKOLOGI.
Author : Wika Kurnia dan Aisyah Tri Wardhani
DAISY #2 : Berkenalan Juara 1 Psy-Paper KIMPSI
DAISY #2 : Berkenalan Juara 1 Psy-Paper KIMPSI
Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Aura Nabila, Nasywa Aiko Putri, dan Stana Nafisah mahasiswa prodi Psikologi 2018 akan menjemput juara 1 dalam lomba Psy-Paper KIMPSI (Karya Ilmiah Mahasiswa Psikologi Indonesia) Nasional. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Universitas Islam Riau pada tanggal 1 Agustus-30 September 2020. Kategori Psy-paper sendiri adalah lomba hasil penelitian bidang psikologi konvensional dan islam.
Team Psy-paper UII awalnya belum mengetahui adanya kompetisi KIMPSI. Awal mula pembuatan naskah penelitian untuk lomba tersebut bermula dari tugas kelompok mata kuliah psikologi islam berupa pembuatan makalah. Tugas ini memiliki format yang sama dengan persyaratan lomba dan kemudian dosen pengampu menyampaikan perihal KIMPSI dan meminta team untuk melanjutkan makalah tersebut hingga lolos seleksi dari fakultas.
Makalah yang awalnya dibuat untuk memenuhi tugas, akhirnya mempunyai tujuan untuk membanggakan nama UII.
Judul paper yang diangkat adalah “Keikhlasan dan Kebahagiaan pada Mahasiswa Yogyakarta”. Team Psy-paper UII meneliti bagaimana keikhlasan dapat mempengaruhi kebahagiaan mahasiswa di Yogyakarta dengan jenis penelitian kuantitatif. Pengambilan data diambil menggunakan pengisian google form dan memiliki responden sejumlah 154 mahasiswa. Indikator responden yaitu dengan rentang umur 18-23 tahun karena dilandasi oleh salah satu teori yang menyebutkan bahwa terdapat tugas pada masing-masing tahapan perkembangan.
Dalam pembuatan naskah lomba team Psy-paper memiliki tantangan tantangan tersendiri. Dalam prosesnya team Psy-paper baru mendapatkan mata kuliah Penelitian Kuantitatif dan Statistik pada saat pembuatan naskah. Kemudian hal ini menjadi pengalaman langsung untuk megaplikasikan teori dari mata kuliah tersebut.
Karena adanya pandemi yang mengharuskan seluruh mahasiswa UII untuk melakukan kuliah secara online di rumah masing-masing, tentu membuat komunikasi menjadi terkendala. Dengan Aura di Yogyakarta, Nasywa yang tinggal di Madiun dan Stana yang pulang ke Tasikmalaya, mereka berusaha untuk saling mengingatkan dan berbagi progress pekerjaan. Selain itu mereka juga sepakat untuk menetapkan tenggat waktu masing-masing tugas agar bisa mendapatkan feedback dari dosen pembimbing dan melakukan revisi.
Dengan mengikuti lomba KIMPSI ini, team Psy-paper juga membutuhkan manage waktu yang ketat untuk melakukan pengerjaan naskah lomba disela-sela banyaknya tugas kuliah online dan periode key-in.
“Memang iya mengerjakan tugas untuk memenuhi nilai, tapi jika tugas dikerjakan dengan maksimal dan bisa untuk hal lain kenapa tidak?” – Nasywa Aiko Putri
“Selagi masih ada kesempatan kenapa kita tidak coba dulu. Jangan banyak memikirkan hal-hal yang bisa saja belum tentu terjadi. Kalau dijalani bersama-sama pasti ada jalan” – Stana Nafisah
“Mengerjakan sesuatu dengan maksimal yang bukan berarti perfect. Selalu mencoba semua kesempatan karena kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi dan berserah diri pada Allah” –Aura Nabila
Penulis : Zettira geraldine dan Salsa Maulidya Nur Russandari