DAISY #3 : Berkenalan dengan Juara 1 Psy Movie Kimpsi
DAISY #3 : Berkenalan dengan Juara 1 Psy Movie Kimpsi
10 Oktober 2020 merupakan hari yang membahagiakan bagi Lidiniya Ferentica dan tim karena telah mengharumkan nama UII pada lomba KIMPSI cabang Psy-Movie yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Riau pada tanggal 1 Agustus 2020 – 30 September 2020. Tidak tanggung-tanggung Lidiniya dan tim berhasil meraih juara 1 pada cabang lomba mengenai short movie ini.
Kami mewawancarai tiga orang perwakilan Psy-Movie, yaitu ada Lidiniya Psikologi angkatan 2017 Sebagai, Riska Ilmu Komunikasi angkatan 2017 sebagai Sutradara dan script writer serta Richo Ilmu Komunikasi angkatan 2017sebagai camera man melalui media zoom selama 1 jam.
Alasan mereka mengikuti lomba ini pun cukup beragam. Riska memiliki tujuan menulis film sebagai tugas akhir. Sedangkan Lidiniya dan Richo beralasan mengambil kesempatan yang ada.. Tetapi tidak ada salah satupun dari mereka yang menyangka akan mengukir pengalaman pada hari itu, mengingat peralatan yang mereka gunakan serta latar pengambilan scene yang hanya bertempat di rumah sakit, rumah pribadi, dan di dalam taksi untuk membuat short movie dirasa cukup terbatas.
Short Movie berdurasi kurang lebih 8 menit yang berjudul “Mbak!!?” menceritakan tentang orang yang memiliki kekurangan yaitu tuna rungu, dengan tokoh seorang perempuan yang biasanya melakukan check-up di rumah sakit ditemani oleh saudaranya, namun pada suatu hari saudaranya menyarankan untuk menggunakan taksi.. Driver taksi berusaha untuk mengajak ngobrol dan berkomunikasi terhadap perempuan tuna rungu, namun tidak ada respon. Ketika sampai rumah perempuan itu ditanya oleh saudaranya bagaimana check-up tadi? Perempuan ini menceritakannya dengan bahasa isyarat. Judul “Mbak!!?” sendiri diambil dari salah satu scene disaat supir taksi memanggil sang pemeran utama yang tuli dengan agak sedikit kesal karena tidak merespon saat diajak berbicara.
Riska selaku penulis cerita, mengaku jika dirinya mendapatkan ide topik film ini dari kampanye Surya Sahetapy yang menyerukan agar Indonesia lebih ramah penyandang disabilitas. Jadi memang penulis ingin ikut serta untuk menyampaikan pesan positif melalui jalan cerita film “Mbak!!?” ini.
Tentu saja proses pembuatan film ini tidak selalu berjalan mulus. Ada beberapa hambatan mulai dari penentuan judul, pengaturan jadwal shooting, tidak tepat waktu, dan lainnya. “kendala yang paling menonjol adalah menghafal bahasa-bahsa isyarat dan kendala eksternal berupa perizinan tempat syuting di rumah sakit. Saat take di rumah pribadi tidak ada kendala mana kebetulan pemeran utamanya memiliki saudara perempuan, jadi langsung gas aja “Ujar Richo sambil tertawa”. Namun hebatnya, teman-teman tim Psy-Movie sama sekali tidak pernah absen kuliah untuk mengerjakan film ini. “Kuliah tetap nomor satu” ucap Richo. Tim Psy-Movie juga mengatakan suka yang dirasakan saat pembuatan film ini lebih banyak daripada duka yang mereka rasakan. “Gak ada dukanya kayaknya” ujar Richo sambil tertawa.
Di era pandemi ini tetap berkarya adalah suatu pilihan. Tim Psy-Movie adalah salah satu diantara ribuan mahasiswa yang memilih untuk tetap berkarya. Oleh karena itu, Tim Psy-Movie menyampaikan salam cinta penyemangat agar tetap berkarya, jangan menyerah, dan selalu berdoa untuk teman-teman semua.
Namun, bagi teman-teman yang sudah penasaran untuk menonton film ini, harap bersabar lebih lama lagi, karena film “Mbak!!?” ini masih belum bisa dinikmati secara umum.
“Jangan terpaku terhadap pilihan jika Plan A tidak berjalan dengan lancar sesuai ekspektasi, maka masih ada Plan B untuk mencari jalan keluarnya”
- Richo
”Jangan mudah menyerah dan ambil kesempatan yang ada, serta kunci kesuksesan adalah doa dari orang tua”
- Lidiniya
”Ketika menjalani sesuatu apapun itu harus yakin terlebih dahulu serta mengimbangkan dengan usaha dan doa”
- Riska
dari penulis berpesan, pandemi bukan suatu halangan untuk melahirkan sebuah karya. Sekarang saatnya pilihan kita semua untuk produktif dan mengharumkan nama UII serta Prodi kita yaitu PSIKOLOGI.
Author : Wika Kurnia dan Aisyah Tri Wardhani