Psikologi Islam untuk Penguatan Keluarga Menuju Bangsa yang Tangguh dan Berkarakter. Demikian tema besar kegiatan “2nd National Conference on Islamic Psycology-NCIP” yang digelar oleh Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa-Rabu, 16-17 Februari 2016 di Royal Ambarrukmo Hotel Yogyakarta. Tokoh nasional bidang Pendidikan sekaligus Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO dan juga Guru Besar Universitas Negeri Jakarta, Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd bersama Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si (IPB) dan Dr. Hepi Wahyuningsih, S.psi., M.Si (UII) tampil sebagai pemateri seminar. Sedang ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Dr. H. M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA tampil sebagai keynote speaker.
Dalam sambutannya selaku tuan rumah, Dekan FPSB UII, Dr.rer.nat Arief Fahmie, MA., HRM menegaskan bahwa kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian terhadap upaya pencarian solusi permasalahan bangsa yang merupakan dampak kemajuan teknologi dan peran/posisi keluarga melalui disiplin ilmu Psikologi, khususnya melalui peran Psikologi Islami yang juga diharapkan mampu membawa kebahagian di akhirat.
Sementara Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc sebelum membuka acara secara resmi juga berpesan agar kegiatan tersebut nantinya bisa kembali memaksimalkan peran dan fungsi keluarga sebagai lingkup terkecil dalam kehidupan seseorang mampu mencetak/melahirkan generiasi yang tangguh dan berkarakter.
Ketua KPAI, Dr. H. M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA dalam paparannya mengkritisi tidak imbangnya antara kecepatan pemahaman dalam pemanfaatan teknologi oleh orang tua dengan kecepatan perkembangan teknologi itu sendiri yang mengakibatkan anak-anak lebih pandai menggunakan teknologi tanpa pemahaman pemanfaatannya secara baik dan benar, sehingga sulit dikontrol oleh orangtua yang kurang atau juga tidak paham dengan pemanfaatan perkembangan teknologi yang terjadi. Beliau juga mengkritisi kurang intensifnya pertemuan dan komunikasi antara anak dengan orangtua.
“Kasus keluarga dan pengasuhan anak memiliki kontribusi yang tinggi dalam kekerasan/penelantaran terhadap anak. Keharmonisan keluarga juga menjadi faktor utama terjadinya kasus penelantaran anak. Sementara fenomena lain yang tak kalah berpengaruh adalah faktor ekonomi yang bukan hanya kemiskinan tapi juga kekayaan yang mendadak, seperti halnya sertifkasi yang diperoleh oleh para pendidik. Survey KPAI menunjukkan adanya peningkatan proses gugat cerai dan juga perceraian yang terjadi pada para pendidik semenjak adanya sertifikasi”, ungkapnya.
Staf pengajar Fakultas Syari’ah dan Hukum di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga menambahkan pentingnya masyarakat untuk mempelajari, menguasai, dan juga memahami apa saja yang diperlukan sebelum proses pernikahan khususnnya paska berkeluarga, seperti halnya tentang hak dan kewajiban sebagai suami/isteri.
Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd selaku pemateri seminar dalam paparan singkatnya menyampaikan tentang pendidikan berkarakter yang bersinergi dengan orangtua, guru dan masyarakat. Sedangkan Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti menyampaikan materi penguatan karakter dan ketangguhan keluarga Indonesia yang kemudian ditutup oleh Dr. Hepi Wahyuningsih, S.Psi., M.Si yang menyampaikan kualitas perkawinan untuk penguatan keluarga.
Pada hari kedua, agenda masuk dalam sesi workshop bertema Love that Binds: Islamic Family for Family Relations dengan menghadirkan Prof. Dr. malik Badri (Founder of Modern Islamic Psychology), Dr.Phill Qurrotul Uyun, S.Psi., M.Si dan Dr. Hepi Wahyuningsih. S.Psi., M.Si sebagai pembicara serta tema Pendidikan Akhlak Mulia dengan menghadirka Prof. Mastura Badzis, Ph.D dan Irwan Nuryana Kurniawan, S.Psi.,M.Si sebagai pemateri.
FPSB Gelar Lomba Keakraban
/in /by Darzan Hanan MKebersamaan dan kebahagiaan yang dikemas dalam lomba keakraban civitas Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia kembali terajut pada hari Jumat, 26 Februari 2016. Mengambil lokasi di halaman parkir FPSB UII, segenap dosen dan karyawan berkumpul bersama untuk mengikuti Lomba Keakraban yang merupakan agenda perdana Milad FPSB UII ke-21. Di kegiatan ini setidaknya ada 3 lomba kategori individu, yakni sumpit kelereng, sepeda lambat dan masukan paku dalam botol serta 3 lomba dalam kategori beregu, yakni balap bakiak, tebak nama dan juga estafet air.
Seluruh peserta tampak sangat antusias dan menikmati setiap lomba yang diikuti. Bahkan pada lomba balap bakiah, Prof. Dr. Marcus Stuek (Jerman) pun ikut ambil bagian meski mengalami kesulitan (terjatuh). Lomba sejenis insya Allah juga akan diselenggarakan secara khusus untuk mahasiswa FPSB UII.
Menelisik Kelas Menengah di Kota-kota Menengah
/in /by Darzan Hanan MMeski jaman dulu masyarakat kelas menengah di negara kita tidak begitu berpengaruh (baca: masih diaggap sedikit dan disamakan dengan kelas elit nasional) pada tananan pemerintahan/kekuasaan, maka sejak 1998 (reformasi) masyarakat kelas menengah ini ditengarai memiliki peran sangat besar terhadap tatanan pemerintahan ataupun dalam ranah kekuasaan/politik. Bahkan pengikat Indonesia bukanlah kota besar, bukan puncak kekuasaan, bukan elit nasional, tetapi kelas menengah di kota provinsi. Bahkan pada tahun 0212 terdapat pertumbuhan kelas menengah baru hingga mencapai 45 % (sebelumnya adalah 25 % pada tahun 1999 dan 43% tahun 2003). Masyarakat kelas menengah di kota-kota menengah (baca: provinci) ini yang akan sangat berpengaruh pada pemerintahan (baca: Indonesia).
Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Gerry van Klinken pada acara kuliah umum bertema ‘Menelisik Kelas Menengah di Kota Menengah’ yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Kamis, 25 Februari 2016 bertempat di R. Auditorium Perpustakaan Pusat UII (Moh. Hatta).
Prof. Gerry menambah bahwa untuk mempelajari pengaruh masyarakat kelas menengah tidak bisa hanya menggunakan statistik maupun berdasarkan barang konsumsi, akan tetapi harus dengan pengamatan secara langsung (termasuk perilaku politiknya).
Prodi Komunikasi Kaji Ketertutupan RUU RTRI
/in /by Darzan Hanan MBersama dengan Lembaga Penyiaran Publik “Rumah Perubahan” dan Tifa Foundation, Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Seminar “Menyoal Ketertutupan Rancangan Undang-undang Radio Televisi Republik Indonesia’, Selasa, 16 Februari 2016 di Kampus UII Jl. Cik Di Tiro Yogyakarta. Hadir sebagai pemateri antara lain adalah Amir Efendi Siregar (Ketua Pemantau Regulasi dan Regulator Media-PR2MEDIA), Dwi Hernuningsih (Dewan Pengawas LPP RRI), Bhekti Nugroho (Korbid Kelembagaan KPI Pusat) dan Hanafi Rais (Wakil Ketua Komisi 1 DPR RI).
Dalam paparannya berjudul ‘Mengawal Revisi UU Penyiaran dan RTRI’, Amir Effendi Siregar mengkritisi alotnya proses pengesahan RUU RTRI yang sudah dibahas oleh DPR sejak 2014 lalu yang mengakibatkan masyarakat belum bisa mengakses informasi secara lebih maksimal.
Sedangkan Bhekti Nugroho melihat dengan materinya berjudul Urgensi LPP ditengah Dominasi LPS mengkritisi kondisi per-media-an saat ini yang menurutnya sering menyajikan fakta yang berbeda. Hal ini dikhawatirkan merupakan dampak penyalahgunaan medias massa untuk kepentingan pribadi maupun kelompok termasuk di dalamnya adalah kepentingan politik.
Anggota Dewan Pengawas LPP RRI, Dwi Hernuningsih dalam materinya berjudul ‘RTRI: untuk Siapa?’ secara tegas menyatakan komitmennya untuk tetap berpihak pada kepentingan publik dalam proses siaran. Dirinya juga meminta agar para jajaran dan direksi serta seluruh staf tetap komitmen mengarahkan program siaran untuk memegang prinsip-prinsip lembaga penyiaran publik.
Sementara Wakil Ketua Komisi 1 DPR RI, Hanafi Rais menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya untuk menempatkan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) sebagai lembaga yanglebih independen dengan tidak menginduk pada pemerintah. Hanafi juga memberikan keterangan bahwasanya RUU RTRI ditargetkan rampung tahun ini. Semoga..!
Mahasiswa HI Tampil di IYSC 2016, Kuala Lumpur Malaysia
/in /by Darzan Hanan MTiga orang mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), masing-masing Faris Abdul Azis, Emil Hikmawan, dan Inna Nafilla Zahrah terpilih sebagai panelis dalam gelaran International Young Scholar Conference (IYSC) yang diselenggarakan oleh International Islamic University Malaysia (IIUM), 23 Januari 2016 di Kuala Lumpur Malaysia.
Dalam konferensi bertema ‘Turning Young Scholar Into Leaders of Tomorrow’ tersebut ketiga mendapat kesempatan untuk menyampaikan makalah berjudul “Perkembangan Aliran Syiah dan Dampaknya terhadap Kondisi Politik, Sosial dan Budaya di Asia Tenggara”.
“Dengan mengikuti kegiatan ini, saya dapat menambah ilmu dan wawasan serta menambah relasi, baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia sehingga dapat memotivasi untuk bisa melakukan yang lebih baik dari yang sudah pernah saya capai”, ungkap Fariz Abdul Azaiz, mahasiswa Prodi HI angkatan 2014.
Mahasiswa PBI, Rahma Nuzulia Ikuti EPIC 2016
/in /by Darzan Hanan MKeberuntungan bisa menghampiri atau dialami oleh siapa saja, baik yang diusahakan ataupun yang datang dengan tiba-tiba. Demikian juga yang dialami oleh salah satu mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Ingris (PBI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Rahma Nuzulia (2012) yang berhasil mendapatkan beasiswa dari kedutaan Amerika Serikat dalam bentuk biaya untuk mengikuti EPIC (Empowered, Prepared, Inspired, and Connected )Training Camp, yang diselenggarakan oleh Regional English Language Office (RELO) U.S. Embassy dalam rangka Pre-Service English Teacher Camp, 18-30 Januari 2016 lalu di Bukit Tinggi, Padang, Sumatera Barat.
Mahasiswa semester 8 tersebut merupakan salah satu dari 42 peserta camp yang terpilih dari 300-an pelamar/applicant dari berbagai perguruan tinggi (PTS/PTN) seluruh Indonesia dan Timor Leste. Mereka dipertemukan dalam sebuah program pelatihan dan workshop yang bertujuan untuk mengembangkan profesionalisme dan kepribadian sebagai calon-calon guru dan pendidik bahasa Inggris melalui pelatihan mengajar, peningkatan kemampuan bahasa Inggris dan pengenalan budaya.
Rahma menuturkan bahwa dalam kegiatan EPIC Training Camp tersebut seluruh kegiatan menggunakan Bahasa Inggris, baik kegiatan formal maupun informal termasuk sesi belajar dan juga break sebagai media komunikasi antara sesama peserta maupun saat berinteraksi dengan language fellow/ fasilitator camp. Kegiatan camp yang berlangsung selama 2 minggu tersebut juga diisi dengan kegiatan seminar, workshop serta experiential learning yang difasilitasi oleh tim gabungan pengajar dari RELO dan Universitas Indonesia.
“Banyak sekali pembelajaran yang saya peroleh sebagai peserta dari Pre-Service English Teacher Camp ini. Tidak hanya memperdalam praktek mengajar serta kemahiran dalam berbahasa inggris, tetapi peserta juga belajar bagaimana saling menghargai berbagai perbedaan baik dari sisi agama maupun adat kebiasaan masing-masing. Disamping itu, kedisiplinan dan kerjasama menjadi nilai yang ditekankan dan diimplementasikan selama camp tersebut”, ungkapnya. Rahma berharap agar pengalamannya di EPIC Camp 2016 yang baru saja ia ikuti bisa menjadi referensi dan inspirasi bagi adik-adik tingkatnya di PBI UII untuk tidak enggan dalam berburu beasiswa program dan kesempatan belajar untuk mengembangkan diri diluar program studi dalam rangka memperkaya wawasan, meningkatkan ketrampilan berbahasa dan kompetensi mengajarnya. Hal tersebut diyakini akan menjadi modal dan bekal yang berharga dalam berkompetisi dan menjadi calon SDM guru yang unggul di era Masyarakat Ekonomi ASEAN seperti saat ini.
Sean Stellfox selaku salah satu fasilitator/tim pengajar dari RELO dalam kegiaan tersebut memberikan penilaiannya terhadap Rahma sebagai salah satu peserta yang menunjukkan pencapaian belajar dan learning performance yang baik serta berkontribusi sangat positif dalam keseluruhan kegiatan EPIC Camp 2016.
Ka. Prodi PBI, Irma Windy Astuti, S.S., M.Hum pun turut berbahagia atas capaian, semangat serta aspirasi keilmuannya yang diraih oleh Rahma. “A true example of learner embracing learning beyond classroom walls”, ungkapya.
2nd NCIP Kaji Peran Psikologi Islam dan Penguatan Keluarga
/in /by Darzan Hanan MPsikologi Islam untuk Penguatan Keluarga Menuju Bangsa yang Tangguh dan Berkarakter. Demikian tema besar kegiatan “2nd National Conference on Islamic Psycology-NCIP” yang digelar oleh Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa-Rabu, 16-17 Februari 2016 di Royal Ambarrukmo Hotel Yogyakarta. Tokoh nasional bidang Pendidikan sekaligus Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO dan juga Guru Besar Universitas Negeri Jakarta, Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd bersama Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si (IPB) dan Dr. Hepi Wahyuningsih, S.psi., M.Si (UII) tampil sebagai pemateri seminar. Sedang ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Dr. H. M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA tampil sebagai keynote speaker.
Dalam sambutannya selaku tuan rumah, Dekan FPSB UII, Dr.rer.nat Arief Fahmie, MA., HRM menegaskan bahwa kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian terhadap upaya pencarian solusi permasalahan bangsa yang merupakan dampak kemajuan teknologi dan peran/posisi keluarga melalui disiplin ilmu Psikologi, khususnya melalui peran Psikologi Islami yang juga diharapkan mampu membawa kebahagian di akhirat.
Sementara Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc sebelum membuka acara secara resmi juga berpesan agar kegiatan tersebut nantinya bisa kembali memaksimalkan peran dan fungsi keluarga sebagai lingkup terkecil dalam kehidupan seseorang mampu mencetak/melahirkan generiasi yang tangguh dan berkarakter.
Ketua KPAI, Dr. H. M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA dalam paparannya mengkritisi tidak imbangnya antara kecepatan pemahaman dalam pemanfaatan teknologi oleh orang tua dengan kecepatan perkembangan teknologi itu sendiri yang mengakibatkan anak-anak lebih pandai menggunakan teknologi tanpa pemahaman pemanfaatannya secara baik dan benar, sehingga sulit dikontrol oleh orangtua yang kurang atau juga tidak paham dengan pemanfaatan perkembangan teknologi yang terjadi. Beliau juga mengkritisi kurang intensifnya pertemuan dan komunikasi antara anak dengan orangtua.
“Kasus keluarga dan pengasuhan anak memiliki kontribusi yang tinggi dalam kekerasan/penelantaran terhadap anak. Keharmonisan keluarga juga menjadi faktor utama terjadinya kasus penelantaran anak. Sementara fenomena lain yang tak kalah berpengaruh adalah faktor ekonomi yang bukan hanya kemiskinan tapi juga kekayaan yang mendadak, seperti halnya sertifkasi yang diperoleh oleh para pendidik. Survey KPAI menunjukkan adanya peningkatan proses gugat cerai dan juga perceraian yang terjadi pada para pendidik semenjak adanya sertifikasi”, ungkapnya.
Staf pengajar Fakultas Syari’ah dan Hukum di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga menambahkan pentingnya masyarakat untuk mempelajari, menguasai, dan juga memahami apa saja yang diperlukan sebelum proses pernikahan khususnnya paska berkeluarga, seperti halnya tentang hak dan kewajiban sebagai suami/isteri.
Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd selaku pemateri seminar dalam paparan singkatnya menyampaikan tentang pendidikan berkarakter yang bersinergi dengan orangtua, guru dan masyarakat. Sedangkan Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti menyampaikan materi penguatan karakter dan ketangguhan keluarga Indonesia yang kemudian ditutup oleh Dr. Hepi Wahyuningsih, S.Psi., M.Si yang menyampaikan kualitas perkawinan untuk penguatan keluarga.
Pada hari kedua, agenda masuk dalam sesi workshop bertema Love that Binds: Islamic Family for Family Relations dengan menghadirkan Prof. Dr. malik Badri (Founder of Modern Islamic Psychology), Dr.Phill Qurrotul Uyun, S.Psi., M.Si dan Dr. Hepi Wahyuningsih. S.Psi., M.Si sebagai pembicara serta tema Pendidikan Akhlak Mulia dengan menghadirka Prof. Mastura Badzis, Ph.D dan Irwan Nuryana Kurniawan, S.Psi.,M.Si sebagai pemateri.
Prodi Psikologi Tambah Doktor Baru
/in Prodi Psikologi/by Darzan Hanan MKeluarga besar program studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali tersenyum bahagia setelah salah satu staf pengajarnya, Emi Zulaifah, Dra., M.Sc berhasil menyelesaikan studi S3 dan berhak menyandang gelar ‘Dr. Phil’ dari Institute for Psychology, Leipzig University, Jerman. Sosok yang akrab disapa Bu/Mbak Emi ini berhasil mempertahankan disertasinya berjudul ‘Work-Family interface among family with Work separation. Testing the spillover and crossocer effect of work -family interference on personal and family domain’ di hadapan tim penguji yang terdiridari Prof. Evelin Witruk, Prof Konrad Reschke dan Prof. Schroeger (dekan dari Faculty of Pharmacy, Bioscience and Psychologie) pada 11 Februari 2016. Hasilnya pun sangat membanggakan, yakni ‘Magna Cumlaude’.
Menurut bu Emi, hasil analisis data penelitiannya menunjukkan bahwa beban pekerjaan bagi mereka yang harus mengalami pisah keluarga karena bekerja ternyata memberikan efek psikologis yang negatif tidak hanya bagi karyawan yang bersangkutan tetapi juga bisa ke anggota keluarga lainnya, termasuk pasangan dan anak anak. Dampak psikologis ke anggota keluarga (anak-anak) memang tidak secara langsung tapi melalui proses apakah orang tuanya yang bekerja memandang situasi pisah kerja tersebut mengusik ‘keseimbangan interaksi’ antara pekerjaan dan keluarga atau tidak, iklim di dalam keluarga dan kondisi psikologis ayah dan ibunya. Kondisi psikologis yang dimaksud adalah kondisi emosi (positif/negatif), serta kepuasan terhadap keluarga dan kehidupannya. Sedangkan dampak psikologis kepada pasangan cukup melalui kondisi psikologis sang suami.
Bu Emi juga menambahkan bahwa orang tua yang banyak bersyukur dan ridho ternyata membantu pasangan untuk menjadi lebih tenang dan berbahagia.
“Penelitian ini didedikasikan kepada keluarga-keluarga di Indonesia. Semoga senantiasa mendapatkan kekuatan dalam menghadapi tantangan hidup di jaman yang terus menerus berubah”, harap bu Emi.
Mahasiswa Prodi PBI Tampil di ESEA 18 Brunai Darussalam
/in /by Darzan Hanan MMahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Khulafaur Rosidin (2011) mendapat kesempatan untuk mempresentasikan papernya berjudul “Attitude of Santris Towards English Language Use in Islamic Boarding School: A Case Study In Wahid Hasyim Islamic Boarding School, Yogyakarta, Indonesia” pada kegiatan 18th English in South East Asia (ESEA-18) Conference yang diselenggarakan oleh Faculty of Arts and Social Sciences, Universiti Brunei Darussalam (UBD), pada 16-17 November 2015.
ESEA Conference sendiri merupakan hasil kolaborasi dari beberapa beberapa universitas ternama di ASEAN, seperti Singapore National Institute of Education, Nanyang Technological University, University Malaya, dan Universiti Brunei Darussalam. Bahkan saat ini setidaknya ada 11 universitas terkemuka di ASEAN telah bergabung, seperti Curtin University (Perth, Australia), Ateneo de Manila University (Quezon City, Filipina), Hong Kong Baptist University, King Mongkut’s University of Technology (Thonburi, Thailand), Hangzhou Normal University (Hangzhou, China), Waikato University (New Zealand), Sanata Dharma University (Yogyakarta, Indonesia), University of Macao, dan Hangzhou Normal University (Hangzhou, China).
Menurut santri Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia (PP UII) yang juga penerima beasiswa full study dari Universitas Islam Indonesia tersebut, kegiatan (ESEA-18) bertema “Interactions of English and other languages in Southeast Asia” tidak hanya diikuti oleh para peneliti bahasa Inggris dari negara-negara di ASEAN tapi juga dari USA, Eropa, Jepang, Australia dan dari negara?negara lainnya.
Anugerah Prestasi Mahasiswa Tahun 2016
/in Prestasi/by Darzan Hanan MPada tahun 2016 ini, insya Allah Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) UII akan kembali memberikan Anugerah Prestasi Mahasiswa (APM) yang merupakan komitmen FPSB UII untuk menghargai kesungguhan, dedikasi, komitmen dan kerja keras mahasiswa dalam bidang akademik maupun non akademik. Penghargaan akan diberikan terhadap prestasiprestasi: (a) Utama/Mahasiwa Teladan, (b) Karya Tulis/Penelitian, (c) Kesenian/ Karya kreatif/ enterpreneurship), (d) Olah raga, (e) Komunikasi/ Publikasi, (f) Pembimbingan/ Pendampingan, (g) Akademik.
Berikut outline dari masing-masing bidang penghargaan :
Klik disini untuk informasi lengkap APM 2016
Dosen Komunikasi Menjadi Keynote Speaker di International Conference on Social Sciences, Humanities, And Sports Science, Bali.
/in /by Darzan Hanan MBALI(UIINews). “Lanang Tenan: Becoming Javanese Real Men in Indonesia.” Demikian judul paper yang telah menjadikan salah satu staf pengajar/dosen Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) Sumekar Tanjung, S.Sos., MA terpilih sebagai keynote speaker pada gelaran International Conference on Social Sciences, Humanities, and Sports Science yang diselenggarakan di Hotel Ibis Kuta-Bali, 2-3 Februari 2016 M/23-24 Rabi’ul Akhir 1437 H.
Selain sebagai keynote, oleh pihak ICEHM (International Conference on Economics, Humanities, and Management) selaku penyelenggara kegiatan juga meminta Sumekar Tanjung untuk menjadi session chair pada sesi presentasi topik e-governance, law, and education.
“Penelitian mengenai isu feminisme sudah terlalu banyak. Sementara itu, isu maskulinitas jarang dilakukan. Referensi mengenai isu maskulinitas dalam ranah lokal sangat sulit. Kalaupun ada, biasanya terbatas pada isu maskulinitas global yang condong ke ranah Barat. Ini menjadi tantangan sekaligus pendorong untuk meneliti masalah maskulinitas, khususnya pada ranah lokal, yakni maskulinitas di Jawa. Ini merupakan hasil riset saya selama enam bulan di Gunung Kidul, Sleman, Bantul, dan Kulon Progo. Penelitian ini menguraikan persepsi 28 laki-laki di Yogyakarta dalam hal menjadi laki-laki Jawa yang sejati, mulai dari posisinya dalam masyarakat, peran dan tanggung jawabnya terhadap keluarga, dan relasinya terhadap negara. Berbagai faktor sosial budaya khususnya pola pengasuhan dalam keluarga dan penafsiran ajaran agama, merupakan pilar utama pembentukan konsep diri yang maskulin. Prinsip hidup seorang laki-laki Jawa yang tatag, tangguh, tunggon, tak urung menimbulkan konflik batin pada diri laki-laki, yakni diri yang ideal dan diri yang aktual. Ini merupakan salah satu faktor yang kemudian memicu konflik dalam keluarga”, ungkapnya.
Dalam speech yang disampaikan di hadapan para akademisi, dan juga mahasiswa yang memiliki ketertarikan dalam kajian business, economic development, e-governance, hukum, dan pendidikan dari 11 negara terdaftar, Sumekar Tanjung menegaskan bahwa isu maskulinitas hanyalah bentukan sosial budaya terhadap laki-laki. Meski Jawa merupakan etnis yang paling dominan dan tertua di Indonesia, namun maskulinitas yang terbentuk bukanlah sesuatu yang absolut dan general.