PBI Berikan Workshop Grammar bagi Para Pengajar Bahasa Inggris

Dalam rangka menambah wawasan tentang Grammar bagi para pendidik (Guru) Bahasa Inggris, maka Prodi Pendidikan Bahasa Inggris secara khusus menyelenggarakan Workshop Grammar for Teaching bagi para guru Bahasa Inggris di Yogyakarta, Rabu, 29 Juli 2015. Hadir sebagai pemateri adalah Bapak Handoyo Puji Widodo. Ph.D dari Politeknik Negeri Jember.

 

Selain mendapat beberapa materi khsus tentang grammar, peserta juga diminta utuk langsung mempraktekan-menganalisa grammar pada sebuah kalimat yang tampaknya sangat sederhana namun dapat dijabarkan dalam beberapa bentuk grammar.

Workshop grammar itu sendiri sehari sebelumnya diawali dengan workshop pengembangan kurikulkum Prodi Pendidikan Bahasa Inggris dengan pembicara yang sama. Adapun fokus workshop pengembangan kurikulum Prodi PBI antar lain adalah mengakaji tentang Kurangka Kualifikasi Nasiona Indonesia (KKNI), Aplikasi KKNI pada Pengembangan Kurikukum Pendidikan Bahasa Inggris, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Bahasa Berbasis Kompetensi dan Keunggulan, Pengembangan Prrofesi Berbasis Keahlian serta penyelesaian dokumen kurikulum.

 

MAPPRO Kaji Smart Empowerment Technique (SET)

“Untuk membangun atau memprogram otak, perlu melibatkan fisik anda. Pertanyaannya, fisik mana yang paling berpengaruh? Jawabnya: Jantung. Ya, karena jantung adalah pusat untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Maka, saya setuju jika mendidik anak yang sudah cukup umur harus disertai dengan hukuman fisik saat dia membuat kesalahan, tapi jangan sampai menyakiti. Demikian diungkapkan oleh Mohamad Soleh, S.Psi., MM yang juga alumni Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), saat memberikan kuliah pakar berjudul ‘Psikologi Islami: Smart Empowerment Technique-SET pada mahasiswa Program Magister Psikologi Profesi (MAPPRO) FPSB UII, Selasa, 28 Juli 2015 .

Menurut konsultan sekaligus trainer berbasis NLP (Neuro Linguistic Programming) & project management AIDA Consultant, SET yang memiliki beberapa prinsip dasar dan Teknik terapi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam yang telah disusun secara sistematis itu merupakan terapi yang praktis, dapat dilakukan sendiri (self therapy), sederhana dan cepat dalam meningkatkan kemampuan dalam memperbaiki mental, mengoptimalkan potensi diri, menyembuhkan sakit fisik ringan dan berujung pada peningkatan kualitas hidup yang sesuai ajaran Islam. Teknik terapi SET juga telah banyak di terapkan dalam populasi Remaja dan Dewasa dengan banyak kasus.

Adapaun teknik-tekni yang ada dalam SET menurut Moh. Soleh antara lain adalah sebagai berikut :

1. Teknik Senyum & Tawa

Kondisi fisik dapat membuat seseorang berada dalam kondisi mental tertentu. Ketika seseorang sedang sedih atau dalam kondisi depresi misalnya, maka biasanya kepala menunduk dan wajah mengkerut (tidak tersenyum atau ceria). Oleh Karena itu, bila seseorang tersebut ingin dalam kondisi bahagia, maka harus memposisikan tubuh dan wajah dengan ceria (tersenyum dan tertawa) dan tegap (membusungkan dada). Dalam factor ini ada Teknik yang bias diterapkan, yaitu Teknik senyum dan tawa yang akan membentuk ekspresi senyum hingga timbul perasaan bahagia atau nyaman, akan membawa seseorang memikirkan sesuatu hingga bisa tertawa secara otomatis, maupun menciptakan kondisi tubuh agar otak optimal dan emosi tenang dan bahagia. Karena ketika seseorang tersenyum dan tertawa, pada saat itu aliran darah dan oksigen lebih lancar ke otak. Sehingga otak lebih segar dan optimal dalam bekerja. Disamping itu, ketika kita tertawa dan posisi tubuh yang tegap terbuka, maka produksi hormone Endorphin lebih banyak. Hormon endorphin-lah yang menjadikan otak kita merasa tenang dan kondisi senang. Karena Endorphin adalah sejenis Morfin alami dari tubuh yang membuat syaraf menjadi lebih ceria dan bahagia.

2. Sentuhan Energi

ini berupa penyaluran energi diri kita pada daerah tubuh yang sakit dan atau mengelus tubuh secara perlahan dan dimanjakan. Hawa hangat pada telapak tangan, menunjukkan adanya energi yang powerfull. Nah energi tersebut kita salurkan pada area tubuh yang sakit lalu kita merasakan dan membayangkan adanya energi yang berwarna putih terang masuk ke tubuh lalu energi tersebut memberikan energi pada sel-sel tubuh tersebut (bayangkan seakan-akan sel kita seperti diberikan bahan bakar jet, sehingga kinerja sel-se tersebut jadi jauh lebih cepat dan powerfull dalam prose’s recovery. Efek lainnya adalah Teknik ini membantu membangun perasaan bahagia, nyaman dan menyehatkan. Dan lebih efektif lagi bila dibantu oleh significant person (orang-orang yang kita cintai atau percaya). ini selaras dengan sebuah penyembuhan baru yang berkembang di Amerika, yaitu Quantum Touch.

3. Teknik Mengubah Pikiran

Teknik ini adalah mengubah tampilan emosi dengan cara mengubah gambaran di otak. Misal saat kita sedang dalam kondisi marah, takut atau marah akibat perkataan seseorang, maka perlu disampaikan pada otak (dengan membayangkan) bahwa perkataannya itu dari seorang guru yang kita sukai yang sedang memberikan masukkan dan ide. Hal ini akan membuat otak menampilkan gambaran yang positif karena kita menyukainya. Sehingga, otak akan memberikan perintah untuk menampilkan reaksi yang berbeda, yaitu bukan lagi takut atau marah, melainkan mendengarkan dengan penuh minat dan tersenyum.

4. Teknik Ilustrasi

Teknik ini dilakukan dengan cara membuat gambaran imajiner di otak yang bertujuan agar otak mengerti apa yang kita inginkan sebelum kita melakukan sesuatu. Buat gambaran sedetail mungkin. Gunakan bahasa yang positif agar otak lebih terarah dan powerfull.

5. Teknik Hipnoterapi

Teknik ini lebih mengarah pada diri seseorang saat berada dalam keadaan trance (terfokus pada satu stimulus/instruksi juru hipnotis atau trainer) dan kehilangan daya otokritik sehingga mudah untuk diberikan sugesti. Teknik ini cukup efektif untuk meningkatkan penyembuhan diri dengan cara mensetting pikiran agar lebih terfokus pada tindakan-tindakan yang kita inginkan. Tentu saja yang searah dengan Fitrah. Hypnotherapy sendiri berfungsi untuk menyelaraskan antara sub-conscious dan conscious-nya agar sejalan.

Hypnotherapy sangat bermanfaat dalam membantu proses penyembuhan. Klien dibuat menjadi tenang dan fokus dalam menyelesaikan masalahnya, apapun bentuknya mulai dari masalah medis sampai dengan masalah perilaku ataupun masalah psikis.

Dalam proses hypnotherapy, klien dibawa kepada sumber masalahnya lalu diselaraskan dengan tujuan utamanya. Dengan mengetahui sumber masalahnya, klien akan lebih memahami masalah utamanya, sehingga lebih mudah dalam mencari penyelesaiannya. Apapun bentuk penyelesaiannya, penyelesaian tersebut adalah pilihan klien sendiri. Sedangkan hypnotherapist hanya memfasilitasi agar klien dapat mendapatkan penyelesaiannya. Dan lebih efektif lagi bila seorang hypnotherapist dapat memberikan pesan-pesan spiritual dalam memfasilitasi klien menemukan penyelesaiannya.

6. Teknik Mengendalikan Pikiran

Agar kita selalu ingat Allah, maka kita harus selalu berpikir bahwa segala hal adalah berasal dari Allah dan kembali kepada Allah. Bila kita mempersepsikan suatu kejadian/stimulus dengan negatif, maka pikiran kita akan cenderung negatif dan perilaku pun akhirnya menjadi negatif

7. Teknik Memaafkan.

Teknik memaafkan yang dimaksud adalah memaafkan diri sendiri & orang Lain. Secara Medis, hasil penelitian dari sejumlah ahli jiwa di seluruh dunia menyimpulkan bahwa orang-orang yang memelihara ’sakit hati’ benar-benar menjadi sakit organ hatinya (lever). Juga telah banyak diketahui bahwa para pasien kanker dan penyakit berat lain bisa mencapai kesembuhan hanya karena melepas amarahnya secara sadar dengan cara memaafkan orang-orang yang membuatnya sakit hati dan memendam amarah yang membuatnya menderita luka batin

Cinta dan memaafkan adalah dua hal yang saling mendukung untuk hidup damai sejahtera, sehat lahir batin. Memaafkan bukanlah sebuah perasaan, tetapi sebentuk tindakan, sebentuk kemauan dari diri seseorang. Kita bisa memaafkan jika kita menghendakinya. Jika tidak, kita sendiri yang akan merasakan konsekuensi dari memelihara ingatan yang membuat kita sempit hati. Memaafkan adalah salah satu perilaku yang membuat orang tetap sehat, dan sebuah sikap mulia yang seharusnya diamalkan setiap orang Memaafkan adalah suatu karunia terindah dalam hidup seseorang, baik memaafkan diri sendiri maupun memaafkan orang lain, walau tidak banyak di antara kita mampu melakukannya dengan mudah. Adapun salah satu simulasi teknik memaafkan adalah sebagai berikut:

· Doakanlah dengan penuh ketulusan untuk orang-orang yang telah menyakiti kita atau yang kita benci, agar mereka menjadi lebih baik atau memiliki perilaku yang kita inginkan.

· Setelah selesai berdoa, klien/peserta disuruh menulis dalam kertas, penyebab mengapa klien/peserta membencinya dan bagaimana upaya untuk mengikis penyebab tersebut dan membantu orang yang kita benci agar menjadi lebih baik atau memiliki perilaku yang kita inginkan.

8. Teknik 6 ucapan Dzikir

Ada 6 ungkapan/ucapan menurut Ary Ginanjar untuk mengatasi rangsangan agar kita senantiasa pada posisi terkendali pada Fitrah yaitu:

· Saat marah, makan ucapkanlah Istigfhar, Astagfirullah.

· Saat Kehilangan dan sedih, ucapkan Innalillahi wa inna ilaihi raa’jiuun.

· Saat Bahagia, ucapkan Alhamdulillah.

· Saat Kagum, ucapkan Subhanallah.

· Saat Takut, ucapkan Allahu Akbar.

· Saat Panik, ucapkan Laa hawlaa walaa quwwata illa billah.

Ucapan–ucapan tersebut berfungsi sebagai pengendali atau kemudi diri agar emosi kita tetap terkendali (stabil) pada posisi fitrah ketika menghadapi suatu rangsangan.

9. Teknik bersyukur

Filosofi Teknik ini adalah bahwa dengan selalu mensyukuri segala hal yang kita terima, maka akan menjadikan diri lebih berserah diri (aslama) kepada Allah dan otomatis diri kita menjadi lebih tenang, hati lebih jernih, sehingga kontrol diri meningkat.

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. [2.152]

Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. [2.172]

Bersyukur itu penting dan merupakan bagian dari pola berfikir (mindset) dan perilaku kehidupan yang sehat. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kita untuk bersyukur (QS Ibrahim 14:7). Karena pada dasarnya, bersyukur itu untuk kepentingan dan kemaslahatan diri kita sendiri (QS An Naml 27:40). Bersyukur dilakukan sebagai bentuk penghargaan atas keuntungan yang kita dapatkan atau hilangnya kesulitan yang menimpa. Ungkapan rasa syukur tentu saja tidak terbatas pada ekspresi untaian kata karena ungkapan verbal hanyalah salah satu bentuk rasa syukur. Setidaknya ungkapan syukur dapat dilakukan dalam tiga ekspresi.

Pertama, syukur dengan hati (bil qalbi). Yaitu dengan menikmati anugerah Allah yang sudah dan sedang kita peroleh. Kesalahan umat manusia yang kurang bersyukur adalah karena kekurangmampuan mereka dalam mengingat dan mendata serta menikmati pemberian pemberian Allah yang sudah dan sedang dalam genggaman atau yang sudah kita raih. Plus dibarengi dengan rasa tamak atas apa yang belum kita dapat yang kebetulan sudah dimiliki orang-orang di sekitar kita. Bercita-cita untuk mencapai apa yang belum kita raih adalah manusiawi bahkan dianjurkan. Yang tidak wajar dan tidak boleh adalah ketika keinginan itu menghalangi kita untuk mensyukuri nikmat yang ada serta menutup mata kita atas anugerah yang kita miliki.

Kedua, syukur dengan kata-kata (bil lisan). Adalah dengan mengucapkan kata syukur secara verbal. Diungkapkan dalam kesendirian atau di depan orang lain (QS Adh Dhuha 93:11). Baik dengan sepatah kata “alhamdulillah” atau kata-kata ungkapan senada yang lain.

Ketiga, syukur dengan perilaku (bil hal). Yaitu dengan cara belajar lebih rajin dan membagi ilmu yang diperolehnya bagi yang dianugerahi ilmu pengetahuan. Bekerja lebih keras dan bersedekah lebih banyak bagi yang mendapat limpahan rezeki. Serta semakin mawas diri dalam bertindak bagi yang terlepas dari himpitan masalah. Kebahagiaan dan ketenangan hati kita sangat tergantung, salah satunya, pada kemampuan kita dalam mensyukuri nikmat yang sudah dan sedang kita capai. Dan ini tidaklah mudah. Karena memang kecenderungan awal dari manusia adalah memikirkan dan menginginkan apa yang belum dimiliki dan ini sering berakibat pada lupanya kita untuk menikmati dan mensyukuri yang ada. Sekedar contoh kecil, berapa banyak dari kita yang bersyukur saat kita sehat? Tidak banyak. Yang sering terdengar adalah keluhan saat kita sakit. Berapa banyak dari kita yang bersyukur atas kenyataan bahwa kita dianugerahi fisik yang normal dan tidak cacat? Sedikit. Yang banyak adalah nada tidak puas atas bentuk fisik yang kita miliki; merasa kurang cantik atau kurang tampan: hidung yang kurang mancung atau terlalu panjang, kulit yang kurang putih atau terlalu putih, badan yang terlalu pendek atau ketiggian, terlalu kurus atau kegemukan.

Aneka manfaat syukur

Selain jalinan persahabatan yang baik, sikap bersyukur kini terbukti secara ilmiah memicu pula aneka manfaat lain. Di antaranya manfaat kesehatan jasmani, ruhani dan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik. Tidak heran jika “gratitude research” atau “penelitian tentang sikap bersyukur” menjadi salah satu bidang yang banyak diteliti ilmuwan abad ke-21 ini. Profesor psikologi asal University of California, Davis, AS, Robert Emmons, sekaligus pakar terkemuka di bidang penelitian “sikap bersyukur”, telah memperlihatkan bahwa dengan setiap hari mencatat rasa syukur atas kebaikan yang diterima, orang menjadi lebih teratur berolah raga, lebih sedikit mengeluhkan gejala penyakit, dan merasa secara keseluruhan hidupnya lebih baik. Dibandingkan dengan mereka yang suka berkeluh kesah setiap hari, orang yang mencatat daftar alasan yang membuat mereka berterima kasih juga merasa bersikap lebih menyayangi, memaafkan, gembira, bersemangat dan berpengharapan baik mengenai masa depan mereka. Di samping itu, keluarga dan rekan mereka melaporkan bahwa kalangan yang bersyukur tersebut tampak lebih bahagia dan lebih menyenangkan ketika bergaul.

Dampak latihan bersyukur

Melalui latihan, perasaan bersyukur dapat dibiasakan dalam diri seseorang. Pelatihan sengaja untuk menanamkan rasa syukur ini ternyata membawa dampak positif dalam beragam sisi kehidupan. Dalam penelitian menggunakan metoda membandingkan, ditemukan bahwa mereka yang menuliskan rasa syukurnya setiap pekan mendapatkan manfaat jasmani-ruhani yang lebih baik dibandingkan mereka yang terbiasa mencatat peristiwa menjengkelkan dan kejadian yang biasa-biasa saja. Di antara manfaat ini adalah olah raga yang lebih teratur, lebih sedikit mengeluhkan gejala penyakit badan, merasa hidupnya secara keseluruhan lebih baik, dan berpengharapan lebih baik di minggu mendatang.

Manfaat lain sikap berterima kasih tampak pada keberhasilan dalam mewujudkan cita-cita. Dibandingkan dengan orang-orang yang bersikap sebaliknya, mereka yang senantiasa memiliki daftar ungkapan rasa syukur lebih cenderung mengalami kemajuan dalam pencapaian cita-cita mereka. Cita-cita ini dapat berupa prestasi akademis, hubungan antar-sesama dan kondisi kesehatan. Penelitian lain dilakukan dengan melatih pembiasaan sikap bersyukur setiap hari pada diri sendiri. Kondisi positif seperti: waspada, bersemangat, tabah, penuh perhatian, dan daya hidup pada orang muda dewasa meningkat akibat pembiasaan sikap bersyukur. Perbaikan kondisi sebaik ini tidak dijumpai pada orang yang dilatih bersikap menggerutu atau pada orang yang menganggap dirinya lebih sejahtera dibanding orang lain.

Selain itu, mereka yang memiliki rasa syukur setiap hari lebih memiliki jiwa sosial yang lebih baik dibandingkan mereka yang suka berkeluh kesah dan suka menganggap orang lain kurang beruntung. Golongan yang pertama tersebut cenderung menolong seseorang yang memiliki masalah pribadi, atau telah membantu dukungan semangat kepada orang lain. Pasien pun tak luput dari penelitian seputar sikap bersyukur ini. Dengan melibatkan sejumlah orang dewasa pengidap penyakit otot-saraf, pelatihan membiasakan sikap bersyukur berdampak baik pada pasien tersebut. Di antaranya adalah kualitas dan lama tidur yang lebih baik, lebih optimis dalam menilai kehidupan, lebih eratnya perasaan persahabatan dengan orang lain, serta suasana hati tenteram yang lebih sering dibandingkan dengan mereka yang tidak dilatih bersikap syukur.

Salah satu Teknik bersyukur adalah doa syukur.

Yaitu setiap selesai sholat berdoalah dengan bahasa yang mudah dimengerti dan detail mengenai anugerah yang anda terima setiap hari. Misalnya, “ Terimakasih Allah atas kesempatan yang Engkau berikan pagi ini, sehingga saya masih bisa bernafas, beribadah padaMu, bermanfaat bagi orang lain,………(tuliskan semua anugrah yang kita rasakan saat ini dan atau yang terlintas dalam pikiran kita, hingga kita merasa tenang, nyaman bahagia, bahkan bibirpun tersenyum secara otomatis)”. Selanjutnya, catatlah setiap anugrah yang telah anda sampaikan tadi dan anda baca kembali tulisan tersebut (bila perlu dipajang di dinding dan atau sekitar tempat yang sering kita lewati. Hal ini akan menjadikan anda merasa penuh dengan barokah dan kebahagiaan.

10. Meditasi Dzikir

Teknik ini merupakan gabungan teknik meditasi, hypnotherapy, Neuro Linguistic Programming (NLP) dan dzikir. Teknik ini merupakan Teknik yang menjadi senjata utama dalam upaya meningkatkan kemampuan kendali diri dalam upaya optimalisasi potensi fitrah yang mulai redup (atau tertutupi dosa-dosa dan bisikan setan).

Hal ini didukung oleh para pelaku meditasi yangmengatakan bahwa dalam meditasi terdapat perasaan nyaman dan seolah-olah menemukan kembali suatu hal yang sangat berharga yang telah sempat hilang (yaitu fitrah).

Dikarenakan Teknik mensyaratkan peserta untuk memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi, maka bagi peserta yang belum memilikinya diharapkan untuk melatih terlabih dahulu Teknik berfokus, Teknik mendisiplinkan perhatian, Teknik mencari jeda dan Teknik merasakan.

11. Teknik Berdialog dengan Hati Nurani

Teknik ini adalah Teknik yang efektif dalam mengajak pasien untuk lebih menyatu dengan diri sendiri, menghargai diri dan berusaha berinteraksi dengan Fitrahnya (hati nurani suci). Teknik ini terinsipirasi dari konsep dasar Fitrah dan NLP. Teknik ini lebih efektif bila pasien sudah dalam kondisi relaks, mudah untuk diajak Fokus dan Belief dengan therapis.

12. Teknik Explorasi Reframing

Teknik ini adalah Teknik dialogis antara terapis dengan Klien. Dimana terapis memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang detail untuk menggali kelengkapan informasi yang telah (tanpa disadari) dihilangkan (deletion) atau dikikis (distortion) oleh Klien. Setiap pertanyaan tersebut membuat Klien melihat dari sudut pandang yang berbeda tentang permasalahan tersebut, sehingga menjadi SOLUSI. Dalam Teknik ini, terapis wajib memiliki kemampuan bertanya yang mahir dan kemampuan mengarahkan Klien untuk tetap memfokuskan pada solusi, sehingga tidak terjebak dengan kondisi emotif.

13. Teknik Bermain Peran

Teknik ini adalah sebuah Teknik yang powerfull untuk Klien yang tidak ingin membicarakan permasalahannya (aib) atau kesulitan dalam mengungkapkan, karena melibatkan orang lain.

14. Teknik Menciptakan Tombol

Teknik ini adalah Teknik yang membantu orang lain dan diri sendiri untuk menciptakan “tombol” yang dapat kita gunakan untuk memunculkan sesuatu kondisi yang kita inginkan. Seperti Anchoring dalam NLP (jadi Teknik ini mengadopsi dari konsep NLP). Tombol yang efektif bila itu berhubungan dengan kondisi fisik yang di setting secara khusus (kinestetik nya yang dirangsang) dan lebih optimal bila juga ada suara dan imajinasi kondisi yang kita inginkan.

Bila melihat definis dan tahapan prosesnya, Moh. Soleh berpendapat bahwa terapi yang digunakan dalam SET memiliki kesesuaian dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam. Menurutnya terapi yang digunakan dalam SET tidak menuntut klien untuk mengungkap atau menceritakan aib dan dosa yang dilakukan kepada terapis, karena awareness dibangun dengan perenungan pada diri sendiri dan pengalaman yang digunakan adalah pengalaman yang sifatnya positif atas individu. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan umatnya untuk menutup aib saudaranya sesama muslim dalam upaya mempererat ukhuwah Islam. Dengan metode SET, dapat menghindari tersebarnya aib klien yang diakibatkan oleh terapis yang tidak mematuhi etika profesi, karena tidak seorang pun dapat menjamin dan tidak ada sanksi pula apabila seorang terapis menyebarluaskan aib kliennya. Terapi yang digunakan dalam SET sifatnya cenderung menitik beratkan pada aspek spiritual, dimana penyembuhan terhadap gejala-gejala penyakit ringan difokuskan pada pencapaian ketenangan jiwa untuk menjalankan ibadah kepada Allah Swt. Dengan metode terapi yang merujuk pada Al Quran dan Hadist akan memberikan efek terapetik yang berpengaruh secara signifikan apabila dilakukan dengan khusyuk, ikhlas dan sungguh-sungguh.

Dari paparan dia atas juga Moh Soleh menyimpulkan bahwa Simple Empowerment Technique-SET dapat membantu mengoptimalkan potensi dan menyembuhkan masalah psikologis diri sendiri, orang lain dan masyarakat sekitarnya secara mudah, cepat, aplikatif dan sesuai nilai-nilai Islam.

Syawalan dan Pelepasan Calon Jamaah Haji Awali Aktivitas UII

Syawalan atau halal bi halal dan Pelepasan Calon Jamaah Haji menjadi kegiatan awal aktivitas/bekerja sivitas akademika Universitas Islam Indonesia usai menikmati libur panjang lebaran tahun 1436 H/2015 M. Dalam sambutannya, Rektor Universitas Islam Indonesia, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc mengajak segenap sivitas akademika UII untuk benar-benar bisa memaknai puasa Ramadhan yang sudah dijalani dengan tetap melakukan/mempertahankan ibadah-ibadah yang sudah dilakukan pada bulan Ramadhan dengan niatan yang benar, khususnya menegakkan aktivitas sholat berjamaah di Masjid Ulil Albab UII. Rektor juga menghimbau agar sivitas akademika UII tidak terlalu mengagung-agungkan ilmu-ilmu yang berasal dari barat (luar negeri).

Sementara ketua Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Dr.Ir. Luthfi Hasan, MS dalam pesannya berharap agar UII bisa mewujudkan 2 tujuan penting dari evaluasi rencana strategis yang sudah ada, yakni melahirkan lulusan yang semakin baik dan menguatkan eksistensi UII dalam kualitas Islam. “Dengan semangat Ramadhan, mari kita tingkatkan ukhuwah dan komunikasi diantara kita. Saya berharap kita dapat meningkatkan kekuatan iman dan amanah yang lebih baik dibanding Ramadhan sebelumnya”, ungkapnya.

Sementara pengajian makna Syawalan yang disampaikan oleh Ustadz Umar Budiargo pun mengajak sivitas akademika UII untuk senantias memperbarui niat beribadah yang benar. Sedangkan kepada para calon jamaah Haji asal UII beliau berpesan untuk melakukan 2 kunci pembaruan guna memperoleh haji mabrur, yakni senantiasa berkata atau berbicara yang baik dan senang untuk memberik makan kepada mereka yang kurang mampu.

Syawalan diakhir dengan doa bersama dan saling berjabat tangan.

PBI Gelar Workshop Branding Visualitation

Visualisasi branding bisa dilakukan dengan banyak media, seperti brosur, video pendek, poster maupun melalui media internet (blog, website). Namun demikian, dalam kemasannya (pada brosur misalnya) perlu melihat target pasar. Untuk mereka yang masih mudah dan melek IT seperti jaman sekarang, penulisan sedikit informasi dan pemberian QR-code mungkin sudah sangat cukup. Namun jika sasarannya adalah orangtua, maka brosur yang dibuat harus memuat informasi selengkap mungkin. Intinya marketing campaign yang bisa dilakukan PBI untuk mewujudkan future educators adalah dengan pemanfaatan teknologi secara maksimal, mobilitas yang global (dunia) serta kualitas dalam pengajaran Bahasa Inggris sendiri yang memang harus baik.

Demikian diungkapkan oleh Kepala Divisi Pemasaran dan Admisi Universitas Islam Indonesia (UII), Sigit Pamungkas, SE., M.Com dalam acara workshop ‘Brand Visualitation’ yang digelar oleh Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) UII, Senin, 6 Juni 2015/19 Ramadhan 1436 H di Ruang Audiovisual FPSB UII.

Secara teknis, pemlik sapaan ‘Amung’ tersebut juga memberikan beberapa tips branding untuk menarik perhatian publik, seperti penggunaan tagline/headline yang unik, membuat brand yang melekat kuat dengan mengedepankan penyampaian informasi yang baik, penggunaan media sosial yang interaktif, dan menjauhi model iklan yang menjelekan pihak lain. “There is spiritual aspect to our lives. When we give we receive. When a business does something good for somebody, then somebody feels good about them. We cannot make a good news out of bad practice”, ungkapnya.

Hal tersebut bisa ditambahkan dengan memanfaatkan blog untuk menulis artikel populer secara rutin (mingguan, bulanan), menulis artikel populer di surat kabar, pemberian kuliah umum dengan tema-tema populer di sekolah-sekolah, mengadakan lomba esai antar SMA, ataupun menginisiasi forum rutin bersama para akademisi.

Amung juga menambahkan perlunya diciptakan semacam pengalaman unik dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris, membangun komunikasi yang baik dengan para orangtua/wali mahasiswa, memberikan sentuhan khusus (seperti ucapan ulang tahun, dll), maupun mempersiapkan karir mereka usai menyelesaikan studi (lulus). Hal tersebut penting karena para mahasiswa dan juga alumni bisa berperan besar sebagai duta promo/duta merek.

Global Experience, Modal Penting Brand Activation

Selain harus memiliki pengalaman berorganisasi di internal kampus (lembaga kemahasiswaan, komunitas, dll), di masa sekarang seorang mahasiswa hendaknya juga mengupayakan untuk memiliki ‘Global experience’, baik secara langsung dengan mengikut berbagai program pertukaran mahasiswa, seminar, konferensi ke negara lain, ataupun menggunakan fasilitas teknologi yang tersedia seperti halnya di Laboratorium Bahasa UII yang memang bisa bisa terhubung/berkomunikasi ke luar negeri secara real timae. Hal ini penting sebagai bekal tambahan (pengalaman) dalam rangka menghadapi kerasnya persaingan dunia kerja mendatang, dimana SDM luar negeri sudah bisa bekerja di Indonesia secara lebih leluasa. Dengan lulusan yang baik (baca: matang dan berpengalaman global), maka secara otomatis akan ‘mengaktifkan’ branding Prodi, Fakultas dan Perguruan Tinggi yang bersangkutan.

Hal itu diungkapkan oleh Hangga Fathana, S.IP., B.Int., MA saat memberikan materi ‘Brand Activation’ yang digelar oleh Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia (UII), Kamis, 2 Juli 2015 M/14 Ramadhan 1436 H di Ruang Audiovisual FPSB UII yang dihadiri oleh tenaga pendidik Prodi PBI serta Ketua MGMP Bahasa Inggris SMA Wilayah Kota dan Propinsi DIY, Mahmud Jamal dan ketua MGMP Bahasa Inggris SMA Wilayah Sleman, Aris Wiedaryanti.

Lebih jauh Hangga Fathana mengajak civitas akademika Prodi PBI untuk mencetak lulusan yang tidak hanya siap bekerja sebagai guru (tenaga pendidik) namun juga mampu berkarir di berbagai bidang. Jika toh masih concern untuk mencetak para pendidik, maka pendidik yang dicetak pun tidak semata berorientasi di dalam negeri tapi sudah internasional. Jika hal tersebut mampu dilakukan, maka ini pun juga akan mampu mampu membangun brand yang baik bagi Prodi PBI FPSB UII.

Sementara Ketua MGMP Bahasa Inggris SMA Wilayah Kota dan Propinsi DIY, Mahmud Jamal selain mengapresiasi progran unggulan global experience PPL Australia yang diselenggarakan oleh Prodi PBI FPSB UII selama ini, juga berharap agar program tersebut bisa lebih disosialisasikan ke SMA-SMA khususnya di lingkungan DIY.

Peserta Seleksi PPL Australia Ikuti CCU dan Micro Teaching

Proses seleksi PPL Australia Periode 9 yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) hampir dipastikan selesai. Hal tersebut ditandai dengan penyampaian materi ‘Cross Culture Understanding-CCU’ kepada calon peserta PPL Australia yang masih bertahan (baca: lolos seleksi sebelumnya), Kamis, 2 Juli 2015 M/15 Ramadhan 1436 H dan praktik simulasi mengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) yang diselenggarakan Jumat, 3 Juli 2015 M/16 Ramdhan 1436 H di gedung FPSB UII.

Untuk materi CCU, peserta mendapat banyak gambaran kehidupan di Australia melalui penuturan salah satu dosen Prodi PBI, Astri Hapsari, S.S., M.TESOL yang berkolaborasi dengan salah satu mahasiswa yang pernah ikut PPL Australia, Muh. Mukhlas.

Sedangkan untuk micro teaching BIPA, peserta mendapat tantangan untuk mengajar Bahasa Indonesia kepada tiga orang Warga Negara Asing asal Australia.

Prodi Psikologi Kaji Program Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ)

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) merupakan pengembangan dari konsep Desa Siaga yang pernah digulirkan ataupun ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/IV/2000. Desa Siaga sendiri merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat pada umumnya seperti kurang gizi, bencana alam, termasuk didalamnnya gangguan jiwa, dengan menafaatkan potensi masyarakat setempat secara bergotong royong. Sedangkan Desa Siagam Sehat Jiwa merupakan suatu pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas. Demikian diungkapkan oleh Herlini Utari, S.Psi., M.Psi (Psikolog Puskesmas Kalasan, Sleman, Yogyakarta) saat menyampaikan materi kolokium bidang Psikologi Klinis bertema ‘Peran Psikologi dalam Program DSSJ yang diselenggarakan oleh Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Jumat, 26 Juni 2015.

Lebih lanjut Herlina Utari menjelaskan tentang keterlibatan dan juga peran dari setiap komponen pendukung pelaksana program DSSJ, seperti keterlibatan dan peran Kader Kesehatan Jiwa (KKJ), keterlibatan dan peran tokoh masyarakat serta keterlibatan dan peran Tim Pemegang Program Jiwa Puskesmas (perawat, psikolog, dokter, bidang desa) termasuk pola rekrutmen seorang kader kesehatan jiwa. Khusus untuk Kader Kesehatan Jiwa (sifatnya sukarela) menurut Herlini Utari yang diutamakan adalah mereka yang mau. “Kadang banyak yang mampu, tapi mereka tidak mau”, ungkapnya.

Adapun ciri-ciri/perilaku seseorang dikatakan mengalami gangguan kejiwaan diantaranya ditandai dengan sedih berkepanjangan dalam waktu lama, berkurangnya kemampuan dalam berkatifitas sehari-hari (makan, minum, bersih-bersih), malas, marah-marah tanpa sebab, bicara atau tertawa sendiri, mengamuk, menyendiri, tidak mau bergaul, atau bahkan sampai dengan mencoba untuk bunuh diri.

Oleh karenanya, untuk menekan atau mencegah timbulnya penyakit ganggan kejiwaan tersebut, DSSJ melakukan serangkaian aktifitas/pelatihan pada kelompok-kelompok beresiko, seperti pada kelompok prolanis, kelompok Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular-POSBINDU PTM, kelompok masyarakat dengan kejadian bunuh diri, konseling kelompok korban KDRT, dan juga konseling pada kelompok remaja beresiko.

Sesi tanya jawab seputar DSSJ menjadi penutup kolokium.

Marcom FPSB Gelar Buka Bersama

Bertempat di Mushola Baitul Hadi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Tim Marketing and Communication (Marcom) dengan mengundang Tim Marcom dari beberapa fakultas di lingkungan UII dan juga keluarga besar Panti Asuhan Muhammadiyah Al Hakim Pakem-Sleman menggelar acara pengajian sekaligus buka puasa bersama, Jumat, 26 Juni 2015 dengan menghadirkan ustadz Dr. Supriyanto Pasir sebagai penceramah.

Dalam paparan singkatnya, pemilik sapaan ‘Pak Pasir’ tersebut mengajak kepada jamaah untuk bekerja secara efektif dan meniatkan setiap pekerjaan (termasuk puasa, sholat taraweh, dll) yang dilakukan semata-mata untuk beribadah/mencari ridho Allah SWT. “Jika semua pekerjaan diniatkan semata untuk mencari ridha Allah SWT, bukan untuk mendapat pujian atau ucapan terima kasih dari manusia, maka tenang saja.., Allah mboten sare. Balasan Allah lebih besar dan hebat. Mudah bagi Allah untuk mendapatkannya bagi kita kalau kita berbisnis dengan Allah”.

Acara diakhiri dengan menyantap hidangan buka puasa bersama, salat Maghrib berjamaah serta diskusi antar Tim Marcom.

Marcom-PKH Gelar Workshop Promosi Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)

Untuk lebih mengenalkan dan juga mendekatkan Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) yang memiliki banyak program unggulan kepada masyarakat luas (termasuk siswa-siswi SMA sederajat), Tim Marketing and Communication (Marcom) yang merupakan bagian dari Unit Pemasaran, Kerjasama dan Humas (PKH) FPSB UII secara khusus menyelenggarakan workshop dengan menggandeng para dosen dan mahasiswa Prodi PBI, Rabu, 25 Juni 2015 di R. Laboratorium Komputer FPSB UII.

Ratna Permata Sari, S.I.Kom., MA selaku Kepala Sub Unit PKH dalam kesempatan tersebut mengajak peserta workshop untuk lebih memanfaatkan media sosial (facebook, instagram, dll) sebagai sarana berbagi informasi, foto, ataupun peristiwa penting yang ada di Prodi PBI, seperti foto art performance (seleksi PPL Australia), foto-foto kegiatan belajar mengajar, mahasiswa yang sedang PPL di Australia dan lain sebagainya.

Sedangkan secara teknis tentang penggunaan media sosial yang efektif termasuk penggunaan hastag (#), retweet (RT) maupun cara berkomentar yang baik disampaikan oleh Lana Senja Indah dan Iswan Saputro yang memang sering bermedia sosial.

Masduki Presentasikan Transformasi RRI-TVRI di Forum AMIC 2015 Dubai UEA

Krisis yang melanda Radio Republik Indonesia dan Televisi Republik Indonesia (RRI-TVRI) dalam 15 tahun terakhir merupakan dampak perubahan tata kelola media global, yang makin meminggirkan lembaga penyiaran publik sebagai pilar demokrasi. Dominasi industri penyiaran komersial dan privatisasi lembaga-lembaga publik di tingkat global telah mempengaruhi kebijakan dan kompetisi penyiaran di Indonesia. Privatisasi lembaga penyiaran publik dan de-otoriterisasi berbasis pasar semakin kuat, yang melemahkan upaya-upaya alternatif penguatan lembaga penyiaran sebagai pilar kebebasan pers di dunia termasuk di Indonesia. Demikian ungkap dosen Program Studi Ilmu Komunikasi (Ilkom) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Masduki, MA pada forum konferensi tahunan Asian Media, Information and Communication Center (AMIC) yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab, Jumat 12 Juni 2015 M/25 Sya’ban 1436 H.

Sementara itu, kesepakatan internasional terkait migrasi dari sistem penyiaran analog ke digital yang berlangsung lamban di Indonesia, tidak terlepas dari carut marut kepentingan global pelaku teknologi penyiaran. Menurut Masduki, kebijakan digitalisasi penyiaran memiliki dua sisi mata uang, selain akan memberikan layanan yang makin baik terhadap siaran radio dan televisi juga penuh agenda bisnis perusahaan multinasional yang bergerak dibidang jasa teknologi. Oleh karena itu, regulator dibawah PBB seperti International Telecommunications Union (ITU) harus memberikan batasan yang lebih ketat dan berorientasi kepada pilihan teknologi yang murah dan adaptable terhadap kondisi geografis masing-masing negara. Agenda bagi perubahan tata kelola media di dunia ke arah yang makin demokratis sangat diperlukan.

Dalam presentasi yang berjudul: Beyond Analog: A First Look at Digital Technology Adoption of Indonesian Public Service Broadcasting, pendiri Rumah Perubahan Lembaga Penyiaran Publik ini juga menyinggung masih adanya beberapa problem klasik internal di RRI dan TVRI terkait penerapan digitalisasi dan transformasi menyeluruh kedua lembaga strategis itu. Antara lain soal overload SDM, rendahnya kompetensi dan regulasi yang belum kuat mengatur jaminan independensi dan profesionalisme RRU dan TVRI di masa depan. Kesempatan ceramah pada forum yang diikuti oleh ratusan peneliti, aktifis dan profesional Komunikasi dari 15 negara ini dimanfaatkan Masduki untuk melakukan kampanye, penggalangan dukungan global percepatan reformasi RRI dan TVRI melalui regulasi khusus.

Selain komitmen AMIC, lembaga yang berpusat di Filipina untuk mendorong inisiatif global bagi perubahan tata kelola media global, dukungan disampaikan badan dunia UNESCO yang memberikan apresiasi terhadap presentasi dan inisiatif Rumah Perubahan LPP mendorong transformasi RRI dan TVRI. Sinergi antara kekuatan masyarakat sipil di dalam dan luar negeri menurut Masduki penting, tidak hanya untuk percepatan transformasi penyiaran di Indonesia akan tetapi di seluruh dunia. Pasca digitalisasi dan konvergensi media massa, konsepsi lembaga penyiaran publik telah berubah menjadi lembaga media publik (public service media/PSM). Studi-studi tentang PSM diharapkan makin populer di kalangan akademisi Komunikasi dan Rumah Perubahan LPP yang berbasis di Yogyakarta beraliansi dengan Prodi Ilmu Komunikasi UII untuk mengembangkan kajian ini secara intensif. Aliansi juga telah dirintis dengan institusi internasional seperti RIPE di Eropa dan IAMCR di Amerika.