Laboran Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Marjito Iskandar Tri Gunawan,A.Md kembali mengukir prestasi di tingkat nasional atau tepatnya di ajang Kompetisi Film Pendek Dokumenter Muktamar NU ke-33 2015 yang diselenggarakan di Jombang Jawa Timur, 20 Juni- 10 Juli 2015 lM / 3-23 Ramadhan 1436 H lalu dan baru diumukan pada 1 Agustus 2015 M/16 Shawwal 1436 H. Melalui karya filmnya berjudul ‘Bulan Sabit di Kampung Naga’ berdurasi 19 menit 52 detik, pemilik sapaan Mas Gun ini berhasil meraih Juara Pertama dari 15 judul film yang masuk nominator (15 nominator dari 69 total judul film pendek yang masuk ke meja panitia lomba). Atas prestasi tersebut, mas Gun berhak mendapatkan hadiah uang sebesar Rp 20 juta.
Menurut sang Sutrada, film ‘Bulan Sabit di Kampung Naga’ yang sebenarnya merupakan film proyek penelitian kolaborasi antara Muzayyin Nazaruddin, S.Sos., MA, Ali Minanto, S.Sos., MA beserta mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, bercerita tentang Islam yang seharusnya membawa misi ‘rahmatan lil ‘alamin’, bukan ‘rahmatan lil muslimin’, apalagi ‘rahmatan lil nahdliyin’. Semangat menjadi rahmat bagi semesta alam tersebut mewujud dalam banyak hal dan aktivitas. Salah satu bukti yang pantas direkam adalah situs Pecinan Lasem dengan Pesantren Kauman di dalamnya.
Masih menurut mas Gun (Sutrada), Pecinan Lasem adalah situs yang menyimpan jejak multikulturalisme yang sangat penting bagi bangunan keindonesiaan. Lasem menjadi ruang yang mempertemukan berbagai etnik dan agama: Jawa, Cina, Arab, Islam, Kristen, Katolik, dan Konghucu. Jejak itu masih terekam dengan jelas dalam lanskap Lasem kekinian, baik sebagai kawasan Tiongkok Kecil maupun sebagai wilayah multikultur dengan tata pergaulan yang cair dan terbuka antar kelompok yang berbeda. Nuansa itu sangat terasa saat menyusuri Sodetan dan Karang Turi, dua desa yang dikenal sebagai kawasan Pecinan Lasem. Di Karangturi, tidak hanya tinggal peranakan Tionghoa, tapi juga berdiri Pesantren Kauman, tempat para santri mengkaji pemikiran keislaman. Pesantren Kauman terkesan unik karena menggunakan ornamen-ornamen Tionghoa: bangunan, lampion, dan sebagainya
Mas Gun menambahkan bahwa akulturasi tidak hanya muncul secara simbolik, tapi juga mewujud dalam pola pergaulan yang cair antara warga pesantren dengan warga Tionghoa yang tinggal di sekelilingnya, juga antara warga Jawa dengan Tionghoa secara umum, tanpa dibatasi sekat agama maupun etnis. Pesantren tidak menjadi ruang eksklusif yang hanya mentransformasikan nilai-nilai Islam kepada santri, tapi mengambil peran aktif dalam membangun kesadaran toleransi. Sikap toleran semakin menemukan momentumnya pada saat seremoni dan peristiwa-peristiwa keagamaan, seperti di Bulan Suci Ramadhan, Lebaran, dan Hari Raya Imlek dimana kelompok santri kerap terlibat dalam ritual kebudayaan etnis Tionghoa. Begitu juga sebaliknya, warga Tionghoa aktif berpartisipasi dalam berbagai ritual budaya umat muslim.
Interaksi multikultur yang sudah berlangsung sangat lama ini telah membangun kesadaran akan pentingnya dialog antarpihak. Pada akhirnya, sikap hidup ini yang membuat masyarakat Lasem sanggup meredam potensi konflik yang muncul, semisal potensi radikalisme maupun kekerasan antar umat beragama. Di tengah maraknya gerakan radikalisme dan kekerasan mengatasnamakan agama, Lasem tampaknya mampu menjadi oase yang menyejukkan.
JAFANA FPSB UII Gelar Idul Adha di Boyolali
/in /by Darzan Hanan MJama’ah Insan Mubarak Salam atau disingkat AHIMSA yang beranggotakan lk. 53 orang (termasuk alumni) merupakan kepanitian Idul Adha yang dibentuk oleh Pusat Dakwah Fakultas (PDF) Jafana (Jamaah Fathan Mubina) milik Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) untuk melakukan serangkaian bakti sosial berupa pendistribusian sekaligus pemotongan hewan kurban dalam rangka hari raya Idul Adha 1436 H di dusun Tumut, Rt. 5, Rw.2, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyoali-Jawa Tengah.
Kegiatan yang dilakukan selama 2 hari (23-24 September 2015) tersebut memilih Dusun Tumut sebagai lokasi bakti sosial dikarenakan dusun tersebut baru melakukan 2x (dua kali) penyembelihan hewan kurban, yakni pada tahun 1999 dan tahun 2011. Kehadiran panitia AHIMSA diterima langsung oleh ketua takmir masjid setempat, ketua rt & rw serta Kepala Dukuh Tumut, Hadi Seno.
Di hari pertama (23/9) panitia mengawali kegiatan dengan mengadakan bazaar pakaian layak pakai, lomba atau permainan untuk anak-anak, pengajian umum jelang Idul Adha serta takbir keliling di dusun Tumut.
Sedangkan pada hari kedua atau pada “hari H” (24/9), panitia bersama warga mengadakan pemotongan hewan kurban sebanyak 9 ekor kambing dan dibagi kepada lebih kurang 250 keluarga.
“Alhamdulillah pelaksanaan berjalan lancar. Harapannya untuk pelaksanaan seperti ini tetap ada setiap tahun dengan kegiatan yang lebih bervariasi dan lebih mendekatkan mahasiswa dengan masyarakat. Jadilah orang bermanfaat dan berdampak..!” ungkap ketua PDF Jafana, M. Rijalul Umam Muslim (Rijal).
Prodi Komunikasi Gelar COMMART 2015
/in /by Darzan Hanan MProdi Ilmu Komunikasi (Ilkom) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar pameran karya kreatif di Taman Budaya Yogyakarta, 25-27 September 2015. Banyak karya mahasiswa dan juga dosen yang ditampilkan dalam gelaran yang dibuka secara langsung oleh Dekan FPSB UII, Dr.rer.nat Arief Fahmie, MA., Psikolog ini, baik pameran di bidang fotografi, jurnalistik, karya film, dan karya kreatif lainnya.
Pada hari pertama pelaksanaan, juga diselenggarakan workshop ‘Film Pelajar’ dengan mengundang Tommy W. Taslim, M.Sn sebagai pemateri. Dari target 10 kelompok pembuatan film tingkat SMA, ternyata ada 11 kelompok yang berminat mengikuti workshop tersebut. Selain mendapatkan materi seputar pembuatan film pendek, peserta juga diajak secara langsung untuk praktek membuat film pendek di seputar lokasi.
“Bagus mas, acara ini bisa menambah wawasan saya dalam bidang komunikasi”, ungkap Muh. Asrofi asal SMA N 1 Gamping, Sleman, Yogyakarta.
Pada hari kedua, Sabtu, 26 September agenda diisi dengan lomba Standup Commedy yang juga banyak mendapat peminat. Setidaknya ada 178 peserta yang ikut seleksi yang kemudian diambil 6 nominator.
Di hari terakhir, (Minggu, 27/9) agenda ‘Awarding Night’ diawali dengan penampilan para finalis standup comedy dan juga penampilan komedian Radith Ven bersama bonekanya ‘Lola’. Sejurus kemudian, aneka tampilan hadir menghibur penonton yang memadati Cocert Hall Taman Budaya Yogyakarta, seperti penampilan teater ‘Tenun’, beberapa group band musik, tarian kontemporer, Paduan Suara Mahasiswa UII, pengumuman pemenang lomba foto selfi instagram dan juga pengumuman pemenang lomba stand up comedy.
Mahasiswa Psikologi bersama Tim Debat UII Juarai ALF 2015
/in Prestasi/by Darzan Hanan MMahasiswa Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Wafa’ bersama rekan satu timnya, Saiful Aziz (Hukum Islam) dan Tiyas Kurnia Sari (Akuntansi IP dan PBI) kembali mengukir prestasi dengan meraih juara 1 dalam cabang lomba Debat Bahasa Arab pada Festival al Arabiyah lil Funun (ALF) 2015 bertema “Membangkitkan Seribu Kreatifitas Anak Bangsa dengan satu bahasa” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah (14-19 September 2015), Ciputat, Jakarta. Menurut sosok yang pernah juga menyumbangkan Juara 1 pada MTQ Nasional ke-14 pada Agustus 2015, cabang lomba debat Bahasa Arab di ALF 2015 ini diikuti oleh 10 tim yang didominasi oleh Tim dari UIN Syarif Hidayatullah yang mewakili dari beberapa fakultas berbeda.
“Alhamdulillah , secara khusus saya senang dan bahagia, meskipun menyadari bahwasanya saya dan teman2 debat saya sebaiknya melakukan kaderisasi. Saat ini kami mengkader beberapa mahasiswa di lomba lomba selain debat, seperti pidato bahasa arab, menyanyi bahasa arab, essay bahasa arab, kaligrafi , puisi bahasa arab dan dongeng bahasa arab. Untuk persiapan, alhamdulillah kami mulai dari membaca panduan perlombaan yang disebar oleh panitia dan dilanjutkan dengan bimbingan.. dari senior atau alumni uii yang pernah mengikuti lomba seperti ini sebelumnya -meski belum semaksimal yang diharapkan- mengingat waktunya yang “mepet” dengan tahun ajaran baru”, ungkap Wafa’
Menurut Wafa’, ada 4 tim yang berhasil masuk ke babak semi final, yakni tim debat dari UII, INI Dalwa, FDI UIN Syarif Hidayatullah, dan BSA UIN Syarif Hidayatullah. Pada babak perempat final ini, Tim Debat FDI UIN Syarif Hidayatullah bertemu dengan Tim Debat INI Dalwa. Sedangkan Tim Debat UII bertemu dengan BSA UIN Syarif Hidayatullah yang mendebatkan perihal “Sistem Monarki Lebih Baik dari Sistem Demokrasi” . Lomba debat sendiri menurut Wafa’ mengikuti sistem MQK (musabaqah qiroatil kutub) yang cukup berbeda dengan sistem yang dipakai di MTQN UI, FTT UI maupun FKA UGM dan debat ASEANB.
Dalam proses tersebut, Wafa’ mengaku memiliki beberapa catatan terhadap penyelenggara lomba, seperti molornya waktu pelaksanaan, adanya beberapa kesalahan dalam pengumuman hasil juara serta setting penutupan yang kurang kondusif. Tidak adanya babak lanjutan dari hasil debat di perempat final tersebut juga menjadi catatan tambahan yang dinilainya kurang fair.
“Harapan saya secara khusus, mahasiswa uii yang mayoritas berasal dari pesantren sebaiknya bisa menghargai kemampuannya berbahasa arab (baca: dengan mengikuti lomba-2 yang ada kaitannya dengan Bahasa Arab). Kami selalu bisa merasa bangga karena kami dapat mewakili UII, walaupun bukan atas nama ukm tertentu ataupun jurusan Bahasa Arab. Mohon doa suksesnya -amanah besar bagi kami yang sudah mencoba untuk mengembangkan Bahasa Arab melalui perlombaan- untuk bisa membentuk komunitas khusus dalam pengembangan Bahasa Arab yang terbuka luas bagi seluruh mahasiswa UII. Dan semoga untuk beberapa tahun kedepan bisa menyelenggarakan acara yang sama di UII tercinta”, ungkapnya.
Wafa’ juga berpendapat bahwa sebaiknya antara CLI dan AEC (dua komunitas bahasa asing di UII) bisa saling melengkapi dan bekerjasama dalam pengembangan Bahasa Arab dan bahasa asing. “untuk Psikologi saya juga ingin berkontribusi lebih.. masih in progress..”, pungkasnya.
Laboran Komunikasi Kembali Ukir Prestasi
/in Prestasi/by Darzan Hanan MLaboran Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Marjito Iskandar Tri Gunawan,A.Md kembali mengukir prestasi di tingkat nasional atau tepatnya di ajang Kompetisi Film Pendek Dokumenter Muktamar NU ke-33 2015 yang diselenggarakan di Jombang Jawa Timur, 20 Juni- 10 Juli 2015 lM / 3-23 Ramadhan 1436 H lalu dan baru diumukan pada 1 Agustus 2015 M/16 Shawwal 1436 H. Melalui karya filmnya berjudul ‘Bulan Sabit di Kampung Naga’ berdurasi 19 menit 52 detik, pemilik sapaan Mas Gun ini berhasil meraih Juara Pertama dari 15 judul film yang masuk nominator (15 nominator dari 69 total judul film pendek yang masuk ke meja panitia lomba). Atas prestasi tersebut, mas Gun berhak mendapatkan hadiah uang sebesar Rp 20 juta.
Menurut sang Sutrada, film ‘Bulan Sabit di Kampung Naga’ yang sebenarnya merupakan film proyek penelitian kolaborasi antara Muzayyin Nazaruddin, S.Sos., MA, Ali Minanto, S.Sos., MA beserta mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, bercerita tentang Islam yang seharusnya membawa misi ‘rahmatan lil ‘alamin’, bukan ‘rahmatan lil muslimin’, apalagi ‘rahmatan lil nahdliyin’. Semangat menjadi rahmat bagi semesta alam tersebut mewujud dalam banyak hal dan aktivitas. Salah satu bukti yang pantas direkam adalah situs Pecinan Lasem dengan Pesantren Kauman di dalamnya.
Masih menurut mas Gun (Sutrada), Pecinan Lasem adalah situs yang menyimpan jejak multikulturalisme yang sangat penting bagi bangunan keindonesiaan. Lasem menjadi ruang yang mempertemukan berbagai etnik dan agama: Jawa, Cina, Arab, Islam, Kristen, Katolik, dan Konghucu. Jejak itu masih terekam dengan jelas dalam lanskap Lasem kekinian, baik sebagai kawasan Tiongkok Kecil maupun sebagai wilayah multikultur dengan tata pergaulan yang cair dan terbuka antar kelompok yang berbeda. Nuansa itu sangat terasa saat menyusuri Sodetan dan Karang Turi, dua desa yang dikenal sebagai kawasan Pecinan Lasem. Di Karangturi, tidak hanya tinggal peranakan Tionghoa, tapi juga berdiri Pesantren Kauman, tempat para santri mengkaji pemikiran keislaman. Pesantren Kauman terkesan unik karena menggunakan ornamen-ornamen Tionghoa: bangunan, lampion, dan sebagainya
Mas Gun menambahkan bahwa akulturasi tidak hanya muncul secara simbolik, tapi juga mewujud dalam pola pergaulan yang cair antara warga pesantren dengan warga Tionghoa yang tinggal di sekelilingnya, juga antara warga Jawa dengan Tionghoa secara umum, tanpa dibatasi sekat agama maupun etnis. Pesantren tidak menjadi ruang eksklusif yang hanya mentransformasikan nilai-nilai Islam kepada santri, tapi mengambil peran aktif dalam membangun kesadaran toleransi. Sikap toleran semakin menemukan momentumnya pada saat seremoni dan peristiwa-peristiwa keagamaan, seperti di Bulan Suci Ramadhan, Lebaran, dan Hari Raya Imlek dimana kelompok santri kerap terlibat dalam ritual kebudayaan etnis Tionghoa. Begitu juga sebaliknya, warga Tionghoa aktif berpartisipasi dalam berbagai ritual budaya umat muslim.
Interaksi multikultur yang sudah berlangsung sangat lama ini telah membangun kesadaran akan pentingnya dialog antarpihak. Pada akhirnya, sikap hidup ini yang membuat masyarakat Lasem sanggup meredam potensi konflik yang muncul, semisal potensi radikalisme maupun kekerasan antar umat beragama. Di tengah maraknya gerakan radikalisme dan kekerasan mengatasnamakan agama, Lasem tampaknya mampu menjadi oase yang menyejukkan.
PPT UII Dominasi ICEF 2015
/in Konferensi/Seminar Akademis/by Darzan Hanan MPusat Psikologi Terapan (PPT) yang merupakan inkubator bisnis milik Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil mendominasi gelaran pameran pendidikan International Culture and Education Fair (ICEF) 2015 yang digelar SMA 1 Teladan Yogyakarata di Gedung Mandala Bhakti Wanitatama, 12-13 September 2015 lalu. ICF sendiri merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan dalam rangka untuk memberikan informasi dan memperkenalkan perguruan tinggi terkemuka baik dalam dan luar negeri kepada para siswa SMA ataupun pada masyarakat umum.
“PPT bekerjasama dengan Prodi Psikologi dan Laboratorium Prodi Psikologi UII memperkenalkan berbagai terapan ilmu psikologi di dalam kehidupan nyata. PPT UII merupakan salah satu stand dengan peserta terbanyak, hampir separuh lebih peserta pameran mampir di STAND PPT UII. Stand PPT UII menjadi salah satu stand yang paling menarik dan komplit dibanding stand yang lain, karena PPT UII menawarkan layanan informasi kuliah atau terkait Psikologi UII, Tes Minat Gratis, Coba Alat Eksperimen, dan TV Edukasi. Program Tes Minat merupakan pilihan terbanyak yang diminati oleh hampir semua pengunjung stand yang rata-rata usia SMA. Tes minat tersebut hanya berlangsung selama 15 menit, kemudian 15 menit selanjutnya hasilnya dapat diambil. Adanya tes minat membuat pengunjung stand merasa terbantu untuk menelusuri minat mereka dan merencanakan kelanjutan studi di jenjang kuliah. Selain itu PPT UII juga menawarkan pengunjung stand untuk mencoba alat eksperimen, ada Pin Board, Fun Paint Sliding Ball, Ilusi Muler-Lyer dan Steadiness Tester. Selanjutnya juga ada TV Edukasi yang menampilkan sistem kerja otak, jam biologis manusia, ilusi mata, dan seputar ilmu psikologi”, ungkap salah satu staf PPT, Isna Syamsi Arief, S.Psi. .
Selain PPT UII, beberapa perguruan tinggi yang cukup memiliki pamor pun turut hadir di acara tersebut, seperti Universitas Malaysia, Cambrige, Tokyo, UGM, ITB, dll. ICF juga menggelar pertunjukan seni budaya dan juga festival kuliner.
PBI Launching Branding Baru “Learning Beyond Classroom Walls”
/in /by Darzan Hanan MMirip dengan seremoni sebelumnya, pada launching kali pun para tamu (internal FPSB UII dan humas se-UII) mendapat penjelasan tentang perubahan brand prodi PBI yang dikonsep dalam bentuk melipat kertas (origami) sebuah ‘pesawat harapan’ bertuliskan beberapa pesan terkait branding dan juga tekad bulat PBI UII untuk mencetak para lulusan yang memiliki kompetensi tinggi dan berwawasan/berpengalaman internasional.
Seperti diketahui bersama, selain menyelenggarakan praktek pengalaman lapangan (PPL) ke luar negeri seperti halnya penyelenggaraan program PPL Australia, prodi PBI juga memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai bagian dari media belajar-mengajar, seperti pemanfaatan game online atau MUVE (Multi-User Virtual Environmant) yang terkoneksi langsung dengan para pembelajar bahasa Inggris di seluruh dunia.
Perubahan brand yang diinisiasi oleh pengelola prodi tersebut mendapat apresiasi langsung oleh Dekan FPSB UII, Dr.rer.nat Arief Fahmie, MA., Psikolog. “Ini adalah titik tolak untuk membentuk identitias PBI. Ini sangat luar biasa, dosen maupun mahasiswa PBI karena ketika banyak pendapat yang mengatakan bahwa kuliah harus dalam kelas, PBI sudah membongkar pendapat tersebut bahwa proses pembelajaran tidak harus di dalam kelas. Tapi bisa dilakukan di luar kelas seperti melalui program PPL Australia, mengikuti konferensi-konferensi, ataupun seminar-seminar ke luar negeri. Selamat dan semoga Allah meridhoi!”, ungkap Pak Arief.
Siswa & Guru Rosebud Secondary College Bertandang ke PBI UII
/in Kunjungan/by Darzan Hanan MSiswa-siswi Rosebud Secondary College Australia didampingi 2 orang guru pendamping melakukan kunjungan ke Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa, 15 September 2015. Kehadiran rombongan diterima hangat oleh Dekan FPSB UII, Dr.rer.nat Arief Fahmie, S.Psi., MA., Psi., Ketua Progam Studi PBI, Irma Windy Astuti, S.S., M.Hum, staf pengajar Prodi PBI beserta beberapa mahasiswa PBI yang akan mengikuti PPL ke Australia. Perlu diketahui bersama bahwa Rosebud Secondary College merupakan salah satu sekolah yang menjadi tujuan PPL mahasiswa PBI ke Australia.
Selain dimanfaatkan untuk saling berkenalan, momen itupun dimanfaatkan oleh para calon peserta PPL Australia untuk menggali banyak informasi tentang kondisi (khususnya cuaca) di Australia. Sedangkan pihak Rosebud pun memanfaatkan momen tersebut untuk mengenal lebih dekat calon peserta PPL Australia beserta pertunjukan seni yang akan diajarkan di Australia khususnya di Rosebud Secondary College. Usai beramah tamah di ruang Audiovisual FPSB UII, rombongan beranjak menunju Candi Kimpulan dan Museum UII yang berada di Gedung Moh. Hatta.
Puas menikmati candi dan sejarah UII sambil mengababadikannya dengan kamera HP dan table, pengelola prodi mengajak rombongan untuk makan siang bersama di ‘The House of Raminten’.
Respect and Care; Kompetensi Wajib Bagi Mahasiswa Psikologi
/in /by Darzan Hanan MRespect and Care (Menghargai & Peduli). Demikian tema yang diangkat dalam kuliah umum Mahasiswa Baru Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB), Universitas Islam Indonesia (UII) yang digelar pada hari Sabtu, 12 September 2015 di GKU Prof. Dr. Sardjito, M.Ph Kampus Terpadu UII. Hadir sebagai pemateri adalah Rr. Cahya Wulandari, S.Psi.
Pembicara mengawali paparan materinya dengan berbagi pengalaman terkait kiprah pedulinya terhadap sesama di dunia pendidikan melalui program Indonesia Mengajar sebagai guru bantu di SD INPRES, Fak-Fak Papua Barat serta pemberdayaam masyarakat marginal terkait dengan kesehatan reproduksi, pendidikan anak jalanan, serta membangun kapasitas dan ketangguhan penyandang disabilitas.
Lebih jauh, sosok yang punya segudang pengalaman dalam berorganisasi serta tercatat sebagai bagian dari Pusat Studi Pembangunan Hukum Lokal “CLDS” Fakultas Hukum UII tersebut banyak menerangkan tentang konsep ‘manusia utuh’ dengan 5 aspek penting yang harus dimiliki, diasah dan atau dikembangkan, yakni vision (visi), human relation (hubungan), knowledge ans skill (pengetahuan dan ketrampilan), Religiousity (keagamaan) dan juga Personal Value (harga diri/nilai diri).
“Sesuai temanya respect and care mudah-mudaham mahasiswa baru (Prodi Psikologi) angkatan 2015 bisa menjadi pribadi yang menghargai orang lain, terutama adalah guru, dosen, orangtua, orang yang dituakan, temen maupun adik-adiknya. Ketika seseorang bisa menghargai orang lain, maka dia harus bisa menghargai dirinya sendiri terlebih dahulu. Selain itu, mereka juga harus peduli kepada sekitarnya bahwa ternyata masih banyak orang-orang di sekitarnya yang kurang beruntung dan membutuhkan kepedulian dari kita. Respect dan peduli dapat dilakukan dalah kehidupan di kampus juga. Selain itu kedua hal tersebut merupakan kompetensi yang dibutuhkan oleh mahasiswa psikologi”, ungkap Ka. Prodi Psikologi FPSB UII, Mira Aliza Rachmawati, S.Psi., M.Psi.
Bersama SKHU, Prodi HI Kembangkan Kurikulum
/in Kerjasama/by Darzan Hanan MMenindaklanjuti program kerjasama dalam pemberdayaan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah dirintis oleh Universitas Islam Indonesia (UII) bersama Sungkonghoe University (SKHU), Korea Selatan sejak tahun 2013 silam dalam berbagai aktifitas (pelatihan kepemimpinan, pelatihan perangkat desa, pemimpin koperasi, kewirausahaan, pendidikan gender, pendidikan dan pencarian pengajar), pada tahun 2015 ini pihak SKHU kembali menandatangani kesepakatan kerjasama dengan UII melalui pengembangan kurikulum Program Studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) UII. Aktifitas kerjasama diwujudkan dalam bentuk rancangan mata kuliah Community Development and International Cooperation (CDIC).
Tari Saman menjadi sajian kesenian pembuka acara seremony proses penandatanganan kesepakatan kerjasama lanjutan antara kedua belah pihak yang difasilitasi oleh Prodi HI FPSB UII di Auditorium Kahar Muzakkir Kampus Terpadu UII, Senin, 14 September 2015. Penampilan Tari asal Nangroe Aceh Darrussalam (Aceh) tersebut cukup mendapat sambutan hangat dari tamu asal Korea maupun dari mahasiswa prodi HI yang turut hadir menyaksikan proses penandatanganan kerjasama tersebut.
Sesaat kemudian, masing-masing pihak (HI-UII, SKHU, dan LSM. Satunama) mempresentasikan program kerja yang akan dilaksanakan hingga jelang waktu dzuhur. Usai Dzuhur atau tepatnya pkl. 13.00 WIB, agenda berlanjut dengan kuliah umum yang mengangkat tema “Indonesia and South Korea Relations” dengan menghadirkan H.E.. Rahmat Pramono (Duta Besar RI untuk ASEAN), Prof. Francis Dae-Hoon Lee (Sungkonghoe University) dan Irawan Jati (Ka.Prodi HI FPSB UII) sebagai pemateri. Acara yang dimoderatori oleh Iwan Awwaluddin Yusuf, S.IP., M.Si, tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I UII, Ilya Fadjar Maharika, Dr. Ing. Ir. MA
Quran Sebagai Sumber Ilmu Jiwa (Psikologi)
/in /by Darzan Hanan MAl Quran adalah sumber ilmu. Apalagi yang terkait dengan ilmu jiwa. Banyak sekali ayat yang berbicara tentang jiwa di dalam Al Quran. Demikian ungkap Doktor baru Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si., Ph.D., Psikolog saat memberikan Kuliah Perdana pada Mahasiswa Baru Program Magister Psikologi Profesi (MAPPRO) FPSB UII angkatan XII, Jumat, 11 September 2015 di Auditorium FPSB UII. Selain bu Uyun (panggilan akrab Qurrotul Uyun), turut hadir juga mantan Ketua HIMPSI Pusat, Dra. Retno Suhapti, SU sebagai pemapar materi, khususnya mengenai sejarah diselenggarakannya program Magister (S-2) bidang Psikologi.
Selain menegaskan Al Quran sebagai sumber ilmu (khususnya ilmu jiwa), bu Uyun menegaskan pentingnya mencari pengalaman/banyak belajar dalam rangka meningkatkan kualitas diri seraya mengingatkan perlunya kesadaran seorang psikolog atas keterbatasan kemampuan yang memang sudah menjadi sunatullah sebagai manusia disamping kelebihan yang dimilikinya.
“Menjadi psikolog bukan berarti kita harus bisa menyelesaikan setiap masalah. Kalau ada yang lebih ahli (saat kita tidak bisa menyelesaikan tugas/intervensi pada klien), maka kita perlu merujuk pada yang lebih ahli tersebut. Anda harus banyak belajar, belajar dan belajar. Semakin banyak Anda menangani kasus, maka akan semakin banyak pengalaman yg didapatkan. Dan yang paling penting adalah sebelum mengobati orang, obatilah diri kita sendiri dulu!”, paparnya.
Bu Uyun juga mengajak para mahasiswa baru untuk menjadikan Allah SWT sebagai pusat kendali. Hal tersebut dikarenakan memang seorang psikolog sunatullah-nya adalah hanya berusaha dan bukan sebagai penentu kesembuhan. “Sunatullah Anda adalah diminta utk berupaya. Allah-lah yang menggerakan (baca: menyembujkan) hati”, tegas bu Uyun.
Sementara Bu Hapti juga menengaskan perlunya membenahi niat atas tujuan intervensi yang dilakukan. “Kita harus hati-hati selalu karena tujuannya untuk kesejahteraan pasien. Kalau kita menjadi psikolog, ya harus membawa manusia lebih sejahtera, lebih nyaman”, ungkap Bu Hapti.
Beliau juga mengingatkan pada mahasiswa yang ingin membuka biro setelah mereka lulus kelak, ada baiknya melakukan kerja magang dulu di biro konsultasi yang lebih besar/baik dengan harapan akan banyak mendapat pengalaman/jam terbang.
“Jangan cepet2 pengin buka praktek sendiri. Jam terbang sangat mempengaruhi”, tegas bu Hapti yang juga diiyakan oleh bu Uyun. “Betul, jam terbang itu penting. Kita butuh banyak sekali pengalaman terkait banyak juganya permasalahan hidup yg ada di masyarakat. Dan dengan keyakinan Islam itu sebenarnya tidak bertentangan, tapi untuk menguatkan dari berbagai penelitian yang sudah dilakukan. Pendekatan yang dilakukan dengan terapi religius maupun bukan semuanya mempunyai potensi yg sama”, pungkas bu Uyun.