Kegiatan Prodi Psikologi

Senat Universitas Maranatha Bandung, Kunjungi FPSB UII

Image

Rombongan Mahasiswa Universitas Maranatha Bandung saat singgah di Perpustakan FPSB UII

Sekitar lebih kurang 60 mahasiswa dari keluarga besar Senat Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung, di penghujung Januari 2011 lalu mengadakan kunjungan ke FPSB UII.  Kehadiran rombongan diterima hangat oleh Dekan FPSB UII beserta segenap fungsionaris Lembaga Eksekutif Mahasiswa FPSB UII. Setelah menyampaikan maksud dan tujuannya berkunjung ke FPSB UII dan mendapat banyak tambahan pengetahuan tentang sejarah berdirinya UII yang disampaikan oleh Dekan FPSB UII, Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psikolog, rombongan langsung mengadakan tour atau kunjungan ke beberapa fasilitas yang ada di FPSB UII seperti Perpustakaan, Pusat Psikologi Terapan, kantor Administrasi S1, kantor administrasi Program Magister Profesi Psikologi, dan juga Laboratorium Psikologi.

IKIP PGRI Jember Kuliah Umum di FPSB UII

Image

Pak Sus Budiharto saat memberikan materi dan berinteraksi dengan para mahasiswa IKIP PGRI Jember

Untuk kali ketiga keluarga besar IKIP PGRI Jember berkunjung  ke Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. Kehadiran rombongan berjumlah 120 orang mahasiswa dengan menggunakan 2 armada bus tersebut tiba di Kampus Terpadu UII pada tanggal 28 Januari 2011 sekitar Pkl. 03.00 wib dini hari. Setibanya di Kampus Terpadu UII, rombongan berkesempatan untuk sekedar melepas lelah (transit) di RUSUNAWA UII yang terletak sekitar 300m dari GKU Prof. Dr. Sardjito. Sekitar 4 jam kemudian atau tepatnya pkl. 07.30 wib, rombongan bergegas menuju Auditorium FPSB UII dalam rangka rangka mengikuti kuliah umum mengenai ‘Kesehatan Holistik’ yang disampaikan oleh Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psikolog, serta tentang ‘Menjadi Guru yang Empatik’ yang disampaikan oleh Rr. Indahria Sulistyarini, S.Psi., MA.

Organisasi Kampus sebagai Kawah Condrodhimuko

Berbicara mengenai rendahnya minat mahasiswa dalam berorganisasi di kampus, saya teringat buku karangan Fuad Nashori (2010) yang bersubtemakan Menjadi Mahasiswa Sukses. Mahasiswa yang jumlahnya kian hari semakin banyak, dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan. Trow dan Clark (Nashori, 2010) mengelompokkan menjadi empat kelompok berdasarkan subkultur atau kebiasaan hidup.

Pertama, subkultur akademik. Mereka mempunyai ciri berorientasi hidup selaras dengan tujuan perguruan tinggi. Kehidupan mereka ini, lebih banyak berada di ruang kuliah, laboratorium, dan perpustakaan. Sebagain dari mereka menyempatkan waktu untuk mengikuti kegiatan-kegiatan non akademik dengan tujuan pengembangan diri. Mereka kurang menyukai kegiatan hura-hura karena dianggapnya cuma membuang-buang waktu.

Kelompok kedua, subkultur vokasioanl. Kelompok ini memandang perguruan tinggi (PT) hanya sebagai ‘tangga’ untuk memasuki dunia kerja, karena mendambakan adanya mobilitas sosial ekonomi yang lebih baik. Yang menjadi sasaran mahasiswa semacam ini adalah cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan dengan gaji dan kedudukan yang memuaskan. Beda dengan kelompok yang pertama, kelompok kedua ini tidak memprioritaskan peningkatan kualitas intelektualitasnya.

Kelompok ketiga, subkultur kolegiat. Mahasiswa kelompok ini amat menyukai kegiatan yang berbau hura-hura, olahraga, kesenian, dan banyak terlibat dalam kegiatan sosial walaupun mungkin hanya sebagai ‘penggembira’ saja. Aspek intelektual dan acara-acara serius tak begitu diminati. Untuk masalah kuliah nilai pas-pasan cukup bagi mahasiswa semacam ini.

Kelompok keempat, golongan subkultur non-konformis. Mungkin ini kelompok yang agak langka. Masa kuliah digunakan untuk mengejar hasrat pribadi dalam memahami bidang keilmuan. Mereka memiliki keluasan wawasan. Mempunyai kegandrungan intelektual yang besar. Mempunyai kiat-kiat tersendiri dalam menguatkan kompetensi keilmuan, terutama melalui jalur informal. Justru hal yang formal kurang disukainya. Mahasiswa semacam ini akan mencari pengalaman sebanyak mungkin yang digemarinya. Biasa terlibat dalam organisasi kemahasiswaan di kampus dan cenderung menjadi tokohnya.

Tipe Mahasiswa Paling Sukses

Pertanyaan selanjutnya, kelompok mana yang paling sukses? ada dua ukuran yang dapat digunakan untuk menilai apakah seorang mahasiwa itu telah berhasil atau tidak. Parameter pertama adalah prestasi akademik yang terlihat dari tinggi indeks prestasi (IP) yang dicapai. Benar adanya bahwa mahasiswa yang mempunyai kebiasaan selaras dengan tujuan perguruan tinggi adalah peraih IP tertinggi. Dari hasil penelitian Hodgins dengan menggunakan teori Trow dan Clark (Akhson, 1991: Nashori 2010) diungkap bahwa urutan peraih IP tertinggi adalah kelompok non-konformis, kelompok akademik, kelompok vokasional, dan kelompok kolegiat. Mengapa mahasiswa non-konformis mempunyai IP yang lebih tinggi dibanding mahasiswa akademik?

Di atas telah penulis kemukakan bahwa mahasiswa non-konformis memiliki kecenderungan intelektual yang tinggi. Mereka menempuh cara-cara mendapatkan ilmu secara “luwes”. Mempunyai peluang yang lebih untuk memahami materi kuliah secara mendalam melalui berbagai sumber. Keunggulan kelompok non-konformis ini akan lebih optimal jika dosen menggunakan pendekatan SCL (student centered learning). Karena metode belajar yang bervariasi dalam SCL sangat dirasa mampu menyesuaikan dengan kebiasaan mahasiswa non-konformis. Sehingga dikatakan mahasiswa non-konformis unggul dibanding yang lain, terutama bila pengukuran IP lebih menekankan logika (rasio) dan bukan semata-mata kemampuan ingatan (hafalan). Lain halnya dengan mahasiswa akademik yang hanya tergantung dan mengandalkan pada materi yang diberikan diruang kuliah saja.

Parameter kedua, yaitu dengan melihat kesuksesan hidup. Berbagai studi yang dilakukan para ahli mengungkapkan bahwa prestasi yang tinggi belum tentu berkorelasi dengan kesuksesan di dunia kerja. Sebuah penelitian ditunjukkan oleh Daniel Goleman terhadap 81 orang lulusan paling top dari sejumlah SMTA di Illionois, Amerika Serikat. Penelitian ini mendapati beberapa hal yang baru, diantaranya saat kuliah mereka memperoleh nilai yang memuaskan. Akan tetapi, menjelang usia 30 tahun, dalam kiprah kariernya, tingkat kesuksesannya biasa-biasa saja. Sepuluh tahun setelah lulus SMTA, hanya seperempat dari mereka yang mencapai puncak tangga profesi untuk tingkat usia mereka. Mengapa? Goleman meyakini bahwa kecerdasan akademik perlu ditunjang oleh bekal ‘kecakapan untuk hidup.’ Secara emosional mereka belum cukup dewasa, bahkan masih sering direpotkan oleh pertentangan dalam diri sendiri. Sehinggga, fokus pada pekerjaan kacau, berpikir pun bak ‘benang kusus.’ Kecerdasan emosional yang dimiliki seseorang diperoleh melalui latihan dan pengalaman. Dan ‘orang’ non-konformis, yang gandrung akan keintelektualan, gemar berorganisasi dan mencari pengalaman, dapatlah dipandang mempunyai kemungkinan yang lebih besar menjadi manusia-manusia sukses di masa mendatang.

Mahasiswa dan Kedudukannya di Masyarakat

Mahasiswa menempati kedudukan yang khas (special position) di masyakarat, baik dalam artian masyarakat kampus maupun di luar kampus. Kekhasan ini tampak pada serentetan atribut yang disandang mahasiswa misal: intelektual muda, kelompok penekan (pressure group), agen perubahan (agent of change), dan kelompok anti status quo.

Memang boleh dikatakan bahwa tugas awal mahasiswa adalah menekui bidang keilmuan tertentu dalam lembaga pendidikan formal. Sehingga, tidak jarang kelompok ini sering disebut sebagai ‘golongan intelektual muda’ yang penuh bakat dan potensial. Namun, posisi (dan status) yang demikian itu sudah barang tentu bersifat sementara karena kelak dikemudian hari mereka tidak lagi mahasiswa dan justru menjadi pelaku-pelaku inti dalam kehidupan suatu negara atau masyarakat. Dengan demikian, penulis rasa tak cukup mahasiswa hanya sekedar duduk manis mendengarkan dosen ceramah di kelas. Sudah saatnya mahasiswa mampu menjadi—meminjam istilah Mario Teguh—pribadi-pribadi yang unggul. Hal itu bisa ia lakukan dengan ikut bergabung dalam organisasi-organisasi di kampus. Karena di sanalah, tempat yang dianggap tepat sebagai ‘kawah condrodhimuko’ untuk sekedar sebagai batu loncatan awal. Menjadi mahasiswa sukses. Demikian. Bagaimana menurut Anda?

*Nur Haris ‘Ali, mahasiswa Program Studi Psikologi,

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, UII Yogyakarta.

FPSB UII Gelar Workshop Biodanza dan Seminar Nasional Disleksia

Image

Pesera workshop biodanza sedang memperagakan biodanza

TANZPRO BIODANZA. Demikian sebuah nama program terapi asal Jerman  yang tentunya masih sangat asing di telinga kita. TANZPRO BIODANZA merupakan program terapi bagi anak-anak, meski sebenarnya dapat pula diperuntukkan bagi orang dewasa. Program terapi ini didesain dengan mengkolaborasikan antara musik dan gerak tari atau dansa. Dalam tipe gerakan-gerakannya, hidup (BIOS) diartikan dengan gerakan terintegrasi yang disebut dalam Bahasa Spanyol sebagai Vivencias (pengalaman). Gerakan-gerakan tari yang dipadu dengan musik tertentu diberikan untuk mempengaruhi semangat, emosi  dan kreativitas anak.

JAFANA Gelar Talkshow ?Persembahan dari Kami untuk Ibu Pertiwi?

Image

Alif Lukmanul Hakim, S.Fil., M.Phil saat mengkaji peran ibu dalam rumah tangga

Dalam rangka memperingati Tahun Baru 1432 H dan juga hari ibu pada tanggal 22 Desember, Lembaga Dakwah Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, JAFANA menggelar talkshow bertema “Dari kami untuk Ibu Pertiwi” pada hari Sabtu, 18 Desember 2010 di GKU. Prof. Dr. Sardjito Universitas Islam Indonesia. Hadir sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut adalah ust. Supriyanto Pasir, MA yang membahas tentang “Akhlaq terhadap alam dan lingkungan” serta Alif Lukmanul Hakim, S.Fil., M.Phil yang mengkaji tentang peran penting ibu dalam kehidupan berumah tangga. Talkshow yang diikuti oleh sekitar 40 mahassiwa tersebut dimoderatori oleh alumni Prodi Psikologi FPSB UII, Fitri Ayu Kusumaningrum, S.Psi.

FPSB UII Selenggarakan Pelepasan Wisudawan/wati dan Pengambilan Sumpah Psikolog

Image

Ketua HIMPSI Pusat, Dra. Retno Suhapti, SU., MA saat memberikan sambutannya

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia kembali menyelenggarakan acara “Pelepasan Wisudawan/wati Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII Periode 2 tahun akademik 2010/2011 serta pengambilan sumpah psikolog terhadap dua orang lulusan Program Pascasarjana Magister Profesi Psikologi FPSB UII pada hari Sabtu, 18 Desember 2010 bertempat di Ruang Audiovisual FPSB UII. Hadir dalam kesempatan tersebut Rektor Universitas Islam Indonesia, Ketua HIMPSI Pusat, para  orangtua/wali serta segenap civitas akademika FPSB UII.

PSC Bedah ?The Experiment 2010?

Image

Suasana nonton bareng film The Experiment sebelum dibedah oleh Annisa Miranty Nurendra

Komunitas Psycology Study Club atau sering disingkat PSC, Kamis, 17 Desember 2010 menyelenggarakan bedah film berjudul “The Experiment” garapan sutradara Paul Scheuring di Ruang Audiovisual FPSB UII. Kegiatan yang diikuti sekitar 30 mahasiswa FPSB UII tersebut menghadirkan seorang dosen muda Prodi Psikologi FPSB UII, Annisa Miranti Nurendra sebagai ‘pembedah’.

Utusan KY, Sambangi FPSB UII

Image

Utusan KY bercengkerama dengan Dekan FPSB UII dan Ibu RIna Mulyati

Senin, 13 Desember 2010 seorang utusan dari Komisi Yudisial RI berkunjungan ke Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. Utusan tersebut diterima langsung oleh Dekan FPSB UII, Sus Budiharto, S.Psi., M.Si beserta seorang staf pengajar Prodi Psikologi FPSB UII, Rina Mulyati, S.Psi., M.Si., Psikolog. Dalam kunjungannya, utusan tersebut berharap agar pihak FPSB UII bisa terlibat untuk menjadi narasumber dalam review Standar Kompetensi dan Kamus Kompetensi yang akan dilaksanakan pada tanggal 17-19 Desember 2010 di Bogor.

LPP RRI Pusat Jakarta, Jajagi Kerjasama dengan FPSB UII

Image

Dekan FPSB UII beserta staf saat menerima utusan dari LPP RRI Pusat Jakarta

Tiga orang utusan dari Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) Pusat Jakarta, masing-masing Ibu Budiningrum, Mardianah  dan Endang Roestiyaningsih,  Senin, 13 Desember 2010 berkunjung ke Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. Kehadiran ketiganya ditemui langsung oleh Dekan FPSB UII, Sus Budiharto, S.Ppsi., M.Si., Psikolog, beserta Wakil Dekan Rr. Indah Ria Sulistyarini, S.Psi., MA., Psikolog, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Anang Hermawan, S.Sos., MA, beserta staf pengajar FPSB UII lainnya.

Hikmah Dibalik ?Pengungsian?

Image

Dekan FPSB UII, Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psikolog

Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya FPSB UII, Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psikolog juga secara khusus menyampaikan rasa terima kasih kepada Dekan, seluruh staf dan civitas akademika Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum UII atas semua bantuan yang telah diberikan dan juga meminta maaf apabila selama proses “pengungsian” beberapa waktu lalu  banyak hal yang kurang berkenan. Diharapkan permaafan yang diberikan akan menjadi sebuah keberkahan tersendiri bagi kedua belah pihak.

“Saya melihat bantuan yang diberikan all out, sungguh-sungguh sehingga kita bisa menyelenggarakan perkuliahan dengan lancar. Semoga Allah meridhoi bantuan tersebut dan membalasnya dengan keberkahan yang banyak”, ungkapnya.