PBI UII Kembali Adakan Konferensi Internasional

Dari kiri ke kanan: Nizamuddin Sadiq, S.Pd., M.Hum., Ph.D., Dr.Phil. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si., Psikolog., Associate Professor Lynde Tan, Associate Professor Dat Bao, Puji Rahayu S.Pd. MLST., Ph.D.

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) Melalui Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Kembali menyelenggarakan International Conference on Language Teaching, Technology, and Culture (ICOLTEC) pada Jum’at (01/11). Diadakan dalam format bauran, konferensi internasional yang telah memasuki tahun ke-3 penyelenggarannya ini Kembali menghadirkan jajaran pembicara kunci dari kampus-kampus ternama global.

Berlangsung secara maraton selama dua hari berturut-turut, pembukaan konferensi yang diadakan di Ruang Auditorium Gedung FPSB Kampus Terpadu UII ini dihadiri oleh Dekan FPSB UII, Dr.Phil. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si., Psikolog., Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni FPSB UII, Nizamuddin Sadiq, S.Pd., M.Hum., Ph.D., Ketua Program Studi PBI, Puji Rahayu, S.Pd., M.LS.T., PhD., serta seluruh sivitas akademika dari PBI UII. Membersamai para pemateri yakni Associate Professor Dat Bao (Monash University), Associate Professor Lynde Tan (Western Sydney University), Prof. Hyo-Jeong So (Ewha Womans University), Serta Dr.AdamAnshori,S.S.,M.A., dan Dr.RizkiFarani,S.Pd.,M.Pd., (UII).

Selepas agenda pembukaan dan penyambutan yang diiringi dengan persembahan tarian tradisional Indonesia dari Xaviera UII, Qurotul Uyun selaku Dekan FPSB UII memberikan pengantar sekaligus menyambut dengan hangat peserta konferensi yang berhadir. Ibu Uyun, demikian beliau akrab disapa, mengungkapkan rasa syukur yang sangat besar berkat terselenggaranya konferensi ini. Ia mengungkapkan bahwa ajang semacam ini dapat menjadi wadah inisiasi kerja sama dan kolaborasi baik akademis maupun praktis antar institusi yang terlibat di masa yang akan datang.

Sebagai representasi FPSB UII, Ia juga memperkenalkan kolega-koleganya yang turut bertasipisasi sebagai pembicara kunci dalam konferensi ini, yaitu Dr. Adam Anshori serta Dr. Rizki Farani. Ia juga sangat berharap bahwa konferensi ini nantinya dapat memicu inovasi baru dalam pengembangan Pendidikan Bahasa khususnya inggris dan pengetahuan serta pemahaman lintas-budaya. “We hope that this conference will inspire new insights and innovations that contribute to the advancement of language education and cross-cultural understanding. May this event spark new collaborations and open up further opportunities for academic and practical growth.” tuturnya.

Senada, Adam Anshori, Pembicara Kunci sekaligus Conference Chair pada agenda ini mengungkapkan rasa syukur dan bangga yang serupa. Ia mengaku bahwa konferensi ini menjadi tempat berkumpulnya pendidik, ahli bahasa, peneliti, dan advokat, untuk kemudian disatukan oleh misi yang melampaui ruang kelas—untuk mendorong pembelajaran bahasa transformatif yang memberdayakan, menghubungkan, dan memperkaya hidup.

Ia juga mengingatkan kekayaan Bahasa yang tidak hanya sekadar kosa kata di atas kertas dan untuk dihafalkan sebagai bahan ujian. Lebih dari pada itu, Bahasa menurutnya adalah medium di mana manusia dapat memahami dunia, mengekspresikan ide, serta terhubung satu sama lain. Ia berharap melalui konferensi ini menjadi kesempatan baik bagi para pesertanya dalam meningkatkan praktik mengajar untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. “As we gather over the coming days, let’s embrace this chance to reflect and to connect with each other. I encourage you to share your experiences, exchange ideas, and seek new collaborations. Together, we can build a community of educators who are committed to transformative teaching—educators who are not only teaching language but are inspiring students to use language as a tool for positive change.” Pungkasnya.

 

Sebagaimana disebutkan, konferensi yang diadakan secara luring dan daring ini nantinya akan mengkaji lebih mendalam mengenai tema-tema seputar teknologi dan inovasi Pendidikan Bahasa inggris. Masing-masing sesi telah dirancang dengan satu tujuan: untuk memberi peserta wawasan dan inspirasi yang diperlukan dalam membawa metode pengajaran ke tingkat berikutnya dan menjadikan bahasa benar-benar menjadi kekuatan transformatif dalam kehidupan siswa. (Hizbi)