Kumandang Sumpah Profesi Psikologi UII
Sumpah profesi psikolog kembali di kumandangkan oleh Program Studi Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB)Universitas Islam Indonesia (UII) yang ke-69. Dilangsungkan di Ruang Auditorium lantai 3 Gedung Soekiman Wirjosandjojo pada Ahad (29/09), kegiatan tersebut berlangsung khidmat dan penuh kesyukuran.
Pada perhelatan tersebut turut berhadir Wakil Rektor UII Bidang Pengembangan Akademik dan Riset, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si., Direktur Direktorat Layanan Akademik (DLA), Hudori, S.T., M.T., Ph.D., Direktur Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (DPPAI), Drs. Nanang Nuryanta, M.Pd., Dekan FPSB UII, Dr.Phill. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si., Psikolog., serta delegasi Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Dra. Reni Kusumowardhani, M.Psi., Psikolog.
Sederet pesan dan nasihat disampaikan untuk para Psikolog baru yang lahir dari Rahim UII pada acara ini. Dalam sambutannya, Prof. Jaka Nugraha mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian besar ini. Sejumlah 19 orang wisudawan dan wisudawati serentak menggaungkan sumpah profesi psikolog. Ia membuka pesannya dengan mengingatkan para psikolog baru bahwa dibalik pencantuman gelar tersebut, terdapat banyak harapan dari masyarakat. Mereka mengharapkan kontribusi untuk senantiasa menebar kebermanfaatan bagi banyak orang.
Lebih lanjut, dalam bidang manapun, kompetensi psikolog akan sangat-sangat bermanfaat. Dengan demikian, diperlukan karakter-karakter positif untuk mendukung dan meningkatkan kompetensi tersebut. Salah satu yang Ia tekankan adalah karakter memahami keberagaman, mampu mengambil hikmah dari perbedaan, serta mengabdikan diri sepenuh hati tanpa membeda-bedakan.
“kita berangkat dari latar belakang sosial yang berbeda, budaya yang bervariasi, ketika berkumpul di UII, dengan adanya variasi, kita bisa memiliki karakter untuk menghargai perbedaan. Keberagaman di manapun pasti ada. Dengan kemampuan kita mengambil hikmah dari keberagaman, (hal tersebut) akan meningkatkan kompetensi kita,” tuturnya.
Senada, Reni Kusumowardhani juga menuturkan hal serupa. Ia berpesan bahwa diperlukan langkah nyata untuk menjadi profesional yang beretika. Menurutnya, hal tersebut merupakan tugas masing-masing individu yang berawal dari diri sendiri dan bukan menuntut pada orang lain. selain memperkenalkan HIMPSI secara singkat, Ia juga menyambut lahirnya regenerasi psikolog Indonesia. Tidak lupa ia mengingatkan untuk berterimakasih pula pada diri sendiri yang telah berusaha sedemikian rupa hingga sampai ke titik ini.
Ia mengaku turut merasakan getaran kebahagiaan yang menggaung sepanjang acara. Bercampur haru dan bangga, Ia mengingatkan bahwa perjuangan belum dan tidak akan pernah usai. Namun, para wisudawan tetap harus merayakan momen berharga ini dengan rasa syukur dan tekad untuk berkontribusi. Terakhir, Ia memberikan ucapan selamat dan terimakasih kepada para orang tua karena telah senantiasa berada dalam perjuangan para wisudawan.
Kekhidmatan acara bertambah dengan disampaikannya sambutan oleh perwakilan wisudawan. Disampaikan oleh Adinda Tasya Kamila, S.Psi., M.Psi., Psikolog., yang juga merupakan peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi dengan angka 3.92.
Mewakili wisudawan dan wisudawati lainnya, Adinda mensyukuri capaian ini sebagai langkah awal dalam mempersiapkan diri sebagai seorang psikolog profesional. Ia mengungkapkan bahwa hari ini, sejatinya para wisudawan tidak hanya merayakan kelulusan, tetapi juga merayakan sebuah tanggung jawab baru yang akan diemban bersama. Menutup sambutannya, Ia turut mengungkapkan rasa terimakasih kepada para orang tua yang terus memberikan dukungan hingga mengantarkan para wisudawan sampai pada titik ini. “Terimakasih untuk para orang tua, yang tidak pernah mematahkan sayap anaknya untuk terbang, terimakasih telah menjadi perpanjangan tangan Allah untuk menjaga kami sebagai Amanah,” pungkasnya.
Dalam agenda inti, para wisudawan dari bidang peminatan Psikologi Klinis, Psikologi Pendidikan, serta Psikologi Industri dan Organisasi melantangkan sumpah bersama, dipandu oleh Dekan FPSB UII serta Rohaniawan dan disaksikan hadirin yang berkesempatan membersamai mereka. Harapannya, sumpah ini akan terus diingat sebagai landasan pengabdian tiada akhir, bagi para psikolog muda ini. (Hizbi)