ADAB-ADAB MENASIHATI YANG LEBIH TUA

Oleh: Dwi Pranita Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita pasti pernah mengalami kendala dan permasalahan. Perbedaan pendapat ataupun prinsip kerap sekali silih berganti mewarnai hidup kita. Misalnya, perbedaan pendapat antara orang tua dengan anaknya, kakak dengan adiknya, senior dengan juniornya ataupun atasan dengan bawahannya. Dalam budaya Indonesia, seringkali yang muda lah yang diminta untuk mengalah, karena yang tua beranggapan bahwa mereka sudah banyak makan asam garam kehidupan sehingga mereka akan merasa lebih berpengalaman lalu dengan mudahnya menasihati yang lebih muda. Mau tidak mau, yang muda ini diminta untuk menerima pendapat dari yang tua. Jika tidak menerima maka disanalah konflik dimulai.

Nah, bagaimana kita sebaiknya menasihati orang yang “lebih tua”. Lebih tua disini maksudnya adalah memiliki posisi di atas kita dalam rentang usia, posisi, ataupun jabatan misalnya orang tua, suami, kakak, senior, atasan ataupun teman yang mungkin usianya lebih tua daripada kita. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan sebelum memberi nasihat kepada yang lebih tua antara lain:

Pertama, Dalam menasihati seseorang ada baiknya kita melihat kondisi dan lingkungan kita pada saat itu, apakah ada banyak orang atau tidak. Jika kita memberi nasihat kepada orang yang lebih tua di depan orang banyak maka akan ada banyak orang pula yang tahu dan dapat menimbulkan berbagai macam persepsi atau pendapat. Hal ini juga dapat menimbulkan perselisihan ego dari yang kita nasihati. Sehingga langsung mendebat kita dan tak lama akan timbul konflik. Alangkah baiknya jika kita memberikan nasihat di saat kita berdua saja dan kondisi yang baik pula. Imam syafi’i berkata “Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri. Jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian.” (Diwan Asy Syafi’i, hal. 56)

Kedua, Dalam memberi nasihat kita harus bersikap lemah lembut dan tidak terkesan menggurui. Apalagi pada dasarnya yang kita nasihati sebenarnya lebih tua dari kita baik secara usia, posisi maupun jabatan. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Surah Ali ‘Imran ayat 159 yang berbunyi “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut tehadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu.”

Ketiga, Sebelum memberikan nasihat ada baiknya kita mencari dan memberikan sumber pengatahuan yang kita ketahui agar kelak tidak terjadi kesalahpahaman ataupun penolakan. Hal ini sesuai juga dengan firman Allah dalam surah Al Hujurat Ayat 6 yang berbunyi “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu”.

Keempat, Dalam memberi nasihat kita tidak boleh memaksakan kehendak kita kepada mereka. Cukuplah posisi kita sebagai pemberi nasihat ataupun menginformasikan tentang kebenaran. Hasilnya mutlak harus kita serahkan kepada Allah karena Allahlah yang mampu memberi hikmah ataupun hidayah kepada mereka. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surah Al Baqarah ayat 169 yang berbunyi “Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat”.

Nah, Demikianlah beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam menasihati yang lebih tua. Semoga Allah memberikan hidayahnya kepada orang-orang yang diberikan nasihat dan melembutkan hatinya.Wallahualam.