MENYAMBUT KEHIDUPAN SESUDAH MATI
Oleh: Hadi Mustamid—
وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ ٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
“Dan tidaklah kehidupan di dunia ini kecuali hanya sebagai permainan dan sendau gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka apakah kamu tidak mau memikirnya?( QS.Al An’am [6]: 32)
Begitulah Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan sebuah gambaran perumpamaan akan kehidupan antara dunia dan kehidupan akhirat. Gambaran tersebut bisa dijadikan sebuah renungan dan kesadaran bersama bahwasanya tujuan hidup yang sebenarnya adalah kehidupan akhirat, tempat kita kembali. Manusia itu bagaikan musafir yang sedang melakukan perjalanan jauh asal manusia kampung akhirat pergi dan singgah ke alam dunia dan selanjutnya transit ke alam barzah hingga kita sampai dan kembali ke kampung akhirat. Kehidupan dunia ini pada hakikatnya tempat singgah sebentar untuk mencari bekal sebelum melanjutkan perjalanan pulang.
Persiapan bekal di dunia sangat menentukan keadaan dalam perjalanan hingga sampai ke kampung akhirat.Bagi yang tidak memiliki cukup bekal maka dia akan menderita susah dan kepayahan. Bekal dalam menghadapi kematian dan hari pembalasan bukan harta benda, bukan juga jabatan atau kedudukan dan ketenaran tapi shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholih yang mau mendoakan orang tua, ya hanya Amal itu yang akan menyertai dan mebersamai, menemani mulai dari ketika masih hidup sampai ketika mati bahkan akan mengikuti sampai di alam barzah hingga kelak di bangkitkan ketika datangnya hari kiamat tiba.Harta benda dan kekayaan kedudukan jabatan ketenaran akan sirna bersama ketika telah tiada dan tidak berguna lagi.
Marilah kita melakukan refleksi dan mengoreksi terhadap diri sendiri sudahkah kita masuk dalam kriteria ketiga amalan tersebut ,bagaimanakah kita mengelola memanfaatkan karunia rizki harta benda yang kita miliki sudah pada jalur yang benar,bagai mana dengan anugrah ilmu yang kita miliki sudah memberikan manfaat buat orang di sekitarkita, bagaimana dengan amanah anak anak yang di titipkan kepada kita sudahkan di berikan pendidikan tentang , adab ,akhlak yang baik pengetahuan yang tepat untuk di kenalkan mengenai agama tauhit yang benar tentang agama Islam ,tentang ke Esaan Alloh dan di kenalkan pada sosok panutan pembawa risalah Islamiyah Rasul Muhammad utusan Alloh.
Kalua belum marilah kita mulai dari lingkungan terkecil keluarga kita semoga diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kita berusaha untuk menjaga keluarga kita dari kerusakan dan dari siksa api neraka.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam QS Fatir ayat 37
وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَآ أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَٰلِحًا غَيْرَ ٱلَّذِى كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَآءَكُمُ ٱلنَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا۟ فَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِن نَّصِيرٍ
Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun
Hendaklah tidak menyia-nyiakan dan untuk memanfaatkan akan ilmu harta benda kesempatan karunia waktu nikmat sempat dan nikmat sehat atau dengan kata lain mengoptimalkan potensi yang ada dengan sebaik-baiknya agar tidak masuk golongan orang yang rugi, kalua kerugian di dunia bersifat sementara kalua di akhirat akan menderita selamanya.
Untuk itu hendaklah sebagai seorang muslim menjaga agar tetap istiqomah pada jalan yang lurus jalan yang diridhoi dengan selalu memohon perlindungan dan pertolongan Allah dengan memperbanyak mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan memperbanyak zikir , membaca beristighfar seraya mengharap rahmat karunia dan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bershalawat atas Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam , yang kita harapkan syafaatnya kelak di yaumul akhir agar di penghujung kehidupan kita diberi husnul khotimah.