Magister Psikologi Profesi (MAPPRO) Gelar Sumpah LVIII : Hidup Harus Bermakna
Hidup itu harus punya meaning (makna). Seorang psikolog juga harus seperti itu. Bisa menjadi penyelamat kehidupan melalui berbagai konsultasi yang dilakukan pada siapapun, baik individual, komunitas, lembaga, organisasi dan lainnya. Terus belajar dan tidak boleh berhenti belajar. Teruslah memberi manfaat dengan membantu kehidupan umat di dunia yang terus berubah secara cepat ini. Demikian beberapa pesan penting yang disampakan oleh Prof. Dr. Djamaluddin Ancok pada 12 orang wisudawan Program Magister Psikologi Profesi (MAPPRO) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) yang diambil sumpahnya pada kegiatan Sumpah Magister Psikologi Profesi Periode LVIII, Sabtu, 9 Jumadil Awal 1444 H/ 3 Desember 2022 di auditorium FPSB UII lantai 3.
Lebih jauh salah satu tokoh pendiri Fakultas Psikologi (F.Psi) Universitas Islam Indonesia (UII) yang juga Dekan pertama tersebut menegaskan bahwa saat ini peluang kerja psikolog semakin luas. Hampir semua lini kehidupan memerlukan kehadiran psikolog. Apalagi dengan sudah disahkannya UU PLP (Pendidikan dan Layanan Psikologi) pada Juli 2022 lalu, semakin membuat layanan psikolog terjamin secara hukum.
Sementara Dr. Andik Matulessy, M.Si., Psikolog selaku ketua HIMPSI Pusat menyampaikan perlunya pengaturan ulang level untuk lulusan jenjang Magister Psikologi Profesi tersebut mengingat dalam waktu dekat keberadaan Program Magister Psikologi Profesi akan segera dihentikan. Andik Matulessy pun mengingatkan pentingnya menjaga sumpah dan janji yang sudah diikrarkan bersama.
“Sumpah dan janji tersebut harus dipertanggungjawabkan dengan benar dan dengan sebaik-baiknya”, ungkapnya seraya meminta para lulusan untuk terus mengembangkan dan atau meningkatkan kapasitas profesi psikolog melalui pengalaman praktek-praktek layanan psikolog yang dilakukan. Para psikolog baru juga diminta untuk berkolaborasi dengan ilmuan lain dan juga terus memberi manfaat kepada orang lain. “Setinggi-tingginya orang adalah mereka yang bisa bermanfaat bagi orang lain”, tandasnya.
Sedangkan Prof. Jaka Sriyana, S.E., M.Si., Ph.D selaku Wakil Rektor UII Bidang Pengembangan Akademik dan Riset berpendapat bahwa profesi psikolog sesuai dengan misi dakwah Nabi Muhammad SAW yaitu memperbaiki perilaku atau akhlak manusia. Beliau juga berpesan agar para psikolog baru senantiasa menjaga amanah dengan baik dan terus memupuk serta mengasah kapasitas diri melalu belajar dan pengalaman yang didapatkan. “Kalau tidak ditemukan saat pembelajaran, maka harus terus belajar dari referensi lain. Kebermanfaatan akan semakin baik seiring dengan proses belajar”, pungkasnya.