MENGHINDARI SUSAH TIDUR KARENA OVERTHINKING

OLeh : Ifa Zulkurnaini——

Overthinking sudah tidak asing lagi untuk diperdengarkan. Banyak kalangan, baik muda, tua, atau yang masih remaja turut menggunakan kata ini di kehidupan sehari-hari. Overthinking (lewah pikir) adalah kondisi menggunakan terlalu banyak waktu untuk memikirkan suatu hal dengan cara yang merugikan. Overthinking dapat berupa ruminasi dan rasa khawatir (Wirdatul Anisa, 2021). Ruminasi  sendiri merupakan kecenderungan untuk memikirkan suatu hal yang telah berlalu secara terus menerus. Sedangkan khawatir ialah kecenderungan untuk memikirkan sesuatu yang negatif.

Secara sepintas, overthinking tampak tidak terlalu buruk, karena berpikir merupakan kekhasan dan kelebihan manusia (Moore, 2015). Namun, terlalu banyak berpikir justru akan merugikan, sebab dapat menghalangi seseorang untuk bertindak, mengahabiskan energi, dan melumpuhkan kemampuan seseorang untuk membuat keputusan (Agustine, 2019). Jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka dapat menjadi kebiasaan yang buruk dan berdampak kurang baik bagi kehidupan. Salah satu dampak overthinking yang sering terjadi dan dapat menganggu aktivitas seseorang ialah susah tidur.

Dampak Buruk Overthinking Terhadap Kualitas Tidur

Overthinking yang sering muncul setiap malam, dapat berakibat atau berdampak buruk terhadap kualitas tidur seseorang. Overthinking bisa menjadikan susah tidur, waktu istirahat berantakan, atau bahkan seseorang tidak dapat tidur sama sekali. Sehingga hal ini dapat berpengaruh pada aktivitas di esok hari.

Selain berdampak pada kualitas tidur, overthinking juga menimbulkan dampak-dampak lain yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Dikutip dari idntimes.com (2022), dampak buruk yang bisa timbul akibat susah tidur karena overthinking ialah emosi yang tidak stabil. kondisi ini dapat memicu seseorang untuk melampiaskan emosi dengan cara yang kurang tepat.

Kedua, kesehatan terganggu. Susah tidur karena overthinking bisa mempengaruhi kesehatan fisik seseorang. Masalah kesehatan ini banyak macamnya. Sebut saja gangguan sakit kepala, demam, nyeri dada, jantung berdebar, bahkan sampai tekanan darah tinggi. Tentunya, jika susah tidur karena overthinkimg ini terus terjadi, masalah kesehatan yang muncul tidak akan baik adanya.

Ketiga, kinerja dan konsentrasi menurun. Hidup sebagai makhluk sosial, tentunya manusia tidak akan pernah lepas dari komunikasi dan bersosialisasi. Jika ada kendala dalam proses komunikasi dan sosialisasi, tentu hubungan kerjasama dan kinerja antar sesama tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

Keempat, Gangguan mental. Selain mengganggu dari segi kesehatan fisik, susah tidur karena overthinking juga dapat berpengaruh pada kesehatan mental seseorang, misalnya saja timbul kecemasan, depresi, stres, dan serangan panik yang tinggi.

Tidur dalam Perspektif Islam

Di dalam Al-Qur’an, tidur menjadi salah satu aktivitas yang sudah dibahas secara lengkap. Jumlah ayatnya pun terbilang cukup banyak. Sebut saja dalam surah Ar-Rum ayat 23, surah An-Naba’ ayat 9-10, dan surah Al Furqaan ayat 47.

Dari sekian banyak ayat yang ada, Q.S Ar Rum ayat 23 asalah salah satunya. Ayat itu sebagai berikut:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖ مَنَامُكُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاۤؤُكُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ – ٢٣

“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan”

(TQS. A-Rum: 23)

Prof Quraish Shihab menulis sebuah tafsir tentang ayat yang memiliki pemaknaan serupa dengan ayat di atas. Sebagaimana yang terdapat dalam Q.S An-Naba ayat 9-10.

وَّجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًاۙ – ٩

“Dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat (9)”

وَّجَعَلْنَا الَّيْلَ لِبَاسًاۙ – ١٠

“Dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian (10)”

وَّجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًاۚ –١١

 “dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan (11)”

Sejalan dengan adanya ayat-ayat di atas, Allah telah menjadikan malam sebagai waktu untuk beristirahat dan menjadikan siang sebagai waktu untuk mencari rezeki. Secara umum demikianlah waktu dipergunakan oleh manusia.

Berdasar pada ayat di atas dapat kita pahami bahwa kapasitas tubuh, kekuatan, dan kesehatan manusia terbatas adanya. Manusia akan selalu membutuhkan waktu untuk beristirahat. Salah satu waktu yang dapat digunakan untuk memulihkan energi kembali ialah tidur di malam hari.

Melalui ayat di atas pula, kita patut mengerti, bahwa Allah tahu bagaimana kekuatan hamba-Nya. Allah pun tahu bagaimana tubuh manusia itu bekerja. Allah tahu bagaimana kekuatan tubuh harus dipergunakan sebagaimana mestinya. Dengan begitu tenaga tidak dihabiskan begitu saja, sehingga aktivitas yang ada tetap dapat berjalan dan bernilai ibadah kepada yang maha kuasa.

Tidur ala Nabi Muhammad Saw

Dalam Islam, Rasulullah saw telah mencontohkan beberapa tuntunan atau adab yang bisa dilakukan ketika seseorang hendak tidur. Tuntunan-tuntunan ini dapat menghindarkan manusia dari rasa overthinking ketika hendak beristirahat di malam hari. Sehingga tidur yang dilakukan bisa berkualitas dan bernilai ibadah tentunya (Instagram @uiiyogyakarta).

Aktivitas yang Sebaiknya Dilakukan sebelum Tidur

Aktivitas pertama yang hendaknya dilakukan sebelum tidur ialah berwudhu. Dalam sebuah hadis disebutkan “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudu terlebih dahulu sebagaimana wudumu untuk melakukan salat.” (HR Al Bukhari dan Muslim no 2710).

Wudhu yang biasa dilakukan oleh umat Islam, memiliki banyak sekali manfaat. Dikutip dari liputan6.com, manfaat dari berwudhu seperti membersihkan kuman, menjaga dan melindungi kulit, membuat perasaan lebih tenang dan nyaman, menjaga daya tahan tubuh, menghapus dosa, serta dapat mengatasi insomnia.

Kedua, mengibaskan tempat tidur. Kita dianjurkan untuk mengibaskan kain ke tempat tidur yang akan kita tempati. Hal ini dikarenakan kita tidak pernah tahu ada hal apa yang terjadi di tempat tidur selama tempat itu kita tinggalkan.

“Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan, ‘bismillah,’ karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.”

(HR Al Bukhari, Muslim, At Tirmidzi, dan Abu Dawud).

Ketiga, tidur miring ke kanan. Adab ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Sebagaimana hadisnya yang berbunyi “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al Bukhari dan Muslim). Selain sudah diriwayatkan dalam sebuah hadis, tidur miring ke kanan ternyata juga memiliki banyak sekali manfaat bagi kesehatan. Hal ini seperti yang pernah dituliskan dalam sebuah artikel berjudul “Manfaat Tidur Miring ke Kanan Untuk Kesehatan”, sesuai Contoh Rasulullah SAW (healt.grid.id). Beberapa manfaat ini misalnya menurunkan aktivitas sistem saraf, sehingga detak jantung dan tekanan darah bisa menurun, serta melindungi kesehatan jantung.

Keempat, meletakkan tangan di bawah pipi kanan. Abu Dawud pernah beriwayat dalam sebuah hadis, yang mana hadis ini berarti

“Rasulullah Saw apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanan.”

(HR Abu Dawud).

Doa-Doa yang Hendaknya Dibaca sebelum Tidur

Doa pertama yang hendaknya dibaca sebelum tidur yaitu doa yang sudah sering diajarkan oleh sebagian besar orang tua kepada anak-anaknya ketika masih belia. Namun, apakah doa yang sudah dihafal dari kecil ini tetap kita amalkan ketika sudah dewasa?

Adapun doa sebelum tidur yang biasa diajarkan dan dibaca adalah sebagai berikut:

بِسْمِكَ االلّٰهُمَّ اَحْيَا وَبِاسْمِكَ اَمُوْتُ

“Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku hidup dan dengan menyebut nama-Mu ya Allah aku mati”

Kedua, Membaca zikir (takbir 33 kali, tasbih 33 kali, tahmid 33 kali). Mengutip buku “Jangan Takut Hadapi Hidup” dari Dr Aidh Abdullah Al-Qarny, zikir memiliki banyak sekali manfaat. Di mana beberapa di antaranya adalah membuat hati tenang, melapangkan dada, membiasakan diri untuk taat kepada Allah, tidak akan merasa was-was, khawatir, bimbang. Seseorang yang berzikir akan dihindarkan dari rasa gelisah, cemas, gundah, sedih, dan dijauhkan dari kerumitan dalam hidup. Salah satu manfaat paling besar dari berzikir ialah dihilangkannya kemunafikan dari dalam dirinya.

Ketiga, membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Setelah membaca surah-surah tersebut, usapkan tangan ke seluruh tubuh. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

“Apabila Rasulullah Saw hendak tidur, beliau meniupkan pada telapak tangan sambil membaca Qul Huwallahu Ahad (surat Al Ikhlas) dan mu’awidzatain (surat An Naas dan Al Falaq), kemudian beliau mengusapkan pada wajah dan seluruh tubuh. Ketika beliau sakit, beliau menyuruhku melakukan hal itu.” (HR Bukhari).

Keempat, membaca ayat kursi. Ketika seseorang yang hendak tidur membaca ayat kursi terlebih dahulu, orang tersebut akan mendapatkan banyak sekali manfaat. Misalnya saja membukakan pintu hikmah dan rezeki, dijauhkan dari bencana, pahala mati syahid, mendapat perlindungan Allah, dihilangkan kefakiran, dan dimudahkan segala urusan.

Kelima, membaca dua ayat terakhir Al-Baqarah. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadis “Dua ayat di akhir surah Al Baqarah, siapa yang membacanya di suatu malam, itu sudah cukup baginya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Keenam, membaca surah Al-Kafirun.  Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa dengan membaca surah Al-Kafirun sebelum tidur, maka seseorang akan dilepaskan dari kesyirikan. Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Dawud sebagai berikut:

“Bacalah surah Al Kafirun kemudian tidurlah engkau di penghujung ayatnya karena dia melepaskanmu dari kesyirikan.”

(HR Abu Dawud)

Terakhir, ketika seseorang akan tidur, hendaklah membaca doa yang dapat menghindarkannya dari insomnia. Sebagaimana yang pernah diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam sebuah hadis,

“….barang siapa yang berbaring untuk tidur tanpa disertai dengan zikir maka ia akan mendapat pengurangan dari Allah Swt.”

(HR. Abu Dawud).

Doa yang dimaksud adalah sebagai berikut:

اللهُمَّ غَارَتِ النُّجُوْمُ وَهَدَاتِ الْعُيُوْنُ وَأَنْتَ حَيٌّ قَيُّوْمُ لاَتَأْخُذُكَ سِنَةٌ وَلاَنُوْمٌ، يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ أَهْدِىءْ لَيْلِى وَأَنِمْ عَيْنِيْ

“Ya Allah, bintang-bintang telah redup, mata-mata telah memejam dan Engkau Mahahidup lagi Mahaterus-menerus mengurus makhluk. Tidak menimpa-Mu rasa kantuk dan tidur. Wahai dzat yang Mahahidup dan Mahamengurusi makhluk, tenangkanlah malamku dan tidurkanlah mataku.”

Setelah melakukan beberapa hal di atas sebelum tidur, semoga tidur yang kita lakukan bisa lebih berkualitas tanpa harus overthinking sampai pusing. Sehingga badan bisa kembali bugar untuk menjalankan aktivitas esok hari. Terpenting, ibadah di hari berikutnya tiada yang tertunda. Salat subuh tepat pada waktunya dan ibadah wajib lainnya tetap berjalan tanpa ada kendala. InsyaAllah.

Referensi:

Agustine, D. (Juli, 2019). “Overthinking” dan Cara Mengatasinya. Kompas.

Tirto, I. & Moore, K. (2015). Rumination and Self-destructive Thoughts in People with Depression. Behavioural Sciences Undergraduate Journal, 2(1), 5–12. https://doi.org/10.29173/bsuj281

Papageorgiou, C., & Wells, A. (2001). Metacognitive beliefs about rumination in recurrent major depression. Cognitive and Behavioral Practice, 8(2), 160–164. https://doi.org/10.1016/S1077-7229(01)80021-3

Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. New York: McGraw-Hill Comp

Wirdatul Anisa (Juni, 2021) Kuliah Online CPMH UGM