FPSB UII Fasilitas MGBK Guru SMA se-DIY

Back to School, Getting to Know Your Routine. Demikian tema yang diangkat pada kegiatan workshop yang diperuntukan bagi komunitas atau organisasi kegiatan profesi Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) Guru SMA/sederajat se-DIY, Jumat, 15 Juli 2022. Kegiatan yang diselenggarakan secara luring oleh Tim Marketing and Communication (MARCOM) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) ini diikuti oleh sekitar 28 peserta dan dibuka secara langsung oleh Wakil Dekan Bidang Kagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni (KKA) FPSB UII, Nizamuddin Sadiq, S.Pd., M.Hum., Ph.D. Sementara pemateri menghadirkan Fani Eka N, M. Psi., Psikolog. Sosok yang akrab disapa bu Fani tersebut memulai paparannya dengan menyampaikan kondisi siswa secara umum saat ini, seperti adanya kebosanan, stimulus atau dampak gadget, karakter generasi Z, maupun berkurangnya daya tahan siswa dan ketekunan siswa. Sedangkan kondisi para pendidik saat ini juga mengalami kurangnya kesadaran akan nilai dan peran pribadi serta referensi cara menangani masalah para anak didik.
Untuk mengatasi hal itu menurut Fani membutuhkan kemampuan imajinasi untuk melihat dari sudut pandang siswa. “Apa yang saya inginkan. Bagaimana saya ingin proses tersebut berjalan. Bagaimana cara yang tepat membimbing saya, dll”, ungkapnya seraya menyampaikan adanya cara yang lebih obyektif, yakni melalui wawancara/FGD maupun observasi atau pengamatan sehari-hari. Fani pun menyarankan untuk melakukan screening, mencatat semua hal penting dan memiliki jurnal jika sudah menemukan siswa bermasalah.
Lantas, apa yang bisa dilakukan oleh para pendidik?
Fani menambahkan bahwa ada beberapa hal yang bisa dilakukan para pendidik, yakni membangun motivasi diri sendiri dan juga siswa, mengenali apa yang menjadi motivasi anak didik dan juga memberikan informasi tentang hasil ataupun tujuan dari pembelajaran.
Terkait motivasi Fani menyampaikan bahwa hidup itu penuh dengan pilihan & keputusan. Ada baiknya mengajari anak didik bagaimana cara memilih secara ‘sadar’.

“Kita dan mereka adalah makhluk merdeka dan berdaya untuk memilih emosi dan respon diri kita sendiri”, tambahnya. Sementara terkait dengan pemberian iformasi mengenai tujuan pembelajaran Fani mengajak para pendidik (guru) untuk mengajarkan tujuan yang mudah dicapai terlebih dulu. “Buat mereka terikat secara emosi dan perilaku (emotional & behavioral engaged). Emosi itu menular, tularkan yang baik. Hubungkan mereka dengan kehidupan mereka melalui sekolah. Gunakan jenis instruksi yang berbeda serta tidak melupakan aturan : Tolong, Terima kasih, Maaf dan Apresiasi”, pungkasnya.
Kegiatan MGBK pun diisi dengan diskusi antar guru yang dijadikan dalam beberapa kelompok kecil.