Menjadi Pemimpin Amanah

Oleh: Willi Ashadi ——-

Artikel Islam ini direncanakan berisi empat poin bahasan, yaitu bahasan pertama adalah urgensi pemimpin dalam Islam, sebagai refleksi mengapa kepemimpinan itu penting dalam kehidupan serta dalam ajaran agama Islam. Bahasan kedua, mengenai kepemimpinan yang zalim, kemudian diuraikan apa saja kriteria kepemimpinan yang zalim serta contoh contoh kepemimpinan yang zalim. Pembahasan ketiga, mengulas kepemimpinan Islam, dimana penulis akan menguraikan kepemimpinan yang dikehendaki oleh ajaran Islam.   Ulasan ini banyak menguraikan dalil dalil normatif yang bersumber dari Al Qur’an dan hadis mengenai kepemimpinan Islam serta model pemimpin dalam Islam. Sebagai penutup tulisan, pada bahasan terakhir penulis memberikan rekomendasi kepada calon pemimpin agar suatu saat ketika menjadi pemimpin maka jadilah pemimpin yang amanah. Penulis akan mengeksplorasi kepemimpinan Islam yang berdasarkan Al Qur’an dan keteladanan Rasulullah SAW.

Urgensi pemimpin dalam Islam

Hidup di dunia ini perlu adanya ketentuan dan aturan agar kehidupan manusia serta makhluk lainnya dapat berjalan sinergi, baik, aman, damai dan sejahtera. Oleh karena itu perlu adanya figur pemimpin guna merealisasikan tujuan kehidupan tersebut. Kepemimpinan dalam ajaran Islam sangat penting khususnya dalam kehidupan bermasyarakat serta keberlangsungan kehidupan makhluk di muka bumi. Allah SWT telah menawarkan kepada makhluk-Nya untuk bisa menjadi pemimpin bagi lainnya. Dari semua makhluk yang ditawarkan oleh Allah SWT, manusialah yang bersedia menerima amanah kepemimpinan dari Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam surat Al Ahzab 72 yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”.

Ayat di atas memberikan I’tibar bahwa manusia diberi potensi oleh Allah SWT untuk memimpin bagi lainnya sekaligus sebagai duta/utusan Allah SWT di muka bumi. Allah SWT juga mempertegas bahwa akan ada makhluk yang menjadi khalifah (pemimpin) di muka bumi yang akan mengatur alam raya ini. Dari semua makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT, manusialah yang dipilih menjadi khalifah di muka bumi ini. Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqoroh ayat 30 yang artinya “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Keputusan Allah SWT menjadikan manusia sebagai khalifah (pemimpin) merupakan sebagai sebuah amanah yang berat dipikul oleh manusia. Amanah tersebut bisa mengangkat derajat manusia dan masuk ke surga jika ia bisa menjalani amanah dengan sebaik-sebaiknya, namun manusia juga bisa terperosok ke neraka apabila manusia bertindak zalim dalam kepemimpinannya.

Kepemimpinan Zalim

Dalam sejarah kehidupan manusia, kebutuhan akan seorang pemimpin sangat urgen demi kemaslahatan kehidupan bersama. Dalam ajaran Islam, kepemimpinan sangat penting guna mengatur kehidupan bermasyarakat yang bermartabat. Jika kehidupan tidak ada aturan maka akan menimbulkan kemudharatan dan cenderung mengakibatkan instabilitas bermasyarakat dan bernegara.  Oleh karena itu dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat menjadikan kehidupan yang menjunjung tinggi keadilan. Ketika menunjuk dan memilih seorang pemimpin, maka hindari kriteria pemimpin yang zalim, yang mengedepankan kepentingan pribadi daripada kepentingan kelompok dan golongan. Pemimpin zalim yang mengistimewakan pihak tertentu dan berlaku zalim dengan kelompok lainnya. Pemimpin zalim yang percaya kepada pendusta dan dan orang yang jujur didustakan. Pemimpin zalim yang berkhianat terhadap amanah dan orang yang amanah dikhianati. Terlebih lagi pemimpin zalim tersebut menyuarakan kemungkaran dan tidak berlaku adil. Rasulullah SAW sudah memberikan peringatan tentang pemimpin zalim dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Nabi SAW bersabda:

Yang artinya: “Akan datang tahun-tahun penuh kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang jujur didustakan, pengkhianatan terhadap amanah yang diberi, orang yang jujur dikhianati, dan ruwaibidhah ikut berkomentar. Lalu ditanya, apa itu ruwaibidhah? Beliau menjawab: orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum.”  

Dihadis lain Rasulullah SAW juga menegaskan akan mengancaman bagi pemimpin yang zalim, Rasulullah SAW bersabda: “Dengarkanlah, apakah kalian telah mendengar bahwa sepeninggalku akan ada para pemimpin? Siapa yang masuk kepada mereka, lalu membenarkan kedustaan mereka dan menyokong kezaliman mereka, maka dia bukan golonganku, aku juga bukan golongannya. Dia juga tak akan menemuiku di telaga.” (HR Tirmidzi, Nasai dan Al Hakim).

Pemimpin yang zalim sangat berbahaya bagi kehidupan bermasyarakat. Akan terjadi gejolak protes dan demonstrasi dilakukan masyarakat dikarenakan adanya ketidakadilan dan kezaliman seorang pemimpin. Allah SWT berfirman didalam surah Asyuara ayat 42 yang artinya: “Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih”.

Rasulullah SAW juga memberikan peringatan dan ancaman bagi pemimpin yang berbuat zalim, Rasulullah SAW bersabda : “Siapapun pemimpin yang menipu rakyatnya, maka tempatnya di neraka” (HR Ahmad).

 

Dalam ajaran Islam banyak kisah pemimpin yang zalim dan tidak berlaku adil. Salah satunya disebutkan dalam Al Qur’an adalah kisah Firaun. Firaun merupakan seorang raja sekaligus pemimpin yang zalim. Dengan kekuatan dan kekuasaannya, Firaun bebas bertindak semaunya sekalipun tindakannya tidak sesuai dengan nilai dan keadilan. Bagi masyarakat yang tidak mau mengikuti kehendaknya maka akan diberi hukuman olehnya. Firaun akan menghukum rakyat yang tidak mau mengikuti kehendaknya. Atas perbuatan kepemimpinan yang zalim, Allah SWT memberikan azab sekaligus menjadi I’tibar bagi kehidupan umat manusia setelahnya.  Allah SWT berfirman dalam surah Al Qoshos ayat 40 yang artinya: “Maka Kami siksa dia (Fir‘aun) dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang zalim. Dan Kami jadikan mereka para pemimpin yang mengajak (manusia) ke neraka dan pada hari Kiamat mereka tidak akan ditolong. Dan Kami susulkan laknat kepada mereka di dunia ini; sedangkan pada hari Kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah).”

Kepemimpinan Islam adalah kepemimpinan Amanah

            Agama Islam sudah memberikan pedoman kriteria pemimpin yang layak yang dijadikan teladan dan panutan. Berikut ini merupakan kriteria pemimpin yang dianjurkan dalam agama Islam. Antara lain adil, amanah, memiliki integritas, bijaksana, menegakkan amar ma’ruf dan mencegah hal yang mungkar. Kesemua ini sudah disebutkan di dalam Al Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Seperti firman Allah SWT surah An Nahl ayat 90 yang artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.

Selain itu di dalam surah Al Maidah ayat 8, Allah SWT juga mengingatkan pentingnya seorang pemimpin yang adil. Adapun ayat yang dimaksud artinya : “Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”

Umat Islam tidak perlu kuatir mencari figur pemimpin yang ideal sesuai dengan arahan Al Qur’an dan hadis nabi SAW. Tentunya ketika membicarakan figur pemimpin Islam maka yang pertama adalah kepemimpinan baginda Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW merupakan seorang pemimpin yang bisa dijadikan model panutan bagi umat Islam. Mulai dari perbuatan, ucapan dan kebijakan nabi Muhammad SAW merupakan kebijaksanaan. Jika seseorang menjadi pemimpin, maka tirulah bagaimana Rasulullah SAW menjadi pemimpin. Beliaulah sosok pemimpin amanah yang mengedepankan nilai integritas. Ucapan dan perbuatan beliau selaras. Tidak heran bahwa banyak pemimpin dunia mengidolakan nabi Muhammad SAW. Seorang orientalis sekaligus penulis buku yang berjudul 100 tokoh yang paling berpengaruh di dunia ditulis oleh Michel Hart menyebutkan dari 100 tokoh berpengaruh di dunia, manusia yang paling berpengaruh adalah Nabi Muhammad SAW. Bahkan seorang ulama besar Imam Nawawi menyebutkan Rasulullah merupakan manusia yang paling sempurna sejak eksistensi manusia itu diciptakan. Semoga kita bisa menjadi pemimpin yang amanah yang mengikut langkah nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW juga memberikan kabar gembira bagi pemimpin yang adil dan amanah yaitu Allah SWT akan menempatkan pemimpin yang amanah di surga. Bahkan seorang pemimpin yang adil dan amanah akan mendapat naungan dari Allah SWT ketika pertolongan dari Allah SWT sudah tertutup ketika hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda: “Ada tujuh orang yang akan Allah naungi di Naungan-Nya pada Hari ketika tidak ada naungan kecuali Naungan-Nya; seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Agung, seorang pria yang hatinya melekat pada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak berzina oleh wanita cantik dan berposisi tinggi tetapi dia menolak dan mengatakan: ‘Saya takut kepada Allah’, seseorang yang memberi amal dan menyembunyikannya, hingga tangan kirinya pun tidak tahu apa yang diberikan tangan kanannya dalam amal; dan seseorang yang berzikir kepada Allah dalam kesendirian hingga meneteskan air mata.”

Penutup

Sebagai makhluk yang paling sempurna ciptaan-Nya, sudah seyogyanya manusia bisa menjalani kehidupannya dengan bijak yang sesuai dengan norma dan ajaran agama Islam. Ajaran Islam merupakan ajaran sempurna yang mencakup ketauhidan, ibadah dan akhlak. Segala aspek kehidupan sudah diatur didalam Al Qur’an dan As Sunnah. Jika manusia ingin selamat dunia akhirat maka merujuklah pada kedua sumber utama dalam ajaran Islam tersebut. Salah satu aspek dari ajaran Islam adalah mengenai kepemimpinan.  Ajaran Islam sudah memberikan formula bagaimana menjadi pemimpin yang sesuai dengan ajaran Islam. Islam juga memberikan banyak contoh keteladanan kepemimpinan yang bisa menjadi model panutan dalam kehidupan. Mulai dari Muhammad SAW dan para utusan Allah SWT lainnya, serta para sahabat, tabi’in dan para ulama ulama Islam lainnya. Akhirnya semoga kita diberi kekuatan dan keistiqomahan dalam menerapkan ajaran Islam. Jika suatu saat menjadi pemimpin, maka jadilah pemimpin yang amanah. Wallahu A’lam Bisshowab.

Bahan Bacaan

https://quran.kemenag.go.id/. Diakses hari kamis 20 Januari 2022.

http://www.indoquran.web.id/quran/viewAyat/3292. Diakses hari kamis 20 Januari 2022.

https://www.republika.co.id/berita/qja3m1320/pemimpin-yang-zalim-tak-akan-dilihat-allah-SWT-hari-kiamat. Diakses hari kamis 20 Januari 2022.

https://kbr.id/nasional/09-2019/ceramah_di_depan_jokowi__quraish_shihab__menunda_memberi_keadilan_itu_zalim/100534.html. Diakses hari kamis 20 Januari 2022.

https://www.republika.co.id/berita/qll4lm320/fenomena-akhir-zaman-yang-disebut-rasulullah-saw-terbukti%C2%A0. Diakses hari kamis 20 Januari 2022.

https://semarak.co/kisah-said-bin-jubair-melawan-penguasa-zalim-penjilat-penguasa-dzalim-di-mata-rasulullah/. Diakses hari kamis 20 Januari 2022.

https://ibtimes.id/sebuah-potret-kepemimpinan-yang-zalim/.Diakses hari kamis 20 Januari 2022.

https://www.suara.com/news/2020/12/19/220448/kisah-nabi-musa-dan-raja-firaun-yang-kejam. Diakses hari kamis 20 Januari 2022.

https://republika.co.id/berita/qs0ubf320/allah-SWT-jadikan-firaun-contoh-balasan-untuk-zalim-di-dunia. Diakses hari kamis 20 Januari 2022.

https://www.republika.co.id/berita/qcw7k7366/7-golongan-yang-mendapat-naungan-allah-di-hari-kiamat. Diakses hari kamis 20 Januari 2022.