Pertajam Dakwah Digital, FPSB Gelar Pelatihan Menulis Artikel Dakwah

Salah satu cara menghidupkan Islam adalah dengan memperkenalkan Islam kepada publik secara terus menerus. Memperkenalkan nilai-nilai yang menurut Islam sebagai kebaikan maupun keburukan. Jangan sampai nanti ada generasi yang tidak tahu bahwa sesuatu yang dilakukannya adalah suatu keburukan. Dan mestinya yang menjadi panduan atau rujukan adalah Al Quran dan Hadits.  Semangatnya adalah ber-amar ma’ruf nahi munkar.

Demikian beberapa poin penting yang disampaikan oleh Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., M.Ag., Psikolog saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Pelatihan Penulisan Artikel Dakwah yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Kamis, 20 Januari 2022 di Eastparc Hotel Sleman. Materi pelatihan disampaikan langsung oleh Fuad Nashori kepada peserta pelatihan yang terdiri dari 12 Dosen, 15 Tendik dan 3 Satpam FPSB UII.

Dalam paparannya, Fuad Nashori banyak menyampaikan penyegaran yang berisi pandangan dan pengalamannya dalam penulisan dakwah Islam. Menurut Dosen Berprestasi UII 2021 ini, mengacu kepada al-Qur’an, perkataan terbaik adalah menyeru kepada manusia untuk menuju atau mendekatkan diri kepada Allah swt. Menulis adalah membagi ilmu yang dimiliki untuk memudahkan urusan manusia, memberi manfaat bagi manusia.

“Menjadi penulis itu seperti menjadi matahari yang setiap waktu memberi cahaya bagi kehidupan,” ungkapnya.

Lebih jauh Dekan FPSB UII ini menyampaikan sejumlah alasan mengapa seseorang perlu menjadi penulis pengetahuan dan pengalaman keagamaan yang dimilikinya. Beberapa di antaranya adalah menjadi bekal hari akhir, pelaksanaan tugas rahmatan lil alamien, memberi nasihat tentang kebenaran, mengestafetkan ide tentang kebaikan dan kebenaran, memberikan warisan kepada umat, dan memenuhi kebutuhan pragmatis. Selain itu, sejumlah hal yang memudahkan penulis artikel dakwah adalah hobi atau kesenangan, komunikasi yang baik dengan editor/redaktur, suka membaca, suka mengamati perkembangan dan kebutuhan masyarakat dengan sudut pandang tertentu, dan sekali mengayuh beberapa pulau terlampaui.

“Bagi dosen, pengetahuan yang dimiliki yang sudah diajarkan mahasiswa, sebagian bisa ditulis secara umum maupun populer, diteliti dengan prosedur ilmiah, maupun dijadikan bahan pengabdian maupun dakwah Islam secara lisan. Itu yang saya maksud sebagai sekali mengayuh dua tiga pulau terlampaui,” imbuhnya.

Sejumlah peserta menyampaikan tanggapan dan pertanyaan. Dr Faraz menyampaikan bahwa tulisan yang didasari oleh emosi yang kuat seperti rasa kasih sayang yang sangat kuat dapat menghidupkan tulisan. Pernyataan dosen psikologi yang berpengalaman panjang sebagai staf ahli DPD RI ini didukung oleh pemateri Dr Fuad Nashori.

“Saya sendiri pernah menulis cerita anak Muslim, karena sedang memvisualisasikan harapan saya tentang anak saya. Saya setuju emosi berupa harapan atau hasrat yang kuat akan menghidupkan tulisan kita,” tuturnya.

Peserta yang memanfaatkan forum untuk bertanya adalah Willi Ashadi, MA, dosen Prodi HI FPSB UII. Willi Ashadi menyampaikan pertanyaan tentang bagaimana memperoleh ide untuk tulisan berupa artikel dakwah Islam. Fuad Nashori pun menjawab bahwa pada dasarnya tulisan adalah hasil dialog antara apa yang sudah diketahui (kita ketahui) dengan kejadian-kejadian yang berlangsung pada umat Islam akhir-akhir ini dimana nantinya akal (kita) akan mengolahnya. Penulis produktif buku, artikel ilmiah maupun artikel populer ini menyampaikan sejumlah hasil penelitiannya tentang cara penulis Muslim untuk mendapatkan ide atau membuat ide dapat dikembangkan.

“Beberapa di antaranya adalah bertanya kepada ahli atau kepada seseorang yang punya pengalaman terkait topik, membaca, banyak berpuasa, banyak ibadah lain, datang ke tempat-tempat kejadian yang relevan. Namun, ada satu cara yang bisa digunakan, yaitu mendengarkan pendapat dari seseorang yang cara berpikirnya berbeda dengan kita. Cara ini akan membantu untuk menguji argumentasi kita apakah sudah kuat atau tidak,” pungkasnya.

Kegiatan pun diakhiri dengan praktik pembuatan artikel dakwah Islam. Dari kegiatan ini dihasilkan 30 artikel. Terpilih sebagai penulis terbaik dari kalangan dosen adalah Annisa Miranty Nurendra (Psikologi), Hasbi Aswar (HI), dan Banatul Murtafiah (PBI). Sedang penulis terbaik dari kalangan tendik dan satpam adalah Widodo HP, Tri Wartoyo, Fenty Puspitasari, Hartiwi, dan Putri Asriyani.