Unpopular Opinion: Adab Dosen terhadap Mahasiswa Menurut Islam
Oleh :
Banatul Murtafi’ah, S.Pd., M.Pd —
Jika membuka mesin pencari di gawai Anda lalu memasukkan kata kunci adab mahasiswa terhadap dosen, maka Anda akan menemukan berbagai macam judul artikel yang serupa seperti: 5 Sikap yang Perlu Dipahami Mahasiswa Saat Bertemu Dosen, Etika Berkomunikasi Dengan Dosen hingga Etika Berinteraksi Di Dalam Kelas, Mengontak, dan Berjejaring dengan Dosen.
Uniknya, jika memasukkan kata kunci tadi secara terbalik, judul artikel yang muncul tidak ada bedanya. Hal ini cukup menjelaskan bahwa adab dosen terhadap mahasiswa merupakan unpopular opinion alias opini yang hampir tidak pernah dibahas oleh publik.
Kemudian, jika istilah mahasiswa-dosen di sini diganti murid-guru, maka temuan di mesin pencari justru nampak lebih berimbang karena seperti hasil pencarian adab murid terhadap guru, hasil pencarian dari kata kunci adab guru terhadap murid pun dijelaskan dengan detail oleh artikel yang muncul di sana.
Padahal sejatinya menjadi dosen adalah juga menjadi guru, namun nampaknya ada ketimpangan dalam hal bagaimana seharusnya dosen bersikap kepada mahasiswa. Jika adab guru terhadap murid menurut Islam saja ada. Hierarki dan kesan yang beredar di antara warga kampus bahwa “dosen selalu benar dan wajib dihormati” kiranya perlu dikaji ulang. Dalam Islam, Yang Maha Benar hanyalah Allah swt., lalu, karena semua makhluk di hadapan Allah swt adalah sama, yang membedakan hanya ketakwaannya (QS. Al-Hujurat ayat 13), maka, alih-alih mengatakan bahwa “dosen wajib dihormati” kita ganti menjadi “dosen dan mahasiswa wajib saling menghormati”. Mudahnya, jika kita sebagai dosen ingin dihormati mahasiswa, maka mari kita hormati dulu mereka sebagai manusia, makhluk ciptaan Allah SWT.
Saya merangkum beberapa adab guru terhadap murid menurut Islam yang telah disarikan dari tiga sumber (Imam al-Ghazali dalam risalah al-Adab fid Din dan Ihya Ulumuddin serta Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari dalam kitab Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim). Kemudian saya akan menyesuaikannya dengan konteks hubungan dosen dan mahasiswa serta menghubungkannya dengan teori pengelolaan kelas dan teori pembelajaran.
- Sabar terhadap Murid
Seorang guru (dalam konteks ini dan selanjutnya akan disebut dosen) hendaknya bersabar dan senantiasa bersikap tenang serta menahan marah atas kelakuan murid (yang selanjutnya akan disebut mahasiswa). Misalnya adalah ketika mahasiswa tidak mematuhi aturan yang ditelah disepakati seperti melakukan inappropriate behaviour di kelas yakni ngobrol sendiri selagi dosen menjelaskan. Rasulullah saw sendiri pernah dimintai nasihat oleh sahabat dan menasihati sahabat tersebut dengan bersabda “La taghdab (jangan marah)”. Bahkan dalam teori pengelolaan modern, terdapat istilah pregnant pause dimana guru berhenti dan diam sesaat ketika sedang menjelaskan materi ketika ada murid melakukan inappropriate behaviour di kelas, alih-alih langsung marah (Marzano, 2005).
- Menggunakan Bahasa yang Mudah Dipahami Saat Mengajar
Salah satu bentuk menghargai mahasiswa adalah dengan menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami oleh mereka. Hal yang bisa dilakukan adalah misalnya mengajukan pertanyaan yang bisa dipahami terutama oleh mereka yang lama dalam memahami. Selain menanyakan pertanyaan, dosen dianjurkan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan mahasiswa dengan ringkas atau bahasa yang sederhana dan diksi yang lebih ringkas.
- Mendekatkan Murid pada Hal-hal Terpuji
Pada dasarnya tugas dosen, seperti halnya guru, tidak terbatas hanya pada mengajar namun juga mendidik. Poin mendidik adalah pada memberikan nasihat kepada mahasiswa dengan tulus ikhlas serta mencegah mereka dari akhlak tercela. Misalnya turut menyisipkan nasihat untuk selau menghormati orang tua, menyayangi sesama, toleransi dengan orang yang berbeda agama, menjaga lingkungan, dsb. Sebagai dosen, yang juga sesama muslim dan mahkluk Allah SWT, sudah seharusnya kita mengajak mahasiswa untuk berbuat baik dan menghindarkan mereka dari perbuatan buruk, sesuai dengan firman Allah:
كُنْتُم خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imron: 110)
- Semangat dalam Mengajar
Bentuk lain dari dosen menghargai hak mahasiswa adalah ditunjukkan dengan sikap semangat dalam mengajar dan menyampaikan pemahaman kepada mahasiswa dengan segenap kemampuannya. Bentuk sikap semangat salah satunya adalah dengan menyiapkan materi (misal berupa format presentasi, video, atau alat peraga untuk mengajar lainnya) dengan sebaik-baiknya sebelum mulai mengajar.
- Tidak Boleh Pilih Kasih
Adab lain yang perlu diperhatikan oleh dosen adalah dengan memperlakukan mahasiswa secara adil, tidak membedakan dan tidak pilih kasih. Dosen tidak seharusnya menampakkan sikap mengistimewakan dan perhatian kepada mahasiswa tertentu. Dalam memberikan kesempatan untuk bertanya, dan berkonsultasi untuk suatu project akhir semester misalnya, setiap mahasiswa memiliki hak yang sama.
- Bersikap Ramah kepada Murid
Dianjurkan untuk seorang dosen juga bersikap ramah terhadap mahasiswa yang diajar serta menyebut mereka dengan sebutan dan nama yang mereka sukai. KH. Hasyim Asy’ari di sini bahkan mengharuskan guru (atau dalam hal ini dosen) untuk mengetahui nama muridnya. Berabad kemudian, di teori pengelolaan kelas, Marzano (2005) juga menganjurkan guru pada minggu pertama masuk untuk hafal nama murid sebagai salah satu cara untuk membangun hubungan antara guru dan murid. Yang luput dari teori modern ini dan hanya ada di Islam adalah tidak adanya saran untuk medoakan murid. Sementara dalam Islam, KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Maimoen Zubair pernah dhawuh untuk guru agar mendoakan murid-muridnya. Sehingga, berbicara dengan kata-kata baik, serta mendoakan mahasiswa adalah termasuk cara dosen menghormati mereka.
- Mengajarkan Interaksi Sosial
Kehidupan masyarakat di kampus sejatinya adalah miniatur kehidupan bermasyarakat secara luas. Mahasiswa belajar mengenal berbagai macam karakter teman dan orang dewasa di sana. Adalah salah satu anjuran untuk dosen mengajarkan interaksi sosial kepada mahasiswanya. Contoh nyata misalnya adalah mengajarkan mahasiswa untuk berinteraksi dengan sesama teman, membantu teman saat kesulitan, serta menasihati teman lain dalam kebaikan. Sebagaimana firman Allah:
وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ
”Dan tolong-menolong lah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan. Dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al Maidah: 2)
- Perhatian Kepada Murid yang Absen
Terakhir, dianjurkan pula untuk dosen memberikan perhatian mahasiswa yang tidak masuk kuliah pada hari tersebut. Terlebih lagi jika sudah berkali-kali tidak masuk. Di sini guru dianjurkan untuk menanyakan kabar, kondisi dan keadaannya murid yang absen tersebut. Sekali lagi, dalam teori pengelolaan kelas modern, Marzano (2005) juga menyampaikan perlunya guru untuk taking attendance atau mengecek kehadiran murid dan menanyakan keadaannya jika dia tidak hadir.
Demikian, rangkuman tadi, tanpa ada maksud menggurui, adalah sejatinya pengingat untuk saya pribadi. Jika belum bisa melakukan semua itu, paling tidak sudah berusaha menjadi lebih baik. Karena sejatinya menjadi dosen dengan tetap mengedepankan adab dan akhlakul karimah, serta mengajarkan ilmu yang bermanfaat, insyaallah, akan menjadi jalan menuju jannah-Nya.
Wallahua’lam bis-shawab.
Sumber:
https://bincangsyariah.com/khazanah/adab-yang-harus-dimiliki-seorang-guru-menurut-imam-ghazali/
https://islam.nu.or.id/post/read/110065/11-adab-guru-menurut-imam-al-ghazali
https://islami.co/ini-tips-menahan-amarah-dan-emosi-dari-rasulullah-saw/
https://tebuireng.online/7-nasihat-mbah-hasyim-tentang-adab-guru-kepada-murid-muridnya-bagian-1/
https://tebuireng.online/7-nasihat-mbah-hasyim-tentang-adab-guru-kepada-murid-muridnya-bagian-2/
Marzano, R. J., Gaddy, B. B., Foseid, M. C., Foseid, M. P., & Marzano, J. S. (2005). A handbook for classroom management that works. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.