Hikmah Wuhan dan Wahn

Oleh : Willi Ashadi,S.H.I.,M.A. ———

Muqoddimah

Alhamdulillah, marilah senantiasa kita bersyukur kepada Allah swt dengan segala anugerah dan kenikmatan yang tiada terhingga. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada tauladan kita baginda Muhammad SAW. Semoga kita menjadi umat Rasulullah SAW yang konsisten dalam menjalani perintah Allah swt dan menjauhi segala larangan-Nya serta kita semua mendapat Syafa’at Rasulullah SAW di Yaumil Qiyamah kelak. Amiin Ya Robbal Alamiin.

Wuhan dan Wahn

Penulis menyengaja menulis judul ini yaitu Hikmah Wuhan dan Wahn bukan karena ada persamaan makna, akan tetapi dari kata Wuhan dan Wahn, penulis ingin mengeksplore lebih jauh makna kata tersebut serta mengambil Hikmah dari Wuhan dan Wahn. Terlebih lagi satu bulan terakhir ini (Januari 2020), Wuhan diberi ujian oleh Allah swt berupa Novel Corona Virus (NCV) yang mewabah di Wuhan dan menjadi sorotan dunia internasional. Sementara Wahn merupakan nasehat dari Rasulullah SAW yang disabdakan beliau pada 15 abad yang lalu agar umat manusia (khususnya kaum muslimin) agar menjauhi virus Wahn tersebut.

Ada Apa Wuhan dan Wahn

Wuhan merupakan nama satu kota di negara Cina yang merupakan ibukota dari provinsi Hubei. Satu bulan terakhir kota Wuhan menjadi terkenal didunia internasional dikarenakan kemunculan virus corona yang mewabah didaerah tersebut. Berdasarkan data dan informasi dari CNN Indonesia (per-selasa, 11 Februari 2020), jumlah masyarakat Wuhan yang terkena wabah virus corona sudah lebih dari 25 ribu orang dan sudah menewaskan sebanyak 1013 orang. Dari hari ke hari jumlah yang terjangkit virus corona semakin bertambah dan berdampak tidak bagi Wuhan saja namun kebeberapa negara yang lainnya seperti di beberapa negara di Asia Tenggara, India, Jepang, Uni Emirat Arab, Eropa Barat, Amerika, Kanada dan lainnya. Menurut laporan media Cina-Xinhua, virus corona berawal dari orang yang memakan hewan liar seperti ular dan kelelawar. Hal ini dikarenakan sejumlah kasus virus corona pertama diduga berasal dari pasar seafood dan hewan liar di Wuhan, Cina.

Laporan awal soal 2019-nCoV menunjukkan, kasus coronavirus memiliki koneksi dengan Pasar Makanan Huanan di kota Wuhan. Media pemerintah Cina melaporkan, 585 sampel yang diambil di pasar menghasilkan 33 kecocokan dengan DNA virus corona, 31 di antaranya yaitu area yang menjual berang-berang dan ular. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa wabah coronavirus baru sangat relevan dengan perdagangan hewan liar. Jika riset ini memang benar adanya, maka hal ini sangat dilarang dalam agama khususnya agama Islam. Dalam Al-qur’an, Allah swt memperbolehkan kita untuk menikmati yang sudah dianugerahkan oleh Allah swt, namun jangan melampaui batas.

 

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.” (QS. Al Maidah: 3)

Rasulullah SAW juga mengingatkan agar manusia senantiasa memakan makanan yang halal, sebagaimana beliau bersabda :

 

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ  يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang Telah menceritakan kepada kami telah kami rezekikan kepadamu.’” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan tentang seroang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?.” (HR. Muslim no. 1015)

Sementara Wahn adalah penyakit bathiniyah yang sangat berbahaya bagi seseorang yang mengidapnya. Penyakit ini sudah diingatkan oleh Rasulullah SAW dalam sabda-Nya:

 

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-  يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا  فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ  حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278, shahih kata Syaikh Al Albani. Lihat penjelasan hadits ini dalam ‘Aunul Ma’bud).

Penutup

Wuhan dan Wahn merupakan dua kata yang tidak serupa serta memiliki makna yang berbeda. Namun dari dua kata tersebut kita bisa mengambil hikmahnya. Adapun hikmah yang bisa diambil antara lain : seorang manusia diperbolehkan untuk menikmati yang sudah disediakan oleh Allah swt namun ada batasan-batasan yang tidak boleh untuk dilanggar. Termasuk juga jika seseorang yang berorientasi dunia (hubbub dunya) niscaya ia akan menjadi pribadi yang terpuruk dan Wahn itu merupakan ujian yang terberat bagi seorang hamba karena ia menjadikan dunia segala-galanya dan takut akan kematian. Semoga kita mampu menghadapi dari ujian dan fatamorgananya dunia.