Mahasiswa Komukasi Gelar Lamun Selantur
Program Studi Ilmu Komunikasi (Ilkom) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan gelar seni (art exhibition) bertajuk Lamun Selantur pada Jumat-Ahad, 18-20 Januari 2019 di Jogja National Museum Yogyakarta. Kegiatan bertema 21 Km menuju Selatan tersebut dibuka oleh Ali Minanto M.A. selaku Sekertaris Prodi. Ilmu Komunikasi FPSB UII dengan pemotongan pita. Kegiatan ini menggelar karya-karya mahasiswa prodi ilmu komunikasi FPSB UII khususnya mereka yang mengambil mk. Produksi Media Kreatif yang diampu oleh Muhammad Muttaqien, S.I.Kom., M.Sn.
Dalam sambutannya Ali Minanto berharap agar kegiatan yang mampu menjadi ruang berekspresi bagi mahasiswa dalam menyampaikan ide-ide kritisnya untuk bisa dinikmati masyarakat luas itu akan terus dipertahankan dan syukur bisa lebih dikembangkan di tahun-tahun berikutnya.
Kavca Diosaputra selaku ketua panitia pelaksana menuturkan bahwa tajuk pameran ‘Lamun Selantur’ diambil dari proses pengkaryaan yang berasal dari ide-ide mahasiswa secara kolektif yang kemudian dikumpulkan dan dipilih satu persatu.
“Sebelum dipilih, ide2 itu cukup liar dan seperti berceloteh begitu saja. Dari situ kami menilai bahwa ide-ide itu seperti lanturan-lanturan yang dihasilkan dari teman2 karena semuanya out of the box dan mungkin juga out of our capasity, jadi lebih seperti melamun dan melantur. Akhirnya kami menemukan irisan dari konsep-konsep karya terpilih dari teman2 secara kolektif itu. Dari situlah kami menyadari lamunan dan lanturan itu memiliki garis besar/satu isu yang kebanyakan diangkat walaupun masih luas juga. Dari situ kami anggap sebagai lamunan yang lanturannya masih satu jalan (Lamun Selantur). Kami memiliki tagline 21 km menunju Selatan itu merupakan ukuran jarak dari kampus terpadu UII sampai ke lokasi pameran”, ungkap Kavca.
Dari kegiatan tersebut Kavca berharap agar mahasiswa mampu merespon isu-isu di sekitar masyarakat melalui media yang kemudian bisa kembali diberikan kepada masyarakat. Mahasiswa sebisa mungkin untuk menghargai jati diri sebagai mahasiswa, tidak menyia-nyiakan setiap kesempatan dan tidak menyusahkan orang lain.
“Banyak sekali yang bisa di respon disekitar kita. Banyak yang bisa dikritisi. Banyak yang bisa dibangun. Kalau kita menutup mata dan telinga, itu merupakan sebuah tindakan yang keliru. Jangan malu untuk berkarya dan jujur untuk berkarya. Apapun kondisinya, apapun hasilnya, nikmati prosesnya. Tujuannya cuma satu, membangun masyarakat, meliterasi masyarakat”, pungkasnya.
Sedangkan menurut Muhammad Muttaqien, pameran yang diselenggarakan menyiratkan pesan bahwa karya seni komunikasi tidak hanya seputar film maupun foto, tapi juga bisa dalam bentuk karya seni yang lain. Pameran juga menjadi sarana menyampaikan gagasan/ide kreatif mahasiswa pada masyarakat luas sehingga masyarakat pun dapat teredukasi dengab baik.
Selain gelar karya, dalam kegiatan itu juga digelar diskusi film, seperti Nyanyian Akar Rumput karya Yuda Kurniawan, film2 karya kolektif mahasiswa Prodi Komunikasi (film Hari Pertama, film Tembak, film Gas Terus Yudex) dan juga Live Music Performance.