Laboratorium Psikologi Selenggarakan Workshop Biopsikologi
Guna memberikan pemahaman tentang konsep dan aplikasi biopsikologi kepada dosen Prodi Psikologi dan mahasiswa Program Magister Psikologi Profesi (MAPPRO) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), secara khusus Laboratorium Psikologi FPSB UII menggelar Workshop Biopsikologi dengan menghadirkan Dr. Sri Kusrohmaniah, M.Si (UGM) sebagai pemateri pada Senin, 26 November 2018.
Dalam paparannya, Sri Kusrohmaniah menyampaikan tentang defisnisi biopsikologi sebagai studi tentang mekanisme fisiologis, evolusi dan perkembangan perilaku maupun pengalaman yang juga sering disebut sebagai psikobiologi, psikologi fisiologis, maupun neurosains keperilakuan. Sri Kusrohamniah menegaskan bahwa biopsikologi fokus pada hubungan antara otak dengan perilaku, sehingga seorang ahli biopsikologi akan mempelajari bagaimana otak dan sistem syaraf lainnya menentukan apa yang dipersepsi, rasakan, pikirkan, katakan dan lakukan. Seorang ahli biopsikologi juga akan menggunakan kombinasi eklektik antara teori dan riset dari berbagai bidang (psikologi, biologi, fisiologi, farmakologi, dan anatomi) untuk dapat menggambarkan, memahami, dan memprediksi perilaku dengan lebih baik
Beliau juga menambahkan bahwa biopsikologi merupakan cabang dari neurosains yang erat kaitannya dengan penelitia tentang sistem syaraf yang mencakup berbagai cara pendekatan yang berbeda seperti halnya neuroanatomy, neurophysiology, neurochemistry, neuroendrocrinology, neuropharmacology, and neuropathology. “Biopsikologi mengintegrasikan pendekatan-pendekatan tersebut untuk mempelajari system saraf. Biopsikologi mempelajari bagaimana berbagai fenomena yang dipelajari oleh neurosains menciptakan fenomena psikologis seperti persepsi, belajar, memori, emosi, dan bahasa, sehingga biopsikologi dapat dilihat sebagai jembatan antara disiplin psikologi dengan neurosains’, ungkapnya.
Lebih jauh Sri Kusrohmaniah menerangjelaskan tentang Behavioral Neuroscience (psychobiology, biopsychology, physiological psychology), Cognitive Neuroscience, Neuropsychology, Psychophysiology, Neurochemist (psychopharmacology), Comparative Psychology (ethology, animal behavior), dan juga Evolutionary Psychology (sociobiology). Beliau pun menjelaskan tentang keragaman dalam penelitian biopsikologi yang terbagi dalam tiga dimensi, yakni subjek manusia vs subjek binatang, eksperimental vs non eksperimental, dan penelitian aplikatif vs penelitian murni.
Terkait dengan penelitian sistem syaraf maupun otak saat ini sudah cukup banyak alat bantu berbasis teknologi canggih yang bisa diandalkan (terlepas dari kekurangannya), seperti Magnetic resonance imaging (MRI), Electroencephalograph (EEG), Magnetoencephalograph (MEG), Positron-emission tomography (PET), maupun Functional magnetic resonance imaging (fMRI). Dengan adanya alat-alat tersebut, tentu diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas proses-proses medis dan psikologis dengan menggunakan indikator yang lebih valid dan reliable, bisa memprediksi kondisi kesehatan dan peluang-peluang penyakit yang mungkin dialami tiap-tiap individu (faktor risiko), serta bisa mencegah penyakit/gangguan sebelum terlambat/lebih parah. Secara teoritis alat-alat tersebut juga diharapkan mampu memberikan data-data penelitian dengan tingkat presisi yang tinggi dan bisa diperoleh secara cepat pada tiap-tiap individu (partisipan).
Dalam kesempatan ini Sri Kusrohmaniah juga sharing pengalaman tentang aplikasi biopsikologi yang pernah dilakukan dan juga memberikan clue-clue tentang pengembangan integrasi psikologi dan Islam menggunakan konsep biopsikologi.