Talkshow FIF 2017; Menjadi Pemuda Islam Pembangun Bangsa
Pemuda Islam Pembangun Bangsa. Demikian tema besar talkshow yang merupakan puncak acara kegiatan The 1st FPSB Islamic Festival (FIF) yang difasilitasi oleh Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Jafana, Ahad, 26 November 2017 di GKU. Prof. Dr. Sardjito, M.Pd., Kampus Terpadu UII. Kegiatan yang menghadirkan Ust. Burhan Shodiq dan Zaky Ahmad Rifai sebagai pembicara dan Muhammad Rahman Suhendri (FK UII 2014) sebagai moderator tersebut dibuka secara langsung oleh dekan FPSB UII, Dr.rer.nat. Arief Fahmie, MA., Psikolog.
Dalam sambutan singkatnya, dekan memberikan apresiasi atas penyelenggaraan acara tersebut seraya berharap agar apa yang disampaikan oleh pembicara bisa menjadi modal atau bekal meniti masa depan. Sementara ketua panitia penyelenggara FIF, Muhammad Garlianka W. dalam sambutannya berharap acara tersebut bisa meningkatkan semangat taklim dan keimanan, sehingga insan UII bisa menjadi insan ulil albab yang berilmu amalian dan beramal ilmiah.
Dalam tausiyahnya, Ust. Burhan Shodiq mengajak agar peserta bisa menjadi generasi yang benar-benar ulil albab, yakni generasi yang selalu mengingat Allah SWT dan memiliki semangat dakwah kuat seperti halnya Nabi Ibrahim, tidak mudah bawa perasaan (baper) seperti halnya Nabi Yusuf, dan pemberani seperti Nabi Musa.
“Ke depan memang akan sangat dibutuhkan generasi muda yang kuat, tangguh, tidak takut kepada siapapun kecuali pada Allah SWT ”, ungkapnya.
Sementara ust. Zaki Ahmad Rifai dalam penyampaiannya mengangkat kisah Ashabul Kahfi yang dengan istiqomah tetap tidak mau mengakui raja Dikyanus sebagai Tuhan. Menurut Zaki, pemuda itu selalu berpikiran pendek (jika dibanding dengan orangtua) karena kurangnya pengalaman hidup. Namun demikian, hal ini justeru yang membuat para pemuda akan langsung mendapat petunjuk dari Allah SWT saat mereka berdoa ketika menemui kesulitan. “Saat ke-7 pemuda dan seekor anjing tersebut terdesak di di sebuah bukit, mereka hanya menemukan sebuah goa kecil yang secara logika biasa mungkin akan mudah dilihat oleh pasukan Raja Dikyanus dan juga sangat sempit untuk mereka bertujuh ditambah 1 ekor anjing. Namun demikian, karena mereka hanya memohon pertolongan kepada Allah SWT, maka Allah menolong mereka dengan cara menidurkannya selama 309 tahun.
“Pemuda ditunggu kontribusinya. Pemuda jangan mudah sekali menaruh harapan kepada orang lain. Pemuda harus beriman, kuat, terpercaya, memiliki fisik bagus dan bisa melibatkan potensi masyarakat. Jadilah seperti pohon kelapa yang bisa tumbuh dimanapun”, pungkasnya.