Psikologi Gelar Kolokium Bersama Dr. Fonny Daneaty Hutagalung
Cognitive Ability between Malaysia and Indonesia Preschooler. Demikian materi yang disampaikan Dr. Fonny Daneaty Hutagalung (dosen Universitas Malaya-Malasyia) pada kolokium bertema “Tes Kecerdasan McCarthy” yang diselenggarakan oleh Departemen Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Jumat, 29 September 2017 di R. Auditorium FPSB UII.
Dalam paparannya, sosok asli asal Indonesia yang sudah lama bersuamikan warga Malaysia ini menekankan pentingnya perkembangan kognitif anak di usia dini (cognitive child early hood), yakni saat anak berada pada usia antara 2-7 th (baca: masa kanak-kanak) . “Masa ini sangat penting karena menentukan untuk perkembangan yang akan datang. Kalo tidak terpenuhi maka akan menggangu perkembangan yang akan datang. Lima (5) aspek penting yang harus dikembangkan adalah kognitif, fisik, emosi sosial, bahasa dan moral. Kelima aspek tersebut sangat penting untuk learning activity nya ke depan”, ungkapnya.
Lebih lanjut pemilik sapaan akrab Bu Fonny ini juga menghimbau agar pada masa kanak-kanak tersebut seyogyanya anak-anak diajak untuk berbahasa dengan menggunakan bahasa ibu (kalau di Indonesia bisa diajarkan bahasa Indonesia dan atau bahasa daerah masing-masing), baru kemudian bahasa asing (bahasa inggris, bahasa Arab, dll). Beliau menceritakan keprihatinannya akan kondisi anak-anak di Malaysia yang justeru lebih bisa berbahasa Inggris dibandingkan dengan bahasa Melayu. Hal ini sangat wajar karena sedari kecil/kanak-kanak memang mereka diajarkan berbahasa Inggris.
Bu Fonnny juga menyampaikan beberapa gambaran perbedaan titik tekan pola asuh di beberapa negara, seperti China yang lebih menekankan pada kemampuan akademik, Jepang yang menekankan agar anak-anak mendapat pengalaman bersama teman sebayanya, dan juga Amerika Serikat yang menekankan pada kemandirian anak. Selebihnya, bu Fony menyajikan penelitiannya terkait pengukuran kecerdasan kognitif antara anak-anak Indonesia dan Malaysia dengan menggunakan metode McCarthy.