Komunikasi gelar RWC
Ramadhan With Coomunication (RWC). Demikian nama kegiatan tahunan yang kembali diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Komunikasi (HIMAKOM) Prodi Ilmu Komuikasi (ILKOM) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Jumat, 8 Juni 2017 di depan gedung Unit 18 Kampus Terpadu UII. Selain mengundang segenap civitas FPSB UII, panitia juga mengundang santri dari Pondok Pesantren Tauhidul Ummah Yogyakarta dan Panti Asuhan Darul Qolbi Yogyakarta untuk ikut berpartisipasi dalam acara tersebut dengan melantunkan hafalan QS Al Baqarah ayat 184-190 dan qiroatil Qur’an. Dekan FPSB UII beserta Ka. Prodi dan sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi FPSB UII tampak hadir dalam acara tersebut.
Muhammad Reza Putera Lesmana selaku ketua panitia dalam sambutannya berharap agar acara tersebut akan terus dapat diselenggarakan oleh Himakom pada tahun-tahun selanjutnya. Sementara Ka. Prodi Ilmu Komunikasi FPSB UII, Muazayyin Nazaruddin, S.Sos., M.A dalam sambutannya mengaku heran dengan fenomena bulan Ramadhan. “Ramadhan itu bulan penuh berkah. Entah kenapa tiba-tiba semangat berbuat baik di bulan Ramadhan itu begitu besar. Ada energi positif luar biasa yang hadir di bulan Ramdhan. Sangat rugi kalau di Bulan Ramadhan itu tidak ada yang neresap di kolbu. Di bulan Ramadhan kita harus bisa berbuat lebih baik. Setelah Ramadhan juga harus lebih baik. Parameter bukan dengan orang lain, tapi dg diri sendiri karena puasa itu hubungannya dengan Allah SWT”, ungkapnya.
Kegiatan juga diisi dengan sharing atau bisa dikatakan tausiyah bersama Mapres UII, Ibrahim Malik (FTSP UII). Dalam paparannya, sosok yang akrab dengan prestasi Debat Bahasa Arab ini mengajak jamaah untuk memaknai Bulan Ramadhan dengan lebih baik (The Power of Visualitation). Dia mengisahkan betapa cepatnya orang berkumpul jika iming-imingi dengan materi, seperti info lowongan dengan gaji besar meski pemberi lowongan bukanlah seorang muslim. Dia kemudian menceritakan kondisi saat Nabi Muhammad mengajar di pelataran Masjid yang hanya diikuti oleh beberapa anak kecil saja. Padahal apa yang beliau ajarkan tentunya jauh lebih bernilai daripada materi. Kondisi ini sangat membuat Ibnu Abbad sedih sehingga beliau kemudian tergerak hatinya untuk mengupayakan agar banyak orang (dewasa) yang mengikuti kajian tersebut. Ibnu Abbas kemudia menuju sebuah bukit dekat pasar untuk kemudian dengan lantang berkata “Wahai manusia… ayo semua ke masjid karena Nabi Muhammad sedang membagi-bagikan warisan”. Mendengar warisan, semua diam dan tanpa menunggu lama mereka langsung pergi ke masjid Nabawi dan pasar pun langsung sepi. Sampai di Masjid Nabawi masyarakat kaget karena Nabi tidak sedang membagikan warisantapi sedang anak-anak. Sesungguhnya ulama tidak pernah mewaiskan harta-taha, tapi mereka mewariskan ilmu.
“Semoga dengan bulan suci Ramadhan ini bisa menjadi momentum untuk bisa meningkatkan kualitas diri baik secara lahiriah maupun baitiniah. Dunia ini fana. Bagaimana kita berupaya untuk sebisa mungkin berbuat baik bagi sesama”, tegas Ibrahim Malik.