Jadikan Ramadhan yang Lebih Baik

“Kita perlu mempersiapkan datangnya Bulan Ramadhan dengan baik. Kalau kita serius menyiapkan Raamdhan tahun ini  daripada Ramadhan sebelumnya, bisa jadi Ramadhan ini menjadi Ramadhan terakhir dan terindah bagi kita”. Demikian motivasi pembuka yang disampaikan oleh dr. H. Agus Taufiqurrahman, M.Kes., Sp.S pada gelaran Pengajian Sambut Ramadhan 1437 H yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Jumat, 3 Juni 2016 di Mushola Baitul Hadi FPSB UII. Pusat Dakwah Fakultas (PDF) Jafana FPSB UII turut memfasilitasi lancarnya pengajian yang juga mengundang keluarga besar Pondok Pesantren & Panti Asuhan As Syafi’iyah Kemiri Kebo, Turi, Sleman, Yogyakarta tersebut.

Sementara Dekan FPSB UII, Dr.rer.nat. Arief Fahmie, S.Psi., MA., Psikolog dalam sambutannya juga mengajak jamaah untuk memasuki Bulan Ramadhan 1437 H ini dengan saling memaafkan (pembersihan hati), sehingga saat ramadhan akan lebih khusyuk dalam beribadah dan diharapkan bisa menjadi orang bertaqwa setelah Ramadhan berakhir.
Lebih jauh dalam ceramahanya dr. H. Agus Taufiqurrahman, M.Kes., Sp.S mengingatkan agar Ramadhan ini kita memiliki target amalan yang baik (baca Al Quran, infak, sedekah, dll). “Jangan sampai malas. Kalau pas Ramadhan malas, maka selepas ramadhan akan lebih malas karena tantangannya lebih berat. Ustadz AA Gym bilang harus menjadikan Ramadhan seprti perjalanan kepompong. Pada fase ulat, banyak ditakuti oleh orang. Pada fase kepompong, ulat melakukan puasa (berubah bentuk menjadi kepompong yang tidak lagi terlalu ditakuti orang) sampai selesai dan berubah menjadi kupu-kupu yang indah dan disenangi banyak orang. Jadi seharusnya selesai berpuasa orang menjadi senang dengan perubahan perangai kita menjadi lebih baik”, tuturnya seraya mengajak jamaah untuk membuang semua hal kotor sebanyak-banyak, mengisi dengan hal-hal baik yang diperbolehkan dalam Islam, serta lebih dekat (baca: lebih taqwa) dengan sang Pencipta sehingga semua permohonan akan lebih mudah dikabulkan.

Selanjutnya, sosok sederhana yang saat ini sedang mengemban amanah sebagai Ketua  Umum Pimpinan Wilayah sebuah ormas Islam di Yogyakarta tersebut banyak mengupas tentang manfaat puasa ditinjau dari segi kesehatan. Menurutnya banyak kajian yang membuktikan bahwa puasa itu meningkatkan sel imun, sehingga orang lebih sehat. Dispepsia non ulkus juga akan membaik dengan berpuasa. Bahkan orang berpuasa pun lebih mudah mengendalikan marahnya. “Orang yang biasa marah akan memiliki potensi serangan jantung lebih besar dibanding orang yang tidak suka marah. Maka jangan marah !”, tandasnya. Beliau juga menambahkan perlunya pengelolaan tempat ibadah yang lebih baik sehingga fenomena Masjid selalu penuh di awal Ramadhan dan sepi di akhir Ramadhan bisa diminimalisir.