Prodi Hubungan Internasional FPSB UII Gelar Diplomatic Course

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Guna memperkenalkan sekaligus memberikan pemahaman tentang aspek keilmuan dan teknik berdiplomasi antar negara kepada mahasiswanya, Program Studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) secara khusus menyelenggarakan ‘Diplomatic course: How to do in diplomacy’, Sabtu, 23 Mei 2015 di R. Audiovisual FPSB UII. Kasubdit Perindustrian dan Perdagangan, Direktorat Kerjasama Ekonomi ASEAN, Drs. Lingga Setiawan, MA hadir sebagai pembicara.

Dalam pengantarnya, Pak Lingga banyak menyampaikan peluang sekaligus tantangan seiring dengan akan segera diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yakni pasar bebas regional di kawasan Asia Tenggara. Pemberlakukan MEA tersebut nantinya akan sangat berdampak bagi bangsa Indonesia yang memiliki modal kekayaan luar biasa, baik kekayaan alam maupun kekayaan sumber daya manusia (kuantitas dan kualitas). Namun demikian, modal kekayaan tersebut tidak serta merta memberikan keuntungan bagi bangsa dan negara apabila dalam proses penyusunan aturan main yang dilakukan oleh para diplomat kurang atau tidak tepat. Oleh karena itu, perlu kiranya para mahasiswa prodi HI juga mengetahui ataupun belajar tentang cara-cara berdiplomasi yang baik.

Usai menyampaikan materi, Lingga Setiawan yang dibantu oleh asistennya juga memfasilitasi simulasi praktek berdiplomasi pada persidangan tingkat ASEAN dengan mengambil tema ‘Integritas Ekonomi ASEAN 2015’ dan mengangkat dua usulan agenda, yakni ASEAN Business Travel Card (ABTC) dan ASEAN Common Time Zone (ACTZ). Agenda sidang ASEAN sendiri merupakan agenda rutin yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali, baik tingkat kepala negara, menteri, hingga pejabat senior dengan membahasa berbagai macam isu seperti halnya isu politik, sosial budaya, ekonomi, perdagangan, keamanan dan lain sebagainya. Dalam simulasi tersebut para mahasiswa diminta untuk berperan sebagai diplomat dari negara-negara anggota ASEAN.

Tak hanya mendapatkan pengalaman dalam berdiplomasi, para mahasiswa juga mendapatkan pengalaman ‘Table Manner’ sebagai bagian dari salah satu tata cara pergaulan internasional. Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta dipilih sebagai tempat pelaksanaan.